Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Konsep Dasar Auditing

OLEH :
1. Illyin Fayza Az Zahra (36120019)
2. Ummu Ramadhani Saleh (36120021)
3. Ahriani (36120071)
4. Aurelia Allo Padang (36120097)

PROGRAM STUDI D-3 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik, dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Konsep Dasar Auditing” dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti
dan dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat, maupun
isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca juga penulis.

Makassar, 21 Maret 2022

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Definisi Audit.........................................................................................................................5
B. Peraanan Audit.......................................................................................................................6
C. Hubungan Akuntansi dengan Auditing........................................................................6
D. Assurance Service..................................................................................................................6
E. Jenis-jenis Audit.....................................................................................................................7
F. Organisasi yang Memengaruhi Auditing.....................................................................9
G. Akuntansi Publik....................................................................................................................9
H. Standar Operaasional..............................................................................................................10
I. Proses Penetapan Standar Audit.............................................................................................11
J. Standar Audit yang Berlaku Umum.............................................................................11
K. Standar Atestasi......................................................................................................................11
L. Pengendalian Mutu.......................................................................................................11
M. Standar Profesional Lainnya........................................................................................12
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sukrisno Agoes (2017), audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan
oleh pihak independen secara kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan, catatan
keuangan, serta bukti pendukungnya yang disusun oleh anggota manajemen perusahaan
dalam rangka memberikan pendapat atas kelayakan suatu laporan keuangan.
Dalam pengertian luas, audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi,
mulai dari sistem, proses, hingga produknya. Pelaksanaan audit biasanya dilakukan oleh
pihak auditor yang kompeten, bersifat objektif, dan tidak memihak. Secara umum, tujuan
dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang dievaluasi oleh audit
telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku.
Sementara dalam dunia bisnis, audit lebih dikenal dalam perannya sebagai
laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik dalam menilai layak tidaknya
suatu penyajian laporan keuangan yang telah dibuat perusahaan dengan mengacu pada
prinsip akuntansi yang berlaku secara sah.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi audit?
2. Apa peranan audit?
3. Apa hubungan akuntansi dan auditing?
4. Apa yang dimaksud dengan assurance service?
5. Apa saja jenis-jenis auditor?
6. Organisasi apa yang memengaruhi auditing?
7. Apa yang dimaksud dengan akuntan publik?
8. Apa itu standar profesional?
9. Bagaimana proses penetapan standar audit?
10. Apa standar audit yang berlaku umum?
11. Apa yang dimaksud dengan standar atestasi?
12. Apa yang dimaksud dengan pengendalian mutu?
13. Apa yang dimaksud dengan standar profesional lainnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi audit.
2. Untuk mengetahui peranan dari audit.
3. Untuk mengetahui hubungan akuntansi dan auditing.
4. Untuk mengetahui apa yang dengan assurance service.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis auditor.
6. Untuk mengetahui organisasi apa saja yang memengaruhi auditing.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntan publik.

3
8. Untuk mengetahui definisi standar profesional.
9. Untuk mengetahui proses penetapan standar audit.
10. Untuk mengetahui standar audit yang berlaku umum.
11. Untuk mengetahui maksud dari standar atestasi.
12. Untuk mengetahui maksud dari pengendalian mutu.
13. Untuk mengetahui maksud dari standar profesional lainnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Audit
American accounting association committee dalam Basic Auditing Concepts telah
mendefinisikan audit sebagai:
Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai
tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Proses Sistematis
Sebagai proses yang sistematis, audit adalah suatu pendekatan yang logis, terstruktus, dan
jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan; audit bukanmerupakan proses yang tidak
terencana dan asal jadi.

Secara Objektif Memperoleh dan Mengevaluasi Bukti


Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang informasi yang akan
mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti dapat mengambil berbagai macam
bentuk, seperti dokumen pengujian, observasi oleh auditor, dan konfirmasi saldo-saldo
dari pihak ketiga. Meskipun bukti itu sendiri sifatnya dapat lebih atau kurang
menyimpulkan (conclusive), namun proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti itu
haruslah seobyektif mungkin.

Pernyataan mengenai Tindakan atau Kejadian Ekonomi


Komponen dasar dari proses audit adalah pengumpulan bukti berkaitan dengan
pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi.

Tingkat Kesusaian antara Pernyataan dan Kriteria yang Ditetapkan


Ketika mengaudit laporan keuangan, tujuan auditor adalah menentukan apakah
pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang biasanya
merujuk pada prinsip akuntansi yang berlaku umum atau GAAP.

Mengkomunikasi Hasil kepada Pihak yang Berkepentingan


Tujuan audit kurang tercapai jika auditor mendapatkan bukti mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi serta menilai bahwa hal itu sudah disajikan dengan benar sesuai kriteria
yang telah ditetapkan tetapi tidak mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

5
B. Peranan Audit
Terdapat beberapa peranan audit, antara lain sebagai berikut:

 Kompleksitas
Volume aktivitas ekonomi dalam dunia bisnis dan entitas lainnya, bersamaan
dengan kompleksitas pertukaran ekonomi tersebut, seringkali mempersulit
pencatatan transaksi dan alokasi biaya serta pendapatan dengan benar. Keputusan
yang sulit berkaitan dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapannya
membutuhkan jasa akuntansi professional.
 Jarak
Dalam lingkungan saat ini, pengambil keputusan biasanya terpisah dari organisasi.
 Bias dan Motif Penyaji
Apabila informasi keuangan disajikan dari sumber yang kurang independent,
maka pengguna informasi keuangan mungkin menyangsikan bias dan motif
penyaji.
 Konsekuensi
Salah satu karakteristik dari masyarakat kita adalah partisipasi individu,
perusahaan, serta entitas lainnya yang meluas dan mendalam dalam pasar.

C. Hubungan Akuntansi dengan Auditing


Akuntansi berkaitan dengan pengindentifikasian, pencatatan, dan pengikhtisaran
kejadian ekonomi. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporaan keuangan. Tujuan
umum akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi
yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Tujuan utama audit adalah menguji pernyataan (sering berupa ukuran akuntansi) dan
meningkatkan keyakinan atau pernyataan tersebut. Pada saat mengaudit laporan
keuangan, auditor tentu saja harus memahami prinsip akuntansi yang mendasari laporan
tersebut. Meskipun, banyak auditor yang bukan akuntan dan mengaudit informasi selain
laporan keuangan.

D. Assurance Service
Assurance service telah didefinisikan oleh Specia Committee on Assurace Service
pada American Institute of CPAs (AICPA) sebagai “jasa professional independen yang
meningkatkan kualitas (misalnya, reliabilitas dan revaluasi) informasi atau lingkungan
konteksnya bagi para pengambil keputusan.”
Jenis jasa pengesahan meliputi audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan jasa
atestasi baru seperti WebTrust, jasa konsultasi meliputi audit operasional dan bidang
assurance service yang baru seperti Elder Care.

 Audit Laporan keuangan


Audit laporan keuangan (audits of financial statements) menitikberatkan pada
apakah laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang spesifik. Auditor

6
menyatakan suatu pendapat apakah laporan tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 Audit Ketaatan
Audit ketaatan (compliance audits) mengukur ketaatan pihak yang diaudit
(audience) dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, Sebagian besar
perusahaan mempunyai kebijakan dan prosedur formal tertulis. Auditor yang
melaksanakan audit ketaatan dapat menentukan apakah karyawan telah mematuhi
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen.

 Jasa Atestasi Baru


Salah satu jenis atestasi yang relative baru adalah program WebTrust CPA dari
Americam Institute of CPAs. Sebagaimana dipikirkan orang, konsumen ragu
untuk melakukan transaksi bisnis melalu World Wide Web (internet). Akan tetapi,
studi yang dilakukan menunjukkan bahwa konsumen sangat mungkin melakukan
pembelian semacam itu jika CPA menawarkan beberapa jenis atestasi.

 Audit Operasional
Audit yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dikenal
sebagau audit operasional (operational audit). Efektifitas mengukur seberapa
berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur
seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai
tujuannya. Sebagai contoh, seorang auditor dapat memeriksa badan federal untuk
menentukan apakah badan tersebut telah mencapai tujuannya seperti yang
ditetapkan oleh Kongres (efektivitas) dan menggunakan sumberdaya keuangannya
secara benar (efisiensi).

 Assurance Service yang Baru


Suatu assurance service yang relatif baru adalah Elder Care, yang menyediakan
jaminan kepada anggota keluarga bahwa tujuan pemeliharaan diberikan kapada
anggota keluarga jompo yang tidak lagi mandiri sepenuhnya. Jasa ini
mengandalkan pada keahlian professional lainnya, dimana CPA berperan sebagai
mata dan telinga anggota keluarga atau pihak yang bertanggungjawab. Tujuan jasa
ini adalah memberikan suatu keyakinan professional, independen, dan obyektif
kepada pihak ketiga (anak, anggota keluarga, atau pihak lain yang berkaaitan, atau
dalam beberapa kasus, para jompo itu sendiri) bahwa kebutuhan orang jompo
tersebut telah terpenuhi.

E. Jenis-Jenis Auditor
Auditor biasanya diklasifikasi dalam tiga komponen berdasarkan siapa yang
mempekerjakan mereka: auditor independent, auditor internal, dan auditor pemerintah.
1. Auditor Independen

7
Auditor independen (independent auditors), yang disebut juga auditor eksternal
(external auditor), adalah akuntan publik bersertifikat (certified public accountants:
CPA) yang mempunyai kantor praktik sendiri dan menawarkan jasa audit serta jasa
lain kepada klien. Suatu perusahaan menugaskan seorang CPA untuk melaksanakan
audit yang independen atas laporan keuangannya. Klien lalu membayar honor audit
(biaya jasa audit), tetapi auditor pada umumnya dianggap independen dari kliennya
karena auditor melayani berbagai macam klien.

2. Auditor Internal
Auditor internal (internal auditor) adalah karyawan tetap yang dipekerjakan oleh suatu
entitas untuk melaksanakan audit dalam organisasi tersebut. Sebagai akibatnya,
mereka sangat berkepentingan dengan penentuan apakah kebijakan dan prosedur telah
diikuti atau tidak serta berkepentingan dengan pengamanan aktiva organisasi. Mereka
mungkin juga terlibat dalam penelaahan (review) efektivitas dan efisiensi prosedur
operasi serta dalam penentuan kehandalan informasi yang dihasilkan oleh organisasi
tersebut. Tugas utama auditor internal adalah melaksanakan audit ketaatan
(compliance audit) dan audit operasional (operational audit). Auditor internal dapat
memiliki ijazah sebagai Certified Internal Auditors (CIA) yang dikeluarkan oleh
Institute of Internal Auditors.
Auditor internal biasanya melaporkan kepada dewan direktur organisasi, yaitu
pengguna utama hasil kerja internal aditor. Akan tetapi, internal auditor juga
mempengaruhi berbagai pihak lainnya, termasuk manajemen, pemegang saham, dan
auditor independen.

3. Auditor Pemerintah
Berbagai badan pemerintah federal, negara bagian, dan lokal menggunakan auditor
pemerintah (government auditor) untuk menentukan ketaatan dengan hukum,
peraturan perundangan, kebijakan, dan prosedur. Sebagai contoh, auditor Internal
Revenue Service melaksanakan audit ketaatan atas SPT Pajak untuk menentukan
apakah wajib pajak telah mematuhi undang-undang perpajakan atau tidak. Auditor
Departemen Pertahanan sering memeriksa kontraktor pertahanan yang dalam
kontraknya dengan pemerintah terdapat klausul tentang persetujuan biaya-plus atau
overhead.
Aktivitas audit pemerintah yang paling umum dilaksanakan oleh General Accounting
Office (GAO) yang diketuai oleh kontroler umum, yang merupakan suatu badan di
Kongres yang mengaudit lembaga eksekutif pemerintah dan melaporkan secara
langsung kepada lembaga legislatif. Secara umum, tanggung jawab audit tersebut
mirip dengan auditor independen. Meskipun demikian, GAO juga terlibat. dalam audit
ketaatan dan audit operasional. GAO harus menentukan apakah lembagal pemerintah
telah mematuhi peraturan perundangan dan regulasi federal lainnya. GAO. juga
berkepentingan dengan pengevaluasian efektivitas dan efisiensi dari berbagai program
serta badan federal.

8
GAO menyampaikan laporannya kepada Kongres. Jenis laporan GAO yang
diterbitkan sangat tergantung pada jenis audit yang dilakukan. Hasil-hasil audit
tersebut biasanya disebarluaskan kepada publik dan sebagai konsekuensinya sering
digunakan dalam arena politik.

F. Organisasi yang Memengaruhi Auditing


Profesi auditing terdiri atas berbagai kelompok profesi yang anggotanya bisa praktisi
audit maupun pihak yang mempunyai kepentingan besar dengan audit. Kelompok ini
termasuk American Institute of Certified Public Accountants, Institute of internal
Auditors, dan American Accounting Association.

 American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)


AICPA merupakan organisasi profesi nasional bagi para CPA. Pada awalnya
organisasi ini dibentuk pada tahun 1887 sebagai American Association of Public
Accountants, AICPA saat ini mempunyai keanggotaan lebih dari 330.000 CPA
yang tersebar dalam praktik public, industri, pemerintah, dan pendidikan. AICPA
mempunyai pengaruh yang sangat besar baik terhadap akuntansi maupun auditing
dan melakukan berbagai fungsi termasuk penetapan standar audit, menegakkan
kode etik profesi, memberikan pendidikan lanjutan, dan menyiapkan serta
memberi penialaian dalam ujian negara CPA.

 Institute of Internal Auditors (IIA)


Institute of Internal Auditors (IIA), suatu organisai profesi internasional sukarela
telah lama aktif mendukung badan profesi audit internal dan dalam menetapkan
standar audit internal dan dalam menetapkan standar audit internal.

 American Accounting Association (AAA)


American Accounting Association (AAA) merupakan organisasi bagi para
akuntansi pendidik, tetapi keanggotaannya termasuk para praktisi dan akuntan
akademik. AAA mendorong penelitian akuntansi dan audit, termasuk
publikasinya seperti A Statement of Basic Auditing Concepts, yang dianggap oleh
berbagai pihak sebagai sumber utama teori audit. Auditing Section terdiri atas para
anggota AAA yang menaruh minat besar paada bidang auditing.

G. Akuntan Publik
Auditor independen atau eksternal pada umumnya adalah akuntan publik bersertifikat
atau terdaftar. Meskipun beberapa negara bagian memberikan lisensi akuntan publik,
namun ada sedikit perbedaan antara akuntan publik dan CPA. Pada sebagian besar negara
bagian hanya CPA yang diizinkan untuk melaksanakan audit dan mengeluarkan laporan
audit. Akuntan publik biasanya hanya diizinkan untuk melakukan jasa pembukuan dan
pelayanan pajak.

9
Persyaratan Sertifikasi
Saat ini belum ada lisensi CPA naional: lisensi CPA dikeluarkan oleh negara bagian,
bukan oleh pemerintah federal. Sebagian besar negara bagian memiliki dewan akuntansi
yang mempunyai etoritas tunggal untuk memberikan sertifikasi CPA dan menunda atau
membatalkan sertifikasi tersebut. Pada umumnya masing-masing negara bagian akan
bekerja sama dengan negara bagian lain dan mengizinkan CPA negara bagian lainnya
untuk berpraktik sebagai CPA atas dasar temporer.

Pendidikan
Sebagian besar negara bagian menyarankan CPA harus memiliki minimal ijazah
undergraduate (setingkat sarjana muda). Persyaratan ini seingkali mencakup sejumlah
kredit dalam bidang akuntansi. Sebagian besar negara bagian sekarang juga menyaratkan
kandidat untuk memperoleh 150 jam semester/50 SKS (225 jam kuartal) atau seperlima
tahun pendidikan sebelum dapat menjadi CPA. AICPA telah menetapkan persyaratan
yang mulai berlaku efektif setelah tahun 2000 bagi keanggotaan AICPA untuk memiliki
150 SKS, termasuk tingkat S1.

Pengalaman
Beberapa negara bagian menyaratkan CPA untuk memenuhi persyaratan pengalaman
tertentu, biasanya satu atau dua tahun pengalaman praktik. Beberapa negara bagian
mendefenisikan pengalaman praktik sebagai pengalaman kerja dengan kantor akuntan
praktik, sementara negara bagian lain juga mengizinkan pengalaman di badan
pemerintah, auditor internal, dan akuntansi manajerial untuk diperhitungkan sebagai
pengalaman.

Ujian CPA
Seluruh negara bagian mensyaratkan bahwa kandidat harus lulus Ujian Sertifikasi CPA
(Uniform CPA Examination), yang dirancang oleh AICPA tetapi pelaksanaannya diatur
oleh masing-masing negara bagian. Ujian tersebut berlangsung selama dua hari dan
diselenggarakan dua kali setahun yaitu pada minggu pertama dan bulan Mei dan
November. Ujian ini mencakup empat bidang pengetahuan: auditing, tanggungjawab
profesional dan undang-undang hukum dagang (business law), akuntansi dan pelaporan
(perpajakan, manajerial, serta organisasi pemerintah dan nirlab a), serta akuntansi dan
pelaporan keuangan (perusahaan besar).

Pendidikan Profesional Lanjutan


Karena selalu ada perubahan dan perluasan di bidang ilmu pengetahuan, maka sebagan
besar negara bagian mensyaratkan rata-rata 30-40 jam untuk mengikuti pendidikan
profesional lanjutan dalam setahun bagi para CPA.

H. Standar Profesional

10
Pada semua profesi, standar merupakan aturan minimum atau prinsip yang telah disetujui
anggota profesi untuk dipatuhi dan berfungsi sebagai model penilaian kualitas pekerjaan
yang dilaksanakn. Standar auditing adalah pedoman konseptual umum yang berfungsi
sebagai model bagi seluruh auditor dan secara relatif hrus stabil sepanjang waktu,
sebaliknya prosedur auditing merupakan tugas audit spesifik yang harus dilaksanakan,
prosedur ini didasarkan atas pertimbangan profesional auditor berkaitan dengan standar
auditing umum yang diterapkan.
I. Proses Penetapan Standar Audit
Divisi standar audit AICPA, yang terdiri atas dewan, subkomite, dan staf, mengeluarkan
berbagai jenis usulan pernyataan audit dan atestasi. Usulan pernyataan dewan itu
biasanya melewati beberapa tahap yaitu:
 Identifikasi
 Penelitian
 Pertimbangan
 Exposure
 Penerbitan
 Implementasi dan aplikasi.

J. Standar Audit yang Berlaku Umum


Generally accepted auditing standards (GAAS = Standar audit yang berlaku
umum atau norma pemeriksaan akuntan), yaitu standar otoritatif yang harus dipenuhi oleh
CPA pada saat melaksanakan penugasan audit, merupakan media profesi audit untuk
menjamin kualitas hasil audit. Standar tersebut tidak menyebutkan suatu permasalahan
audit tertentu. tetapi lebih memperhatikan penyajian kerangka kerja menyeluruh atas
proses audit keuangan.
Untuk menangani masalah tertentu, ASB menerbitkan pernyataan yang berjudul
Statement on Auditing Standards (SASs). Interpretasi GAAS ini merupakan pedoman
otoritatif bagi para CPA. SAS No. 1 diterbitkan pada tahun 1973 sebagai pengganti dan
kodifikasi dari seluruh 54 pernyataan audit otoritatif sebelumnya, yang disebut sebagai
Statements on Auditing Procedures (SAPs).
Kesepuluh standar audit yang berlaku umum tersebut dibagi menjadi tiga ka
tegori: standar umum (general standards), standar pekerjaan lapangan (standards of
fieldwork), dan standar pelaporan (standards of reporting).
K. Standar Atestasi
Statement on Standards for Attestation Engagements mendefinisikan penugasan
pengesahan (attest engagement) sebagai 'suatu penugasan di mana seorang praktisi
ditugaskan untuk menghasilkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesim pulan
mengenai reliabilitas pernyataan tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.’
Fungsi atestasi ini merupakan perluasan yang wajar dari fungsi auditor tradisional.

11
L. Pengendalian Mutu
Dalam setiap profesi, para anggotanya harus menjamin bahwa jasa yang ditawarkan
berada pada tingkat mutu yang dapat diterima. Hal ini sudah pasti juga berlaku dalam
akuntansi publik. Sebagai akibatnya, AICPA telah mengembangkan kebijakan untuk
menjamin pengendalian mutu di antara para anggotanya. Kebijakan ini terdiri atas satu
set standar dan program peer review yang mengharuskan seluruh anggota AICPA yang
berpraktik di bidang tanggung jawab audit laporan keuangan untuk berafiliasi dengan
kantor akuntan dalam suatu program peer review yang diakui/disetujui. Selain itu,
terdapat juga dua program sukarela/tidak wajib bagi kantor kantor akuntan yang ada.

M. Standar Profesional Lainnya


GAAS merupakan standar bagi para CPA ketika mereka sedang melaksanakan penugasan
audit independen. Meskipun demikian, terdapat standar lainnya pada saat CPA
melaksanakan jenis penugasan lainnya. AICPA telah mengembangkan standar
professional untuk pelaksanaan jasa konsultasi dan perpajakan. Demikian juga, standar
untuk praktik penugasan audit juga telah dikembangkan oleh organisasi lainnya selain
AICPA.

Standar Jasa Konsultasi


Jasa konsultasi merupakan bagian dari praktik CPA di mana mereka berperan sebagai
konsultan bisnis bagi klien. AICPA telah menerbitkan standar jasa konsultasi (contsulting
service standards) yang mengharuskan akuntan memiliki kompetensi professional,
menggunakan profesionalismenya, merencanakan dan melakukan supervise yang tepat,
memperoleh data relevan yang mencukupi untuk mendukung kesimpulan yang dicapai
dalam penugasan jasa konsultasi. Standar ini juga mengharuskan CPA melayani
kepentingan klien dengan tetap mempertahankan integritas dan obyektivitas; saling
memahami dengan klien mengenai penugasan tersebut; dan menginformasikan klien
mengenai konflik kepentingan yang mungkin terjadi, reservasi signifikan mengenai
penugasan, dan penemuan yang penting.

Tanggung Jawab dalam Praktik Konsultasi Pajak


Federal Taxatio Executive Committee dari AICPA bertanggung jawab untuk
mengeluarkan Statements on Responsibilities in Tax Practice, yang mengatur item-item
standar yang harus diikuti oleh CPA dalam merekomendasikan posisi SPT pajak dan
dalam menyiapkan atau menandatangani SPT pajak. Pernyataan tersebut juga mengatur
tanggung jawab CPA dalam menjawab pertanyaan, memeriksa atau memverifikasi data
pendukung SPT pajak, merekomendasikan posisi laporan pajak yang menyimpsng dari
perlakuan yang ditetapkan oelh Internal Revenue Service sebelum tahun lalu, membuat
estimasi, mengsmbil Tindakan pada saat fia merasa ada kesalahan, dan memberi saran
kepada klien.

Standar Audit Lainnya

12
Standar audit bagi auditor independent dimuat dalam GAAS. Akan tetapi, auditor internal
melalui Institude of Internal Auditors (IIA) dan auditor pemerintah melalui Govemmental
Accounting Office (GAO) juga telah mengembangkan serangkaian standar audit. Standar
tersebut dalam dalam beberapa hal mirip dengan GAAS karena mengatur standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan tertentu.

Standar Audit Internasional


Selain standar audit yang ada di Amerika Serikat, Internasional Auditing Practies
Committee dari Internasional Federation of Accountants (IFAC) juga mengeluarkan
pernyataan professional mengenai standar praktik audit, yaitu Standar Audit
International (International Standards on Auditing) Internasional Auditing practices
Committee terdiri atas perwakilan dari 14 negara yaitu: Australia, Brasil, Kanada,
Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Malaysia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Ingrris,
dan Amerika Serikat.
Standar Audit Internasional dapat digunakan oleh suatu negara sebagai dasar untuk
mengembangkan standar mereka sendiri, atau standar tersebut dapat diadopsi oleh suatu
negara yang memutuskan tidak mengembangkan standar sendiri. Di sini yang terpenting
adalah standar tersebut membantu menyesuaikan praktik audit di seluruh dunia sehingga
mengangkat standar profesi audit di seluruh dunia.
Tidak satu pun standar yang dikeluarkan IFAC bersifat wajib. Internasional
Federation of Accountant tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksa memakai standar
itu. Akan tetapi, anggota badan tersebut mempunyai komitmen sendiri untuk
mengimpelementasikan standar itu sepanjang praktis dan sesuai keadaan. Di Amerika
Serikat, standar internasional tersebut tidak lebih baik dari persyaratan yang ditetapkan
dalam SAS, Statements on Standardss for Attestation Engagements, atau Statements on
Standards for Accounting and Review Service

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Audit merupakan Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuan Audit adalah penilaian atas pengendalian, penilaian atas
pelaksanaan, dan memeberikan bantuan kepada manajemen. Tujuan atau sasaran dari
audit adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam perusahaan yang
diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan.
B. Saran
Dalam perusahaan perlu adanya pengawasan dan pengendalian manajemen yang
menimbulkan efektivitas audit (pemeriksaan) manajemen.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, (2017), Auditing, Jakarta: Salemba Empat
Dan M. Guy, dkk, (2002), Auditing, Jakarta: Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai