Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan : 02

Materi ke : 01
Mata Kuliah : Audit Bank Syariah
Semester : 5 (lima) Ganjil
Tahun : 2021/2022
Dosen : Obaid Mujahid Fahmy, M.M
IAIN Palangkaraya

AUDITING DAN AKUNTANSI SERTA HUBUNGANNYA

Akuntansi bukan hanya proses pencatatan semata, tetapi akan meliputi banyak
aspek, seperti: unsur pengendalian internal, perancangan sistem dan prosedur
pengendalian, kebijakan akuntansi, dan memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan. Proses akuntansi diawali dari adanya bukti sumber yang telah
mendapat otorisasi pejabat yang berwenang perusahaan, kemudian dicatat
dalam jurnal, dan dikelompokkan menurut klasifikasinya, untuk diposting ke
buku besar. Pada akhir proses akuntansi akan dihasilkan laporan keuangan
(Neraca dan Laporan Laba/Rugi). Penysunan laporan keuangan ini harus
mengacu kepada asersi manajemen dan standar akuntansi keuangan.

Sedangkan auditing merupakan proses analisis dari suatu laporan keuangan


yang dihasilkan dari proses akuntansi. Proses auditing diawali dari penelaahan
laporan keuangan yang diaudit, kemudian membandingkannya dengan masing-
masing buku besar dan buku pembantu, hingga ke buku jurnal. Setelah proses
audit selesai di buku jurnal, maka audit harus dilanjutkan pada bukti-bukti
sumber yang mendukungnya. Hal ini untuk memastikan apakah seluruh bukti
tersebut keberadaanya telah sesui dengan sistem dan prosedur akuntansi
perusahaan. Proses audit harus dilakukan berdasarkan Standar Profesional
Akuntan Publik. Proses audit akan menghasilkan laporan hasil audit, yang
menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang lazim, dan diterapkan secara konsisten.
1
Dari uraian tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa akuntansi dan auditing
sangant erat hubungannya.

PENGERTIAN AKUNTANSI DAN AUDITING

Pengertian Akuntansi

Kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris to account, yang berarti


memperhitungkan atau mempertangungjawabkan dan kata accountancy yang
berarti hal-hal yang bersangkutan dengan sesuatu yang dikerjakan oleh akuntan
(accountant).

Definisi akuntansi yang dimuat dalam accounting terminology bulletin adalah


berikut: Akuntansi: seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan
dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, penggolongan dan
penyajian secara sistematik informasi yang dapt dipercaya dan berdaya guna
tentang transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam
pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan sebagai
dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi
pertanggung jawaban keuangan dan lainya.

Sedangkan definisi akuntansi yang dimuat di dalam statements of accounting


principles board Nomor. : 4 thn 1970 adalah sebagai berikut: Akuntansi adalah
merupakan kegiatan penyediaan jasa, fungsinya adalah memyediakan informasi
kuntitafif tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan,
yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Jadi dari
pengertian akuntasi tersebut dapat dipahami bahwa: akuntansi mempunyai

2
fungsi bagi suatu organisasi (badan usaha, instansi pemerintah, dlsb.) untuk
menyajikan informasi kuantitatif (dapat dihitung) tertentu yang dapat digunakan
oleh pimpinan suatu entitas ekonomi, atau pihak lainnya untuk mengambil
keputusan. Seorang akuntan dalam menyajikan laporan keuangannya harus
memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi, dan aturan-aturan
dalam menyusun informasi akuntansi.

Pengertian Auditing

Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau
memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan
mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggungjawab
keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir
sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan
auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut
disebut dengan ”auditing”. Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian
auditing, maka perlu dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai
berikut: Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of
the underlying internal control and accounting records of a business enterprises
or other economic unit, precedent to the expression by the auditor of an opinion
of the propriety (fairness) of its financial statement.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa ada tiga sasaran pokok dalam audit
yaitu:

1. Audit atas pengendalian intern dalam hal ini meliputi pengendalian


akuntansi dan pengendalian administrasi.
2. Audit atas catatan keuangan. Catatan keuangan meliputi catatan yang
memuat satuan uang seperti faktur pembelian, faktur penjualan, bukti

3
penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku besar, buku tambahan dan
lain sebagainya.
3. Audit atas catatan lain. Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan
keuangan seperti anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan
sebagainya.

Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut:


Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah serangkaian
pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti
daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma
pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan)
pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa.
Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa audit yang dilakukan oleh
akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus dilaksanakan
secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga
dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang. Kata bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap
yang tidak berpihak dalam melaksanakan audit untuk sampai kepada
pemberian pendapat, baik dalam kenyataan (in fact) maupun dalam
penglihatan (in appearance). Sedangkan norma pemeriksaan adalah suatu
ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan.

Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas oleh
Arens dan James sebagai berikut: Auditing adalah suatu proses dengan apa
seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi
bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan
tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

4
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.

KEBUTUHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI DAN


AUDITING

Kebutuhan Perusahaan Terhadap Akuntansi

Setiap perusahaan yang beraktivitas, terlebih lagi apabila skala usahanya sudah
besar dan luas, yang sebagian terbesar tugas-tugas telah dilimpahkan kepada
orang lain, maka perusahaan tersebut akan sangat membutuhkan ilmu akuntansi.
Akuntansi diperlukan guna mencatat dan mengendalikan setiap transaksi yang
terjadi, serta untuk memperoleh informasi keuangan tentang perusahaan
tersebut secara akurat. Dalam bidang akuntansi, penggunaannya tidak terbatas
hanya pada proses pencatatan semata, tetapi akan meliputi ; pendisainan dan
penetapan sistem dan prosedur, serta kebijakan akuntansi yang dapat
diterapkan. Sistem dan prosedur ini dapat meliputi :

1. Penetapan struktur pengendalian intern dan kebijakan akuntansi yang


digunakan perusahaan

2. Penerapan sistem dan prosedur setiap jenis transaksi perusahaan

3. Penerapan kebijakan akuntansi oleh perusahaan dalam mengalokasikan setiap


jenis pendapatan dan beban operasional perusahaan.

Dengan memanfaatkan ilmu akuntansi tersebut, setiap perusahaan akan dapat


mengendalikan opersional perusahaan secara terukur, efisien, dan dapat
mengetahui informasi keuangan perusahaan secara periodik. Oleh karenanya

5
setiap perusahaan akan sangat membutuhkan atas keberadaan dan penggunaan
ilmu akuntansi.

Kebutuhan Perusahaan Terhadap Auditing

Timbulnya kebutuhan akan jasa audit, dikarenakan perkembangan dunia usaha


yang demikian pesat, dimana pemilik perusahaan tidak dapat mengendalikan
lagi sendiri secara langsung, dan menyerahkan kepada para professional untuk
pengelolaannya. Para professional yang mengelola perusahaan ini disebut
dengan manajemen. Manajemen tersebut secara periodik harus
mempertanggungjawabkan hasil usahanya kepada pemilik perusahaan, dengan
cara menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan. Laporan keuangan
tersebut berupa : Neraca, Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Arus Kas untuk
satu tahun periode akuntansi. Informasi keuangan tersebut, selain sebagai
bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik, juga bisa dipakai oleh
pihak lain, dan pihak manajemen sendiri sebagai bahan evaluasi atas kinerjanya.
Agar informasi keuangan tersebut lebih dapat diyakini oleh para pemakainya;
seperti pemilik perusahaan, calon investor, bank, dan kantor pajak, dan yang
lainnya, diperlukan adanya jasa audit dari pihak independen. Pihak independen
atau auditor independen (Kantor Akuntan Publik) yang melakukan audit laporan
keuangan perusahaan akan menerbitkan Laporan Hasil Audit (LHA). LHA atas
laporan keuangan tersebut akan dapat dijadikan bahan penilaian dan bahan
pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan terhadap informasi
keuangan perusahaan dimaksud. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Profesi &
Jasa Audit Sungguhpun keberadaan profesi auditing sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, baik pemilik, calon investor, bank, kantor pajak, dlsb., namun
apabila jasa audit yang dihasilkan kurang/tidak dapat dipercaya para pemakai,
maka menjadi tidak berguna tentang keberadaan jasa tersebut. Agar kehadiran
profesi auditing ini bermanfaat dan dapat dipercaya masyarakat, maka baik
pemerintah maupun Kompartemen Akuntan Publik – IAI (sekarang

6
IAPI=Institute Akuntan Publik Indonesia), telah membuat peraturan dan
ketentuan, serta syarat-syarat bagi seseorang yang ingin membuka kantor
akuntan publik, atau ingin berfrofesi di bidang auditing. Hal ini dilakukan agar
keberadaan profesi ini dapat berkembang dan bermanfaat, serta dapat dipercaya
oleh para pemakainya.

PERBEDAAN AUDITING DENGAN AKUNTANSI SERTA


HUBUNGANNYA Akuntansi berbeda dengan auditing, namun keduanya
sangat berhubungan erat. Auditing dalam penerapannya, menggunakan data
akuntansi. Seorang auditor agar dapat menggunakan/menganalisis data
akuntansi, dituntut mempunyai pengetahuan tentang akuntansi.

Berikut ini diuraikan tentang perbedaan auditing dengan akuntansi:

Auditing Akuntansi
- proses mengevaluasi informasi - proses pencatatan,
dan menghasilkan kesimpulan pengelompokkan, dan
(opini/rekomendasi) yang pengikhtisaran kejadian-
membandingkan antara fakta kejadian ekonomi. Atau
dan kriteria sesuai dengan
Standar Auditing - suatu proses menghasilkan data
dan informasi dalam bentuk
Financial Statement

. PROSES AUDITING DAN AKUNTANSI

Proses Akuntansi

Tahapan dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan,


karena dalam melakukan audit di perlukan. Laporan Keuangan yang merupakan
hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali
dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti

7
pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal
Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas). Setelah semua
transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, Tiap – tiap
jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi
yang memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat
diperoleh Trial Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu
perusahaan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Worksheet, kemudian
diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan menjadi bahan
bukti untuk melakukan audit.

Proses Audit

Financial Statement yang dihasilkan dari proses akuntansi, akan dijadikan dasar
tahapan audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena:

1. Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi

2. Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi


business maker.

3. Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi.

4. User sering tercegah mempunyai hubungan langsung dengan informasi.

Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar Auditing yang telah
ditetapkan. Standar Auditing terdiri dari tiga standar penting yaitu :

1.Standar Umum (General Audit) Audit dilaksanakan oleh seseorang yang


memiliki kualitas dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Seorang
auditor juga harus bersikap netral dan independen, memiliki tingkat kecermatan
dan kehati – hatian yang baik dalam melaksanakan audit dan membuat laporan.
Laporan yang dihasilkan harus sesuai dengan standar auditing (GAAS).

8
2. Standar Kerja Lapangan (Standard of Fieldwork) Dalam pelaksanaan audit
harus dilaksanakan dengan baik, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang
matang, jika ada petugas junior harus ada supervisi audit. Pemahaman yang
memadai atas Internal Control perusahaan sangat diperlukan untuk menentukan
sifat waktu dan menetapkan berapa dalamnya audit yang dilakukan. Bukti audit
kompeten yang cukup sangat diperlukan dalam pemeriksaan.

3. Standar Pelaporan (Standard of Report) Pernyataan Laporan hasil audit yang


disajikan harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum /GAAP. Jika
standar akuntansi yang digunakan tidak konsisten, maka harus dinyatakan sebab
dan akibatnya serta dinyatakan apa efeknya bagi perusahaan. Pengungkapan
Laporan hasil audit berupa opini dan harus ada informasi yang lengkap
(Disclosure). Ketiga standar penting diatas yang terdiri dari Standar Umum,
Standar Kerja Lapangan, dan Standar Pelaporan, pada akhirnya akan
menghasilkan opini/ rekomendasi yang berdasarkan interpretasi PSA
(PSA=Pernyataan Standar Audit).

GAAP Vs GAAS

GAAP (generally accepted accounting principles) is a collection of


commonly-followed accounting rules and standards for financial reporting.

GAAP (Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum) adalah


seperangkat aturan yang dimaksudkan bagi perusahaan untuk membantu
dalam menyiapkan laporan keuangan yang diikuti di semua bagian dunia.
Ini adalah prinsip, standar, dan prosedur akuntansi yang dipatuhi oleh
perusahaan saat menyiapkan laporan keuangan. SAK bukan aturan
tunggal tetapi memberikan banyak cara di mana transaksi dapat dicatat
dan dilaporkan oleh perusahaan. GAAP sedang berusaha untuk
memaksakan pada perusahaan di seluruh dunia dalam upaya untuk

9
membiarkan investor memiliki tingkat minimum konsistensi dan
transparansi dalam laporan keuangan perusahaan ketika mereka mencoba
untuk membandingkan kinerja dua perusahaan yang berlokasi di berbagai
negara di dunia.

Hubungan Akuntansi, GAAP, Auditing, dan GAAS

Akuntansi (Konstruktif) Auditing (Analitis)

Standard Auditing
Bukti Pembukuan

GAAP GAAS
Standard Pekerjaan Laporan
Special Jurnal

Kesesuaian dgn PABU Independensi Profesional


Trial Balance

Supervisi Audit, Bukti Audit (Pengendalian Intern)


Worksheet

Financial Statement Interpretasi PSA

PABU = GAAP , Prinsip Akuntansi Berterima Umum

 PABU adalah prinsip akuntansi yang menjadi dasar dan landasan di


suatu tempat/lingkungan tertentu yang sudah berterima umum. Dalam

10
bahasa internasional, PABU disebut Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).
Dari PABU, muncullah standar akuntansi. Standar tersebut berisi
tentang ketentuan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang
mengenai konsep, standar, dan metode yang dinyatakan sebagai
pedoman utama dalam praktik akuntansi perusahaan dalam lingkungan
(negara) sepanjang ketentuan ini relevan dengan keadaan perusahaan
atau unit usaha tertentu. Hal inilah yang membuat akuntansi di tiap
daerah/tempat/negara berbeda satu sama lain.

GAAS (Generally accepted auditing standards) are a set of systematic


guidelines used by auditors when conducting audits on companies'
financial records. The Auditing Standards Board (ASB) of the American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) created GAAS.

GAAS (Umumnya Diterima Standar Audit) adalah seperangkat pedoman


untuk auditor yang dimaksudkan untuk membantu mereka dalam audit
perusahaan sedemikian rupa sehingga audit ini akurat, konsisten, dan
dapat diverifikasi. Pedoman ini memastikan bahwa auditor tidak
ketinggalan informasi material apa pun. GAAS membantu memastikan
kualitas audit tertinggi dengan cara yang memungkinkan untuk
membandingkan audit berbagai perusahaan dengan mudah. GAAS
mengharuskan auditor untuk memiliki tingkat kemahiran tertentu dan juga
mengharuskan mereka untuk mempertahankan tingkat independensi yang
tinggi. GAAS memastikan profesionalisme dari auditor yang membantu
mereka mempersiapkan audit dengan cara yang paling transparan dan
tidak bias.

GAAP standar Akuntansi Umum untuk diterapkan oleh perusahaan di berbagai


belahan dunia
11
GAAS standar bagi auditor untuk melakukan audit

DAFTAR RUJUKAN

1. Davis, James R., Alderman, Wayne C., and Robinson., Leonard A., Accounting
Information System : A Cycle Approach, 3th Edition, Johns Wiley and Sons,
New York, 1990

2. Kell, Walter G., Boyton, William C. Zeigler, Richard E., Modern Auditing,
Fourth Edition, John Wiley and Sons Inc., Canada 1989.

3. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, BP STIE YKPN, Yogyakarta 2000.

4. Hiro Tugiman, Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta, Percetakan


Kanisius : 1997.

5. Committee on Auditing Procedures, Statement Net, AICPA, New York, 1973


6. Arens Alvin A., and James K. loebbecke. Auditing an Integrated Approach,
Alihbahasa oleh Amir Abadai Yusuf . Salemba Empat. Jakarta 1996.

7. AICPA. Internal Controll. Diterjemahkan oleh Soekrisno Agoes, Edisi ketiga.


Yogyakarta : Yayasan Penerbit Gajah Mada 1995.

8. Suroso, Auditing dan Akuntansi serta Hubungannya, Jurnal Akuntansi Bisnis


dan Publik Program Studi Akuntansi FE UNPAB Medan Vol 1 No.1 Des 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai