MAKALAH
NIM : 43215110233
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanu wa Ta’ala karena
atas segala rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan Makalah
menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
maka dari itu saya ucapkan banyak terimakasih pada pihak yang telah membantu
Leli Trisna
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita mendengar kata audit, yang terpikir pasti teringat pada seorang
yang meneliti dan melakukan pengecekan atas berbagai macam hal terutama yang
tertentu terkadang proses audit dilakukan oleh sebuah lembaga audit independent
supaya hasilnya bisa lebih dipercaya. Berdasarkan konsep pengertian audit dan
tujuan audit seperti yang diuraikan di atas, maka tidak perlu dirisaukan, ditutup-
pelaksanaan audit baik yang dilakukan oleh pihak eksternal maupun internal.
Karena sudah jelas bahwa audit merupakan sarana untuk mengidentifikasi sistem
perundang-undangan atau tidak. Dengan kata lain apakah suatu organisasi dan
area kerja yang relevan menjalankan kesepakatan atau komitmen yang telah
Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang
itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang
auditing adalah “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
keuangan tersebut”.
dan Permasalahan yang Dihadapi) ada beberapa hal yang secara tegas digariskan
oleh pihak manajemen yaitu : (1) Internal Auditor bukanlah Eksternal Auditor
bagi anak perusahaan, (2) Internal Auditor bertugas untuk membantu direksi anak
menjalankan fungsi eksekutif, (4) Internal Auditor bukanlah instansi yang mencari
kesalahan tetapi sebagai instansi pembinaan. Internal Auditor tidak dituntut untuk
tidak bekerja, kondisi yang seperti inilah yang seharusnya dihindarkan. Bila
Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap jenis
Hal yang perlu dicatat dan diingat bahwa audit internal dimaksudkan
auditi merasa terpojok atau dipojokkan oleh keberadaan pelaksanaan audit internal
itu.
Feneomena yang sering didengar dan kita ketahui, bahwa profesi Auditor
adalah profesi mencari kesalahan yang ada di Auditee. Hal tersebut karena
yang namanya “inspeksi” terhadap Auditee. Atas perlakuan inilah yang akhirnya
yang telah mereka lakukan selama ini, diperiksa secara lebih mendalam baik dari
kebenaran pencatatan, kewajaran dalam biaya dan juga prosedur pada saat
terjadinya kegiatan.
Ada hal yang menarik pada saat Auditee merasa yakin bahwa kinerja yang
mereka lakukan selama ini adalah jauh dari akitfitas fraud, namun di mata seorang
Auditor hal tersebut adalah tindakan yang tidak dibenarkan, sehingga terjadi
perbedaan persepsi. Jika sudah terjadi hal yang seperti ini tentunya seorang
dan SPAK, yang sekaligus pedoman ataupun jurus pamungkas seorang Auditor
mengelak.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal di atas (selain perihal temuan tersebut)
adalah ketidaktahuan Auditee akan tugas, tanggung jawab dan standar operasional
yang berlaku di tempat mereka bekerja, sehingga Auditee bisa saja berkelit
dengan menjawab “dari dulu juga seperti itu”, atau menjawab “memang tidak tahu
dan tidak pernah diberi tahu” dll. Auditor harus melakukan konfirmasi secara
menemukan titik permasalahan dan tentu saja inilah yang menjadi topik
PEMBAHASAN
A. Pengertian audit
yang dilakukan secara sistematis dan kritis oleh pihak yang independen dalam
bukti-bukti secara objektif atas kegiatan ekonomi suatu entitas dengan tujuan
menetapkan kesesuaian antara laporan dengan kriteria yang telah ditentukan serta
diukur pada suatu entitas ekonomi. Untuk dapat menentukan dan melaporkan
dokumen dan asset, bertanya baik di dalam maupun luar perusahaan serta
melakukan prosedur audit, auditor akan memperoleh data yang diperlukan untuk
ekonomi untuk meyainkan keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
berkepentingan.
Audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan
auditor (orang yang melakukan audit) terhadap operasi dan control yang berbeda-
bukti secara obyektif mengenai pernyataan kejadian dan tindakan ekonomi dengan
berkepentingan.
serta mengevaluasi bukri yang dikumpulkan atas asersi atau pernyataan tentang
A Systematic Approach)
kelola.
B. Tujuan Audit
transaksi sudah dicatat, dan dalam jurnal secara actual telah dimasukkan.
yang tepat.
dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat, terkadang
dijelaskan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dalam isi catatan
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak
yang memiliki otoritas lebih tinggi. Audit ketaatan pada suatu perusahaan
4 Audit Kinerja
merupakan audit yang dilakukan pada instansi pemerintah untuk
1 General audit
E. Pentingnya Audit
diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena :
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa
bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan
Indonesia (SAKE/ETAP/IFRS).
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assetnya Rp.25 milyar ke atas
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari sisi negati yang sudah identik dengan sebuah profesi tersebut. Bagaimanapun
juga Audit adalah sebuah screening operation yang paling akhir dalam proses
kebenaran laporan serta penuntasan masalah dapat terus berjalan secara kontinyu.
Perusahaan, ada baiknya seorang Auditor juga harus mampu mengarahkan proses
yang telah salah ke arah yang sudah ditetapkan manajemen, sehingga pada saat
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2014. AUDITING Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta : Salemba Empat
Sujana,Edy. 2010. Pengantar Auditing. Singaraja : Undiksha