Anda di halaman 1dari 6

2.

8 ALOKASI MODAL

2.8.1 Pengertian Alokasi Modal


Alokasi modal adalah proses distribusi sumber daya keuangan perusahaan. Alokasi
modal berarti mendistribusikan dan menginvestasikan sumber daya keuangan
perusahaan dengan cara yang akan meningkatkan efisiensinya, dan memaksimalkan
keuntungannya. Alokasi modal adalah tentang di mana dan bagaimana chief executive
officer (CEO) perusahaan memutuskan untuk membelanjakan uang yang diperoleh
perusahaan. Manajemen perusahaan berusaha mengalokasikan modalnya dengan cara
yang akan menghasilkan kekayaan sebanyak mungkin bagi pemegang sahamnya.
Mengalokasikan modal itu rumit, dan keberhasilan atau kegagalan perusahaan sering kali
bergantung pada keputusan alokasi modal CEO. Manajemen harus mempertimbangkan
kelayakan opsi investasi yang tersedia. Mereka perlu menghitung dan mengevaluasi
dampak masing-masing opsi terhadap perusahaan. Keputusan penting lainnya adalah
mengalokasikan dana tambahan secara tepat sehingga akan menghasilkan hasil terbaik
bagi perusahaan. Beberapa opsi untuk mengalokasikan modal dapat mencakup
pengembalian uang tunai kepada pemegang saham melalui dividen, mengeluarkan
dividen khusus, pembelian kembali saham, atau meningkatkan anggaran penelitian dan
pengembangan (R&D) atau, perusahaan dapat memilih untuk berinvestasi dalam inisiatif
pertumbuhan, yang dapat mencakup akuisisi dan pengeluaran pertumbuhan organik.
Dengan cara apa pun yang dipilih CEO untuk mengalokasikan modal, tujuan utamanya
adalah untuk memaksimalkan ekuitas pemegang saham (SE), dan tantangannya selalu
terletak pada menentukan alokasi mana yang akan menghasilkan manfaat paling
signifikan.

2.8.2 Proses Alokasi Modal

1. Pelaporan 3. Alokasi
2.Pemakai
Keuangan Modal

1. Pelaporan Keuangan
Informasi keuangan yang disediakan perusahaan yang bertujuan membantu pihak-
pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan alokasi modal perusahaan dan
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor,
supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuan dalam mengumpulkan dana untuk
kepentingan ekspansi perusahaan. Dimana pelaporan keuangan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil
suatu keputusan dalam perusahaan.
2. Pemakai
Investor dan kreditor menggunakan laporan keuangan untuk membuat keputusan
alokasi modal perusahaan. Investor memerlukan informasi untuk bisa membuat
keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan investasi mereka. Dengan
laporan keuangan tersebut mereka bisa memutuskan apakah akan menahan sahamnya,
menjualnya atau membeli lebih banyak saham. Sedangkan kreditor menggunakan
informasi akuntansi secara aktual terkait kinerja keuangan dan posisi keuangan
perusahaan untuk menilai apakah perusahaan tersebut cukup menguntungkan dalam
hal membayar bunga pinjaman atau kah tidak dalam perusahaan.
3. Alokasi Modal
Proses penentuan bagaimana dan dengan biaya berapa uang dialokasikan ke dalam
kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Manajemen harus mempertimbangkan
kelayakan opsi investasi yang tersedia. Mereka perlu menghitung dan mengevaluasi
dampak masing-masing opsi terhadap perusahaan. Keputusan penting lainnya adalah
mengalokasikan dana tambahan secara tepat sehingga akan menghasilkan hasil
terbaik bagi perusahaan.
Proses alokasi modal yang efektif sangat penting bagi kesehatan sebuah perekonomian,
merangsang produktivitas, mendorong inovasi, dan menyediakan pasar sekuritas serta
pasar kredit yang efisien dan likuid untuk membeli serta menjual sekuritas dan
memperoleh serta menjamin pinjaman. Informasi yang tidak dapat diandalkan dan tidak
relevan akan menimbulkan alokasi modal yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak
negatif terhadap pasar sekuritas.
2.8.3 Macam-Macam Perpindahan Dana Pada Alokasi Modal
Bisnis, individu, dan pemerintah sering kali perlu meningkatkan modal. Di sisi lain,
beberapa individu dan perusahaan memiliki pendapatan yang melebihi pengeluaran
mereka saat ini, dalam hal ini mereka memiliki dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
Orang dan organisasi dengan dana surplus menabung hari ini untuk mengumpulkan dana
untuk penggunaan di masa depan. Anggota rumah tangga mungkin menabung untuk
membiayai pendidikan anak-anak mereka dan pensiun orang tua, sementara bisnis
mungkin menabung untuk mendanai investasi masa depan. Mereka yang memiliki dana
surplus berharap mendapatkan pengembalian investasi mereka, sementara orang dan
organisasi yang membutuhkan modal memahami bahwa mereka harus membayar bunga
kepada mereka yang menyediakan modal. Dalam perekonomian yang berfungsi baik,
modal mengalir secara efisien dari mereka yang memiliki modal surplus ke mereka yang
membutuhkannya. Perpindahan dana ini dapat dilakukan dengan tiga cara yang berbeda
yaitu:
1. Transfer langsung uang dan sekuritas, seperti yang ditunjukkan di bagian atas,
terjadi saat bisnis menjual saham atau obligasi langsung ke penabung, tanpa pergi
melalui semua jenis lembaga keuangan. Bisnis mengirimkan sekuritasnya kepada
penabung, yang pada gilirannya memberikan uang yang dibutuhkan perusahaan.
Prosedur ini digunakan terutama oleh perusahaan kecil, dan relatif sedikit modal
yang diperoleh.
2. Transfer tidak langsung melalui bank investasi, transfer juga dapat melalui bank
investasi yang menjamin masalah tersebut. Penjamin emisi memfasilitasi penerbitan
sekuritas. Perusahaan menjual saham atau obligasi ke bank investasi, yang kemudian
menjual sekuritas yang sama ini kepada penabung. Sekuritas bisnis dan uang
penabung hanya “melewati” bank investasi. Namun, karena bank investasi membeli
dan menyimpan sekuritas untuk jangka waktu tertentu, ia mengambil risiko bank
tersebut mungkin tidak dapat menjual kembali sekuritas kepada penabung sebanyak
yang dibayarkan.
3. Transfer tidak langsung melalui perantara keuangan, Transfer juga dapat dilakukan
melalui perantara keuangan seperti bank, perusahaan asuransi, atau reksa dana. Di
sini perantara memperoleh dana dari penabung dengan imbalan sekuritasnya.
Perantara menggunakan uang ini untuk membeli dan menahan sekuritas bisnis dan
penabung memegang sekuritas perantara. Misalnya, seorang penabung menyimpan
dolar di bank, menerima sertifikat setoran, kemudian bank meminjamkan uang ke
bisnis dalam bentuk pinjaman hipotek. Jadi, perantara secara harfiah menciptakan
bentuk modal baru dalam hal ini sertifikat deposito yang lebih aman dan lebih likuid
dari pada hipotek dan dengan demikian lebih baik untuk dimiliki oleh sebagian besar
penabung. Keberadaan perantara sangat meningkatkan efisiensi pasar uang dan
modal.
2.8.4 Hubungan Akuntansi Dengan Alokasi Modal
Akuntansi memiliki hubungan dengan akun-akun yang dicatatnya. Salah satunya
yakni alokasi modal, karena sumber daya yang terbatas, maka manusia berusaha
mengawetkan dan menggunakan secara efektif. Penggunaan sumber daya secara
efisien juga menentukan apakah sebuah bisnis akan sukses dan tumbuh. Fakta ini
menempatkan beban berat pada profesi akuntansi. Akuntansi memiliki hubungan
dengan alokasi modal dalam hal pencatatan, dimana akuntansi berperan sebagai alat
pencatatan alokasi modal. Setiap alokasi modal yang keluar maka wajib dicatat dalam
pencatatan akuntansi agar pemakaian atau penambahan alokasi modal tersebut dapat
dipercaya oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Berdasarkan hubungan akuntansi
dan alokasi modal, seorang akuntan diharuskan mampu mengukur kinerja secara
akurat, wajar, dan tepat waktu, agar para manajer dan perusahaan yang tepat mampu
menarik modal investasi. Sebagai contoh, informasi keuangan yang relevan dan dapat
dipercaya memungkinkan investor dan kreditor membandingkan laba serta aktiva
yang dimiliki perusahaan seperti IBM, McDonal’s, Microsoft, dan Ford.

2.8.5 Hal Penting Dalam Mengalokasikan Modal Usaha


Pengertian modal usaha secara sederhana dapat diartikan sebagai kebutuhan apa saja
yang dibutuhkan dalam membangun maupun dalam pengembangan dari suatu usaha
yang sudah berjalan. Hal tersebut disebabkan karena tiap usaha meskipun jenis usaha
atau bisnis mereka memiliki jenis bidang yang sama, tentunya memiliki perbedaan
dalam melakukan pengalokasian modal usahanya. Tetapi satu hal yang pasti, modal
memang harus di alokasikan sejak awal dan apabila pada saat pengalokasian modal
tidak tepat maka akan berpengaruh terhadap roda perjalan dari usaha atau bisnis yang
sedang dijalankan. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus perhatikan terlebih
dahulu pada saat pengalokasian modal usaha:
1. Sarana dan Prasarana Usaha
Di dalam pengalokasian suatu modal usaha, sarana dan prasarana merupakan hal
utama yang harus terpenuhi. Sebab tanpa sarana dan prasarana maka usaha
kemungkinan besar akan sulit untuk berjalan. Cobalah untuk membuat daftar
sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan secara detail sesuai dengan jenis
usaha apa yang akan digeluti. Dalam membuat daftar sarana dan prasarana
tersebut, usahakanlah membuat daftar dari bagian yang pokok atau utama terlebih
dahulu. Untuk sarana dan prasarana yang bersifat sekunder maupun tersier juga
dapat terpenuhi nanti setelah usaha atau bisnis telah berjalan dengan stabil.
2. Persyaratan Usaha Secara Hukum
Apabila usaha atau bisnis yang dijalankan memerlukan persyaratan secara hukum,
maka alangkah baiknya mengalokasikan modal usaha yang dimiliki untuk segera
mengurus segala perijinan atau surat-surat penting tersebut. Misalnya saja surat
untuk ijin usaha seperti DEPKUMHAM. Dengan segala kelengkapan yang legal
tersebut maka nantinya akan menguatkan usaha yang dijalankan. Selain itu
kepercayaan dari pelanggan atau konsumen juga akan meningkat apabila usaha
Anda telah memiliki atau mendapatkan ijin usaha secara hukum.
3. Kebutuhan Operasional atau Modal Kerja
Kebutuhan – kebutuhan operasional atau modal kerja tersebut dapat berupa bahan
baku, promosi, gaji pegawai dan lain sebagainya yang erat kaitannya dengan
keberlangsungan dari suatu usaha atau bisnis secara harian. Anda dapat
melakukan pengalokasian modal usaha Anda tersebut atau menyesuaikan
kebutuhan operasional ini perbulan, selanjutnya lakukan evaluasi mengenai
alokasi mana yang menurut Anda di rasa belum efektif dan efisien. Setelah
beberapa bulan berjalan, kemungkinan pada saat melakukan evaluasi maka
kesimpulan yang didapatkan yaitu bisnis atau usaha membutuhkan penambahan
pada sumber daya manusia, maka dari itu pengalokasian operasional usaha harus
diperbesar atau bahkan sebaliknya.
4. Dana Cadangan
Apabila ketiga poin pengalokasian modal usaha di atas di rasa sudah terpenuhi
maka alangkah baiknya mulai memikirkan mengenai adanya dana cadangan agar
dapat berjaga-jaga apabila usaha atau bisnis sedang mengalami penurunan.
Alokasi tersebut terbilang sangat penting karena seorang pelaku bisnis tentunya
sudah paham betul bahwa tidak selalu di dalam dunia bisnis berjalan dengan
lancar. Usaha atau bisnis kemungkinan besar akan menghadapi jatuh bangun
terlebih dahulu pada saat Anda merintis usaha atau memulai bisnis Anda tersebut.
Pada saat itu, kesiapan mental akan teruji, terutama apabila modal usaha yang
Anda bangun telah hilang dan Anda harus memikirkan bagaimana cara agar bisa
mendapatkan modal usaha itu kembali. Apabila terdapat dana cadangan modal
usaha maka setidaknya Anda pasti akan bernafas lega dalam menjalankan usaha
atau bisnis Anda tersebut dan tidak harus memulai semuanya dari nol lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Ahmad. Alokasi Modal. URL: https://cerdasco.com/alokasi-modal/ (diakses
pada tanggal 29 Juni 2022).

Rizal. Akuntansi Keuangan Dan Kriteria Akuntansi. URL:


https://wargamasyarakat.org/akuntansi-keuangan-dan-kriteria-akuntansi/ (diakses
pada tanggal 29 Juni 2022).

Anitasari Nuraini. Hal Penting Dalam Mengalokasikan Modal Usaha. URL:


https://zahiraccounting.com/id/blog/hal-penting-dalam-mengalokasikan-modal-usaha/
(diakses pada tanggal 29 Juni 2022).

Anda mungkin juga menyukai