Anda di halaman 1dari 27

Pengertian struktur organisasi dan fungsinya – Sebelum membaca dan memahami mengenai

struktur organisasi alangkah baiknya jika kita ketahui tentang, apa itu organisasi? Organisasi
adalah sekelompok orang (dua orang ataupun lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk lebih
lengkapnya baca artikel tentang: Pengertian organisasi dan unsur-unsurnya.

A. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah
organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana
fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi
juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun
penyampaian laporan.

Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian-bagian dan
posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi mempunyai
ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada
komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.

Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi?

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang
terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara
yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan
fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara
wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat suatu
pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Itulah beberapa definisi struktur organisasi.

B. Dan inilah fungsi struktur organisasi


Adapun fungsi / kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini
penjelasannya:

1. Kejelasan tanggung jawab.

Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga apa saja yang harus
dipertanggungjawabkan. Setiap anggota suatu organisasi tentunya harus dapat bertanggung
jawab kepada pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena
pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan. Itulah
fungsi struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.

2. Kejelasan kedudukan.

Yang selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini artinya anggota atau seseorang
yang ada didalam struktur organisasi sebenarnya dapat mempermudah dalam melakukan
koordinasi dan hubungan, sebab adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang
telah di percayakan kepada seseorang atau anggota.

3. Kejelasan mengenai jalur hubungan.

Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan
pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai didalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan
kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu
pekerjaan akan semakin lebih efektif dan dapat saling memberikan keuntungan.

4. Kejelasan uraian tugas.

Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam struktur organisasi akan
sangat membantu pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan maupun
pengendalian, dan juga bagi bawahan akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu
tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah salah satu fungsi sebagai kejelasan uraian
tugas.

Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara
formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki
desain organisasi.

Desain organisasi ini adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis
costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif
dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti
aturan dan prosedur yang telah ditentukan

Biasanya keputusan-keputusan yang ada pada organisasi dipengaruhi oleh keputusan struktural :
Dan yang mempengaruhi keputusan struktural:
- Keseluruhan strategi organisasi
- Ukuran organisasi : dipengaruhi oleh besar/kecilnya sebuah organisasi
- Teknologi yang digunakan : Struktur perusahaan beradaptasi dengan teknologi yang dipakai,
dan teknologi ini biasanya selalu berkembang
- Kadar ketidakpastian lingkungan : terdapat lingkungan yang stabil ada pula lingkungan yang
dinamis, dan organisasi tersebut harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya

Kerangka dari Strategi :


- Inovasi : mengejar keuntungan kompetitif dengan inovasi yang berarti dan khas
- Meminimalisir Pengeluaran : Fokus dengan mengontrol ketat pengeluaran yang membutuhkan
struktur mekanik pada organisasi
- Imitasi : meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan meniru penguasa pasar
yang membutuhkan organik dan mekanik elemen pada organisasi

Macam - macam Desain Organisasi :

 Desain Organisasi Tradisional

- Struktur yang simpel : departemensialisasi rendah


- Struktur yang fungsional : pembagian departemen berdasarkan fungsi
- Struktur yang divisional : terdiri dari beberapa divisi dengan terbatasnya otonomi dibawah
koordinasi dan kontrol dari bagian atas perusahaan

 Desain Organisasi Kontemporer

- Tim Terstruktur : terdiri dari beberapa grup kerja dengan memberi wewenang kepada karyawan
untuk memanajemen diri sendiri
- Matriks dan Struktur Proyek : Para spesialis ditugaskan untuk mengerjakan proyek yang
dipimpin oleh seorang project managers : Matrix and Project Participants mempunyai dua
managers dan karyawan terus berkerja pada proyek, dan akan pindah setelah proyeknya selesai
- Organisasi tanpa batas-batas organisasi yang jelas : desain organisasi yang fleksibel dan tidak
terstruktur yang cenderung untuk tidak terdapat penghalang antara organisasi dengan para
pelanggan dan supplier
- Menghapus penghalang (horizontal)
- Menghapuskan batas-batas external, mendekat ke stakeholder

Organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa belajar, dan organisasi yang belajar adalah
sebuah organisasi yang mengembangkan kapasitasnya dengan mempelajari, beradaptasi, dan
berubah melalui latihan pengetahuan memanajemen oleh karyawan

Karakteristik dari Organisasi yang belajar :


- Open team based organization, dengan cara memberi kekuasaan lebih kepada karyawan
- Alur pertukaran informasi terbuka dan penyebaran informasi lancar
- Kepemimpinan yang menyebarkan visi untuk masa mendatang
- Budaya yang kuat, kepercayaan, keterbukaan, dan rasa pengertian terhadap komunitas

STRUKTUR ORGANISASI
11 Februari 2012 by ssinoonasri

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Organisasi atau perusahaan yang telah didirikan tentunya harus membentuk struktur organisasi,
sehingga tidak hanya sekedar gedung tempat kerja, tetapi juga jelas organisasi yang dimaksud.
Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi, di mana struktur tersebut menjelaskan
setiap tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikordinasikan.
Pada umumnya, suatu organisasi atau perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda
dengan organisasi atau perusahaan lainnya. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu organisasi
sangat bergantung pada strategi bisnis yang dipilih, selain itu ada juga beberapa faktor penyebab
perbedaan struktur organisasi, yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Selain itu, makalah ini juga akan membahas mengenai pengertian struktur organisasi, elemen
utama struktur organisasi, bentuk-bentuk struktur organisasi.
I. 2 Tujuan dan Manfaat
Ada pun tujuan dan manfaat dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk melaksanakan salah satu tugas kelompok mata kuliah Perilaku Organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian dari struktur organisasi
3. Untuk mengetahui elemen utama dari struktur organisasi
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk struktur organisasi

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian Struktur Organisasi
Menurut Herbert A. Simon, Donald W. Smithburg, dan Victor A. Thompson , Organisasi adalah
suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama dalam mana setiap peserta mempunyai
peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk
dilaksanakan. Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:
1. The Operating Core. Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan
dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
2. The Strategic Apex. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top
management).
3. The Middle Line. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani
manajer tingkat atas dengan bagian operasional
4. The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas
untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.
5. The Support Staff. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung
tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit staff).
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi .
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama
lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib. Struktur
organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan
organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
II. 2 Elemen Utama Struktur Organisasi
II. 2. 1 Kompleksitas
Kompleksitas struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu organisasi, baik
diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.
1. Diferensiasi Horizontal
Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya beragam unit dalam
organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan
dan pelatihan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi
membutuhkan unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada saat itu pula terjadi diferensiasi
horizontal.
Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi fungsional dan spesialisasi sosial. Spesialisasi
fungsional dilakukan dengan cara memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana.
Jadi, yang dispesialisasi adalah pekerjaannya. Contohnya, pekerjaan merakit mobil dipecah-
pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan masing-masing dikerjakan oleh
orang yang berbeda.
Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada spesialisasi orang. Artinya, organisasi merekrut
seseorang yang ahli untuk melakukan jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus.
Misalnya, menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi perkembangan
pasar.
2. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi horizontal dan vertikal sebenarnya berhubungan erat. Meningkatnya diferensiasi
horizontal biasanya selalu dibarengi dengan kebutuhan untuk mengontrol aktivitas yang kian
beragam. Organisasi kemudian menambah lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi
lapisan pekerja) atau manajer (untuk mengawasi supervisor atau manajer level bawah). Hal ini
dengan sendirinya menambah diferensiasi vertikal. Jadi, diferensiasi vertikal adalah gambaran
dari lapisan-lapisan hierarki dalam organisasi.
3. Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personel organisasi tersebut
secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah kantor dan/atau personal yang tersebar
dalam rentang geografis yang luas, tentunya akana menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi
daripada organisasi yang hanya berpusat pada satu atau beberapa lokasi.
II. 2. 2 Formalisasi
Formalisasi dalam organisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan dua pola yaitu melalui aturan,
prosedur, dan sanksi-sanksi regulatif yang disusun oleh pengelola organisasi, atau melalui
rekrutmen terhadap tenaga-tenaga profesional yang telah terdidik dengan nilai-nilai, norma-
norma, dan pola perilaku sesuai profesi mereka.
II. 2. 3 Sentralisasi
Senralisasi adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat pilihan-pilihan bebas
terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau suatu level, sedemikian rupa sehingga para
pegawai hanya dimungkinkan memberikan input seminimal mungkin dalam pekerjaan.
Sentralisasi kadang-kadang terkait juga dengan masalah kecenderungan personal. Hal ini
terutama pada perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya sendiri. Ketika ukuran
organisasi semakin besar dan menuntut pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang
pemilik sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.

II. 3 Fungsi atau Kegunaan Struktur dalam Organisasi


1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada
pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang
harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan
penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat
berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
II. 4 Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
II. 4. 1 Struktur Garis (Sederhana)
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang
dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi
perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil,
jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri. Kesatuan perintah terjamin. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan. Organisasi
tergantung pada satu pimpinan. Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota
juga sedikit. Hubungan kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung. Tujuan alat-alat yang
digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih
sangat rendah. Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya. Produksi yang
dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Kelebihan struktur garis. Karyawan akan lebih menyadari tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan
yang diembannya, karena struktur ini lebih mudah dimengerti. Struktur ini juga menjadikan
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat karena tidak ada halangan birokrasi.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan koordinasi dan kontrol biasanya relatif kecil.
Kekurangan struktur garis. Kurang fleksibel dalam menyediakan spesialisasi yang dibutuhkan
ketika perusahaan menjadi lebih luas dan kompleks. Tugas karyawan yang terbatas sejak awal
menghalangi mereka mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan untuk meningkat ke posisi
manajerial.
II. 4. 2 Struktur Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor. Struktur ini berawal dari konsep
adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai
wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi
atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang
berberda-beda.
Struktur ini banyak ditemukan pada organisasi atau perusahaan area spesialisasi sebagai dasar
eksistensi sebuah departemen. Struktur ini lazim ditemukan pada perusahaan kecil dan
menengah, yang memusatkan pengambilan keputusan pada tingkat tertinggi dari perusahaan.
Ciri-ciri. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah. Keahlian para pengawas dan pegawai
berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan
pekerjaan yang sama.
Kelebihan struktur fungsional. Keahlian yang dimiliki oleh seorang spesialis fungsional.
Keahlian ini memudahkan mereka dalam memecahkan masalah yang terjadi pada area tertentu
yang berada di bawah wewenangnya. Menghindari duplikasi, di mana struktur ini tidak terdapat
fungsi yang berganda atau redundant, sehingga sumber daya organisasi dapat dipergunakan lebih
efisien dan terfokus.
Kelemahan struktur fungsional. Kebingungan yang terjadi ketika karyawan memiliki dua atau
lebih supervisor. Kekurangan lain yaitu kemungkinan manajer untuk menghindari area yang
mereka wewenangi secara fungsional, situasi yang mungkin berdampak negatif bagi koordinasi
aktivitas tertentu.
II. 4. 3 Struktur Staff
Organisasi dalam bentuk staff yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan. Berfungsi
memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan
dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke
bawah. Staff yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasehat dan
saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Kelebihan struktur staff. Pembagian tugas yang jelas antara staff dan anggota yang lain.
Berkembangnya spesialisasi para anggota. Koordinasi di dalam setiap bagian dapat diterapkan
dengan mudah.
Kelemahan struktur staff. Pemimpin staff melampaui kewenangannya. Kesenjangan sosial antara
pemimpin dan anggotanya.
II. 4. 4 Struktur Garis dan Staff
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang dikembangkan oleh
Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja
luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan
tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf ahli yaitu orang yang ahli dalam
bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi
tersebut.
Kelebihan struktur garis dan staf. Posisi garis terbebas dari aktivitas khusus yang dapat diberikan
kepada karyawan staf. Fleksibilitas dari personel staf dapat memudahkan mereka untuk
melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru dengan jumlah yang minimum. Koordinasi dalam
setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas pokok
organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang.
Kekurangan struktur garis dan staf. Konflik antara karyawan posisi garis dan staf sering menjadi
masalah. Misalnya, karena karyawan staf terlalu mendominasi sering kali karyawan posisi garis
menghiraukan masukan mereka.
II. 4. 5 Struktur Produk
Struktur ini digunakan jika perusahaan memutuskan produk yang mereka hasilkan sebagai dasar
penetapan atau pembuatan struktur organisasi sebuah perusahaan. Jenis organisasi ini membagi
tugasnya ke dalam dimensi produk. Artinya sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi
terbagi atas jenis produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Pada masing-masing produk
terdapat bagian atau divisi yang mendukung kesuksesan produk di pasar. Masing-masing produk
akan memiliki divisi pemasaran, SDM, dan produksi sendiri-sendiri.
Struktur organisasi ini muncul sebagai respon atas segmen pasar yang ingin fokus
dikembangkan. Pada akhirnya, perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
bersaing pada segmen pasar yang dituju. Perusahaan akan memaksimalkan setiap sumber daya
yang ada di perusahaan sehingga bisa maksimal dalam merancang dan membuat sebuah produk
untuk segmen pasar tertentu.
Kelebihan struktur produk. Penanggung jawab dari produk akan sangat jelas, sehingga fokus
kinerja terhadap konsumen lebih jelas dan memuaskan. Struktur ini baik digunakan untuk
perusahaan yang memiliki lini bisnis atau produk yang bervariasi. Variasi dari jumlah produk
yang dihasilkan memerlukan koordinasi yang tinggi, sehingga struktur ini akan memfasilitasi
perusahaan sehingga masalah koordinasi dalam sebuah produk yang dihasilkan akan mudah
terselesaikan. Selain itu, faktor lingkungan yang berubah dengan cepat juga akan sangat sesuai
jika dihadapi dengan jenis struktur organisasi ini.
Kekurangan struktur produk. Dengan dimungkinkannya tiap divisi untuk berjalan dengan
caranya sendiri dibandingkan dengan struktur lainnya, hal ini dapat mengakibatkan kegagalan
beberapa divisi dalam mencapai tujuan perusahaan.
II. 4. 6 Struktur Matriks
Struktur ini merupakan struktur yang paling baru dari semua struktur organisasi yang ada dan
paling sering digunakan oleh perusahaan yang melakukan proyek rumit. Struktur ini
mengintegrasikan hubungan vertikal dan horizontal dengan unit lain dalam sebuah proyek.
Kelebihan struktur matriks. Penggunaan struktur matriks memungkinkan perusahaan
mempekerjakan karyawan dengan keahlian tertentu untuk menyelesaikan suatu proyek yang
rumit. Penggunaan struktur matriks juga membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat
terhadap segala situasi , karena karyawan dengan keahlian tertentu dapat dengan mudah direkrut
ke dalam proyek.
Kekurangan struktur matriks. Dalam perusahaan yang menggunakan struktur matriks ini,
karyawan mungkin memiliki dua supervisor, manajer dari area fungsional dan manajer proyek.
Tekanan pada karyawan, jika dalam satu waktu individu menangani beberapa proyek yang
berbeda, maka ini akan menjadi beban pikiran baginya.
II. 4. 7 Struktur Campuran (Hibrid)
Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi produk dan fungsional. Masing-
masing produk yang diproduksi memiliki fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh produk tersebut.
Selain itu, organisasi juga memiliki struktur fungsional yang tetap mengontrol secara terpusat
jalannya organisasi.
Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi tidak terdesentralisasi, tetapi
juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu koordinasi yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki
dan juga struktur yang berada dalam garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis organisasi
dengan struktur ini akan mudah beradaptasi jika terdapat perubahan pada lingkungan secara
mendadak. Dua contoh struktur campuran yaitu perusahaan multinasional dan organisasi
jaringan (network).
Perusahaan Multinasional (MNC). Pada tahap perkembangannya yang sangat lanjut dapat
menjadi sebuah organisasi yang sangat kompleks. Tahap tersebut tercapai ketika organisasi telah
mengambil desain struktur yang disebut matriks global (global matrix). Proses ini biasanya
terjadi manakala MNC meluaskan aktivitasnya ke berbagai negara dalam skala yang tidak dapat
ditangani oleh struktur-struktur biasa.
Struktur ini disebut campuran karena perusahaan-perusahaan lokal yang tersebar di berbagai
benua biasanya tidak persis sama dalam hal desain strukturnya. Kita barangkali akan
menemukan semua ragam desain struktur di sini, mulai dari struktur sederhana, divisonal,
matriks, hingga struktur hibrid .
Struktur Jaringan. Dalam bentuk yang sangat ekstrem, struktur jaringan menghasilkan apa yang
disebut dengan organisasi virtual. Di sini semua aktivitas organisasi telah habis di-outsourcing.
Satu-satunya yang tersisa dalam organisasi adalah sekelompok kecil eksekutif dan sebuah kantor
dengan beberapa ratus pegawai. Ukuran organisasi yang normal bagi perusahaan-perusahaan
multinasional adalah rata-rata di atas 10 ribu orang, untuk di kantor pusat saja (Robbins, 1990:
132) . Jadi, pengurangan jumlah hinga tinggal beberapa ratus orang adalah sesuatu yang sangat
luar biasa. Nike (sepatu), Emerson Radio (produk-produk elektronik), Schwinn Bicycle (sepeda)
adalah contoh-contoh perusahaan yang mampu menjual produk senilai beberapa ratus juta dollar
per tahun, dengan memiliki sangat sedikit fasilitas produksi atau tidak ada sama sekali (Robbins,
1990: 346) .
Esensi pekerjaan para eksekutif organisasi virtual terutama adalah melakukan koordinasi dan
mengelola hubungan-hubungan eksternal. Semua hubungan tersebut bersifat kontrak atau
pesanan, sehingga sebagian besar waktu para pengelola dihabiskan untuk menangani hubungan-
hubungan tersebut dan memastikan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi
II. 5 Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi
1. Strategi Organisasi
Tidak dapat disangkal bahwa terdapat hubungan antara strategi organisasi dengan struktur yang
digunakan untuk mencapainya. Keterkaitan itu lebih mudah dilihat dalam mengelola sebuah
bisnis. Karena keterkaita antara strategi dengan struktur yang akan digunaka, umumnya suatu
organisasi memilih salah satu dari tiga bentuk strategi yaitu, strategi yang menuntut inovasi,
strategi yang diarahkan kepada minimalisasi biaya atau ongkos, dan strategi yang sifatnya
imitatif.
2. Besar-kecilnya organisasi
Semakin banyak karyawan yang bekerja pada suatu organisasi, makin kompleks pula organisasi
tersebut. Demikian pula dengan pola pengambilan keputusan untuk kepentingan koordinasi dan
pengawasan mengakibatkan makin banyak keputusan yang diambil oleh kantor pusat organisasi
yang bersangkutan.
3. Teknologi yang digunakan
Berbagai studi yang dilakukan para pakar dan ilmuwan yang menunjukkan dengan jelas
teknologi yang digunakan dengan struktur organisasi. Karena keterkaitan tersebut efektivitas
kerja akan ditentukan oleh kesesuaian teknologi dengan struktur. Tiga kategorisasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pemikiran ialah kategori berdasarkan produk, analisis permasalahan,
dan sifat teknologi yang digunakan.
4. Kekuasaan dalam Organisasi
Dikaitkan dengan struktur, dapat dinyatakan bahwa baik karena seseorang merasa bahwa satuan
tempatnya bertugas penting maupun karena keinginan untuk memupuk kekuatan atau kekuasaan.
Seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan akan berusaha agar satuan kerja yang
dipimpinnya semakin kompleks.
II. 6 Prinsip dalam Mendesain Struktur Organisasi
Menurut Robbins (2003), Gitlow (2001), dan Cortada (2001), ada enam prinsip penting yang
harus diperhatikan dalam mendesain struktur organisasi :
1. Spesialisasi Pekerjaan
Hal ini didefinisikan sebagai derajat di mana tuga dalam organisasi dibagi menjadi beberapa
pekerjaan. Spesialisasi menjadi terkenal setelah pada awal abad 20 Henry Ford berhasil
mengimplementasikan spesialisasi dan menjadi best seller pada masanya. Pengulangan tugas
yang serupa dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan tingkat produktivitas dan
efisiensi sebuah pekerjaan.
2. Departemenisasi
Unsur ini merupakan dampak yang dari spesialisasi pekerjaan, dengan mengelompokkan
pekerjaan yang serupa dalam satu departeman. Departemenisasi adalah aktivitas untuk menyusun
satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi
adalah sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifat atau pelaksanaannya.
3. Rantai Komando
Unsur ini menjelaskan kepada siapa hasil aktivitas (pekerjaan) akan dilaporkan. Hal ini juga
dapat diperluas dengan pertanyaan “Kepada siapa saya harus bertanggung jawab dan kepada
siapa saya harus berkonsultasi, jika terdapat masalah dalam pekerjaan?”. Ada dua unsur penting
dalam menjelaskan konsep rantai komando, yaitu otoritas dan kesatuan. Otoritas merupakan hak
yang melekat pada posisi manajerial seperti memberikan tugas dan mengharapkan tugas tersebut
dapat dipatuhi dan dijalankan. Kesatuan perintah adalah tiap-tiap pejabat dalam organisasi
hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat tertentu.
4. Rentang Pengawasan
Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah bawahan yang dapat dikelola secara efisien dan efektif
oleh seorang manajer.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentarlisasi sebagai derajat di mana pembuatan keputusan dipusatkan pada beberapa jabatan di
perusahaan. Desentralisasi adalah pengalihan tanggung jawab dan wewenang dalam mengambil
keputusan dari kantor pusat kepada orang yang berlokasi terdekat dengan situasi yang
membutuhkan perhatian. Dengan menggunakan desentralisasi, tindakan dapat dilakukan lebih
cepat dalam menyelesaikan masalah, lebih banyak orang yang terlibat di dalamnya, dan
menjadikan karyawan lebih menjadi bagian dari organisasi.
7. Formalisasi
Jika pekerjaan yang ada telah diformalisasi, akan diketahui pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan bagaimana cara menyelesaikannya.
II. 7 Struktur dan Proses Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan teori, metode, dan prinsip-prinsip
dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan antropologi budaya untuk
mempelajari persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar, dan tindakan individu ketika bekerja dalam
kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan, penganalisisan dampak lingkungan luar
atas organisasi dan sumber daya manusia, misi, tujuan, dan strateginya.
Struktur organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan.
Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi. Proses berkenaan dengan aktivitas
yang memberi kehidupan pada skema organisasi itu. Komunikasi, pengambilan keputusan,
evaluasi prestasi kerja, sosialisasi, dan pengembangan karier adalah proses dalam setiap
organisasi.
Tujuan para manajer dalam setiap organisasi ialah mencapai perilaku yang dikoordinasikan
sehingga organisasi tersebut dinilai efektif oleh mereka yang mengevaluasi hasilnya. Faktor-
faktor utama yang menentukan perilaku individu dan kelompok adalah tugas dan hubungan
wewenang. Oleh karena itu, manajer harus merancang struktur organisasi agar memudahkan
komunikasi di antara para pegawai.

BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Organisasi adalah wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama
dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Itulah sebabnya struktur
organisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi yang baru dibentuk, dalam keadaan
berkembang maupun yang sudah mapan.
Perusahaan atau organisasi sering mengubah strukturnya ketika skala usahanya dan
kompleksitasnya semakin besar.
Ada beberapa bentuk struktur organisasi seperti yang telah dibahas dalam Bab II Pembahasan,
setiap struktur organisasi tersebut memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Namun, harapan setiap organisasi atau perusahaan tentunya ingin tetap bertahan atau semakin
maju.
Struktur organisasi mempengaruhi perilaku organisasi karena faktor-faktor utama yang
menentukan perilaku individu dan kelompok adalah tugas dan hubungan wewenang. Oleh karena
itu, manajer harus merancang struktur organisasi agar memudahkan komunikasi di antara para
pegawai.

A. Pengertian Arti Definisi Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada
pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam
struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada
siapa.

B. 4 Elemen Struktur Organisasi


Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kegiatan kerja
4. Besaran seluruh organisasi.

Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.
Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur
organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang
sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan
dan dikoordinasikan secara formal.

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan.
Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi Kerangka kerja organisasi disebut sebagai desain organisasi (organizational design).
Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi
(organizational structure).

C. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4
(empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
o Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika
struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun
selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi
organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

o Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah
penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya
organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa
pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi
walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada
berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi
yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan
pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun
perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena
pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan
tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

o Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan
dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam
sebuah organisasi.

o Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis.
Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur
organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan
struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan
yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

D. Fungsi struktur organisasi

Fungsi struktur organisasi yaitu :


Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada
pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang
harus dipertanggungjawabkan.

1. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya


mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan
penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
2. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat
berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
3. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang
tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat
saling menguntungkan.

Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak perlu
selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan
fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar
struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam
mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis
tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan aktivitas
dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur :
a)unsur pimpinan
b)unsur pembantu pimpinan
c)unsur pelakasana tugas pokok
d)unsur pelaksana tugas-tugas fungsional

Bagaimana Proses Pengorganisasian ?

Seperti yang kita ketahui bahwa organisasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun
tidak banyak orang yang mengetahui dengan pasti proses pengorganisasian itu seperti apa.
Dengan kata lain, proses organisasi itu kurang dipahami secara baik dan benar karena banyak
orang menganggap bahwa organisasi itu dibangun karena ada orangnya. Padahal banyak hal
yang perlu dan wajib diketahui dalam berorganisasi, termasuk pentingnya mengetahui proses
pengorganisasian.

Langsung saja saya paparkan proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku
Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh
pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang
dikerjakan dalam organisasi.

2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah
merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut
ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai
kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang
akan mengerjakan tugas tersebut.

3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah
dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk
melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.

4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu


kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka
perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah
pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan
sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.

5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk


mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

E. Elemen Struktur Organisasi

Dalam striktur Organisasi terdapat enam elemen kunci yang harus dipertahankan dalam
menyusunnya. Berikut elemen yang dimaksud yaitu :
1. Spesialisasi Pekerjaan
Tugas tugas dalam struktur organisasi kerap dibagi-bagi kedalam beberapa pekerjaan tersendiri
sesuai dengan spesialisasinya.

2. Departementalisasi
Elemen struktur ini sebagai dasar yang digunakan untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Elemen ini dapat berupa proses, produk, geografi dan pelanggan.

3. Rantai Komando
Elemen struktur ini merupakan garis wewenang yang membentang dari puncak organisasi ke
posisi paling bawah. Elemen ini pun akan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4. Rentang Kendali
Elemen struktur ini menunjukan jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer
secara efisien dan efektif.

5. Sentralisasi dan Desentralisasi


Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu
titik di dalam organisasi. Sementara itu Desentralisasi merupakan lawan dari Sentralisasi.

6. Formalisasi
Elmen struktur ini menjelaskan sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi dibakukan.

F. Bentuk Bentuk Organisasi

Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas :


1. Organisasi garis
Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol . Ciri-ciri organisasi garis, sebagai berikut :
1. Jumlah karyawan sedikit
2. Pimpinan dengan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
3. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenag dan tanggung jawab penuh atassegala
bidang pekerjaannya
4. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
5. Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal
6. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi
7. Organisasinya kecil.

2. Organisasi garis dan staf


Organisasi garis dan staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi ini mencakup
kelompok-kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu :
a. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
digambarkan dengan garis atau lini.
b. Ornag yang mengerjakan tugas berdasarkan keahlian.

Ciri-cirinya :
1. Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2. Jumlah karyawan banyak
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
4. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal
5. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara maksimal.
6. Kesatuan perintah tetap diperintahkan
7. Terdapat dua kelompok wewenang yakni wewenang lini dan wewenang staf ;
Wewenang lini adalah yang dapat / harus merealisasi tujuan organisasi secara langsung.
Wewenang staf adalah karyawan yang tidak dapat merealisasitujuan perusahaan secara langsung
tetapi hanya memberikan bantuan pelayanan.
3. Organisasi Fungsional
Organsasi fungsional adalah organisasi yang mendasarkan pembagian tugasnya serta
kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya.

Ciri-ciri organisasi fungsional :


1. Setiap pimpinan dapat memberikan perintah kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungan
dengan fungsi atasan tersebut.
2. Tanggung jawab pelaksanaan kepada lebih dari satu pimpinan
3. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
4. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara optimal
5. Bawahan akan menerima perintah dari berapa orang atasan
6. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama mudah, karena masing-
masing sudah mempunyai pengertian yang dalam mengenai bidangnya.

4. Organiasi komite/panitia
Organisasi komite adalah bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu
dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite/dewan/board dengan
pluralistic maajemen.

Organisasi" mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga
atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah
atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan
ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Dalam bab ini akan dibahas bermacam-macam aspek proses pengorganisasian.

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai


dengan tujuan organisasi, sumber dayasumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah de-
Partementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-
kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatFin yang sejenis dan saling berhubungan
dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi, dan
tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian
tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dap
melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam. pengertian. Istilah tersebut dapat


digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini

1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan jabatan, tugas-tugas dan para
karyawan.
4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan


dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar
tuuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukkan
dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien
dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatu an yang terpadu dan harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga
perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-eEisienan dan konflik-
konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup
aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
2) departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah iepartementasi),
3) bagan organisasi formal,
4) rantai perintah dan kesatuan perintah,
5) tingkat-tingkat hirarki manajemen,
6) saluran komunikasi,
7) penggunaan komite,
8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme


formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-Deda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-
unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler 2) telah menjelaskan hubungan
strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di
Amerika.
2. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi". Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara
para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi
berubah maka struktur organisasi juga berubah.
3. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang
barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan
mobil yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlu= kan tingkat standardisasi
dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang
mengutamakan perubahan mode.
4. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara
berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja
pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar organisasi, seperti
pelanggan, supplier, dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
5. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya
akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur
organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :


1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja
dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satu-
an kerja (departementalisasi).
2. Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedui yang digunakan organisasi untuk
menjamin" terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusapt, yang me
nunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. 3 )

PEMBAGIAN KERJA

Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif
dan dikoordinasikan dapat mencapai basil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini
disebut synergy. Tiang dasar pengorganisisian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor)
yang memurigkinkan synergy terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada manajer tim, kepala
pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja
ini efektif karena bila hanya omponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi
personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan
perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari
itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien
untuk meningkatkan produktivitas. Namun demikian, beberapa penulis telah menunjukkan
adanya konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian
kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan,
monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efi-
siensi.

BAGAN ORGANISASI FORMAL

Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu
menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk menunjukkan struktur
organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen,
atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan
organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, di mana dihubungkan
satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi
formal.

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur organisasi, yang secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang
bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang
digunakan.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan
wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan
organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah
dala.m organisasi, seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi
mempunyai suatu kaitan dengan manajer- puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan
perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang
hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang
manajer.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan
pekerjaan organisasional atau Ndang tanggung jawab yang berbeda.
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa
kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya
(departementalisasi).
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi
juga keseluruhan hirarki manajemen.
Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat di perkirakan dengan membaca
label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan bagaimana tugas-tugas
dikelompok, kan. Garis menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi
dalam setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari organisasi, tetapi
tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran yang tidak jelas.

Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek perdebatan cukup lama di
antara para penulis manajemen. Salah satu keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-
lain diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tang_ gung jawab
digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus,
bagan menunjukkan tempat di mana orang itu dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga
memungkinkan manajer mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti
sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana duplikasi yang tidak
diperlukan terjadi.

Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau
tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukkan seberapa besar tingkat
wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan
hubungan-hubungan informal dan saluran komunikasi, di mana organisasi tidak dapat berfungsi
secara efisien tanpa hal-hal itu.

Bentuk-bentuk Bagan Organisasi

Hemy G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu


1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah
dimengerti.
2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam hal
pelimpahan kekuasaan dari atas "_ bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
men
3. Bentuk horizontal. digambarkan dariakiri Aliran ke kanan. jsatu Bentuk lingkaran. Bagan ini
menekankan pada hubungan antara abatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang
sekali digunakan dalam praktek.
DEPARTEMENTALISASI

Departementalisasi sebagaimana telah diterangkan di muka, merupakan proses penentuan


bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam
jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam
mendesain organisasi, khususnya dalam proses departementalisasi sebagaimana diuraikan di
muka, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan
berdasarkan fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan Pelanggan, berdasarkan geografis,
dan berdasarkan matriks.

Pendekatan Fungsional

Penentuan sub-subbagian dari organisasi atau proses departementalisasi yang pertama


adalah berdasarkan fungsi (functional departmentalization). Berdasarkan pendekatan ini,
proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan
dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi bisnis misalnya, ada pekerjaan-pekerjaan
yang terkait dengan fungsi produksi, ada peketjaan-pekerjaan yang terkait dengan pelanggan
atau pasar, sehingga dinamakan dengan fungsi pemasar• an, dan lain sebagainya. Pada Gambar
8.6 ditunjukkan contoh sebuah desain organisasi melalui departementalisasi yang dibentuk
berdasarkan pendekatan fungsional.
Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus dalam Gambar di atas, setiap bagian dalam
struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang terkait dengan kegiatan
bisnis perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi, Pemasaran, dan SDM memiliki fungsi
yang khas dalam setiap pekerjaan bisnisnya. Dan, setiap bagian tersebut secara lebili rinci
diturunkan menjadi subbagian promosi dan penjualan (bagian Pemasaran), produksi dan
pergudangan (bagian Produksi), serta rekrutmen dan seleksi dan pelatihan dan
pengembangan (bagian SDM).

Pendekatan Produk

Pendekatan kedua dalam departementalisasi adalah berdasarkan produk atau product


departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam
organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi. Sebagai contoh,
PT ABC memiliki beberapa jenis produk dari mulai produk susu, sabun mandi, pasta gigi,
hingga mi instan, maka di bawah bagian produksi dapat juga dibuat subbagian.
Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan, seperti ditunjukkan dalam
Gambar melalui garis putus-putus, merupakan contoh departementalisasi berdasarkan produk.
Pada pelaksanaannya, departementalisasi berdasarkan produk ini tidak selalu harus berada di
bawah bagian tertentu dalam struktur organisasi tertentu, akan tetapi juga dapat dibuat
tersendiri dalam suatu organisasi. Seperti misalnya ditunjukkan dalam Gambar dibawah.

Pada Gambar diatas tersebut jelas bahwa bagian-bagian fungsional seperti Pemasaran, Produksi,
Keuangan, dan SDM tidak selalu harus berada di atas subbagian berdasarkan produk, akan
tetapi juga dapat menjadi subbagian dari departemen berdasarkan produk.

Pendekatan Pelanggan
Pendekatan ketiga dalam departementalisasi adalah berdasarkan pelanggan atau customer
departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan karakteristik pelanggan yang menjadi sasaran pelanggan dari organisasi.
Sebagai contoh, jika produk sabun mandi dari PT ABC di atas ternyata tidak hanya satu,
tetapi ada saburi mandi untuk bayi, anak, remaja, dan dewasa, maka bentuk desain organisasi
dapat dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar berikut ini.

Pendekatan Geografis

Pendekatan keempat dalam departementalisasi adalah berdasarkan faktor geografis.


Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan
berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi. Jika PT ABC memiliki daerah
penjualan di empat daerah, misalnya Jakarta, Bandung, Makassar,, dan Medan, maka desain
organisasi yang dapat dibentuk adalah sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar berikut:

Berdasarkan Gambar di atas, tampak bahwa wilayah penjualan dari PT ABC mencakup empat
daerah sebagaimana disebutkan di atas. Agar penjualan lebih dapat terkonsentrasi dan
disebabkan karakteristik pelanggan dan lingkungan di wilayah geografis berbeda-beda, maka
departementalisasi berdasarkan geografis bisa dilakukan. Pendekatan ini tidak saja dilakukan
untuk menentukan bagian atau departemen di bawah bagian penjualan, tetapi juga dapat
dilakukan dalam berbagai jenis organisasi lainnya. Organisasi yang memiliki berbagai cabang
di berbagai daerah biasanya melakukan desain organisasi berdasarkan pendekatan ini.
Perusahaan perbankan juga termasuk ke dalam organisasi yang melakukan departementalisasi
berdasarkan geografis dikarenakan perusahaan perbankan mengandalkan kantor-kantor
cabangnya dalam meraih pangsa pasarnya.

Pendekatan Matriks

Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan dalam buku ini adalah pendekatan
matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses departementalisasi yang
menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya berdasarkan
proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya. Setiap pekerja yang
berada di bawah departemen tertentu dalam kenyataannya juga merupakan bagian dari sebuah
proyek tertentu atau bagian pekerjaan yang lain dari perusahaan. Jika kita kembali
menggunakan contoh PT ABC tersebut di atas, dan melakukan penyesuaian desain
organisasinya menjadi bentuk matriks, maka desain organisasi yang dapat dibuat adalah
seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah berikut ini.
Berdasarkan Gambar diketahui bahwa PT ABC memiliki struktur organisasi fungsional di
mana di dalamnya terdapat dari mulai bagian Keuangan, Pemasaran, SDM, serta Riset dan
Pengembangan. Masing-masing bagian tersebut dikepalai oleh seorang manajer. Selain keempat
fungsi tersebut, ada juga fungsi profit dari PT ABC yaitu yang terkait dengan bisnis yang
dijalankan PT ABC untuk memperoleh profit yang terdiri dari produk susu, sabun mandi, pasta
gigi, dan mi instan. Masing-masing profit project ini memiliki pengaturan keuangan tertentu;
SDM tertentu yang dipekerjakan, Pemasaran tertentu, dan juga Riser serta Pengembangan
tertentu. Setiap pekerjaan ini mensyaratkan adanya tenaga kerja yang dipekerjakan.
Berdasarkan pendekatan matriks, tenaga kerja selain misalnya ditugaskan di bawah sebuah
departemen tertentu seperti Pemasaran, SDM, dan lain sebagainya, juga merupakan bagian dari
kegiatan peraihan profit atau profit project.
Irisan kedua bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk lonjong sebagaimana
ditunjukkan oleh Gambar 8.11. Berdasarkan pendekatan ini tenaga kerja tidak saja bertanggung
jawab dan berkoordinasi kepada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada pimpinan
proyek di mana tenaga tersebut terlibat.
Pendekatan Mana yang Lebih Baik?

Setiap pendekatan tentunya memiliki berbagai kelebihan sekaligus keterbatasannya.


Pendekatan fungsional misalnya, memberikan kemudahan bagi organisasi untuk membagi-bagi
pekerjaan berdasarkan fungsi-fungsi yang harus dilakukan dalam organisasi bisnis. Namun
di sisi lain, pendekatan fungsional agak menyulitkan organisasi ketika misalnya terdapat
perbedaan kepentingan antarbagian yang berbeda. Bagian Pemasaran yang bermaksud untuk
menaikkan biaya promosi misalnya dapat konflik dengan bagian Keuangan, atau juga dengan
bagian SDM yang menerima tuntutan pegawai untuk kenaikan gaji. Kelemahan dari pendekatan
fungsional ini bisa diselesaikan dengan pendekatan produk misalnya. Di setiap produk misalnya
terdapat berbagai subbagian fungsional seperti Pemasaran, Produksi, dan lain-lain yang dengan
demikian konflik antarbagian dapat dihindari. Namun, pendekatan ini juga belum tentu sesuai
ketika misalnya organisasi memiliki cabang-cabang di berbagai daerah, atau organisasi tersebut
bukan berupa organisasi bisnis. Bagi organisasi nonprofit misalnya, pendekatan
berdasarkan produk belum tentu cocok, dan cenderung justru tidak efektif.
Sebagai kesimpulan setiap pendekatan memiliki keterbatasan sekaligus kelebihannya. Oleh
karena itu penggunaannya juga sangat situasional dengan berbagai faktor yang dimiliki dan
dihadapi oleh organisasi.

STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

Apa yang telah dibicarakan dalam bab ini adalah bagaimana organisasi melakukan proses
pengorganisasian yang diawali dengan penyusunan desain organisasi berdasarkan berbagai
faktor yang dimiliki dan dihadapi oleh organisasi. Struktur organisasi yang dihasilkan melalui
keseluruhan proses tersebut kerap dikenal sebagai struktur organisasi formal. Struktur
organisasi formal inilah yang dijadikan panduan bagi seluruh anggota organisasi untuk
melakukan berbagai hal dalam upaya pencapaian tujuan. Dalam kenyataannya, beberapa
bagian atau para pekerja sering kali mengelompokkan diri tidak hanya berdasarkan fungsi
yang harus dilaksanakannya sesuai dengan struktur organisasi yang telah dibuat, akan tetapi
juga dapat mengelompokkan diri berdasarkan kesamaan tuntutan, hobi, dan lain sebagainya.
Kelompok-kelompok pekerja ini sering kali dinamakan dengan organisasi informal. Seorang
manajer yang baik akan tetap memerhatikan dan mengakomodasi berbagai karakteristik
pekerjanya termasuk dengan adanya fenomena organisasi informal tersebut. Dalam kondisi
tertentu, organisasi informal tersebut dapat membantu manajer dalam mencapai tujuan
organisasi. Namun, jika tuntutan organisasi informal ternyata tidak diakomodasi dengan baik,
organisasi informal ini akan menyebabkan konflik internal yang akan menghambat pencapaian
tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai