Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Leverage / Rasio Solvabilitas Menurut


Para Ahli
Rasio hutang atau leverage adalah rasio yang dipakai untuk mengetahui sebesar apakah
aktiva perusahaan dibiaya dari hutang. Atau dengan kata lain, rasio ini dihitung untuk
memperlihatkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan disokong dengan hutang. Artinya juga,
berapa besar biaya utang yang ditanggung suatu emiten dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki.
Dan jika seandainya suatu perusahaan tidak mempunyai leverage atau nilai rasio solvabilitasnya
adalah nol, maka perusahaan dapat dikatakan beroperasi dengan hanya mengandalkan modal
sendiri, tanpa terbebani hutang. Tapi sekalipun demikian, tidak punya utang sama sekali juga tidak
bisa dikatakan baik sepenuhnya. Sebab, hutang juga merupakan salah satu cara meningkatkan
pencapaian laba yang sebesar-besarnya oleh perusahaan. Nah, berikut ini adalah definisi mengenai
leverage oleh para ahli di bidangnya, diantaranya adalah:
Adapun Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2012:75), menjelaskan makna leverage  sebagai
berikut:
“Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.”
Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir (2012:151), menjelaskan :
“Rasio solvabilitas atau leverage adalah merupakan rasio yang dipakai untuk   mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang”
Sehingga, berdasarkan pendapat para ahli yang disebutkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa rasio solvabilitas atau leverage digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh
mana kemempuan suatu emiten dalam memenuhi semua kewajiban jangka panjangnya, khususnya
jika sewaktu-waktu perusahaan tersebut harus dilikuidasi

Manfaat Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir

Berikut adalah tujuan dan juga manfaat menggunakan rasio leverage sebagai bahan analisis
menurut Kasmir (2012:153-154), diantaranya:

 Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang bersifat tetap
(seperti angsuran pinjaman, termasuk bunga).
 Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak kreditor.
 Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.
 Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
 Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang jangka panjang.
 Untuk mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva, khususnya aktiva tetap, dengan modal.
 Untuk mengetahui berapa jumlah dana pinjaman yang segera akan jatuh tempo.

B.Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Para Ahli


“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
(Hanafi, 2009: 74)
“Liquidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya.” (Weston dalam buku Kasmir, 2013)

Adapun pengertiannya secara umum adalah:

“Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dalam jangka


pendek untuk memenuhi kewajibannya.” (Subramanyam, 2010)

“Likuidasi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya


yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
pada saat ditagih.” (Munawir, 2010)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa rasio ini menitikberatkan pada tingkat kemampuan
manajemen suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya manakala ditagih atau
jatuh tempo kewajibannya.

Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti:

 Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.


 Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana.
 Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau
bisnis lain yang menguntungkan.

C. Pengertian Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Menurut


Para Ahli
Menurut Kasmir (2014: 115), kurang lebih hampir sama dengan publikasi
Investopedia, hanya saja yang berbeda adalah beliau memasukkan Laba per Lembar Saham
atau EPS di dalamnya dan juga menyebut ROI salah satunya, bukan ROA.Sebenarnya ROI
dan ROA sama saja kalau dalam investasi saham. Tapi kalau ROI dalam investasi secara
umum maka rumusnya tidak menyebut aset, yakni keuntungan dari dana yang diinvestasikan
dibagi dengan total investasinya semula.

Adapun oleh Agus Sartono (2010: 113), menyebutkan jenis profitability ratio sama
dengan versi Investopedia. Sedangkan Irham Fahmi (2013: 80) sendiri hanya menyebut 4
macam saja, tanpa memasukkan rasio margin keuntungan operasi atau Operating Profit
Margin. Yang jelas, semua punya alasan yang kuat dalam menentukan mana saja rasio yang
termasuk dalam jenis rasio profitabilitas ini.

Tujuan Profitabilitas
Menurut Kasmir (2015: 187), tujuan profitabilats untuk perusahaan atau pihak luar adalah :

 Menghitung atau mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan untuk satu periode
tertentu.
 Menilai posisi laba perusahaan di tahun sebelumnnya dan tahun saat ini .
 Menghitung pertumbuhan laba dari waktu ke waktu
 Menilai jumlah dari laba bersih sesudah pajak dengan modal
 Mengukur produktivitas seluruh modal perusahaan yang digunakan baik berupa modal
pinjaman maupun modal sendiri.

Manfaat Profitabilitas
Rasio profitabilitas memiliki manfaat tidah hanya untuk pihak manajemen atau pemilik usaha
tapi juga untuk pihak yang berada diluar perusahaan, khusunya pihak yang memiliki
keterkaitan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2015: 198), berikut beberapa manfaat profitabilitas :

 Mengetahui posisi laba perusahaan sebelumnya dibandingkan dengan tahun sekarang.


 Mengetahui pertumbuhan laba dari waktu ke waktu
 Menginformasikan jumlah laba bersih perusahaan setelah di potong pajak.
 Mengetahui produktivitas semua dana milik perusahaan yang digunakan baik dari modal
pinjaman maupun modal sendiri.

D.Pengertian Ratio Aktivitas (Rasio Efisiensi)


Rasio Aktivitas atau Rasio Efisiensi ini akan lebih berarti apabila dibandingkan
dengan industri-industri yang sejenis. Hal ini dikarenakan Industri yang berbeda jenis atau
industri yang bergerak di bidang yang berbeda akan memiliki rasio aktivitas yang berbeda
juga. Sebagai contoh, Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komoditas kebutuhan
sehari-hari (beras, gula, minyak, garam, dan lain-lainnya) pasti memiliki aset dan persediaan
yang berbeda dengan perusahaan yang menjual komoditas minyak dan gas.

Rasio Aktivitas atau Rasio Efisiensi ini sangat bermanfaat bagi Manajemen
Perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Bagi Investor dan
Kreditor, Rasio Aktivitas ini sangat bermanfaat untuk menilai dan mengukur Efisiensi dan
Profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan Rasio Aktivitas ini akan
berjalan seiring dengan Rasio Profitabilitas. Ketika sebuah perusahaan lebih efisien dengan
sumber dayanya, maka perusahaan tersebut akan cenderung menjadi perusahaan yang
menguntungkan atau perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi.

tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas Dalam praktiknya rasio aktivitas yang digunakan
perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai. Rasio aktivitas juga memberikan
banyak manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, untuk
masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Berikut ini adalah beberapa tujuan yang
hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas antara lain:

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di mana


hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.

4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan (working capital turn over).

5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode.

6. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan


penjualan. Kemudian, di samping tujuan yang ingin dicapai di atas, terdapat beberapa
manfaat yang dapat ambil dari rasio aktivitas, yaitu:

1. Dalam bidang piutang a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa


lama piutang mampu ditagih selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat
mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Dengan demikian, dapat diketahui efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang
penagihan. b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang
(days of receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari)
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

2. Dalam bidang sediaan Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan


tersimpan dalam gudang. Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau
rata-rata industri. Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil ini dengan
pengukuran rasio beberapa periode yang lalu

. 3. Dalam bidang modal kerja dan penjualan Manajemen dapat mengetahui berapa
kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata
lain, berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang aktiva dan penjualan a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali
dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.b. Manajemen dapat
mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam
suatu periode tertentu. C. Jenis – jenis Rasio Aktivitas Rasio aktivitas yang dapat digunakan
manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang
diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap
tidaknya rasio aktvitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai