Anda di halaman 1dari 12

M A K A LA H

AUDITING

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Education Funding
Dosen Pengampu:
Dr. Nina Oktarina, S.Pd., M.Pd.
Aulia Prima Kharismaputra, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Kelompok A

1. Sabina Rahmawati (7101421047)


2. Gendis Putri Gustine (7101421121)
3. Herlina Kusyanuri Putri (7101421133)
4. Laila Rahim (7101421184)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Auditing”. Makalah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah
Education Funding dengan Bapak Aulia Prima Kharismaputra, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen
pengampu.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan baik dari segi penyusunan dan tata bahasa penyampaian. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah
yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi
pembaca mengenai ilmu pengetahuan Auditing. Terima kasih kepada semua anggota
kelompok A yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah.

Semarang, 20 September 2023

Kelompok A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I P E N D A H U L U A N .............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 3
BAB II P E M B A H A S A N ................................................................................................ 4
2.1 Definisi Audit ................................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Audit ..................................................................................................................... 4
2.3 Tahapan dalam Audit ........................................................................................................ 5
2.4 Perbedaan Antara Audit Internal dan Eksternal ............................................................... 6
2.5 Standar Auditing ............................................................................................................... 7
2.6 Jenis-Jenis Penyimpangan Dalam Audit .......................................................................... 9
BAB III P E N U T U P ........................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PE N DAH U LUAN

1.1 Latar Belakang


Audit adalah suatu proses yang tidak hanya berperan penting dalam memastikan
akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan, tetapi juga dalam menjaga
kesehatan keuangan organisasi dan memenuhi tuntutan regulasi yang semakin ketat. Audit
merupakan alat penting yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi dan
mengatasi masalah potensial dalam pengelolaan keuangan dan bisnis. Proses audit tidak
hanya berdampak pada organisasi itu sendiri, tetapi juga pada berbagai pihak yang memiliki
kepentingan, seperti pemegang saham, kreditur, dan pihak berwenang.
Makalah ini akan menggali lebih dalam tentang konsep-konsep ini, membahas
pengertian, tujuan, perbedaan antara audit internal dan audit eksternal, standar auditin, serta
jenis penyimpangan auditing. Melalui pemahaman mendalam tentang topik ini, kita dapat
menghargai pentingnya audit dalam menjaga akuntabilitas dan integritas organisasi serta
menjawab tuntutan dalam dunia bisnis yang terus berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka disusunlah
rumusan masalah seperti :
1. Apa definisi dari auditing?
2. Apa yang menjadi tujuan dalam Auditing?
3. apa perbedaan mendasar antara Internal Auditing dan Eksternal Auditing?
4. Bagaimana standar-standar auditing?
5. Apa saja variasi penyimpangan yang dapat ditemui dalam Auditing?

1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari
makalah ini yakni :
1. Mendalami konsep audit dengan memahami pengertiannya.
2. Menjelaskan tujuan yang melekat dalam auditing
3. Memahami perbedaan mendasar antara Internal Auditing dan Eksternal Auditing?
4. Mengulas standar-standar auditing
5. Membahas variasi penyimpangan yang dapat ditemui dalam auditing

3
BAB II

PE MBAHASAN

2.1 Definisi Audit


Menurut pendapat terkenal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditin
Concepts) audit dikemukakan sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan
dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr dalam (Sari, 2019) audit dijelaskan sebagai
Sebuah proses sistematik dengan tujuan untuk mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria
yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke dalam (Zamzami
& Pramesti, 2018) mereka mengatakan bahwa : “Auditing is the accumulation and
evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done
by a competent independent person”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa audit adalah
proses sistematik yang dilakukan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan yang dikeluarkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

2.2 Tujuan Audit


Audit merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang profesional untuk
mengetahui tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Orang yang
melakukan Audit disebut sebagai Auditor dan seorang Auditor harus mengetahui tujuan
audit yang dilakukannya. Adapun beberapa tujuan dilakukannya Audit menurut (Sari,
2019) :
1. Kelengkapan
Dalam hal ini, auditing dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa kelengkapan
pencatatan transaksi yang dilakukan oleh bendahara

4
5

2. Ketepatan
Pada hal ini, auditing bertujuan untuk memeriksa dan memastikan bahwa transaksi
dan saldo telah dicatat dengan tepat, baik secara perhitungan dan jumlah hingga
klasifikasi yang dilakukan
3. Eksistensi
Dengan dilakukannya audit, maka akan dapat dipastikan bahwa segala transaksi
yang dicatat sesuai dengan kejadian yang sebenarnya
4. Penilaian
Auditing dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip
akuntansi yang berlaku telah diimplemantasikan dengan benar
5. Klasifikasi
Auditing dilakukan guna memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat telah
diklasifikasikan dalam golongan transaksinya
6. Pisah Batas
Auditing dilakukan guna memastikan bahwa semua transaksi yang dilakukan dekat
tanggal neraca telah dicatat dalam periode yang sesuai
7. Pengungkapan
Auditing dilakukan guna memastikan bahwa hasil audit beserta saldo yang ada
disajikan dengan baik pada laporan keuangan

2.3 Tahapan dalam Audit


Dalam kegiatan auditing, tentu memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum
hasilnya dapat diungkapkan pada laporan. Beberapa tahapan itu menurut (Ilma, 2015)
adalah :
1. Audit pendahuluan yang berisi pemahaman auditor terhadap laporan keuangan
yang disajikan sekolah, review terhadap peraturan yang terkait, hingga
pengembangan kriteria awal dalam audit
2. Tinjauan terhadap pengendalian sistem internal, jika sistem sudah bagus maka
berkeyakinan awal bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dan sebaliknya
3. Audit lanjutan yang berisi tindakan-tindakan pengujian pada setiap bukti transaksi
dengan sampel transaksi
4. Pelaporan yang berwujud opini dari auditor yang memuat kesimpulan audit dan
rekomendasi
6

2.4 Perbedaan Antara Audit Internal dan Eksternal


2.4.1 Audit Internal
Audit Internal merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang dilakukan
secara independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegitan operasi organisasi. Audit Internal membantu oganisasi
mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematik dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas, pengelolaan resiko, pengendalian, dan
tata kelola.
Fungsi Audit Internal adalah salah satu persyaratan checks and balances untuk
terlaksananya tata kelola yang baik (goodgovernance). Fungsi Audit Internal yang
dijalankan secara sehat dan objektif dengan kemampuan untuk mengidentifikasikan
permasalahan pengendalian risiko serta kewenangan untuk menindaklanjutinya,
adalah hal mendasar bagi praktik terbaik pelaksanaan tanggung jawab top
manajemen.
Ruang lingkup kerja Audit Internal adalah indikator signifikan atas efektivitas
audit internal, dan sudut pandang ini didukung oleh International Standards for
Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA). Secara umum, lingkup Audit
harus mencakup semua sistem dan kegiatan di semua departemen dan di semua
lokasi organisasi. Lingkup fungsi Audit Internal bervariasi dan tergantung pada
ukuran dan struktur entitas serta persyaratan manajemen, dimana aktivitas Audit
Internal dijabarkan sebagai berikut:
1) Pemantauan dan review sistem pengendalian internal, dan merekomendasikan
perbaikan didalamnya.
2) Pemeriksaan informasi keuangan dan informasi operasi. Fungsi audit internal
diantaranya meninjau cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan dan melaporkan informasi keuangan dan informasi
operasi, dan secara spesifik melakukan penyelidikan terhadap masing-masing
item termasuk pengujian rinci atas transaksi, saldo dan prosedur.
3) Review kegiatan operasi atas aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas,
termasuk aktivitas non-keuangan dari suatu entitas.
4) Review kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan persyaratan eksternal
lainnya, dan terhadap kebijakan dan arahan manajemen dan persyaratan
internal lainnya.
7

Ruang lingkup audit internal juga diperluas untuk menentukan apakah sistem
yang dirancang oleh manajemen memadai dan efektif; dan apakah kegiatan yang
diaudit sesuai dengan persyaratan yang sesuai (Wibowo, 2019).

2.4.2 Audit Eksternal


Audit eksternal adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan
dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga independen (auditor), untuk
memastikan bahwa catatan- catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai
dengan konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi persyaratan hukum dan
memberikan pandangan yang benar dan wajar keadaan keuangan (Arief, 2016).
Fungsi utama audit eksternal adalah memastikan bahwa laporan keuangan
tersebut adalah akurat, andal, serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku. Auditor juga mengevaluasi kepatuhan organisasi terhadap peraturan dan
regulasi yang berlaku, seperti peraturan perpajakan dan hukum bisnis. Selain itu,
mereka menyelidiki sistem kontrol internal organisasi untuk mengidentifikasi
potensi risiko dan masalah yang memerlukan perbaikan. Hasil audit ini diungkapkan
melalui laporan audit, yang berisi opini auditor tentang laporan keuangan dan
rekomendasi jika ditemukan masalah. Ruang lingkup audit mencakup pemeriksaan
rinci atas laporan keuangan, transaksi, akun, serta pemantauan kepatuhan regulasi.
Dengan demikian, audit eksternal berperan penting dalam menjaga integritas,
transparansi, dan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap entitas yang di audit.

2.5 Standar Auditing


Standar Auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Di
Amerika Serikat, standar Auditing disebut Generally Accepted Auditing Standard yang
dikeluarkan oleh AICPA.
Sedangkan di Indonesia Standar Auditing disahkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) yang terdiri dari 10 standar kemudian dirinci menjadi Standar Perikatan
Audit (SPA) dimana di dalamnya terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Dengan demikian, dalam melaksanakan
penugasan audit, Akuntan Publik dituntut mengikuti SPA sebagai pedoman utamanya.
8

Berikut penjabaran dari Standar Perikatan Audit (SPA) :


A. Standar Umum
1. Audit wajib dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki keahlian dan telah
mengikuti pelatihan teknis sebagai auditor.
2. Auditor harus mempertahankan seluruh hal yang berkaitan dengan perikatan dan
independensi dalam sikap mental.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan
kemahiran dan professionalitasnya secara cermat dan saksama.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Perencanaan pekerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya dan jika diperlukan
asisten harus di supervisi dengan sebagaimana mestinya
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
C. Standar Pelaporan beserta Interpretasinya
1. Laporan auditor harus dipastikan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan secara jelas. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
9

2.6 Jenis-Jenis Penyimpangan Dalam Audit


Penyimpangan audit atau yang biasanya juga disebut sebagai perilaku disfungsional
audit merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor biasanya
perilaku ini berupa kegiatan memandupulasi atau melakukan kecurangan terhadap laporan
keuangan atau penyimpangan terhadap standar audit.
Menurut Donelly et. al., (2003) beberapa penyimpangan perilaku yang biasanya
dilakukan oleh seorang auditor antara lain
A. Under reporting of auditime
Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang
sebenarnya.
B. Prematur sign off
Merubah dan atau menghentikan prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
audit di lapangan
C. Pemerolehan bukti yang kurang
Auditor sengaja melakukan tindakan yang menyebabkan bukti tidak diperoleh secara
lengkap
D. Pemrosesan yang kurang akurat
E. Kesalahan dari tahap-tahap audit
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Auditing merupakan proses sistematik yang dilakukan untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
pernyataan yang dikeluarkan dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Orang yang melakukan Audit disebut
juga sebagai Auditor. Dalam suatu Instansi Pendidikan dimana hampir 80 % semua
pemasukan di supplay oleh pemerintah maka kegiatan Auditing ini merupakan kegiatan
yang bersifat wajib dilakukan guna memastikan dalam pengelolaan keuangan di berbagai
sekolah dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya pungutan liar. Selain itu kegiatan
Auditing juga merupakan salah capaian dalam tujuan pembangunan Indonesia ke depan
yakni menciptakan kehidupan masyarakat yang transparan, dimana terpenuhinya hak
masyarakat untuk mengetahui kegunaan uang yang mereka bayarkan dalam bentuk pajak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arief, R. (2016). Peran Audit Internal Atas Kualitas Pemeriksaan Laporan Keuangan Serta
Hubungan Kinerja Audit Internal Dengan Oleh Audit Eksternal Pada Sebuah Perusahaan.
Jurnal Ekonomi, 7(1), 74–81. https://media.neliti.com/media/publications/78768-ID-
peran-audit-internal-atas-kualitas-pemer.pdf
lma, U. (2015). Akuntabilitas Keuangan Sekolah Berbasis Audit Keuangan. Manajemen
Pendidikan, 24(6), 563–570. http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/12-
ufifatul-ilma.pdf
Sabilillah, A. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Disfungsional
Audit. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS. Surabaya.
https://eprints.perbanas.ac.id/4563/1/ARTIKEL%20ILMIAH.pdf
Sari, A. R. (2019). Mengenal Tujuan dan Tahapan Audit Sistem Informasi.
Wibowo, H. (2019). Lingkup fungsi audit internal dan pengaruhnya terhadap efektivitas audit
internal (studi pada Kementerian Keuangan). Indonesian Treasury Review Jurnal
Perbendaharaan Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 4(3), 243–266.
https://doi.org/10.33105/itrev.v4i3.129
Zamzami, F., & Pramesti, A. E. (2018). Audit Keuangan Sektor Publik Untuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. UGM PRESS
Zamzami, F., & Faiz, I. A. (2018). Audit Internal: Konsep Dan Praktik. UGM PRESS

11

Anda mungkin juga menyukai