Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PRODUK DAN JASA BANK

“PRODUK JASA PERBANKAN”

KELOMPOK 5 :

1. UMBU MARUMATA 2018210217

2. YUNI FRAMITA 2018210223

3. WHINDA INDRA 2018210227

4. JIHAN MADANIYAH 2018210231

5. VALERIA KURNIATI S. 2018210235

S1 MANAJEMEN

STIE PERBANAS 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih Dan Penyayang, puja
dan pujisyukur kami panjatkan kehadirat-NYA yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, danInayah-NYA sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah dengan judul “Produk jasa perbankan” tepat pada waktunya. Adapun
penulisan makalah initelah semaksimal mungkin kami usahakan dan didukung
bantuan dari bebagai pihak,sehingga memperlancar dalam penyelesaian dan
penyusunannya.

Semoga makalah ini dapat membantu dan menginspirasi pembaca dalam


memahamiproduk dana dan jasa perbankan serta dapat diambil manfaatnya dalam
materi yang ada dalam makalah ini .

Pemyusun :

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan


dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote selain itu jugamerupakan
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kreditdan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahunterakhir
. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan.Saat ini, bank
memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan,lokasi tempat mereka
beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
Bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk
menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan.Dunia
perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan
dalam bidang perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perek
onomian). Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaranmenghimpun
dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengankegiatan simpanan
dan kredit maupun tidak langsung

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2

ISI

Transfer

Transfer merupakan kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana


tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan
seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.
Keuntungan kiriman uang (transfer):
1. Bagi nasabah :

 Pengiriman uang lebih cepat


 Aman sampai tujuan
 Pengiriman dapat dilakukan lewat -telepon melalui pembebanan rekening
 Prosedur mudah dan murah

2.Bagi Bank akan memperoleh:

 Biaya kirim.
 Biaya provisi dan komisi.
 Pelayanan kepada nasabah

Transfer Keluar
Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya
hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang
mendebet cabang lain mengkredit.
Transfer keluar adalah Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat
menyederhanakan lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar.
Pembatalan Transfer keluar:
Bila terjadi pembatalan transfer, harus diperhatikan bahwa pembatalan
tersebut hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si
penerima uang dan untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa
“stop payment” kepada cabang pembayaran.Pembayaran pembatalan ini baru dapat
dilakukan oleh bank pemberi amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya
apabila telah diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang
transfer dimaksud belum dibayarkan.

Transfer Masuk
Bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk membayar sejumlah
uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan
membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki
rekening di bank pembayar.
Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah
dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.

Pembatalan Transfer Masuk


Jika terjadi pembatalan, pertama – tama yang harus dilakukan adalah
memeriksa apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila ternyata
belum, akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada cabang
pemberi amanat melalui pemindahbukuan.

Kliring (Clearing)

Kliring merupakan jasa penyelesaian utang-piutang antarbank dengan cara


saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring
(penagihan warkat seperti cek atau BG yang berasal dari dalam kota). Tujuan
dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia yaitu:

 Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral


 Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih
mudah, aman dan efisien.

Warkat-warkat yang dapat dikliring/diselesaikan di lembaga kliring adalah


warkat yang berasal dari dalam kota sperti : Cek, Giro Bilyet (BG), Wesel Bank,
Surat bukti penerimaan transfer dari luar kota.
Proses Penyelesaian Warkat-warkat Kliring di Lembaga Kliring:

1. Kliring keluar, yaitu membawa warkat-warkat kliring ke lembaga kliring


dan menyerahkan kepada yang berhak. Kliring keluar terdiri dari
penyerahan surat-surat debet keluar dan penyerahan Nota Kredit keluar
(LLG)
2. Kliring masuk, menerima warkat di lembaga kliring dan diproses dibank
yang bersangkutan. Kliring masuk terdiri dari penerimaan surat-surat debet
masuk dan Nota Kredit masuk (LLG)
3. Pengembalian kliring (clearing retour), yaitu pengembalian warkat-warkat
kliring yang tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Penolakan pembayaran cek/BG disebabkan oleh:

 Cek atau BG salah


 Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo
 Materai tidak ada atau tidak cukup
 Jumlah yang tertulis di angka & huruf berbeda
 Tanda tangan tidak sama/berbeda
 Coretan / perubahan tidak ditanda tangani
 Cek atau BG sudah kadaluarsa
 Resi belum kembali
 Endorsment cek tidak benar
 Rekening sudah ditutup
 Dibatalkan penarikan
 Rekening diblokir oleh berwajib
 Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna
 serta alasan lainnya

Inkaso

Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal


dari luar kota atau luar negeri. Sebagai contoh apabila kita memperoleh selembar
cek yang diterbitkan oleh bank di kota Semarang, maka cek tersebut dapat dicairkan
di Yogyakarta melalui jasa inkaso.
Warkat-warkat yang dapat diinkasokan yang berasal dari luar kota atau luar negeri
seperti:
Cek, BG, Wesel, Kuitansi, Surat Aksep, Deviden, Kupon, Money order, dan
surat berharga lainnya.Proses Penyelesaian Inkaso yang Dilakukan oleh Bank:

1. Inkaso berdokumen. Surat-surat yang diinkasokan disertai dengan dokumen


yang mewakili surat/barang tersebut.
2. Inkaso tidak berdokumen. Surat yang diinkasokan tidak mewakili dokumen
yang mewakili surat/barang tersebut.

Warkat Inkaso

1. Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak


dilampirkan dengan dokumen-dokumen apapun seperti cek, bilyet giro,
wesel dan surat berharga
2. Warkat inkaso dengan lampiran, yaitu warkat-warkat inkaso yang
dilampirkan dengan dokumen- dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur,
polis asuransi dan dokumen- dokumen penting.

Jenis Inkaso

1. Inkaso Keluar, Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah
diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari
nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang
nasabah bank lain di kota lain.
2. Inkaso masuk, Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah
diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya
memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat
kepada pihak ke tiga.

Transaksi inkaso yang dimaksud dalam hal ini adalah penagihan cek atau
billeyet giro (BG) dari suatu bank yang berada di wilayah kliring atau kota tertentu
kepada bank penerbit yang letaknya berada pada wilayah kliring yang
berbeda. Dari kegiatan inkaso ini, kita akan mengenal istilah bank pemerkasa dan
bank pelaksana. Adapun penjelasan dari kedua istilah tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Bank Pemerkasa

Bank pemerkasa adalah bank yang memiliki fungsi menerima warkat dari
pihak ketiga untuk ditagihkan dan kemudian hasilnya untuk pihak ketiga tersebut.

2. Bank Pelaksana

Adalah bank yang melaksanakan penagihan kepada nasabah atau pihak


ketiga, berdasarkan dari amanat yang diterima oleh bank cabang atau bank
pemerkasa. Hasil penagihan dari bank pelaksana ini kemudian akan menjadi
keuntungan bagi pihak ketiga dari nasabah bank pemerkasa.

C. Kliring

Kriling merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara
saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring.
Lembaga ini dibentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia setiap hari kerja, dan
peserta kliring merupakan bank yang sudah mendapat ijin dari BI.

Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain :

1. Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral


2. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilakukan dengan lebih
mudah, aman dan efisien
3. Salah satu pelayanan bank kepada nasabah

Warkat-warkat yang dapat dikliringkan atau diselesaikan di lembaga kliring


adalah warkat-warkat yang berasal dari dalam kota, seperti : cek, bilyet giro, wesel
bank, Surat bukti penerimaaan transfer, Lalu lintas giral / nota kredit.
Proses penyelesaian warkat-warkat kliring di lembaga kliring (dilihat dari sisi bank)

1. Kliring Keluar, membawa warkat kliring ke lembaga kliring (Nota


debet/kredit keluar)
2. Kliring Masuk, menerima warkat kliring dari lembaga kliring (Nota
debet/kredit masuk)
3. Pengembalian Kliring, pengembalian warkaat yang tidak memenuhi syarat
yang telah ditentukan.

Mekanisme Kliring

1. Tn. A bertansaksi dengan Tn B


2. Tn. A memberikan Cek pada Tn B

Tn. B sebagai nasabah Bank ‘XYZ’ melakukan setoran kliring di Bank ‘XYZ’

1. Bank ‘XYZ’ mengirimkan Warkat (Nota Debet ® ND Keluar) kepada


Lembaga Kliring
2. Lembaga Kliring akan meneruskan Warkat kepada Bank ‘ABC’ (Nota
Debet ® ND Masuk)
3. Setelah proses pengecekan dan cek dinyatakan sah, maka di informasikan
kepada Lembaga kliring untuk mendebet rekening Bank ‘ABC’ di BI dan
di kredit ke rekening Bank ‘XYZ’
4. Penyampaikan hasil kliring kepada Bank ‘XYZ’ dan pihak Bank akan
mengkridit rekening Tn B.

Setelah proses kliring berjalan, pada sore hari masing-masing bank akan
membuat perhitungan kliring untuk mengetahui apakah bank tersebut menang atau
kalah kliring.Bank yang menang kliring adalah bank yang jumlah warkat tagihan
warkat kliring melebihi pembayaran warkat kliringnya. Bank yang kalah kliring
justru sebaiknya, dimana pembayaran warkat kliring lebih besar dari warkat
tagihan.
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian


setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh
Bank Indonesia pada tanggal 17 November 2000, BI-RTGS berperan penting
dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses
transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau
transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan bersifat segera
(urgent).
Transaksi HPVS saat ini mencapai 90% dari seluruh transaksi
pembayaran di Indonesia sehingga dapat dikategorikan sebagai sistem
pembayaran nasional yang memiliki peranan signifikan (Systemically Important
Payment System).

Sistem BI-RTGS memberikan banyak manfaat, selain berfungsi


meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi
pembayaran, yang berarti mengurangi risiko penyelesaian akhir (minimizing
settlement risk) , BI RTGS juga menjadi sarana transfer dana antar-bank yang
praktis, cepat, efisien, aman dan handal. Disamping itu BI-RTGS yang dilengkapi
dengan mekanisme sentralisasi rekening giro menjadi sarana yang dapat
diandalkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund)
baik bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan. Bagi otoritas
informasi mengenai pengelolaan dana perbankan menjadi informasi pendukung
dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning system
pengawasan bank.

BI-RTGS didisain untuk memastikan penyelesaian akhir dapat dilakukan


secara gross settlement, real time, final dan irrevocable. Penyelesaian transaksi
BI RTGS dilakukan per transaksi secara seketika dan tidak dapat dibatalkan.
Penyelesaian real time terbatas pada proses pengiriman transaksi dari peserta
pengirim kepada Bank Indonesia untuk diteruskan kepada peserta penerima.
Sementara itu waktu penyelesaian akhir transaksi transfer nasabah pada
rekeningnya tergantung dengan kondisi dan standar sistem pemrosesan
pengiriman dan penerimaan transaksi di internal peserta, sehingga dapat saja
terjadi perbedaan waktu antara penyelesaian akhir pada BI-RTGS dengan
penerimaan transfer dana pada rekening nasabah.

Sistem Antrian (Queue) transaksi diterapkan dalam BI-RTGS.


Transaksi dapat masuk dalam sistem antrian apabila pada saat dikirimkan, peserta
belum memiliki dana yang cukup. Kondisi ini terjadi antara lain karena peserta
masih menunggu transaksi masuk dari peserta lain. Transaksi pada BI-RTGS
hanya dapat diproses penyelesaian akhirnya apabila peserta memiliki dana yang
cukup (prinsip no money no game). Transaksi yang telah masuk dalam antrian
dapat diselesaikan segera setelah peserta menerima transaksi masuk atau
menyetorkan tambahan dana. Penerapan antrian ini mengharuskan peserta untuk
mengelola likuiditasnya secara bijaksana, agar seluruh transaksinya dapat
terselesaikan dengan baik di akhir hari.

BI-RTGS juga dilengkapi dengan mekanisme Gridlock Resolution.


Mekanisme ini bertujuan untuk mencegah kemacetan (gridlock) yaitu kondisi
dimana sejumlah peserta tidak mampu menyelesaikan kewajibannya karena
masih menunggu tagihannya diselesaikan. Gridlock Resolution dijalankan secara
otomatis pada BI-RTGS pada setiap waktu tertentu,

Untuk memperlancar proses penyelesaian akhir transaksi pada BI-RTGS,


penyelenggara menghimbau peserta agar mematuhi Throughput
Guidellines.Throughput Guidellines merupakan suatu target prosentase tertentu
dari total transaksi yang dilakukannya selama 1 hari. Kepatuhan peserta terhadap
Throughput Guidellines akan mengurangi kemungkinan penumpukan transaksi di
akhir hari.

Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Likuiditas Intrahari


Syariah (FLIS) adalah fasilitas cadangan pendanaan likuiditas yang disediakan
oleh penyelenggara, yang hanya dapat digunakan dalam hari satu hari. FLI/FLIS
dapat dimanfaatkan oleh peserta untuk mengatasi kesulitan likuiditas peserta yang
bersifat sementara atau mengalami intraday gap. Intraday gap mungkin saja
terjadi karena pemrosesan transaksi BI-RTGS yang bersifat gross settlement
menyebabkan penyelesaian per transaksi dilakukan secara terus-menerus
sepanjang hari, sehingga diperlukan likuiditas yang tinggi. Pemanfaatan
FLI/FLIS oleh peserta tetap mensyaratkan jaminan yang berkualitas, biasanya
dalam bentuk SBI atau SWBI dan wajib diselesaikan pada hari yang sama.

BI-RTGS juga merupakan Settlement Processor. Sebagai settlement


processor, BI-RTGS menjadi sarana penyelesaian akhir bagi transaksi
pembayaran ritel, meliputi pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI
(SKNBI) dan hasil kliring ATM/kartu debit/kartu kredit. Selain transaksi
pembayaran ritel, BI-RTGS juga menjadi sarana pelimpahan penyelesaian akhir
transaksi serah dana dari perdagangan sekuritas, transaksi perdagangan valas
antar-bank, setelmen dana dari operasi moneter/operasi pasar terbuka (OPT),
transaksi pembayaran pemerintah dan transaksi surat berharga.
Dalam rangka memastikan Sistem BI-RTGS diselenggarakan dengan
tingkat keamanan yang tinggi dan ketersediaan sepanjang jam operasional yang
ditetapkan, baik penyelenggara maupun peserta, Sistem BI-RTGS memiliki
prosedur penanganan dalam kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat, antara
lain prosedur penanganan keadaan darurat (Contingency Plan), fasilitas back up,
dan Business Continuity Plan (BCP). Selain itu, penyelenggara juga
menyediakan fasilitas guest bank kepada peserta sebagai sarana back up pada
lokasi penyelenggara dalam rangka gangguan dan atau keadaan darurat untuk
mencegah kegagalan peserta dalam menggunakan sarana RTGS terminal untuk
proses setelmen melalui sistem BI-RTGS.

Bank Indonesia sebagai Otoritas

Sesuai UU Bank Indonesia No. 23/1999 jo No.3/2004 jo No.6/2009 pasal


8 dinyatakan bahwa salah satu tugas BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Dalam rangka menjalankan tugas yang diembannya, BI berwenang
dalam melaksanakan dan memberi ijin penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
mewajibkan Penyelenggara sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kepada BI; dan menetapkan penggunaan alat pembayaran (pasal 15).

Fungsi Bank Indonesia sebagai otoritas Sistem Pembayaran termasuk


berperan sebagai pembuat ketentuan (Regulator) dan pengawas (Overseer) BI-
RTGS. Dalam menjalankan peran sebagai regulator, BI menetapkan landasan
hukum yang kuat untuk penerapan Sistem BI-RTGS dan menentukan peran dan
tanggung jawab penyelenggara dan peserta Sistem BI-RTGS.

Dalam menjalankan peran sebagai pengawas (Overseer), BI memastikan


bahwa penyelenggaraan BI-RTGS memenuhi prinsip pada 10 Core principles for
Systematically Important Payment System (CP-SIPS) dari Bank for International
Settlement seperti yang diatur dalam peraturan Sistem BI-RTGS untuk
mendukung stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan prinsip
perlindungan konsumen. Fungsi pengawasan dilakukan melalui pembuatan
ketentuan, pertemuan konsultasi dengan penyelenggara, monitoring dan
assessment.

Salah satu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah


mewajibkan penyelenggara dan peserta memiliki standar pengamanan yang
memadai. Untuk menilai keamanan penyelenggaraan BI-RTGS, Bank Indonesia
dapat meminta auditor/pemeriksa Teknologi Informasi Independen untuk
melakukan kegiatan security audit. Kegiatan audit ini dilakukan terhadap aplikasi
maupun network/jaringan yang digunakan dalam sistem BI-RTGS, tujuannya
adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa Sistem BI-RTGS yang
diselenggarakan telah aman dan handal. Selain itu Bank Indonesia juga
mewajibkan penyelenggara dan seluruh peserta untuk melakukan ujicoba
terhadap back up dan rencana penanggulangan kondisi darurat secara periodik.
Pemenuhan persyaratan sebagai peserta dan kepatuhan peserta terhadap ketentuan
yang ditetapkan oleh Penyelenggara RTGS juga menjadi satu perhatian dalam
kegiatan pengawasan, disamping pemenuhan kewajiban untuk melaporkan hasil
pemeriksaan internal terhadap operasional RTGS di sisi peserta.

Bank Indonesia sebagai Penyelenggara (Operator) Sistem BI-RTGS


Dalam menjalankan peran sebagai Penyelenggara (Operator) memiliki tanggung
jawab antara lain:

1. menyelenggarakan BI-RTGS dengan menerapkan prinsip efisien,


cepat, aman dan handal.
2. memberikan penjelasan kepada Peserta mengenai risiko
finansial sehubungan keikutsertaannya dalam Sistem BI-RTGS dan
peserta harus mengelola risiko tersebut.
3. memastikan kepatuhan peserta terhadap ketentuan yang telah
ditetapkan, termasuk menerima laporan internal audit terkait
penyelenggaraan BI-RTGS oleh peserta.

Dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, penyelenggara menyediakan


infrastruktur dan pelayanan kepada peserta antara lain meliputi:

1. Infrastruktur dan fasilitas untuk penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, antara


lain perangkat keras, aplikasi RCC (software), jaringan komunikasi data
(leased line), fasilitas dial up, dan fasilitas pendukung lainnya.
2. help-desk untuk membantu peserta dalam menghadapi kesulitan
operasional.
3. memberi pelatihan kepada peserta.
4. memiliki prosedur penanganan kondisi gangguan/darurat (Disaster
Recovery Plan-DRP dan Business Continuity Plan-BCP) dan melakukan
uji coba secara berkala dengan melibatkan peserta.
5. mengadakan pertemuan rutin dengan kelompok pengguna (user group).

Peserta BI-RTGS

Peserta BI-RTGS terdiri dari seluruh bank dan lembaga selain bank.
Keanggotaan peserta BI-RTGS dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta
Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah peserta yang dapat mengirimkan
transaksi RTGS dengan menggunakan identitas sendiri. Sedangkan Peserta Tidak
Langsung dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan menggunakan identitas
peserta langsung.

Hubungan hukum antara peserta dengan Bank Indonesia sebagai


Penyelenggara Sistem BI-RTGS tertuang dalam perjanjian penggunaan Sistem
BI-RTGS. Dalam perjanjian tersebut diatur berbagai klausula mengenai hak,
kewajiban dan tanggung jawab antara peserta dan penyelenggara Sistem BI-
RTGS.

Disamping ketentuan dan perjanjian antar peserta dan penyelenggara yang


menjadi landasan penyelenggaraan keseharian BI-RTGS, terdapat pula hal-hal
teknis yang diatur dengan menggunakan Bye Laws BI-RTGS. Ketentuan dalam
Bye Laws merupakan kesepakatan teknis antar peserta yang belum diatur dalam
ketentuan BI ataupun dalam perjanjian.

Dalam pengisian instruksi transfer, peserta wajib memenuhi ketentuan


mengenai prinsip pengenalan nasabah (know your customer principles) dan
aturan mengenai tindak pidana pencucian uang (anti money laundering).
Untuk itu, identitas mengenai data nasabah pengirim dan penerima transfer
melalui BI-RTGS harus diisi secara lengkap dan benar.

Bank Draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari
bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar
sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu
yang telah ditentukan.

Tersedia dalam 9 jenis mata uang asing :

 Australian Dollar (AUD)


 Canadian Dollar (CAD)
 Franc (CHF)
 Euro (EUR)
 Hong Kong Dollar (HKD)
 Japanese Yen (JPY)
 New Zealand Dollar (NZD)
 Singapore Dollar (SGD)
 US Dollar (USD)

Keuntungan Bank Draft :


1. Lebih aman dari uang tunai karena jika Bank Draft tersebut hilang / dicuri,
pemilik dapat melakukan stop payment. Uang akan dikembalikan atau
dapat juga menerbitkan Bank Draft yang baru.
2. Kurs dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan TT.

Lebih aman karena hanya nama orang yang tertera dalam Bank Draft
tersebut yang dapat mencairkannya dengan menunjukkan ID yang berlaku pada
saat pencairan

No Jenis Biaya Nasabah Non-Nasabah


1 Provisi dan komisi Rp.50.000
2 Biaya Telex:
Sumber Dana IDR
Rp.35.000
Sumber Dana
Rp.50.000
Valuta Asing
USD 20 + Biaya Bank
3 Biaya pembatalan USD 55
Koresponden

TRAVELLER CHEQUE DAN CREDIT CARD

DefinisiTravellerss cheque adalah cek yang ditarik atau diterbitkan oleh


sebuah bank yang bertaraf nasional maupun internasional atas salah satu kantor
cabangnya atau salah satu bank korespondennya yang berfungsi sebagai
pengganti uang tunai untuk dibawa dalam perjalanan.

Mekanisme Travellers Cheque

Master CardBank Permata (Surabaya)Bank Mandiri (Denpasar)Lusie


(Surabaya)Denpasar Moon Hotel1 2 3 4 5 6 7 8 9Garuda (Surabaya)

Keterangan GambarPenerbit mengadakan kerjasama dengan


bank/perusahaan yang bertindak sebagai agen penjual dalam penjualan Travellers
Cheque dalam mata uang asing (negara penerbit, mis. US$) yang diterbitkan oleh
perusahaan penerbitAgen penjual menyerahkan Travellers Cheque kepada
perorangan/perusahaan yang membeli Travellers Cheque (end user) yang biasa
disebut pembeli/ pemegang/ cardholder. Agen penjual dapat juga melakukan
kerjasama dengan money changer sebagai perantara/penghubung antara agen
penjual dengan pembeliAgen penjual menerima pembayaran dalam mata uang
rupiah dari pembeli atas travellers cheque yang dijualnyAgen penjual melakukan
pembayaran secara periodik kepada penerbit atas travellers cheque yang telah
terjual dalam valuta asing

Pembeli/card holder melakukan pembayaran dengan menggunakan


travellers cheque (US$) atas transaksi yang dilakukannya pada merchant, yaitu
perusahaan/toko/hotel/restauran dan badan usaha lainnya yang menerima
pembayaran dengan menggunakan travellers cheque akibat adanya kerjasama
antara badan usaha tersebut dengan agen penjual mapun dengan penerbit6.
Merchant akan menukarkan atau menagihkan travellers cheque (US$) yang
diterimanya kepada bank yang bertindak sebagai pengumpul, atau dapat juga
melalui jasa perantara money changer

Bank pengumpul menyerahkan pembayaran sebagai ganti atas nilai


travellers cheque yang diterimanya dari merchant. Pembayaran dapat dilakukan
dalam mata uang asing atau dalam mata uang rupiah8. Bank pengumpul
kemudian menginkasokan/menagih travellers cheque yang diterimanya kepada
penerbit. Dalam melaksanakan tugas ini maka bank pengumpul berubah
fungsinya menjadi bank penagih9. Penerbit melakukan pembayaran kepada bank
penagih atas tagihan nilai travellers cheque yang diterimanya

Manfaat Traveller Cheque (TC)

Bagi penerbitMemperoleh dana mengendap tanpa bunga yaitu sejak


menerima pembayaran dari agen penjual sampai dengan ditagih oleh bank
penagihBagi Agen Penjual :pertama, memperoleh dana mengendap sejak
menerima pembayaran dari pembeli hingga melakukan pembayaran kepada
penerbit, karena pembayaran dilakukan secara periodik sesuai perjanjian yang
telah disepakati;kedua, menerima komisi dari penerbit atas sejumlah travellers
cheque yang berhasil dijualnya;ketiga, mendapatkan keuntungan dari selisih kurs
atas transaksi penjualan travellers cheque yang dalam mata uang asing (US$)
sedangkan pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang
rupiah

Bagi Pembeli/pemegang

Praktis dibawa dalam perjalanan wisataDengan menggunakan non blank


travellers cheque pembeli akan merasa aman karena apabila terjadi kehilangan
maka travellers cheque tidak bisa digunakan oleh orang lain danPembeli akan
mendapat penggantian travellers cheque yang baru atas sejumlah non blank
travellers chequenya yang hilang.Bisa dipindahtangankan (blank TC)Bagi
Merchant Lebih banyak pelanggan yang dapat dilayaninya apapun bentuk
pembayarannyaMeningkatkan omzet penjualannya Bagi Bank
Pengumpul/PenagihMendapatkan hasil administrasi atas biaya penagihan/inkaso
17ravelers cheque dari merchant,Mendapatkan keuntungan dari selisih kurs

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/04/jasa-jasa-perbankan.html

https://www.sarno.id/2017/04/pengantar-perbankan-jasa-bank-lainnya/

https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/sistem-setelmen/bi-rtgs/bi-
rtgs/Contents/Default.aspx

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/20-contoh-jasa-layanan-bank-produk-
perbankan-lengkap/

https://www.panin.co.id/pages/137/bank-draft

Anda mungkin juga menyukai