Anda di halaman 1dari 9

MATERI PENGAUDITAN 1

“AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR”

OLEH

AVELINA DANUS (33119032)

RELINDIS OMENU (33119043)

NOVITA PAU (33119049)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PEMBAHASAN

2.1 Audit Laporan Keuangan


Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi
pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai
assurance service. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan
melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melawan hukum yang dilakukan
klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2.1.1 Hubungan antara akuntansi dengan auditing

Terdapat perbedaan signifikan dalam metode, tujuan, dan pihak-pihak yang


bertanggung jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan
keuangan dibandingkan dengan proses audit laporan keuangan.

Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat,


mengelompokkan, merangkum, dan melaporkan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi perusahaan dalam laporan keuangan. Sedangkan audit meliputi
mengumpulkan bukti-bukti yang diperoleh secara logis dan assurance bahwa
laporan keuangan tersebut disajikan dengan jujur dalam semua respek material.

Akuntansi membutuhkan aplikasi pernyataan profesional yang signifikan, dan


impresiasi dalam kemampuan untuk memferifikasi penyajian laporan keuangan.
Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar untuk membuktikan dan memberikan
pendapat tentang benar atau tidaknya laporan keuangan tersebut.

2.1.2 Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan

Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan dapat dilihat lebih
lanjut pada 4 kondisi berikut ini:

 Pertentangan kepentingan ( conflict of interest ) pertentangan kepetingan


dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti
para kreditor dan para pemegang saham. Oleh karena itu, para pengguna
mencari keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi tersebut
telah bebas dari kepentingan manajemen dan netral untuk kepentingan
berbagai kelompok pengguna ( dengan kata lain, informasi tidak disajikan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna
diatas kelompok lainnya
 Konsekuensi (consequence ) laporan keuangan yang diterbitkan menyajikan
informasi yang penting dan dalam beberapa kasus merupakan satu-satunya
sumber informasi yang digunakan untuk membuat keputusan investasi yang
signifikan, peminjaman serta keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan
akan melirik pada auditor independen untuk memperoleh keyakinan bahwa
laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP termasuk semua
pengungkapan yang memadai.
 Kompleksitas (complexity) dengan meningkatnya tingkat kompeksitas, maka
resiko interpretasi dan resiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga
ikut meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit atau bahkan
mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka
mengandalkan auditor independen untuk menilai mutu informasi yang
dimuat dalam laporan keuangan.
 Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses langsung pada
catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas laporan
keuangan dari pada mempercayai mutu data keuangan begitu saja. Para
pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk
memenuhi kebutuhannya.

4 kondisi diatas secara bersama-sama membentuk adanya resiko informasi, yaitu


resiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak lengkap, tidak benar, atau bias.

2.1.3 Mengapa pengauditan diperlukan?

Pengauditan diperlukan karena masyarakat telah mengakui adanya nilai tambah


yang diperoleh dari audit atas laporan keuangan perusahaan yang saham-sahamnya
dijual kepada publik.

Proses audit akan membantu perusahaan mengidentifikasi masalah, resiko dan


kelemahan sistem yang berpotensi membahayakan aset perusahaan. Berbekal
temuan itu perusahaan dapat mengambil tindakan preventif maupun perbaikan.

2.1.4 Keuntungan audit Laporan Keuangan

Berikut ini beberapa keuntungan lainnya melakukan audit keuangan yang


berdampak positif bagi pertumbuhan perusahaan.

 Menjaga Kepatuhan. Saat auditor memeriksa data keuangan, tentunya mereka


akan memastikan bahwa sebuah organisasi bisnis sudah mematuhi semua
peraturan yang ditetapkan berdasarkan hukum yang berlaku. Jika ternyata
organisasi tersebut ditemukan melakukan pelanggaran dan berbuat tidak
patuh, maka auditor dapat melaporkannya.
 Laporan yang lebih Akurat. Ketika laporan keuangan di audit, maka auditor
akan mengidentifikasi semua celah sebelum menyajikan hasil kepada
pemangku kepentingan. Dengan demikian keandalan data yang dilaporkan
pun jadi lebih akurat dan terpercaya.
 Ketepatan dalam penentuan laba. Audit keuangan membantu perusahaan
untuk menentukan profitabilitas yang lebih tepat karena semua angka
dihitung dengan cermat dan teliti mungkin. Oleh sebab itu, melakukan audit
dapat membantu anda mengambil keputusan yan tepat untuk meningkatkan
kelancaran manajemen bisnis.
 Menyederhanakan proses pinjaman. Jika laporan keuangan sudah diaudit,
maka akan jadi lebih muda untuk lembaga keuangan seperti bank untuk
meminjamkan uang. Tentunya hal ini dikarenakan laporan keuangan yang
diaudit lebih terpercaya keandalannya dan sangat kecil kemungkinannya
untuk dipalsukan.
 Mendeteksi kecurangan. Jika ada kecurangan atau penipuan yang mungkin
saja terjadi dalam organisasi bisnis, hal tersebut bisa langsung terdeteksi
dengan bantuan audit. Karena seorang auditor akan selalu melaporkan data
keuangan perusahaan berdasarkan keaslian fakta yang ditemukan.
 Meningkatkan pertumbuhan bisnis. Seorang auditor merupakan pihak yang
independen, sehingga semua pandangan dan saran yang diberikan tidak
memihak pada kepentingan personal. Ini berarti membuat auditor menjadi
pihak ideal yang tepat untuk memberikan nasihat keuangan demi
meningkatkan sistem bisnis, praktik akuntansi serta tata kelola keuangan
perusahaan.
 Membantu perencanaan dan penganggaran. Audit keuangan membantu untuk
mengkonfirmasi keakuratan laporan keuangan sebuah bisnis dengan
menganalisis setiap transaksi yang dilakukan. Dengan demikian pergerakan
uang yang keluar dan masuk bisa dirinci dengan jelas. Tentunya hal ini
membuat pemangku kepentingan lebih mudah untuk melakukan
perencanaan, penganggaran, dan pengambilan keputusan keuangan yang
lebih baik di masa depan.

2.1.5 Keterbatasan Audit Laporan Keuangan

Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai GAAS memiliki keterbatasan
yang melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan
ekonomi yang wajar. Berikut ini adalah 2 batasan ekonomi penting yang dimaksud:

 Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat


menimbulkan terbatasnya pengujian atau penarikan sampel dari catatan
akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif. Selain itu,
auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem pengendalian internal dan
mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang berfungsi
dengan baik.
 Jumlah waktu yang memadai ( reasonable leght on time). Biasanya laporan
auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu 3 sampai 5
minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi
jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal
neraca yang berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia
waktu yang demikian singkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada
pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan penting lainnya adalah yang berkaitan dengan kerangka kerja
akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan keuangan yaitu:

 Prinsip akuntansi alternative (alternative accounting principles). GAAP


memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan keuangan harus
mempunyai pengetahuan luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh
perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.
 Estimasi akuntansi (accounting estimates). Estimasi adalah bagian yang
melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor
dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu. Suatu audit tidak
dapat menambahkan ketetapan dan kepastian pada laporan keuangan apabila
faktor-faktor tersebut tidak ada.

2.2 Pihak- pihak yang berinteraksi dengan auditor

Menurut Boyton (2003:57), terdapat 4 pihak yang berhubungan dengan auditor


independen, yaitu:

1. Manajemen.
Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif
merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi
dan transaksi klien. Dalam konteks auditing manajemen menunjuk pada para
pejabat perusahaan, pengawas dan personel kunci sebagai penyelia (supervisor).
Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam audit seringkali auditor
memerlukan data rahasia tentang entitas. Oleh karena itu adalah mutlak untuk
menjalin hubungan berdasarkan saling mempercayai dan saling menghargai.
Pendekatan tipikal yang harus dilakukan oleh auditor terhadap arsesi
manajemen, dapat disebut sebagai keraguan profesional, hal ini berarti auditor
tidak boleh tidak mempercayai arsesi manajemen, namun juga tidak boleh begitu
saja menerimanya. Auditor harus senantiasa menyadari perlunya mengevaluasi
secara objektif kondisi-kondisi yang sedang diamati serta bukti yang diperoleh
selama audit.

2. Dewan Direksi dan Komite Audit


Dewan direksi suatu perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
perusahaan dioperasikan dengan cara terbaik untuk kepentingan para
pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar
tergantung pada komposisi dewan itu sendiri, bila dewan terutama terdiri dari
para pejabat perusahaan, maka hubungan auditor, dewan dan manajemen pada
dasarnya adalah satu dan sama, namun apabila dewan terdiri dari sejumlah
anggota yang berasal dari luar perusahaan mungkin terdapat hubungan yang
sedikit berbeda. Anggota-anggota dewan yang berasal dari luar bukanlah para
pejabat atau pegawai perusahaan. Dalam hal ini, komite audit yang ditunjuk
terutama terdiri dari anggota yang berasal dari luar dewan dapat bertindak
sebagai penghubung antara auditor dan manajemen. Terdapat kecenderungan
meningkatnya penggunaan komite audit sebagai alat untuk memperkuat
independen auditor.
Fungsi suatu komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor
independen adalah:
 Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit tahunan
 Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
 Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan
masalah-masalah besar yang dijumpai selama pelaksanaan audit
 Me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada
saat penyelesaian penugasan

Karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan pengetahuan


auditor tentang faktor resiko bisnis dan daya saing perusahaan, komite audit
akan memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan auditor untuk
menerapkan keraguan profesional secara tepat dalam perikatan

3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat
dengan auditor internal yang ada pada perusahaan kliennya. Manajemen dapat
meminta auditor independen untuk me-review kegiatan auditor internal yang
telah direncanakan untuk tahun berjalan serta melaporkan mutu kerja mereka,
auditor memiliki kepentingan kepada auditor internal yang berkaitan dengan
struktur pengendalian intem klien dan manajemen internal juga diperbolehkan
membantu auditor independen dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
Pekerjaan auditor internal tidak dapat digunakan sebagai pengganti auditor
independen namun pekerja auditor internal menjadi pelengkap yang penting
bagi auditor independen. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal
terhadap audit, auditor independen harus mempertimbangkan kompetensi dan
objektivitas auditor internal dan mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.

4. Pemegang saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham
sabagai pengguna untuk laporan auditor, auditor tidak berhubungan langsung
dengan para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur
perusahaan klien, namun demikian auditor diperbolehkan mengikuti rapat
umum pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertanyaan-
pertanyaan para pemegang saham.

2.3 Standar Auditing

Standar Auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar
audit terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing
(PSA). Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan IAI bersifat
wajib (Mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai
akuntan publik. 10 standar auditing terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Standar Umum :
 Auditor harus memiliki pelatian dan penguasaan teknis yang memadai
 Auditor harus memiliki independensi dalam sikap mentalnya
 Auditor harus memiliki kehati-hatian proesional dalam melaksanakan
audit dan membuat laporan
 Standar Kegiatan Lapangan :
 Kegiatan audit harus cukup terencana
 Auditor harus mendaptkan pemahaman yang cukup mengenai instruktur
pengendalian internal
 Auditor harus mendapatkan bukti yang kompeten
 Standar Pelaporan :
 Auditor harus menyebutkan dalam laporannya apakah laporan keuangan
dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum
atau tidak
 Laporan tersebut harus menjelaskan berbagai kondisi dimana prinsip
akuntansi yang berterima umum tidak diterapkan
 Laporan tersebut harus mengidentifikasi berbagai hal yang tidak
memiliki pengungkapan informasi yang memadai
 Laporan tersebut harus berisi pernyataan pendapat auditor atas laporan
keuangan secara umum.

2.4 Menyusun Laporan Auditor

Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa syarat

 Fungsinya:

• mengadakan komunikasi antara auditor dengan pemakai LK mengenai


pekerjaan yang dilakukan, sifat dan batasan dalam penugasannya

• Menjelaskan perbedaan tanggung jawab antara auditor dengan pihak


manajemen

 Unsur-unsur pokok laporan audit bentuk standar:

• Judul

• Pihak yang dituju

• Paragraf pendahuluan

• Paragraf luas pemeriksaan


• Paragraf pernyataan pendapat

• Tanda tangan, nama auditor, nomor registrasi

• Tanggal laporan audit

 Paragraf pendahuluan

• Jenis jasa yang diberikan (audit)

• Objek audit ( laporan keuangan, nama perusahaan yang diaudit, tanggal LK)

• Perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor

 Paragraf luas pemeriksaan

• Audit telah sesuai dengan SABU

• Memuat keyakinan auditor bahwa hasil auditnya telah memberikan dasar yang
memadai terhadap laporan pendapatnya

 Paragraf pernyataan pendapat

• Pernyataan bahwa LK wajar dalam seluruh aspek yang materil

• Memuat informasi tentang posisi keuangan pada tanggal neraca dan hasil
opersasi dan alliran kas periode tersebut

• Pernyataan bahwa LK telah disusun sesuai dengan PABU

2. Laporan Audit tidak baku

 Laporan audit yang tidak berisi pendapat wajar tanpa syarat

 Penyebab dikeluarkannya:

 Auditor ingin menekankan sesuatu hal dalam laporan

 Luas dan lingkup audit dibatasi

 Auditor tidak dapat memperoleh bukti-bukti

 LK tidak disusun sesuai dengan PABU

 Penerapan prinsip akuntansi tidak konsisten

 Adanya ketidakpastian yang luar biasa

 Auditor yang tidak independen


Tanggung jawab Auditor

 Tanggung jawab auditor hanya terbatas pada pemberian pendapat atas


kewajaran penyajian laporan keuangan

 Tanggung jawab auditor timbul jika auditor gagal menemukan kekeliruan,


ketidakberesan atau kecurangan karena kelalaiannya mematuhi norma-norma
atau SABU

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN YANG DIAUDIT MENGHARAPKAN AUDITOR


UNTUK :

 Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis , integritas, independensi dan


objektivitas

 Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun
tidak

 Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan

Deteksi Kecurangan

Kecurangan pelaporan keuangan terdiri dari tindakan-tindakan seperti:

1. manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen


pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan

2. Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-


peristiwa, transaksi-transaksi atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam
laporan keuangan

3. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan


dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai