OLEH :
1. Illyin Fayza Az Zahra (36120019)
2. Ummu Ramadhani Saleh (36120021)
3. Ahriani (36120071)
4. Aurelia Allo Padang (36120097)
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Definisi Audit.........................................................................................................................5
B. Peraanan Audit.......................................................................................................................6
C. Hubungan Akuntansi dengan Auditing........................................................................6
D. Assurance Service..................................................................................................................6
E. Jenis-jenis Audit.....................................................................................................................7
F. Organisasi yang Memengaruhi Auditing.....................................................................9
G. Akuntansi Publik....................................................................................................................9
H. Standar Operaasional..............................................................................................................10
I. Proses Penetapan Standar Audit.............................................................................................11
J. Standar Audit yang Berlaku Umum.............................................................................11
K. Standar Atestasi......................................................................................................................11
L. Pengendalian Mutu.......................................................................................................11
M. Standar Profesional Lainnya........................................................................................12
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sukrisno Agoes (2017), audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan
oleh pihak independen secara kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan, catatan
keuangan, serta bukti pendukungnya yang disusun oleh anggota manajemen perusahaan
dalam rangka memberikan pendapat atas kelayakan suatu laporan keuangan.
Dalam pengertian luas, audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi,
mulai dari sistem, proses, hingga produknya. Pelaksanaan audit biasanya dilakukan oleh
pihak auditor yang kompeten, bersifat objektif, dan tidak memihak. Secara umum, tujuan
dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang dievaluasi oleh audit
telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku.
Sementara dalam dunia bisnis, audit lebih dikenal dalam perannya sebagai
laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik dalam menilai layak tidaknya
suatu penyajian laporan keuangan yang telah dibuat perusahaan dengan mengacu pada
prinsip akuntansi yang berlaku secara sah.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi audit?
2. Apa peranan audit?
3. Apa hubungan akuntansi dan auditing?
4. Apa yang dimaksud dengan assurance service?
5. Apa saja jenis-jenis auditor?
6. Organisasi apa yang memengaruhi auditing?
7. Apa yang dimaksud dengan akuntan publik?
8. Apa itu standar profesional?
9. Bagaimana proses penetapan standar audit?
10. Apa standar audit yang berlaku umum?
11. Apa yang dimaksud dengan standar atestasi?
12. Apa yang dimaksud dengan pengendalian mutu?
13. Apa yang dimaksud dengan standar profesional lainnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi audit.
2. Untuk mengetahui peranan dari audit.
3. Untuk mengetahui hubungan akuntansi dan auditing.
4. Untuk mengetahui apa yang dengan assurance service.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis auditor.
6. Untuk mengetahui organisasi apa saja yang memengaruhi auditing.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntan publik.
3
8. Untuk mengetahui definisi standar profesional.
9. Untuk mengetahui proses penetapan standar audit.
10. Untuk mengetahui standar audit yang berlaku umum.
11. Untuk mengetahui maksud dari standar atestasi.
12. Untuk mengetahui maksud dari pengendalian mutu.
13. Untuk mengetahui maksud dari standar profesional lainnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Audit
American accounting association committee dalam Basic Auditing Concepts telah
mendefinisikan audit sebagai:
Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai
tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Proses Sistematis
Sebagai proses yang sistematis, audit adalah suatu pendekatan yang logis, terstruktus, dan
jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan; audit bukanmerupakan proses yang tidak
terencana dan asal jadi.
5
B. Peranan Audit
Terdapat beberapa peranan audit, antara lain sebagai berikut:
Kompleksitas
Volume aktivitas ekonomi dalam dunia bisnis dan entitas lainnya, bersamaan
dengan kompleksitas pertukaran ekonomi tersebut, seringkali mempersulit
pencatatan transaksi dan alokasi biaya serta pendapatan dengan benar. Keputusan
yang sulit berkaitan dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapannya
membutuhkan jasa akuntansi professional.
Jarak
Dalam lingkungan saat ini, pengambil keputusan biasanya terpisah dari organisasi.
Bias dan Motif Penyaji
Apabila informasi keuangan disajikan dari sumber yang kurang independent,
maka pengguna informasi keuangan mungkin menyangsikan bias dan motif
penyaji.
Konsekuensi
Salah satu karakteristik dari masyarakat kita adalah partisipasi individu,
perusahaan, serta entitas lainnya yang meluas dan mendalam dalam pasar.
D. Assurance Service
Assurance service telah didefinisikan oleh Specia Committee on Assurace Service
pada American Institute of CPAs (AICPA) sebagai “jasa professional independen yang
meningkatkan kualitas (misalnya, reliabilitas dan revaluasi) informasi atau lingkungan
konteksnya bagi para pengambil keputusan.”
Jenis jasa pengesahan meliputi audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan jasa
atestasi baru seperti WebTrust, jasa konsultasi meliputi audit operasional dan bidang
assurance service yang baru seperti Elder Care.
6
menyatakan suatu pendapat apakah laporan tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit Ketaatan
Audit ketaatan (compliance audits) mengukur ketaatan pihak yang diaudit
(audience) dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, Sebagian besar
perusahaan mempunyai kebijakan dan prosedur formal tertulis. Auditor yang
melaksanakan audit ketaatan dapat menentukan apakah karyawan telah mematuhi
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen.
Audit Operasional
Audit yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dikenal
sebagau audit operasional (operational audit). Efektifitas mengukur seberapa
berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur
seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai
tujuannya. Sebagai contoh, seorang auditor dapat memeriksa badan federal untuk
menentukan apakah badan tersebut telah mencapai tujuannya seperti yang
ditetapkan oleh Kongres (efektivitas) dan menggunakan sumberdaya keuangannya
secara benar (efisiensi).
E. Jenis-Jenis Auditor
Auditor biasanya diklasifikasi dalam tiga komponen berdasarkan siapa yang
mempekerjakan mereka: auditor independent, auditor internal, dan auditor pemerintah.
1. Auditor Independen
7
Auditor independen (independent auditors), yang disebut juga auditor eksternal
(external auditor), adalah akuntan publik bersertifikat (certified public accountants:
CPA) yang mempunyai kantor praktik sendiri dan menawarkan jasa audit serta jasa
lain kepada klien. Suatu perusahaan menugaskan seorang CPA untuk melaksanakan
audit yang independen atas laporan keuangannya. Klien lalu membayar honor audit
(biaya jasa audit), tetapi auditor pada umumnya dianggap independen dari kliennya
karena auditor melayani berbagai macam klien.
2. Auditor Internal
Auditor internal (internal auditor) adalah karyawan tetap yang dipekerjakan oleh suatu
entitas untuk melaksanakan audit dalam organisasi tersebut. Sebagai akibatnya,
mereka sangat berkepentingan dengan penentuan apakah kebijakan dan prosedur telah
diikuti atau tidak serta berkepentingan dengan pengamanan aktiva organisasi. Mereka
mungkin juga terlibat dalam penelaahan (review) efektivitas dan efisiensi prosedur
operasi serta dalam penentuan kehandalan informasi yang dihasilkan oleh organisasi
tersebut. Tugas utama auditor internal adalah melaksanakan audit ketaatan
(compliance audit) dan audit operasional (operational audit). Auditor internal dapat
memiliki ijazah sebagai Certified Internal Auditors (CIA) yang dikeluarkan oleh
Institute of Internal Auditors.
Auditor internal biasanya melaporkan kepada dewan direktur organisasi, yaitu
pengguna utama hasil kerja internal aditor. Akan tetapi, internal auditor juga
mempengaruhi berbagai pihak lainnya, termasuk manajemen, pemegang saham, dan
auditor independen.
3. Auditor Pemerintah
Berbagai badan pemerintah federal, negara bagian, dan lokal menggunakan auditor
pemerintah (government auditor) untuk menentukan ketaatan dengan hukum,
peraturan perundangan, kebijakan, dan prosedur. Sebagai contoh, auditor Internal
Revenue Service melaksanakan audit ketaatan atas SPT Pajak untuk menentukan
apakah wajib pajak telah mematuhi undang-undang perpajakan atau tidak. Auditor
Departemen Pertahanan sering memeriksa kontraktor pertahanan yang dalam
kontraknya dengan pemerintah terdapat klausul tentang persetujuan biaya-plus atau
overhead.
Aktivitas audit pemerintah yang paling umum dilaksanakan oleh General Accounting
Office (GAO) yang diketuai oleh kontroler umum, yang merupakan suatu badan di
Kongres yang mengaudit lembaga eksekutif pemerintah dan melaporkan secara
langsung kepada lembaga legislatif. Secara umum, tanggung jawab audit tersebut
mirip dengan auditor independen. Meskipun demikian, GAO juga terlibat. dalam audit
ketaatan dan audit operasional. GAO harus menentukan apakah lembagal pemerintah
telah mematuhi peraturan perundangan dan regulasi federal lainnya. GAO. juga
berkepentingan dengan pengevaluasian efektivitas dan efisiensi dari berbagai program
serta badan federal.
8
GAO menyampaikan laporannya kepada Kongres. Jenis laporan GAO yang
diterbitkan sangat tergantung pada jenis audit yang dilakukan. Hasil-hasil audit
tersebut biasanya disebarluaskan kepada publik dan sebagai konsekuensinya sering
digunakan dalam arena politik.
G. Akuntan Publik
Auditor independen atau eksternal pada umumnya adalah akuntan publik bersertifikat
atau terdaftar. Meskipun beberapa negara bagian memberikan lisensi akuntan publik,
namun ada sedikit perbedaan antara akuntan publik dan CPA. Pada sebagian besar negara
bagian hanya CPA yang diizinkan untuk melaksanakan audit dan mengeluarkan laporan
audit. Akuntan publik biasanya hanya diizinkan untuk melakukan jasa pembukuan dan
pelayanan pajak.
9
Persyaratan Sertifikasi
Saat ini belum ada lisensi CPA naional: lisensi CPA dikeluarkan oleh negara bagian,
bukan oleh pemerintah federal. Sebagian besar negara bagian memiliki dewan akuntansi
yang mempunyai etoritas tunggal untuk memberikan sertifikasi CPA dan menunda atau
membatalkan sertifikasi tersebut. Pada umumnya masing-masing negara bagian akan
bekerja sama dengan negara bagian lain dan mengizinkan CPA negara bagian lainnya
untuk berpraktik sebagai CPA atas dasar temporer.
Pendidikan
Sebagian besar negara bagian menyarankan CPA harus memiliki minimal ijazah
undergraduate (setingkat sarjana muda). Persyaratan ini seingkali mencakup sejumlah
kredit dalam bidang akuntansi. Sebagian besar negara bagian sekarang juga menyaratkan
kandidat untuk memperoleh 150 jam semester/50 SKS (225 jam kuartal) atau seperlima
tahun pendidikan sebelum dapat menjadi CPA. AICPA telah menetapkan persyaratan
yang mulai berlaku efektif setelah tahun 2000 bagi keanggotaan AICPA untuk memiliki
150 SKS, termasuk tingkat S1.
Pengalaman
Beberapa negara bagian menyaratkan CPA untuk memenuhi persyaratan pengalaman
tertentu, biasanya satu atau dua tahun pengalaman praktik. Beberapa negara bagian
mendefenisikan pengalaman praktik sebagai pengalaman kerja dengan kantor akuntan
praktik, sementara negara bagian lain juga mengizinkan pengalaman di badan
pemerintah, auditor internal, dan akuntansi manajerial untuk diperhitungkan sebagai
pengalaman.
Ujian CPA
Seluruh negara bagian mensyaratkan bahwa kandidat harus lulus Ujian Sertifikasi CPA
(Uniform CPA Examination), yang dirancang oleh AICPA tetapi pelaksanaannya diatur
oleh masing-masing negara bagian. Ujian tersebut berlangsung selama dua hari dan
diselenggarakan dua kali setahun yaitu pada minggu pertama dan bulan Mei dan
November. Ujian ini mencakup empat bidang pengetahuan: auditing, tanggungjawab
profesional dan undang-undang hukum dagang (business law), akuntansi dan pelaporan
(perpajakan, manajerial, serta organisasi pemerintah dan nirlab a), serta akuntansi dan
pelaporan keuangan (perusahaan besar).
H. Standar Profesional
10
Pada semua profesi, standar merupakan aturan minimum atau prinsip yang telah disetujui
anggota profesi untuk dipatuhi dan berfungsi sebagai model penilaian kualitas pekerjaan
yang dilaksanakn. Standar auditing adalah pedoman konseptual umum yang berfungsi
sebagai model bagi seluruh auditor dan secara relatif hrus stabil sepanjang waktu,
sebaliknya prosedur auditing merupakan tugas audit spesifik yang harus dilaksanakan,
prosedur ini didasarkan atas pertimbangan profesional auditor berkaitan dengan standar
auditing umum yang diterapkan.
I. Proses Penetapan Standar Audit
Divisi standar audit AICPA, yang terdiri atas dewan, subkomite, dan staf, mengeluarkan
berbagai jenis usulan pernyataan audit dan atestasi. Usulan pernyataan dewan itu
biasanya melewati beberapa tahap yaitu:
Identifikasi
Penelitian
Pertimbangan
Exposure
Penerbitan
Implementasi dan aplikasi.
11
L. Pengendalian Mutu
Dalam setiap profesi, para anggotanya harus menjamin bahwa jasa yang ditawarkan
berada pada tingkat mutu yang dapat diterima. Hal ini sudah pasti juga berlaku dalam
akuntansi publik. Sebagai akibatnya, AICPA telah mengembangkan kebijakan untuk
menjamin pengendalian mutu di antara para anggotanya. Kebijakan ini terdiri atas satu
set standar dan program peer review yang mengharuskan seluruh anggota AICPA yang
berpraktik di bidang tanggung jawab audit laporan keuangan untuk berafiliasi dengan
kantor akuntan dalam suatu program peer review yang diakui/disetujui. Selain itu,
terdapat juga dua program sukarela/tidak wajib bagi kantor kantor akuntan yang ada.
12
Standar audit bagi auditor independent dimuat dalam GAAS. Akan tetapi, auditor internal
melalui Institude of Internal Auditors (IIA) dan auditor pemerintah melalui Govemmental
Accounting Office (GAO) juga telah mengembangkan serangkaian standar audit. Standar
tersebut dalam dalam beberapa hal mirip dengan GAAS karena mengatur standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan tertentu.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Audit merupakan Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuan Audit adalah penilaian atas pengendalian, penilaian atas
pelaksanaan, dan memeberikan bantuan kepada manajemen. Tujuan atau sasaran dari
audit adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam perusahaan yang
diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan.
B. Saran
Dalam perusahaan perlu adanya pengawasan dan pengendalian manajemen yang
menimbulkan efektivitas audit (pemeriksaan) manajemen.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, (2017), Auditing, Jakarta: Salemba Empat
Dan M. Guy, dkk, (2002), Auditing, Jakarta: Erlangga
15