Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian akhir semester Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Semester II
Disusun oleh :
Npm: 12162201220045
2023
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah yang
berjudul “Pengunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ” Ini sebagai pemenuhan tugas dari
Dosen Pembina Bahasa Indonesia.
Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini
dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada yang terhormat
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
2
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………………..........i
Daftar isi….……………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...3
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….10
3.2 Saran………………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...11
3
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan informasi keuangan saat ini sangat tinggih, setiap pengambilan
keputusan-keputusan bisnis, informasi keuangan sangat dibutuhkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputasan. Informasi keuangan yang dibutuhkan salah
satunya bersumber dari Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan hasil pemeriksaan auditor
independent (laporan audit). Tujuan dari laporan keuangan audit bagi perusahaan adalah
sebagai berikut :
Semakin tingginya kepercayaan pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi juga
independensi seroang auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Hal ini tentu
saja diiring dengan etika baik seorang pemeriksa.
Pelaksanaan proses auditing seorang auditor dituntut secara profesional dan independen
sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Regulasi tetang kode etik dan aturan profesional
seorang auditor telah di tetapkan oleh Pasar Modal dan BAPEPAM. Berdasarkan dari uraian
diatas, makalah ini akan membahas Etika Profesi dalam Auditing.
Pada penulisan sebuah makalah, akan menimbulkan beberapa pertanyaan yang pada bab
ini akan dicari pemecahan dengan penjelasan dan penjabarannya. Berikut rumusan masalah
yang terdapat dalam makalah berjudul “Etika Profesi Dalam Auditing” yaitu :
Sebuah makalah ditulis tentunya dengan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai, sehingga
makalah dapat bermanfaat tidak hanya sebagai sebuah tugas yang hanya dituntut untuk
menyelesaikannya saja. Berikut tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam makalah
berjudul “Etika Profesi dalam Auditing” :
a) Dapat dijadikan sebagai bahan infromasi bagi mahasiswa atau pembaca lainnya
mengenai etika dalam auditing
5
b) Dapat memberikan informasi untuk seorang yang berprofesi sebagai auditor untuk
tidak melanggar etika dan aturan yang berlaku.
c) Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah yang berhubungan
dengan etika auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika profesi dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan
dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria- kriteria yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul
dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika)
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
6
PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa Auditor memiliki tanggungjawab untuk
merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan
ataupun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit dan karatkeristik kecurangan,
auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan absolute, bahwa
salah saji material telah didteksi. Auditor tidak memiliki tanggungjawab untuk merencanakan
dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang disebabkan oleh kesalahan
maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi.
Disamping itu ada tiga karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggung
jawabkan oleh auditor kepada publik, antara lain:
7
Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif
Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada publik.
Banyak dari kode etik AICPA yang dapat dilanggar tanpa harus melanggar
hukum/peraturan. Alasan utama dari kode etik ini adalah menyemangati anggotanya
untuk melatih disiplin diri di dalam/di luar hukum/peraturan.
2. Tanggung jawab.
3. Kepentingan publik.
8
CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu tanda
yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. CPA
diandalkan oleh banyak unsur masyarakat, termasuk klien, kreditor, pemerintah, pegawai,
investor, dan komunitas bisnis serta keuangan. Kelompok ini mengandalkan obyektifitas
dan integritas CPA untuk memelihara fungsi perdagangan yang tertib.
4. Integritas
Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang CPA dalam praktek publik
harus independent dalam kenyataan dan dalam penampilan ketika memberikan jasa
auditing dan jasa atestasi lainnya. Prinsip obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak
memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi
menghindarkan diri dari hubungan yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam
melakukan jasa atestasi.
6. Kemahiran
9
Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus berjuang
meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan sebaik- baiknya. Prinsip kemahiran (due care) menuntut CPA untuk
melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya. CPA akan memperoleh
kompetensi melalui pendidikan dan pengalaman dimulai dengan menguasai ilmu yang
disyaratkan bagi seorang CPA. Kompetensi juga menuntut CPA untuk terus belajar di
sepanjang karirnya.
Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari prinsip kode etik perilaku
profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan. Dalam
menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak suatu jasa, anggota AICPA yang
berpraktik publik harus mempertimbangkan apakah jasa seperti itu konsisten dengan
setiap prinsip perilaku profesional CPA.n kesan masyarakat terhadap profesi akuntan
publik.
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
10
Pengendalian intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada
pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan
melakukan compliance test.
Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang
laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang
diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas
pendapat mengenai laporan keuangan.
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26).
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam menyatakan
hasil pendapatnya. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang
praktek akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik
sebagai auditor intern).
Carey dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi
integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.
Independensi meliputi:
11
yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya.
12
Independensi praktisi (practitioner independence). Independensi praktisi
berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk
mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan
program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil
pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu independensi
penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi
pelaporan.
Independensi profesi (Profession independene) Independensi profesi
berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa jurnal dan referensi yang saya peroleh, dapat disimpulkan bahwa dalam
hal ini auditor juga harus memiliki etika- etika perilaku profesional yang sangat penting dalam
lingkup auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir kecurangan dan kesalahan.
Kualitas audit yang di ukur KAP yang telah menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang
harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam melakukan profesinya. Auditor harus kompeten dan
independen.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Harmtman Laura P dan Desjardins Joe. 2011. Etika Bisnis:Penerbit Erlangga Jakarta
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 31 Maret 2011. Salemba Empat. Jakarta
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-
310/Bl/2008 Tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Di Pasar Modal
Claudya Shelviana Angelina, Hubungan Antara Motivasi dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Auditor : Peran Rekan Kerja Sebagai Variabel Moderating: Jom FEKON.2 No.
1 Februari 2015
Sem Paulus Silalahi, Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Dan Situasi Audit
Terhadap Skeptisme Profesional Auditor:Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 3
September 2013
14
15