ANGGOTA KELOMPOK 8:
ANRI YAHYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Etika dalam Auditing” dapat
kami selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan untuk
menambah wawasan tentang Etika dalam Auditing bagi para pembaca dan juga penulis.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen
Sitti Mispa, S.E., M.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi kami
yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih
juga kami tujukan kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan
dorongan serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan para pembaca dan juga penulis.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Auditing merupakan suatu proses dengan apa seseorang mampu dan independen,
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan, dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan dan fungsi seorang auditor merupakan
suatu hal yang sangat penting, khususnya bagi mereka yang memiliki aktivitas berbisnis
dengan cara yang sehat. Khususnya bagi mereka yng memiliki aktivitas berbisnis dengan
cara yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis serta pendapat dari akuntan
publik terhadap suatu laporan keuangan sebuah perusahaan akan sangat menentukan dasar
pertimbangan dan pengambilan keputusan bagi seluruh pihak ataupun publik yang
menggunakannya (internal dan eksternal).
Untuk itu etika yang baik sangat diperlukan setiap auditor dalam berperilaku. Dalam
berbagai hal, etika sangat dijunjung tinggi oleh kebanyakan orang. Jika etika dianggap
sebagai sesuatu yang bernilai tinggi dalam kehidupan sehari-hari begitu juga dalam proses
auditing. Saat melakukan proses auditing, seorang auditor dituntut untuk mampu bekerja
dan bertindak secara profesional sesuai dengan etika dan aturan yang ada.
Dapat diartikan bahwa etika dalam auditing, merupakan suatu sikap dan perilaku
yang bertujuan mentaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu proses
yang sistematis, yang ditujukan untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif,
yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hal yang menjadi rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
3. Apa saja hal yang dipertanggungjawabkan oleh Seorang Auditor kepada Publik?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hal yang menjadi tujuan penulisan pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apa hubungan antara Kepercayaan Publik dengan Seorang Auditor.
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang dipertanggungjawabkan oleh Seorang Auditor
kepada Publik.
6. Untuk mengetahui peraturan dan regulator pasar modal yang berkaitan dengan Audit.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis
mengenai apa saja etika yang harus diterapkan dalam auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
ETIKA
Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan
kebiasaan baik atau buruk, yang diterima umum mengenai sikap, perbuatan,
AUDITING
Auditing merupakan suatu proses dengan apa seseorang mampu dan independen,
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari
tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
yang bertujuan mentaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu
proses yang sistematis, yang ditujukan untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara
kejadian ekonomi.
B. KEPERCAYAAN PUBLIK DENGAN SEORANG AUDITOR
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain di mana
kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan
oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan,
ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia
percaya daripada yang kurang dipercayai seperti dikatakan Moorman (1993).
Auditor merupakan profesi jasa yang menjual produknya didasarkan atas kualitas
pekerjaan yang ddihasilkannya. Untuk itu kualitas hasil auditan tentunya secara langsung
akan memengaruhi kepercayaan dari para klien untuk memakai jasa auditor.
Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur, bebas dari setiap
kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, baik
merupakan manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Pekerjaan yang dilaksanakan
merupakan semata dari tuntutan profesi auditor yang bekerja secara jujur dan benar.
“Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah
saji material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan
bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan
yang memadai, namun bukan absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor
tidak memiliki tanggung jawab untukmerencanakan dan menjalankan audit untuk
mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan
oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan
telah terdeteksi”
Didasarkan atas aturan tersebut akan semakin jelas batasan sejauh mana tanggung
jawab dari profesi auditor. Publik akan menuntut sikap profesionalitas dari seorang auditor,
komitmen saat melakukan pekerjaan seperti saat di awal melakukan perjanjian.
1. Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan objektif. Seluruh
2. Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya. Dengan demikian kebijakan
dan prosedur harus untuk memberikan kepastian yang wajar bahwa setiap personel
kepada personel yang memenuhi keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, personel
ikut serta dalam pendidikan profesi berkelanjutan serta pengembangan atas profesi
secara berkelanjutan, dan promosi kenaikan jabatan bagi personel yang terpilih untuk
memenuhi tanggung jawab yang diberikan. Hal yang perlu ditegaskan adalah auditor
3. Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung jawab
mereka kepada publik. Dalam hal ini diberlakukan kebijakan ini agar auditor dapat
meminimalkan risiko yang berkaitan dengan klien yang tidak memiliki integritas dan
Selain memiliki tanggung jawab terhadap publik, auditor juga memiliki tanggung
jawab dasar. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan
audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. The Auditing
Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices Board, di tahun
1980, memberikan ringaksan (summary) tanggung jawab auditor.
2. Sistem Akuntansi
Seorang auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan
transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
3. Bukti Audit
Seorang auditor harus memperoleh bukti audit yang relevan dan reliabel untuk
memberikan kesimpulan yang rasional. Auditor harus memperoleh bukti yang sangat
bermanfaat dalam mengaudit laporan keuangan.
4. Pengendalian Intern
Bila seorang auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian
internal, hendaknya auditor memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan
compliance test.
E. INDEPENDENSI AUDITOR
Independensi merupakan hal yang sangat utama dalam berdirinya suatu profesi,
bahkan dapat dikatakan sebagai salah satu piilarnya. Independensi berarti memiliki sikap
mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada
orang lain.