Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA


ASSURANCE LAINNYA
Disusun guna memenuhi tugas perkuliahan
Mata Kuliah : Audit dan Assurance
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Holiawati, S.E., M.Si., CSRA.

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Diah Juniasari 221011900024
Ridwan Fauzi Ari Hamzah 221011900009
Wulan Nurdiana Sari 221011900020

PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S2)


FAKULTAS MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang terlah

memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga makalah kami

dapat terselesaikan dengan tema “Permintaan Terhadap Jasa Audit Dan

Jasa Assurance Lainnya”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk lebih

memahami mengenai materi Audit dan Assurance dan para pembaca dapat

memahami mengenai materi ini.

Makalah ini juga diajukan sebagai memenuhi tugas kelompok pada

mata kuliah Audit dan Assurance. Kami mohon maaf jika dalam penulisan

banyak terdapat kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun dalam

materi yang telah kami buat.

Kritik dan saran yang positif sangat kami harapkan guna penulisan

kami selanjutnya yang lebih baik dikemudia hari. Akhir kata semoga

makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

Tangerang Selatan, 04 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Sifat Auditing..........................................................................................................3
2.2 Auditing dan Risiko Investor.................................................................................7
2.3 Assurance Services...............................................................................................11
2.4 Permintaan Terhadap Jasa Audit........................................................................19
2.5 Persyaratan untuk Sertifikasi CPA.....................................................................20
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks, pemilik perusahaan,
manajemen, dan pihak lainnya memerlukan keyakinan tentang keandalan informasi
keuangan untuk mengambil keputusan yang tepat. Adanya regulasi keuangan yang
semakin ketat mendorong perusahaan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap
standar akuntansi dan peraturan yang berlaku. Hal ini memerlukan layanan audit dan
assurance untuk memverifikasi kepatuhan ini. Investor membutuhkan keyakinan
bahwa informasi yang disajikan oleh perusahaan dapat dipercaya dan akurat.
Audit dan assurance services memberikan jaminan ini dan membantu
melindungi kepentingan investor. Risiko dalam lingkungan bisnis, termasuk risiko
informasi, telah meningkat seiring dengan pertumbuhan dan globalisasi perusahaan.
Layanan audit dan assurance membantu mengurangi risiko ini dengan memberikan
keyakinan tentang keandalan informasi keuangan. Publik semakin menuntut
transparansi dan akuntabilitas dari perusahaan dan institusi keuangan. Layanan audit
dan assurance menjadi penting dalam memenuhi tuntutan ini dan membangun
kepercayaan masyarakat. Transaksi bisnis yang kompleks, seperti merger, akuisisi,
dan transaksi lintas batas, memerlukan penilaian independen tentang keandalan
informasi keuangan yang terlibat. Layanan assurance membantu memastikan
integritas dan keandalan informasi ini.
Audit dan assurance services merupakan dua konsep penting dalam dunia
akuntansi dan bisnis modern. Kedua konsep ini memiliki peran vital dalam
memastikan transparansi, integritas, dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan
perusahaan. Audit adalah proses independen yang dilakukan oleh seorang auditor
terlatih untuk mengevaluasi kebenaran dan kewajaran informasi keuangan suatu
entitas. Tujuan utama dari audit adalah untuk memberikan keyakinan (assurance)
kepada para pemangku kepentingan bahwa laporan keuangan suatu entitas telah

1
disusun dengan benar dan dapat diandalkan. Dengan kata lain, audit membantu
memastikan bahwa laporan keuangan tersebut tidak mengandung kesalahan material
atau penyelewengan yang signifikan.
Sementara itu, assurance services melampaui ruang lingkup audit tradisional.
Assurance services mencakup berbagai jenis layanan yang dirancang untuk
memberikan keyakinan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang berbagai
aspek bisnis dan keuangan selain laporan keuangan. Contoh layanan assurance
meliputi penilaian risiko, pengendalian internal, keberlanjutan lingkungan, dan
kepatuhan terhadap peraturan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Audit ?
2. Apa peran auditing dalam mengurangi risiko informasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan jasa assurance, jasa attestation, dan jasa assurance
lainnya ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Memahami apa itu audit.
2. Memahami peran auditing dalam mengurangi risiko informasi.
3. Memahami apa yang dimaksud dengan jasa assurance, jasa attestation, dan
jasa assurance lainnya

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Auditing
1. Definisi Auditing
Report of the Commite on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association (Accounting Review, vol. 47) memberikan definisi
auditing sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan
peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak berkepentingan (Boynton et
al. 2005:5).

Proses auditing menggambarkan sebagai suatu proses sistematis.


Proses ini bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi yang terkait dengan kegiatan dan peristiwa

3
ekonomi. Asersi-asersi ini mungkin termasuk klaim tentang kebenaran
transaksi, kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, atau keandalan
informasi keuangan. Tujuan utama dari proses audit adalah untuk menetapkan
sejauh mana kesesuaian asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ini bisa berarti memverifikasi apakah transaksi telah
dilaksanakan dengan benar, apakah kebijakan dan prosedur telah diikuti, atau
apakah informasi keuangan tercermin secara akurat dalam laporan keuangan.
Hasil dari proses audit ini kemudian disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, seperti manajemen perusahaan, pemegang saham,
kreditor, atau regulator. Informasi hasil audit ini dapat membantu pihak-pihak
terkait dalam membuat keputusan yang informasional dan berdasarkan fakta
terkait dengan entitas yang diaudit. Dengan demikian, definisi ini menyoroti
peran penting auditing dalam memastikan transparansi, keandalan, dan
akuntabilitas dalam pelaporan keuangan dan pengelolaan entitas bisnis.
2. Perbedaan Accounting dan Auditing
Perbedaan antara Akuntansi dan Auditing dapat dijelaskan sebagai
berikut (Sukrisno, 2004):

4
 Auditing bersifat Analitis sedangkan akuntansi bersifat konstruktif.
Auditing dikatakan bersifat analitis karena akuntan publik memulai
auditnya dari angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan
neraca saldo, buku besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan, dan sub
buku besar. Lain halnya dengan akuntansi yang bersifat konstruktif
karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku
besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan.
 Akuntansi dilakukan oleh staf organisasi (bagian akuntansi) dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan Umum (Konvergensi
IFRS), atau SAK ETAP, atau SAK Syariah. Sedangkan auditing dilakukan
oleh akuntan publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada
Standar Profesional Akuntan Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik,
dan Standar Pengendalian Mutu.
3. Tipe – Tipe Audit
Tipe-tipe audit yang umum meliputi:
a. Operational Audit (Audit Operasional):
 Melibatkan evaluasi efisiensi dan efektivitas operasional suatu
organisasi.
 Tidak hanya terfokus pada aspek akuntansi, tetapi juga memeriksa
proses dan operasi lainnya dalam organisasi.
b. Compliance Audit (Audit Kepatuhan):
 Bertujuan untuk menentukan apakah auditan telah mematuhi prosedur,
peraturan, atau regulasi yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
 Memeriksa apakah kegiatan organisasi sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pihak eksternal.
c. Financial Statement Audit (Audit Laporan Keuangan):

5
 Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara
keseluruhan disajikan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
 Menggunakan standar akuntansi seperti SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
sebagai pedoman untuk penilaian.
Setiap jenis audit memiliki tujuan dan fokus yang berbeda, tetapi semua
bertujuan untuk memberikan keyakinan atas keandalan informasi yang diaudit
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Tipe – Tipe Auditor
Terdapat empat jenis auditor yang umumnya ditemui:
a. External atau Independent Auditor (CPA/Akuntan Publik):
 Auditor eksternal atau independen yang memiliki lisensi CPA
(Certified Public Accountant) atau disebut juga akuntan publik.
 Berwenang untuk melakukan audit atas laporan keuangan suatu entitas,
baik itu perusahaan swasta maupun publik.
b. Auditor Pemerintah (BPK/BPKP):
 Auditor yang bekerja untuk badan audit pemerintah, seperti Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
 Biasanya melakukan audit terhadap lembaga-lembaga pemerintah
untuk memastikan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap peraturan.
c. Auditor Pajak (DJP/DJBC):
 Auditor yang bekerja di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atau Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
 Bertugas untuk mengevaluasi kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan
pajak yang berlaku.
d. Internal Auditor:

6
 Auditor internal yang bekerja untuk perusahaan tempat mereka bekerja
dan melakukan audit internal atas berbagai aspek operasional,
keuangan, dan kepatuhan.
 Mereka bertanggung jawab memastikan efektivitas sistem kontrol
internal perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan jika
diperlukan.
Setiap jenis auditor memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda
sesuai dengan lingkup tugas mereka masing-masing, tetapi tujuan umumnya
adalah untuk memastikan keandalan, transparansi, dan kepatuhan dalam
pengelolaan informasi dan keuangan entitas yang mereka audit.
2.2 Auditing dan Risiko Investor
1. Biaya Utang
Biaya utang (The Cost of Debt) saat sebuah bank memberikan pinjaman
ditentukan oleh tiga faktor utama:
a. Tingkat Risiko Bebas (Risk-free rate): Ini adalah tingkat pengembalian
yang dianggap bebas risiko, sering kali diukur menggunakan tingkat
pengembalian SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau tingkat pengembalian
obligasi pemerintah yang dianggap sebagai investasi tanpa risiko. Tingkat
ini menjadi dasar untuk menentukan tingkat bunga yang akan dikenakan
pada pinjaman.
b. Risiko Bisnis untuk Nasabah (Business risk for the customer): Ini adalah
risiko yang terkait dengan jenis bisnis tertentu yang dapat mempengaruhi
kemampuan nasabah untuk membayar hutang. Risiko bisnis dapat
bervariasi tergantung pada kondisi industri, stabilitas perusahaan, dan
faktor-faktor lain yang memengaruhi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar kembali pinjaman.
c. Risiko Informasi (Information risk): Ini mengacu pada risiko yang
disebabkan oleh ketidakpastian atau ketidakakuratan informasi yang

7
mendasari keputusan bisnis. Ketika informasi yang digunakan untuk
menilai kredit tidak akurat atau tidak lengkap, risiko kredit meningkat
karena keputusan pinjaman dapat didasarkan pada informasi yang salah.
Risiko informasi dapat timbul dari kurangnya transparansi atau
akuntabilitas dalam pelaporan keuangan, ketidakmampuan untuk
mengelola informasi dengan baik, atau faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam penilaian risiko kredit.
Ketiga faktor ini saling berinteraksi dan berdampak pada tingkat bunga
yang ditetapkan oleh bank untuk pinjaman. Semakin tinggi risiko dan
ketidakpastian, semakin tinggi pula tingkat bunga yang akan dikenakan untuk
mengkompensasi risiko tersebut.
2. Penyebab Risiko Informasi
Penyebab Information Risk (risiko informasi) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Keterpencilan Informasi (Remoteness of information): Risiko ini terjadi
ketika informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan tidak
mudah diakses atau sulit untuk diperoleh. Misalnya, informasi mungkin
tersebar di berbagai sistem atau lokasi yang berbeda, atau mungkin tidak
dapat diakses oleh pihak yang membutuhkannya karena kendala teknologi
atau kebijakan keamanan.
b. Bias dan Motivasi dari Pemberi Informasi (Biases and motives of the
provider): Risiko ini muncul ketika pemberi informasi memiliki
kecenderungan untuk memilih dan menyajikan informasi secara subjektif
sesuai dengan kepentingan atau motif pribadi mereka. Misalnya, pemberi
informasi mungkin memiliki kepentingan untuk menunjukkan kinerja
yang lebih baik dari yang sebenarnya atau menyembunyikan masalah yang
ada.
c. Data yang Sangat Luas (Voluminous data): Ketika terlalu banyak data
yang tersedia, terdapat risiko bahwa informasi penting atau relevan dapat

8
terlewat atau terabaikan. Ketersediaan informasi yang berlimpah dapat
menyulitkan dalam menganalisis dan mengekstraksi informasi yang benar-
benar diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat.
d. Transaksi Pertukaran yang Kompleks (Complex exchange transactions):
Risiko ini terkait dengan transaksi keuangan atau bisnis yang kompleks, di
mana terdapat banyak variabel dan faktor yang mempengaruhi hasil
transaksi. Kompleksitas transaksi ini dapat menyulitkan untuk memahami
dan mengevaluasi implikasi keuangan serta risiko yang terkait, yang dapat
menyebabkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Dalam praktiknya, risiko informasi dapat menghambat pengambilan
keputusan yang efektif dan mengarah pada kesalahan strategis atau
operasional. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengelola
risiko-risiko ini dengan hati-hati melalui penggunaan kontrol internal yang
efektif, transparansi informasi, dan evaluasi yang cermat terhadap kualitas dan
relevansi data yang digunakan.
3. Cara Mengurangi Risiko Informasi
Cara-cara untuk mengurangi risiko informasi (Information Risk) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengguna Memverifikasi Informasi: Salah satu cara untuk mengurangi
risiko informasi adalah dengan memeriksa dan memverifikasi informasi
secara langsung oleh pengguna atau pihak yang berkepentingan. Namun,
dalam banyak kasus, hal ini tidak praktis karena pengguna biasanya tidak
memiliki akses langsung ke informasi atau sumbernya, terutama dalam
kasus bisnis yang besar atau kompleks.
b. Pemakaian Resiko Informasi dengan Manajemen: Pengguna sering kali
berbagi risiko informasi dengan manajemen atau pihak yang menyediakan
informasi. Meskipun pengguna dapat mengajukan gugatan terhadap
manajemen jika informasi yang disediakan tidak akurat, namun seringkali

9
sulit untuk mengumpulkan kerugian yang diderita karena alasan hukum
atau kesulitan dalam membuktikan kerugian.
c. Menyediakan Laporan Keuangan yang Diaudit: Pendekatan yang paling
memungkinkan untuk mengurangi risiko informasi adalah dengan
menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak independen.
Auditor independen akan memeriksa laporan keuangan untuk memastikan
keabsahan, kebenaran, dan keterbebasan dari bias, sehingga meningkatkan
kepercayaan pengguna terhadap informasi yang disajikan. Dengan
menyediakan laporan keuangan yang diaudit, risiko informasi dapat
dikurangi karena pengguna memiliki keyakinan lebih besar terhadap
kualitas dan keandalan informasi yang diberikan.
Dalam konteks bisnis, menyediakan laporan keuangan yang diaudit
merupakan langkah yang paling efektif dalam mengurangi risiko informasi,
karena memberikan keyakinan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
bahwa informasi yang disajikan telah melewati pengujian independen dan
memenuhi standar akuntansi yang berlaku.
4. Peran Utama Auditing Dalam Mengurangi Risiko Informasi
Auditing tidak memiliki pengaruh terhadap risk-free rate dan business
risk, tetapi memiliki pengaruh signifikan terhadap information risk.
a. Pengaruh pada Risk-free rate dan Business Risk: Auditing tidak secara
langsung mempengaruhi tingkat risiko bebas (risk-free rate) karena tingkat
ini biasanya ditetapkan oleh faktor-faktor ekonomi makro yang berada di
luar kendali auditor, seperti kebijakan moneter dan stabilitas pasar
keuangan. Begitu juga dengan risiko bisnis (business risk), yang terkait
dengan kondisi industri dan faktor-faktor internal perusahaan. Meskipun
auditing dapat memberikan wawasan tentang kontrol internal dan proses
bisnis, auditor tidak memiliki kendali langsung atas faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko bisnis.

10
b. Pengaruh terhadap Information Risk: Auditing memiliki pengaruh
signifikan terhadap risiko informasi (information risk). Auditor
bertanggung jawab untuk mengevaluasi sistem informasi perusahaan,
memeriksa keakuratan laporan keuangan, dan memberikan keyakinan
tentang keandalan informasi yang disajikan. Dengan melakukan audit
yang teliti, auditor dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi
risiko informasi, termasuk mengidentifikasi kekurangan dalam pelaporan
keuangan, menemukan kesalahan atau kecurangan, dan memberikan
rekomendasi untuk perbaikan kontrol internal yang dapat meningkatkan
kualitas informasi.
Dengan demikian, meskipun auditing tidak secara langsung
mempengaruhi risk-free rate atau business risk, peran auditor dalam mengurangi
information risk sangat penting dalam menjaga integritas dan keandalan informasi
yang digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.3 Assurance Services
1. Assurance Services
Assurance services, atau jasa kepastian, adalah layanan yang bertujuan
untuk memberikan keyakinan kepada para pengambil keputusan terkait
dengan keandalan informasi yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. Tujuan utama dari assurance services adalah untuk memberikan
keyakinan kepada para pengambil keputusan tentang keandalan, keabsahan,
dan kualitas informasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Assurance services memiliki nilai yang tinggi karena penyedia layanan
dianggap sebagai evaluator independen dan tidak memihak. Keberadaan
evaluator independen ini membantu meningkatkan kepercayaan para
pengguna informasi. Assurance services dapat diberikan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP), tetapi tidak terbatas hanya pada KAP. Profesi lain seperti

11
insinyur, ahli hukum, atau konsultan manajemen juga dapat memberikan
layanan ini sesuai dengan bidang keahlian mereka.
Assurance services dapat mencakup berbagai jenis informasi,
termasuk laporan keuangan, informasi operasional, kepatuhan peraturan,
keberlanjutan, dan banyak lagi. Ruang lingkup layanan tersebut dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan para pengguna informasi.
Assurance services biasanya melibatkan pengujian, penilaian, atau verifikasi
terhadap informasi yang ada menggunakan metode dan standar tertentu yang
relevan dengan bidang yang bersangkutan.
Dengan demikian, assurance services memiliki peran yang sangat
penting dalam memastikan integritas dan keandalan informasi yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan, sehingga memberikan keyakinan
kepada para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang tepat.
2. Attestation Services
Attestation services merupakan subset dari assurance services yang
diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Berbeda dengan assurance
services secara umum, attestation services fokus pada penerbitan laporan
mengenai keandalan dari suatu pernyataan (assertion) yang dibuat oleh pihak
lain. Attestation services biasanya disediakan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) atau praktisi akuntansi yang memenuhi syarat tertentu.
Attestation services berkaitan erat dengan penerbitan laporan
mengenai keandalan dari sebuah pernyataan (assertion) yang dibuat oleh
pihak lain. Pernyataan ini bisa berupa berbagai hal, seperti laporan keuangan,
kepatuhan terhadap regulasi tertentu, kinerja operasional, dan sebagainya.
Beberapa jenis assurance services, seperti yang disebutkan dalam kategori
attestation services, memiliki kriteria yang memenuhi syarat sebagai
attestation services yaitu audit atas laporan keuangan historis, penilaian
efektivitas kontrol internal terhadap pelaporan keuangan, review atas laporan

12
keuangan historis, dan layanan attestation lainnya yang mengikuti standar dan
pedoman yang relevan.
a. Audit atas laporan keuangan historis: Audit laporan keuangan historis
merupakan salah satu bentuk dari attestation services di mana seorang
auditor independen melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan
keuangan suatu entitas untuk menentukan apakah laporan tersebut
disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Tujuan utama dari audit laporan keuangan historis adalah untuk
memberikan keyakinan kepada para pengguna laporan keuangan, seperti
investor, kreditor, dan pihak lainnya, bahwa laporan keuangan tersebut
disajikan secara wajar dan dapat diandalkan. Auditor akan melakukan
pemeriksaan terhadap catatan keuangan, transaksi, dan proses akuntansi
yang mendasari laporan keuangan untuk mengumpulkan bukti yang cukup
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat mereka.
Setelah melakukan pemeriksaan, auditor akan mengeluarkan
laporan tertulis yang menyatakan opini mereka tentang keandalan laporan
keuangan tersebut. Opini ini dapat berupa pendapat yang bersih
(unqualified opinion), pendapat dengan pengecualian (qualified opinion),
pendapat menolak (adverse opinion), atau ketidakpastian (disclaimer of
opinion) tergantung pada hasil pemeriksaan. Perusahaan publik, terutama
yang tercatat di bursa, memiliki kewajiban untuk melakukan audit laporan
keuangan historis mereka sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh
regulator pasar modal, seperti Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) di
Indonesia atau Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika
Serikat.
Dengan demikian, audit laporan keuangan historis merupakan
suatu proses yang penting dalam memastikan keandalan dan kredibilitas

13
informasi keuangan suatu entitas, serta memenuhi persyaratan regulator
jika entitas tersebut merupakan perusahaan publik.
b. penilaian efektivitas kontrol internal terhadap pelaporan keuangan: Ini
mencakup layanan yang mengevaluasi dan memberikan keyakinan terkait
dengan efektivitas sistem pengendalian internal suatu entitas dalam
menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa proses pelaporan keuangan entitas tersebut
berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan bahwa risiko
kesalahan atau kecurangan dapat diminimalkan.
c. review atas laporan keuangan historis: Review laporan keuangan historis
merupakan suatu proses di mana seorang akuntan independen
mengevaluasi laporan keuangan suatu entitas untuk memberikan suatu
tingkat assurance yang lebih rendah daripada audit, namun lebih tinggi
daripada pengungkapan tanpa assurance. Tujuan dari review laporan
keuangan historis adalah untuk memberikan tingkat keyakinan yang lebih
rendah daripada audit kepada pengguna laporan keuangan, seperti
pemegang saham, kreditor, dan pihak lainnya, bahwa laporan keuangan
tersebut tidak memiliki pernyataan material yang salah atau keliru.
Dibandingkan dengan audit, pada proses review diperlukan lebih
sedikit bukti yang mendukung tingkat assurance yang diberikan. Review
biasanya melibatkan analisis perbandingan, pemahaman terhadap
transaksi dan saldo akun, serta pemeriksaan atas dokumentasi yang
tersedia. Karena review membutuhkan lebih sedikit bukti dan prosedur
daripada audit, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan review juga
cenderung lebih rendah. Oleh karena itu, banyak perusahaan non-publik
yang memilih untuk melakukan review sebagai alternatif untuk
memberikan assurance pada laporan keuangan mereka tanpa harus
mengeluarkan biaya audit yang besar.

14
Setelah melakukan proses review, akuntan akan memberikan
suatu opini mengenai apakah ada pernyataan material yang keliru dalam
laporan keuangan atau tidak. Opini tersebut biasanya diberikan dalam
bentuk laporan tertulis yang menggambarkan temuan dan kesimpulan
dari review tersebut. Dengan adanya proses review laporan keuangan
historis, perusahaan non-publik dapat memberikan tingkat assurance
yang lebih tinggi daripada pengungkapan tanpa assurance, namun dengan
biaya yang lebih terjangkau daripada melakukan audit lengkap. Hal ini
membantu meningkatkan transparansi dan kepercayaan para pemangku
kepentingan terhadap informasi keuangan perusahaan.
d. layanan attestation lainnya: Layanan ini melibatkan pemeriksaan oleh
seorang auditor independen terhadap kepatuhan seorang debitur
(peminjam) terhadap persyaratan dan ketentuan dalam perjanjian pinjaman
(loan agreement). Auditor akan mengevaluasi apakah debitur telah
memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak kredit, seperti
pembayaran bunga dan pokok pinjaman tepat waktu, serta mematuhi
ketentuan lainnya. Layanan ini melibatkan pembuatan atau pemeriksaan
terhadap laporan keuangan proforma, yang merupakan proyeksi atau
estimasi kondisi keuangan masa depan suatu entitas berdasarkan asumsi-
asumsi tertentu.
Auditor akan mengevaluasi keandalan asumsi yang digunakan dan
memastikan bahwa laporan keuangan proforma tersebut disajikan dengan
jelas dan sesuai dengan standar yang berlaku. Layanan ini melibatkan
pemeriksaan oleh seorang auditor independen terhadap keamanan, privasi,
integritas, dan keterandalan informasi yang disajikan atau diproses melalui
situs web atau aplikasi internet. WebTrust dan SysTrust adalah standar
atestasi yang digunakan untuk menilai berbagai aspek keamanan dan
keandalan suatu situs web atau sistem informasi berbasis internet. Dengan
menyediakan layanan-layanan atestasi seperti ini, auditor independen

15
dapat membantu memberikan keyakinan kepada para pemangku
kepentingan terkait dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan
keuangan, kepatuhan, dan keamanan suatu entitas. Hal ini membantu
meningkatkan transparansi, kepercayaan, dan efisiensi dalam pengambilan
keputusan oleh para pengguna informasi.
3. Jasa Assurance Lainnya
Assurance services lainnya adalah layanan-layanan yang menyediakan
keyakinan atau kepastian kepada para pemangku kepentingan terkait dengan
aspek-aspek tertentu yang tidak tercakup dalam kategori-kategori tradisional
seperti audit, review, atau atestasi lainnya. Berikut adalah beberapa contoh
assurance services lainnya:
a. Assurance atas Keberlanjutan (Sustainability Assurance): Layanan ini
melibatkan pemeriksaan atau penilaian terhadap laporan keberlanjutan
suatu organisasi, yang mencakup aspek-aspek seperti dampak lingkungan,
tanggung jawab sosial perusahaan, dan kinerja ekonomi yang
berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan terhadap
keandalan dan keakuratan informasi yang disampaikan dalam laporan
keberlanjutan.
b. Assurance atas Proses Pengendalian (Control Process Assurance):
Layanan ini melibatkan penilaian atau pemeriksaan terhadap efektivitas
sistem dan proses pengendalian internal suatu organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan. Auditor independen memberikan keyakinan
terkait dengan ketersediaan, integritas, dan efektivitas pengendalian yang
diterapkan oleh organisasi.
c. Assurance atas Sistem Informasi (Information Systems Assurance):
Layanan ini mencakup pemeriksaan atau penilaian terhadap keandalan,
keamanan, dan ketersediaan sistem informasi dan teknologi yang
digunakan oleh suatu organisasi. Auditor independen memberikan

16
keyakinan terkait dengan integritas dan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut.
d. Assurance atas Kepatuhan (Compliance Assurance): Layanan ini
melibatkan penilaian terhadap kepatuhan suatu organisasi terhadap
peraturan, kebijakan, atau standar yang berlaku dalam lingkup operasional
atau industri tertentu. Auditor independen memberikan keyakinan terkait
dengan tingkat kepatuhan organisasi terhadap persyaratan yang
ditetapkan.

Dengan menyediakan berbagai assurance services lainnya, auditor


independen dapat membantu meningkatkan transparansi, integritas, dan
kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan oleh organisasi,
serta membantu organisasi dalam mengelola risiko dan mencapai tujuan
mereka.
Perbedaan antara jasa assurance lainnya dan jasa attestation dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Laporan Tertulis: Dalam jasa attestation seperti audit, review, atau
pengujian internal controls, seorang akuntan publik diharuskan untuk
menerbitkan laporan tertulis yang menyatakan opini atau hasil
pemeriksaan mereka. Namun, dalam "other assurance services," seperti
assurance atas keberlanjutan atau assurance atas kepatuhan, akuntan
publik tidak selalu diwajibkan untuk mengeluarkan laporan tertulis.
Layanan-layanan tersebut mungkin melibatkan penilaian atau evaluasi
yang mendalam, tetapi tidak selalu memerlukan penerbitan laporan tertulis
yang formal.
b. Ruangan Lingkup: Assurance tidak hanya terkait dengan pengujian
reliabilitas asersi yang dibuat oleh pihak lain atau kesesuaian sebuah asersi
dengan kriteria tertentu, seperti yang umumnya terjadi dalam jasa
attestation. "Other assurance services" dapat mencakup berbagai jenis

17
layanan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan terkait dengan
berbagai aspek operasional, keuangan, dan pengelolaan risiko dari suatu
entitas, tanpa harus terbatas pada asersi yang spesifik.
e. Non-Assurance Services
Jasa non-assurance services merupakan layanan-layanan yang tidak
termasuk dalam kategori assurance services yang berfokus pada memberikan
keyakinan atau kepastian terhadap informasi. Berikut adalah penjelasan
tentang beberapa jenis layanan non-assurance services yang disediakan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP):
a. Accounting (Akuntansi): Layanan akuntansi meliputi berbagai kegiatan
yang terkait dengan penyusunan dan analisis informasi keuangan suatu
entitas. Ini termasuk penyusunan laporan keuangan, pencatatan transaksi
keuangan, penyusunan anggaran, analisis biaya, dan penyusunan laporan
keuangan interim. Layanan akuntansi membantu entitas untuk memenuhi
kebutuhan pelaporan keuangan mereka dan memastikan kepatuhan
terhadap standar akuntansi yang berlaku.
b. Taxes (Perpajakan): Layanan perpajakan mencakup berbagai aktivitas
yang terkait dengan pemenuhan kewajiban perpajakan suatu entitas. Ini
termasuk perencanaan pajak, pengisian dan penyusunan laporan pajak,
konsultasi pajak, audit pajak, dan penyelesaian sengketa pajak. Layanan
ini membantu entitas untuk memahami dan mematuhi peraturan
perpajakan yang berlaku serta mengoptimalkan kewajiban pajak mereka.
c. Management Consulting (Konsultasi Manajemen): Layanan konsultasi
manajemen mencakup berbagai aktivitas yang bertujuan untuk membantu
entitas meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional mereka. Ini dapat
meliputi konsultasi strategis, restrukturisasi perusahaan, analisis bisnis,
perbaikan proses, pengembangan strategi pemasaran, manajemen risiko,
dan pelatihan manajerial. Layanan konsultasi manajemen membantu

18
entitas untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang, menghadapi
tantangan, dan mencapai tujuan bisnis mereka.
Dengan menyediakan layanan-layanan non-assurance seperti
akuntansi, perpajakan, dan konsultasi manajemen, Kantor Akuntan Publik
dapat membantu entitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka di
bidang keuangan, perpajakan, dan manajemen. Layanan-layanan ini berfokus
pada penyediaan bantuan dan solusi praktis untuk membantu entitas mencapai
tujuan bisnis dan memperbaiki kinerja mereka, tanpa fokus pada pemberian
keyakinan atau kepastian terhadap informasi seperti yang dilakukan oleh
layanan-layanan assurance.
2.4 Permintaan Terhadap Jasa Audit
Permintaaan terhadap jasa audit dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang
mencakup berbagai aspek kebutuhan dan dinamika bisnis. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan terhadap jasa audit:
a. Kebutuhan Regulasi: Peraturan dan standar akuntansi yang diberlakukan
oleh badan regulasi memiliki dampak langsung terhadap permintaan
terhadap jasa audit. Misalnya, di banyak negara, perusahaan publik
diwajibkan untuk menjalani audit tahunan oleh auditor independen sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
b. Kebutuhan Manajemen: Manajemen perusahaan seringkali membutuhkan
jasa audit untuk memastikan keandalan dan keakuratan laporan keuangan
mereka. Audit membantu memberikan keyakinan kepada manajemen
bahwa informasi keuangan yang disajikan kepada pemegang saham dan
pihak-pihak lainnya adalah tepat dan dapat dipercaya.
c. Kebutuhan Pemegang Saham: Pemegang saham seringkali meminta
perusahaan untuk menjalani audit sebagai salah satu bentuk perlindungan
terhadap kepentingan mereka. Audit memberikan keyakinan kepada

19
pemegang saham bahwa manajemen telah menjalankan tugas mereka
dengan benar dan transparan.
d. Perubahan Lingkungan Bisnis: Perubahan dalam lingkungan bisnis,
termasuk perubahan dalam ukuran perusahaan, perubahan kepemilikan,
perubahan regulasi industri, atau perubahan dalam struktur perusahaan,
dapat mempengaruhi permintaan terhadap jasa audit. Misalnya, akuisisi
atau restrukturisasi perusahaan dapat meningkatkan permintaan terhadap
jasa audit untuk mengevaluasi dampak keuangan dari perubahan tersebut.
e. Kompleksitas Bisnis: Semakin kompleksnya operasi bisnis dan transaksi
keuangan suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan akan
meningkatkan permintaan terhadap jasa audit. Perusahaan dengan operasi
yang kompleks membutuhkan audit yang lebih rinci dan menyeluruh
untuk memastikan bahwa semua aspek keuangan telah dievaluasi secara
tepat.
f. Kepercayaan dan Reputasi: Perusahaan yang memiliki reputasi baik
seringkali memilih untuk menjalani audit secara sukarela sebagai upaya
untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan pemegang saham
dan pihak-pihak lainnya. Audit yang dilakukan secara teratur dapat
membantu membangun reputasi perusahaan sebagai entitas yang
transparan dan kredibel.
Perubahan dalam permintaan terhadap jasa audit juga dapat terjadi
seiring dengan evolusi dan perubahan dalam lingkungan bisnis. Misalnya,
dengan adanya teknologi baru, seperti blockchain atau kecerdasan buatan,
permintaan terhadap audit yang berfokus pada aspek-aspek baru seperti
keamanan data dan validitas transaksi dapat meningkat. Oleh karena itu,
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menyediakan jasa audit menjadi penting
bagi praktisi dan perusahaan audit.
2.5 Persyaratan untuk Sertifikasi CPA
1. Educational Requirement (Memiliki Gelar Akuntan)

20
Persyaratan pendidikan biasanya meliputi:
a. Gelar Sarjana (S1) dalam Bidang Akuntansi: Kebanyakan posisi di bidang
akuntansi, termasuk menjadi akuntan publik atau auditor, memerlukan
gelar sarjana (S1) dalam bidang akuntansi. Gelar ini memberikan dasar
pengetahuan yang kuat dalam akuntansi, termasuk prinsip-prinsip dasar,
metode pencatatan, analisis laporan keuangan, dan standar akuntansi.
b. Pelatihan Profesi Akuntan (PPAk) dan Memperoleh Gelar Akuntan (Ak.):
Setelah mendapatkan gelar sarjana, calon akuntan biasanya harus
mengikuti pelatihan profesi akuntan (PPAk) yang diselenggarakan oleh
lembaga profesi akuntan yang diakui. Setelah menyelesaikan PPAk dan
memenuhi persyaratan lainnya, seperti pengalaman kerja yang cukup,
calon akuntan akan diberikan gelar Akuntan (Ak.), yang menunjukkan
bahwa mereka telah memenuhi standar dan kualifikasi yang diperlukan
dalam profesi akuntansi.
Dengan memiliki latar belakang pendidikan dan gelar yang sesuai,
seseorang dapat memenuhi persyaratan pendidikan untuk menjadi seorang
akuntan atau auditor yang berkualifikasi. Namun, persyaratan pendidikan
dapat bervariasi tergantung pada yurisdiksi tempat seseorang berpraktek,
sehingga penting untuk memahami persyaratan spesifik di wilayah tersebut.
2. Lulus USAP (ujian sertifikasi akuntan publik) yang diselenggarakan IAI
Ujian USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) diselenggarakan oleh IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) dua kali setahun, yaitu pada bulan Juli dan
Desember. Ujian ini meliputi berbagai topik dalam bidang akuntansi dan
keuangan. Berikut adalah komponen ujian USAP beserta durasi setiap bagian:
a. Pelaporan dan Akuntansi Keuangan (4 jam): Ujian ini mencakup berbagai
aspek terkait dengan pelaporan keuangan dan penerapan standar akuntansi
keuangan.

21
b. Auditing dan Assurance Service (4 jam): Bagian ini menguji pengetahuan dan
keterampilan terkait dengan audit, pemeriksaan, dan layanan jaminan lainnya
dalam konteks profesionalisme dan etika.
c. Perpajakan dan Hukum Komersial (3,5 jam): Topik ujian ini mencakup
peraturan perpajakan dan hukum komersial yang relevan dengan praktik
akuntansi dan keuangan.
d. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan (2 jam): Bagian ini
mencakup konsep dan teknik dalam akuntansi manajemen serta prinsip-
prinsip dasar manajemen keuangan.
e. Sistem Informasi Akuntansi (2,5 jam): Ujian ini menguji pengetahuan tentang
sistem informasi akuntansi, termasuk penggunaan teknologi informasi dalam
pengolahan data akuntansi dan pelaporan.
Ujian USAP dirancang untuk menguji pemahaman dan keterampilan
dalam berbagai aspek akuntansi dan keuangan yang relevan untuk praktik
profesional di bidang tersebut. Dengan lulus ujian ini, seseorang dapat
memperoleh sertifikasi sebagai seorang Akuntan Publik yang diakui oleh IAI.

22
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulannya, audit adalah proses kritis yang melibatkan pemeriksaan


sistematis terhadap catatan keuangan, transaksi, dan proses untuk memastikan
akurasi, kepatuhan, dan keandalan pelaporan keuangan. Berbagai jenis audit, seperti
audit laporan keuangan, audit operasional, audit kepatuhan, dan audit internal,
dilakukan oleh auditor yang berbeda, termasuk auditor eksternal, auditor pemerintah,
auditor pajak, dan auditor internal. Tujuan audit adalah untuk mengurangi risiko yang
terkait dengan pelaporan keuangan, termasuk risiko informasi, risiko kepatuhan, dan
risiko operasional. Melalui layanan jaminan dan pernyataan tegas, auditor membantu
memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan tentang keandalan dan
integritas informasi, serta memastikan akurasi, kelengkapan, dan kepatuhan dengan
regulasi laporan keuangan, dan efektivitas kontrol internal. Dengan demikian, audit
memainkan peran penting dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
kepercayaan dalam praktik akuntansi dan keuangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

AA. Arens, A., J. Elder, R., & S. Beasley, M. (2017). Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Agoes, Sukirno.2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik). Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta. Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Boynton, Wiliam. C, Johnson, Raymond. N, dan Kell, Walter. G. 2005.
Modern Auditing. Jilid I. Erlangga. Jakarta
Rida Perwita Sari, Sri Hastuti, D. R. (2020). Pemeriksaan Akuntansi
Berbasis International Standar on Auditing (ISA). Surabaya: Scopindo.
Rick Hayes, Philip Wallage, Hans Gortemaker (2019). Prinsip-Prinsip
Pengauditan International Standards on Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Theodorus M. Tuanakotta (2019). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat.

24

Anda mungkin juga menyukai