Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PSIKOLOGI INDUSTRI

Disusun Oleh :

Rizka Rahayu 1910211998

Fitria Adita Sari 1910211969

Niken Kurnia Dewi 1910212006

Dosen Pengampu : Dian Ratnasari Yahya S.E ,M.Si

Kelas : SMO1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)

SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan hidayah-NYA lah saya
dapat  menyelesaikan Makalah  Psikologi Industri. Tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Psikologi Industri yaitu Dosen Pengampu :
Dian Ratnasari Yahya S.E ,M.Si dan pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam
kelancaran pembuatan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan yang diwajibkan
kepada penulis untuk mengerjakan tugas Mata Kuliah Psikologi Industri. Di dalam
penulisan ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyusun laporan ataupun tugas lain di masa yang akan dating. Akhirnya saya
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat, tidak hanya bagi saya, tetapi
juga untuk rekan-rekan mahasiswa. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.  

Penulis,

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3

1.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI..............................3

1.2 SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI...............................3

1.3 Perkembangan Psikologi Industri dan Organisasi...............................................5

BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................6

2.1 Differential psychology psychometris and I-O psychology................................6

2.2 Identying individual differences..........................................................................9

2.3 Varieties of individual differences.....................................................................11

2.4 Cognitive abilities..............................................................................................12

2.5 Physical , sensory and psychomotor abilities....................................................14

2.6 The big five and other models of personality....................................................17

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI  


I. Pengertian Ilmu Psikologi Industri

Ilmu psikologi industri dan organisasi

• Munsterberg (dalam Berry 1998) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam dunia kerja.

• Munandar (2001) memberikan pengertian yang lebih rinci bahwa ilmu psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga
kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok,
dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk
kepentingan dan kemanfaatan bersama.
1.2 SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
      Tahun 1901, Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan
psikologi dalam periklanan. Tahun 1903 ia menerbitkan bukunya The Theory of
Advertising, yang dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi
dengan suatu aspek dari dunia kerja (Schultz, 1982, halaman. 8) Tahun 1913 terbit
buku lain dengan judul The Psychology of Industrial Efficiency yang ditulis oleh
Hugo Muensterberg. yang membahas secara lebih luas bidang dari psikologi industri.
Frederick Winslow Taylor, seorang sarjana teknik, pelopor gerakan “scientific
manajement” mencari cara-cara yang paling efisien untuk melakukan suatu
pekerjaan, dan menciptakan berbagai macam alat mekanik yang disesuaikan dengan
struktur faal badan dan anggota badan kita. Pada masa itu mulailah para sarjana
psikologi melakukan eksperimen bersama-sama dengan para teknik industri
menggarap obyek studi yang baru, yaitu kesesuaian dan penyesuaian dari lingkungan

3
kerja fisik, peralatan kerja dan proses kerja dengan keterbatasan kemampuan fisik dan
psikis dari manusia sebagai tenaga kerja. Mulai tahun 1960-an penerapan psikologi di
bidang penjualan, dengan mengadakan penelitian perilaku konsumen. Sehubungan
dengan hal tersebut maka dimulai kegiatan promosi melalui berbagai media untuk
menarik konsumen.

Para sarjana psikologi mendalami hubungan antar manusia dalam industri,


mempelajari organisasi sebagai suatu keseluruhan, struktur dan iklim berbagai
macam organisasi, pola dan gaya komunikasi, struktur sosial formal dan informal
yang ditimbulkan, untuk menentukan pengaruh dan akibatnya terhadap perilaku
tenaga kerja.

        Psikologi industry dan organisasi adalah suatu sejarah yang relatif baru. Hal ini
secara umum telah dicatat bahwa psikologi industry dan organisasi mulai dikenal
dalam tahun 1903 ketika Walter Dill Scort menulis tentang “The Theory of
Advertising”, yang mana psikologi pada awalnya diaplikasikan dalam bisnis dan
tepatnya pada tahun 1913, ketika Hugo Munsterberg menulis “Psychology and
Industrial Efficiency”. Bagaimana pun juga psikologi industry dan organisasi telah
dicatat secara resmi lahir pada awal tahun 1900-an. Pada tahun 1930-an, psikologi
industry dan organisasi mempunyai bidang gerak yang lebih besar dan luas.
Kemudian bidang geraknya mengarah terutama membahas persoalan-persoalan
sumber daya manusia seperti seleksi dan penempatan karyawan. Sementara itu, pada
tahun 1930-an, dengan berbagai hasil penemuan dari studi Hawthorme yang terkenal,
maka psikologi menjadi lebih terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengarah pada
kualitas lingkungan kerja dan juga sikap-sikap karyawan.

       Selanjutnya, pada tahun 1960-an ditemukan beberapa karakteristik yang menjadi
bagian dari bagian penggalan-penggalan utama perundang-undangan tentang hak
penduduk sipil. Undang-undang penduduk sipil diarahkan untuk member perhatian
terhadap sumber daya manusia yang profesional dalam  mengembangkan berbagai

4
teknik seleksi yang adil. Setiap hasil seleksi yang diperoleh, semakin diperlukan
untuk menambah keberhasilan bagi para psikologi industry dan organisasi. Dalam
tahun 1970-an, penelitian diarahkan pada setiap persoalan keputusan dan motivasi
karyawan dan banyak teori tentang perilaku karyawan yang ada dalam organisasi
yang dikembangkannya.

1.3 Perkembangan Psikologi Industri dan Organisasi


      Beberapa “profil pekerjaan” yang menunjukkan bahwa orang bekerja sesuai
dengan gelar yang diperoleh dari psikologi industry dan organisasi. Sering bekerja
sebagai manajer personalia (SDM), analisis data, penelitian (trainers) dan analisis
kompensasi, dan jarang sebagai akademisi. Para ahli psikologi industry dan
organisasi yang bekerja di-setting industry melakukan kegiatan-kegiatan di tempat
luas seperti training, penelitian, penilaian kerja, peningkatan produktifitas,
membangun tes, validasi tes, analisis tugas motivasi karyawan, rekrutmen, dan
seleksi personalia (SDM) (Cederbloom, Pence & Johnson, 1984; Schippman, Schmitt
& Hawthorne, 1992). Tugas-tugas yang berhubungan dengan Negara dan pemerintah
setempat umumnya melakukan analisis-analisis tugas dan membangun tes dan fungsi-
fungsi hubungan sumber daya manusia yang lain Pengertian psikologi industri dan
organisasi, sejarah atau latar belakang timbulnya psikologi industri dan organisasi,
serta ruang lingkupnya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Differential psychology psychometris and I-O psychology


Psychology differential
psikologi diferensial adalah bidang psikologi yang berhubungan dengan
mempelajari perbedaan antara perilaku individu dan proses yang mendasari
perbedaan ini.
Bidang ini berbeda dari aspek-aspek lain dari psikologi dalam hal itu,
meskipun psikologi terdiri dari studi individu, psikolog modern sering
mempelajari kelompok
Apa yang dilakukan psikologi diferensial??
Psikologi perbedaan individu meneliti bagaimana orang serupa dan
bagaimana mereka berbeda dalam pikiran, perasaan, dan perilaku mereka.
Tidak ada dua orang yang persis sama, tetapi juga tidak ada dua orang yang
sama sekali berbeda.
Dengan cara ini, dalam studi perbedaan individu, kami mencoba memahami
cara-cara di mana orang secara psikologis serupa dan, khususnya,
karakteristik psikologis apa yang berbeda di antara orang-orang. Psikologi
diferensial tertarik pada keteraturan perbedaan antara orang-orang.
Sebagai contoh, ketika mengevaluasi kemanjuran suatu obat baru, efek rata-
rata dalam suatu kelompok di mana ia telah diberikan dibandingkan dengan
efek dari kelompok kontrol lain di mana plasebo (atau jenis obat lain) telah
diberikan. sudah dikenal). Dalam konteks ini, perbedaan antara individu
dalam reaksi mereka terhadap manipulasi dan kontrol kimia eksperimental
dipelajari.
Metode utama yang digunakan oleh psikologi diferensial adalah metode
ilmiah, yang mengikuti sejumlah langkah dalam urutan logis dan rasional

6
yang melaluinya para ilmuwan mencapai kesimpulan tentang dunia di sekitar
kita.
Dalam pendekatan Barat terhadap psikologi perbedaan individu, umumnya
diasumsikan bahwa: Orang bervariasi dalam berbagai atribut psikologis.
Dimungkinkan untuk mengukur dan mempelajari perbedaan-perbedaan ini di
antara individu. Perbedaan individu berguna untuk menjelaskan dan
memprediksi perilaku pada orang. Dalam pendekatan Barat terhadap psikologi
perbedaan individu, umumnya diasumsikan bahwa: Orang bervariasi dalam
berbagai atribut psikologis.Dimungkinkan untuk mengukur dan mempelajari
perbedaan-perbedaan ini di antara individu.
Perbedaan individu berguna untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku
pada orang. Orang dapat diklasifikasikan berdasarkan atribut psikologis
mereka, misalnya, dalam kaitannya dengan kecerdasan dan karakteristik
kepribadian mereka, dengan kesuksesan relatif. Namun, manusia adalah
makhluk yang kompleks dan masih banyak yang bisa dijelaskan. Biasanya ada
sejumlah besar teori dan bukti tentang psikologi diferensial yang terkadang
bertentangan.
Awal sejarah studi tentang perbedaan individu sudah sangat tua; Plato sudah
bertanya-tanya mengapa kemunculan karakteristik tertentu yang tepat pada
manusia sangat jarang: "... kecerdasan dan ingatan yang cepat, kecerdikan dan
karakteristik serupa lainnya biasanya tidak tumbuh bersama, dan mereka yang
memilikinya dan, terhadap sekali, mereka energik dan murah hati, mereka
secara alami tidak dibentuk untuk hidup dengan tertib dan stabil
Psikologi diferensial dalam kaitannya dengan Lima ciri kepribadian hebat
Banyak psikolog kepribadian kontemporer percaya bahwa ada lima dimensi
dasar dalam kepribadian manusia, yang biasa disebut sebagai "Lima Besar"
("Lima Besar" dalam bahasa Inggris). Lima sifat yang dijelaskan oleh teori ini
adalah extraversion, kebaikan / kepuasan, keterbukaan terhadap pengalaman
baru, tanggung jawab / scrupulosity dan neuroticism / instabilitas emosional.

7
Extraversion
Orang-orang yang berkecukupan cenderung ambisius, tegas dan kompetitif,
serta mudah bergaul, aktif secara fisik dan termotivasi secara seksual. Tingkat
extraversion yang tinggi dikaitkan dengan jumlah yang lebih besar dari
pasangan seksual, yang meningkatkan peluang kelangsungan hidup spesies.
Neurotisisme / ketidakstabilan emosional
Orang-orang yang memiliki skor tinggi dalam neurotisme sering mengalami
perubahan suasana hati yang sering, mudah tersinggung dan cemas. Orang-
orang ini menghadapi kelemahan serius dari penyakit yang berhubungan
dengan stres dan kesulitan hubungan sebagai akibat dari pengaruh negatif dan
tingkat kecemasan yang tinggi. Ini akan mengarah pada proses seleksi pada
spesies yang tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat neuroticism.
Tanggung jawab / hati nurani
Skor tinggi pada fitur ini dikaitkan dengan komitmen pada rencana yang
dibuat, yang, dalam lingkungan modern, memiliki keunggulan mengarah pada
kinerja akademik dan kerja yang tinggi
Mampu berpegang teguh pada rencana yang dihasilkan secara internal dan
tujuan jangka panjang terlepas dari gangguan mungkin juga menguntungkan
dalam beberapa konteks yang relevan secara leluhur, terutama ketika
menghadapi tugas yang berulang kali memanen buah dan tanaman, di mana
hasilnya dapat diprediksi
Kebaikan / kepuasan diri
Kebaikan dan kepatuhan yang tinggi dikaitkan dengan investasi yang tinggi
dalam tindakan kooperatif dan harmoni yang besar dalam hubungan
interpersonal. Manusia adalah spesies yang sangat mudah bergaul, sehingga
berkoordinasi dengan orang lain dalam aksi bersama dapat sangat disukai
Membuka pengalaman baru

8
Salah satu fitur yang paling mencolok dari kelima sifat adalah bahwa itu
terkait dalam literatur dengan hasil positif dengan frekuensi yang sama
dengan hasil negatif.

2.2 Identying individual differences


Seperti yang kita lihat di bagian sebelumnya yang menjelaskan sejarah
perbedaan individu, Francis Galton adalah salah satu pendukung awal
mempelajari perbedaan tersebut. Pada tahun 1890, Galton menulis, ”Salah
satu objek pengukuran yang paling penting adalah untuk memperoleh sebuah
pengetahuan umum dari kapasitas dengan menenggelamkan poros di beberapa
titik kritis” Dengan ini, Galton bermaksud agar kita dapat menggunakan
psikometri
tes untuk mengeksplorasi kemampuan individu dan atribut lain cara
penambang menggunakan pengeboran untuk mengeksplorasi mineral di bumi.
Itu adalah metafora yang sangat baik untuk studi individu.
perbedaan ual: poros tenggelam untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
umum tentang perilaku di kerja. Metafora ini juga menyediakan kerangka
kerja yang baik untuk menjelaskan bagaimana I-O psiko-
ogists mengeksplorasi perbedaan individu hari ini dibandingkan dengan 25
tahun yang lalu. Di masa lalu, kami berkonsentrasi hanya pada satu poros—
kecerdasan. Hari ini kita tenggelam lebih banyak lagi
poros, serta yang lebih dalam (misalnya, kemampuan mental tertentu seperti
memori, spesifik aspek kepribadian seperti stabilitas emosional, potensi
kemampuan baru seperti: kecerdasan emosional). Sebelumnya, kami puas
berhenti di level yang lebih dangkal

9
Penting bagi guru untuk mengetahui variabel-variabel seperti karakteristik

fisik, kecerdasan, persepsi, jenis kelamin, kemampuan, gaya belajar, yang

merupakan perbedaan individu peserta didik. Proses belajar-mengajar yang

efektif dan produktif dapat direncanakan dengan mempertimbangkan

perbedaan individu siswa tersebut. Karena kecepatan dan minat belajar siswa

itu sendiri berbeda-beda, karakteristik ini harus dipertimbangkan oleh guru.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru IPA

memunculkan perbedaan individu siswa selama proses belajar-mengajar.

Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini dan kasus

dirancang menurut fenomenologi. Menurut temuan penelitian, setengah dari

guru sains yang diwawancarai menyatakan bahwa perbedaan individu penting

untuk menentukan gaya belajar siswa. Sekali lagi, setengah dari guru

menekankan bahwa siswa mengidentifikasi perbedaan individu mereka

dengan bantuan tes, pekerjaan rumah dan kegiatan selama proses belajar

mengajar. Guru juga menyatakan bahwa untuk merancang proses belajar-

mengajar yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik, peserta didik

akan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan perbedaan individu dapat

didukung dengan meningkatkan eksperimen dan perjalanan sekolah.

Perbedaan individu pada siswa merupakan perbedaan pribadi yang khas pada

setiap siswa. Perbedaan individu meliputi variabel seperti karakteristik fisik

(tinggi badan, berat badan), kecerdasan, minat, persepsi, jenis kelamin,

10
kemampuan, gaya belajar dan ciri-ciri kepribadian (Arı dan Deniz, 2008).

Dalam proses belajar-mengajar, guru perlu merencanakan pembelajaran

dengan mempertimbangkan perbedaan individu tersebut. Saat merencanakan

pengajaran, kemungkinan besar rencana yang didasarkan pada gaya belajar

dan kecepatan siswa, daripada instruksi kolektif, akan mengarah pada

lingkungan belajar yang lebih efisien. Tidak setiap siswa belajar dengan cara

yang sama, tetapi setiap metode tidak menarik minat setiap siswa pada tingkat

yang sama (Gözütok, 2000). Dalam proses ini, sangat penting untuk

menggunakan metode dan strategi pengajaran agar siswa dapat menggunakan

kemampuan dan keterampilan yang berbeda. Dalam konteks ini, dengan

mempertimbangkan perbedaan individu siswa, mereka akan mampu

menciptakan lingkungan belajar yang kaya saat mereka menarik perhatian

pada pelajaran.

2.3 Varieties of individual differences


PERBEDAAN INDIVIDU
Pengertian Perbedaan individu adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh
setiap individu baik fisik maupun non fisik yang menjadikan seseorang
memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan individu:
• Keturunan/ Hereditas
• Faktor lingkungan meliputi lingkungan statis/keadaan tempat dan dinamis /
pengaruh sosial atau manusia. Selain itu juga dipengaruhi :
•Status social

11
•Pola asuh orang tua •Budaya
•Urutan Kelahiran
Macam-macam perbedaan individu:
• Perbedaan jenis kelamin
• Perbedaan kemampuan
• Kepribadian
• Perbedaan dari segi motorik
Menurut Lee Cronbach (1975) menyatakan perbedaan nyata mengenai
tingkah laku
manusia yaitu:
• Psikologi eksperimen
• Psikologi diferensial

2.4 Cognitive abilities


Konsep-Konsep Kemampuan Kognitif
Latar Belakang
Kemampuan kognitif atau “Cognitive Ability” adalah sebuah variabel yang
memiliki pengaruh juga dalam Perilaku Organisasi atau “Organizational
Behavior” atau yang biasa kita sebut dengan OB. Dalam OB, kemampuan
kognitif merupakan salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi hal-
hal seperti kinerja, motivasi, komitmen kerja, dan lain-lain.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengungkap dan membahas mengenai
variabel kemampuan kognitif ditinjau dari pandangan dan pendapat para ahli
yang akhirnya penulis akan merangkum dan mencoba menyimpulkan
mengenai indikator apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan kognitif seseorang yang memiliki pengaruh dalam OB
tersebut. Konsep dan definisi kemampuan kognitif

12
Schermerhorn dkk mengatakan dalam bukunya yang berjudul Organizational
Behavior bahwa “Cognitive ability, intelligence, social intelligence: Ability to
gather, integrate, and interpret information; intelligence, understanding of
social setting
Menurut Schermerhorn kemampuan kognitif, intelejensia, dan intelejensia
sosial adalah kemampuan untuk mengumpulkan, menyatukan, dan
mengintepretasikan informasi, dan pengertian kepada lingkup sosial. Dari
definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa schermerhorn berpendapat
bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan seseorang dalam hal
mengumpulkan atau memperolah sebuah informasi. Lalu bagaimana orang
tersebut menyatukan informasi itu dalam pemahamannya, setelah itu
bagaimana orang tersebut mengintepretasikan atau mentransfer informasi
tersebut kepada orang lain.Sementara itu Hunter dalam Murphy memiliki
definisi tentang kemampuan kognitif sebaagai berikut:
“General cognitive ability has been empirically related to performance on
hundred of jobs.
Menurut Hunter dalam Murphy adalah bahwa kemampuan kognitif sangat
berhubungan secara empirik dengan performa seseorang dalam mengerjakan
banyak pekerjaan. Lebih lanjut Murphy mengatakan bahwa:
“In this article, the term ability refers to general factor that is associated with
performance on all (or essentially all) tests that involve the active processing
of information
Dalam penjelasannya tersebut Murphy mengatakan bahwa kemampuan
mengacu pada faktor-faktor umum yang berkaitan dengan performa
keseluruhan atau bisa dibilang keseluruhan tes yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang memproses sebuah informasi.
Dari seluruh penjelasan Murphy dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
kognitif adalah kemampuan seseorang dalam memproses satu atau lebih

13
informasi, dimana proses dalam hal ini menyangkut juga mengenai
pemahaman orang tersebut tehadap informasi yang dia dapatkan.
Sementara itu Ian Pownal menghubungkan kemampuan kognitif dengan
pengambilan keputusan seorang pemimpin. Ian Pownall mengatakan bahwa
salah satu hal penting bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan
adalah kemampuan kognitif pemimpin itu dimana Ian Pownall mengatakan:
“A cognitive ability to identify key information from within the problem
domain.
Ian Pownall menekankan bahwa kemampuan kognitif intuk mengidentifikasi
informasi-informasi kunci dari sebuah permasalahan adalah hal yang sangat
penting untuk sebuah pengambilan keputusan bagi seorang manajer. Dari hal
tersebut dapat dikatakan bahwa Ian juga menganggap kemampuan kognitif
sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menyaring dan
mendapatkan informasi kunci dari sebuah kejadian.
Sementara itu Seck Hong Che mengatakan suatu hal yang berbeda mengenai
kemampuan yakni:
“Ability is one’s performance potential
Seck mengatakan bahwa kemampuan itu adalah potensi kinerja seseorang.
Dapat dikatakan bahwa kemampuan itu adalah bagaimana seseorang dapat
melakukan suatu pekerjaan.

2.5 Physical , sensory and psychomotor abilities


Kemampuan Fisik (Physical Ability)
Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan
serupa. Jika kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar dalam
pekerjaan rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan informasi,

14
kemampuan fisik yang khusus memiliki makna penting untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih
terbakukan dengan sukses. Misalnya, pekerjaan yang keberhasilannya
menuntut stamina, kecekatan tangan, dan kekuatan tungkai atau bakat serupa
menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
SISTEM SENSORIK
Sistem sensorik adalah sistem yang mengubungan manusia dengan dunia luar.
Informasi yang diterima oleh reseptor menjadi petanda bagi tubuh untuk
memberikan respon. Sistem sensorik dibagi menjadi 2 yaitu exteroceptif dan
proprioceptif.
Gejala sensorik dapat diklasifikasikan dalam 5 golongan yaitu :
1. Hilang perasaan kalau dirangsang (anestesia)
2. Perasaan terasa berelebihan kalau dirangsang (hipersetesia)
3. Perasaan yang timbul secara spontan, tanpa adanya perangsangan
(parestesia)
4. Nyeri
SASARAN BELAJAR
Setelah mengikuti proses belajar ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan patomekanisme keluhan sensorik, penyakit-penyakit yang
terkait, dan mampu untuk melakukan pemeriksaan klinis yang berhubungan
dengan sistem sensorik.
MEDIA DAN ALAT BANTU
Penuntun Belajar.
STRATEGI DAN CARA PELATIHAN
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan Penuntun Belajar.
PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotor adalah ranah yang sangat berkaitan dengan keterampilan
(skill) setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan
itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau

15
sekumpulan tugas tertentu. Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari
tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan ini sebagai
implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik. Apapun
mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya
berbeda. Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik
beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut
kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya
selalu mengandung ranah afektif. Sebelum menjelaskan pengertian penilaian
kompetensi keterampilan perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian
keterampilan (psikomotorik). Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Psikomotor berhubungan dengan hasil
belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari
tercapainya kompetensi atau pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi
keterampilan itu sebagai implikasi dart tercapainya kompetensi pengetahuan
dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkatkeahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Hasil belajar
psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat). Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan
afektifKompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut
kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi,
gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif.
Kemampuan melakukan gerakan refleks, artinya respons terhadap stimulus

16
tanpa sadar. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui:
mengupas mangga dengan pisau, memotong dahan bunga, menampilkan
ekspresi yang berbeda, meniru suatu gerakan, dan sebagainya. Kemampuan
melakukan gerakan dasar, artinya gerakan yang muncul tanpa latihan, tetapi
dapat diperhalus melalui praktik. Gerakan dasar merupakan gerakan terpola
dan dapat ditebak. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui:
gerakan tak berpindah (bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong,
menarik, berputar, memeluk, dan sebagainya), gerakan berpindah
(merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat-
loncat, berputar mengitari, memanjat, dan sebagainya), gerakan manipulasi
(menyusun balok, menggunting, menggambar, memegang dan melepas objek
tertentu, dan sebagainya), keterampilan gerak tangan dan jari-jari (memainkan
bola, menggambar dengan garis, dan sebagainya).Kemampuan melakukan
gerakan persepsi, artinya gerakan yang lebih halus dibanding gerakan refleks
dan dasar, karena sudah dibantu kemampuan perseptual. Dalam kegiatan
pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: menangkap bola, mendribel bola,
melompat dari satu petak ke petak lain sambil menjaga keseimbangannya,
melihat terbangnya bola pingpong, dan sebagainya. Kemampuan melakukan
gerakan berkemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih efisien dan
berkembang melalui kematangan dan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran
dapat ditunjukkan melalui: menggerakkan otot, berlari jauh, mengangkat
beban, menarik-mendorong sesuatu, melakukan push-ups, menari, melakukan
senam, bermain bola, dan sebagainya.
Kemampuan melakukan gerakan terampil, gerakan yang dapat mengontrol
berbagai tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, rumit, kompleks dengan
tangkas dan cekatan. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui:
gerakan terampil pada berbagai cabang olah raga, menari, berdansa, membuat
kerajinan tangan, menggergaji, mengetik, bermain piano, memanah,
akrobatik, dan sebagainya. Kemampuan melakukan gerakan indah dan kreatif,

17
artinya gerakan untuk mengkomunikasikan perasaan, gerakan terampil yang
efisien dan indah. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui:
melakukan gerakan pada kerja seni bermutu (membuat patung, melukis,
menari balet, senam tingkat tinggi/senam indah, bermain drama, dan
sebagainya).

2.6 The big five and other models of personality


Untuk menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan, kita perlu
memperhatikan sifat kepribadian orang tersebut apakah sesuai dengan
pekerjaan yang akan diembannya. Ketidaksesuaian kepribadian seseorang
terhadap pekerjaan yang ditugaskan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan ataupun karyawan itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat
berupa rendahnya produktivitas kerja, karyawan yang sering absen kerja dan
meningkatnya kerugian biaya serta waktu untuk melakukan pelatihan ulang
terhadap karyawan baru ketika karyawan tersebut mengundurkan diri. Salah
satu contoh ketidaksesuaian penempatan karyawan pada pekerjaannya seperti
seseorang yang sifat kepribadiannya adalah pemalu, namun perusahaan
menempatkannya di bagian pemasaran (marketing) ataupun layanan
pelanggan (customer service) yang harus selalu menghadapi konsumen baik
melalui tatap muka maupun telepon. Pada dasarnya, Kepribadian atau
Personality dapat didefinisikan sebagai keseluruhan cara dimana seseorang
bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan ataupun individu lainnya.
Faktor-faktor yang menentukan kepribadian seseorang dapat berasal dari
Keturunan yaitu faktor genetis seorang individu dan Faktor Lingkungan
dimana orang tersebut dibesarkan seperti norma keluarga ataupun teman-
teman dan kelompok sosial. Banyak penelitian dan Teori yang dikemukakan
oleh para ahli, salah satu Teori Sifat Kepribadian yang paling sering
digunakan dalam dunia kerja adalah Teori Sifat Kepribadian “Model Lima
Besar” atau “Big Five Personality Traits Model” yang dikemukakan oleh

18
Seorang Psikolog terkenal yaitu Lewis Goldberg. Teori Sifat Kepribadian
Model Lima Besar atau Big Five Personality Traits Model tersebut terdiri dari
5 dimensi kunci yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion,
Agreeableness dan Neuroticism. Untuk mempermudah mengingatnya, kita
dapat menggunakan huruf pertama dari masing-masing dimensi menjadi
singkatan “OCEAN”.
Teori Kepribadian Lima Besar (Big Five Personality Traits Model). Berikut
ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model Lima Besar
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits Model.
1. Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru) Dimensi
Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu
berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk
mengetahui serta mempelajari sesuatu yang baru. Karakteristik positif
pada Individu yang memiliki dimensi ini cenderung lebih kreatif,
Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran luas. Sifat kebalikan dari
“Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung
konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada serta akan
menimbulkan kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.
2. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati) Individu yang memiliki Dimensi
Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati dalam
melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil
sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan
dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi adalah dapat
diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain.
Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang cendurung
kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat
diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.
3. Extraversion (Ekstraversi)

19
Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat
kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah senang bergaul, mudah
bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas. Sebaliknya, Individu yang
Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka yang pemalu,
suka menyendiri, penakut dan pendiam.
4. Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)
Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan
individu lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari
konfilk. Karakteristik Positif-nya adalah kooperatif (dapat bekerjasama),
penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut serta suka
membantu.Karakteristik kebalikan dari sifat “Agreeableness” adalah
mereka yang tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka
menentang, bersifat dingin dan tidak ramah.

5. Neuroticism (Neurotisme)
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan
seseorang dalam menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari
Neuroticism disebut dengan Emotional Stability (Stabilitas Emosional),
Individu dengan Emosional yang stabil cenderang Tenang saat
menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.
Sedangkan karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik Negatif)
adalah mudah gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah
pikiran. Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau
Neurotisme yang pada dasarnya merupakan sisi negatif ini sering disebut
juga dengan dimensi Emotional Stability (Stabilitas Emosional) sebagai
sisi positifnya, ada juga yang menyebut Dimensi ini sebagai Natural
Reactions (Reaksi Alami).

20
BAB III
PENUTUP

        Psikologi industry dan organisasi adalah suatu sejarah yang relatif baru. Hal ini
secara umum telah dicatat bahwa psikologi industry dan organisasi mulai dikenal
dalam tahun 1903 ketika Walter Dill Scort menulis tentang “The Theory of
Advertising”, yang mana psikologi pada awalnya diaplikasikan dalam bisnis dan
tepatnya pada tahun 1913, ketika Hugo Munsterberg menulis “Psychology and
Industrial Efficiency”. Bagaimana pun juga psikologi industry dan organisasi telah
dicatat secara resmi lahir pada awal tahun 1900-an. Pada tahun 1930-an, psikologi
industry dan organisasi mempunyai bidang gerak yang lebih besar dan luas.
Kemudian bidang geraknya mengarah terutama membahas persoalan-persoalan
sumber daya manusia seperti seleksi dan penempatan karyawan. Sementara itu, pada
tahun 1930-an, dengan berbagai hasil penemuan dari studi Hawthorme yang terkenal,
maka psikologi menjadi lebih terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengarah pada
kualitas lingkungan kerja dan juga sikap-sikap karyawan.

       Selanjutnya, pada tahun 1960-an ditemukan beberapa karakteristik yang menjadi
bagian dari bagian penggalan-penggalan utama perundang-undangan tentang hak

21
penduduk sipil. Undang-undang penduduk sipil diarahkan untuk member perhatian
terhadap sumber daya manusia yang profesional dalam  mengembangkan berbagai
teknik seleksi yang adil. Setiap hasil seleksi yang diperoleh, semakin diperlukan
untuk menambah keberhasilan bagi para psikologi industry dan organisasi. Dalam
tahun 1970-an, penelitian diarahkan pada setiap persoalan keputusan dan motivasi
karyawan dan banyak teori tentang perilaku karyawan yang ada dalam organisasi
yang dikembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada tanggal 21 September 2022


https://www.google.com/url?q=https://t.me/%2BTqYE5Jo4-
us1ZGM1&sa=D&source=editors&ust=1660628383139594&usg=AOvVaw2KobN1
TO3Znqodl3PpCO6P
Arı, R.,& Deniz, M. E. (2008). Sınıf Yönetimi. Maya Akademi, Ankara.
Banchi, H. M. (2009). Learning from the best:overcoming barriers to reforms-
based elementary science.
Unpublished Dissertation, University of Virginia, Virginia.
Başar, H. (2002). Sınıf Yönetimi. Pegem Yayıncılık, Ankara.
Borich, G. D. (2014). Effective Teaching Methods: Reserach-Based Practice.
Pearson, USA.
Breen, R., & Jonsson, J. O. (2005). Inequality of opportunity in comparative
perspective: Recent research on
educational attainment and social mobility. Annu. Rev. Sociol, 31, 223-243

22
23

Anda mungkin juga menyukai