Anda di halaman 1dari 34

1

56MAKALAH
BANKING & NON BANKING

PEGADAIAN DAN DANA PENSIUN

Dosen Pengampu : Irsyadi Zayn

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Adelia Fitriana (202121026)

Ferry Kusuma (202121008)

Heslia Puspita (202121010)

Jefrianto (202121012)

Jessica Maharani (202121013)

POLITEKNIK LP3I PEKANBARU

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4


1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pegadaian
2.1 Definisi Pegadaian..............................................................................................6
2. 1. 1 Status Hukum Pegadaian........................................................................6
2. 1. 2 Tujuan Pegadaian....................................................................................7
2. 1. 3 Sumber dana Pegadaian..........................................................................7
2. 1. 4 Kegiatan Usaha Pegadaian......................................................................7
2. 1. 5 Barang Jaminan Pegadaian.....................................................................8
2.2 Sejarah Pegadaian...............................................................................................8
2.3 Produk Pegadaian................................................................................................10
2. 3. 1 Produk Pembiayaan................................................................................10
(a) Pegadaian Konvensional...................................................................10
(b) Pegadaian Syariah.............................................................................11
2. 3. 2 Produk Emas...........................................................................................11
2.4 Mekanisme Pinjaman..........................................................................................12
2.5 Study Kasus........................................................................................................13
B. Dana Pensiun
2.6 Definisi Dana Pensiun.........................................................................................14
2.7 Tujuan Dana Pensiun..........................................................................................14
2.8 Manfaat Dana Pensiun........................................................................................15
2.9 Sistem Pembayaran Dana Pensiun......................................................................16
2.10 Peraturan Dana Pensiun......................................................................................17
2.11 Jenis Program Pensiun........................................................................................19
2.12 Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran................................................23
2.13 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun......................................................................24
2.14 Metode Pembiayaan Program Pensiun...............................................................25
2.15 Manajemen Kekayaan Pensiun...........................................................................27

2
2.16 Studi Kasus.........................................................................................................29

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................34

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya untuk memberikan jaminan kesejahteraan
pada karyawan. Menurut Siamat (2005: 703), dana pensiun merupakan salah satu alternatif
untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan. Penyelenggaraan pensiun tersebut
dapat dikelola oleh pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga
keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun (Budisantoso & Triandaru,
2006:268). Bagi pegawai atau karyawan dana pensiun akan memperkecil risiko-risiko
yang akan dihadapi dalam hidupnya, misalnya risiko kecelakaan, pensiun, atau suatu hal
yang menyebabkan cacat tubuh. Risiko-risiko tersebut akan memberikan dampak financial
bagi karyawan dan keluarga. Sehingga akan menimbulkan kesejahteraannya terganggu,
terutama bagi yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang banyak.
Untuk mengatasi timbulnya keadaan tersebut, maka perusahaan swasta maupun
pemerintah menyelenggarakan program pensiun. Selanjutnya, untuk lebih memotivasi
tenaga kerja dalam peningkatan produktivitas serta untuk memberikan nilai guna dan hasil
yang optimal dalam penyelenggaraan program pensiun, pemerintah mengeluarkan
Undang-undang No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dana pensiun diharapkan akan
menjadi salah satu alternatif pembiayaan sehingga akan memberikan jaminan
kesejahteraan bagi karyawan. Uang tunai dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan
yang harus dimiliki setiap orang. Namun, banyak orang yang dalam kehidupannya kurang
atau tidak mempunyai uang tunai ketika dalam keadaan mendesak, seperti biaya uang
gedung sekolah dan biaya kesehatan yang serius. Dengan adanya keadaan yang ada di
masyarakat tersebut, Pegadaian adalah tempat dimana seseorang bisa datang meminjam
uang dengan barang-barang pribadi sebagai jaminannya (Budisantoso & Triandaru, 2006:
211). Menurut Siamat (2005: 743), Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan
sistem gadai.
Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, maka Pegadaian merupakan salah
satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya adalah pembiayaan. Secara
umum, tujuan Perum Pegadaian adalah penyedia dana dengan prosedur sederhana bagi
masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka makalah ini memiliki judul
“Dana Pensiun dan Pegadaian”.

4
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
A. Pegadaian
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
2. Untuk mengetahui Cara Kepengurusan dan Pengawasan Pegadaian
3. Untuk mengetahui Tujuan dari Pegadaian
4. Untuk mengetahui Kegiatan Usaha Pegadaian
B. Dana Pensiun
1. Untuk mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
2. Untuk mengetahui tujuan dari Dana Pensiun
3. Untuk mengetahui manfaat dari Dana Pensiun
4. Untuk mengetahui Sistem Pembayaran manfaat Pensiun
5. Untuk mengetahui Asas Dana Pensiun
6. Untuk mengetahui Peraturan Dana Pensiun
7. Untuk mengetahui Jenis Program Pensiun
8. Untuk mengetahui Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran
9. Untuk mengetahui Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
10. Untuk mengetahui Penyelenggaraan Program Pensiun
11. Untuk mengetahui Metode Pembiayaan Program Pensiun
12. Untuk mengetahui Manajemen Kekayaan Pensiun
13. Untuk mengetahui Peran Dana Pensiun
14. Untuk mengetahui Pengaturan Dana Pensiun Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pegadaian
2.1 Definisi Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, disebutkan bahwa gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lainatas namanya, dan
yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya; dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.

2. 1. 1 Status Hukum Pegadaian


Pada masa Pemerintah Republik Indonesia, Dinas Pegadaian merupakan
kelanjutan dari pemerintah Hindia Belanda dan status pegadaian diubah menjadi
Perusahaan Negara (PN). Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 Prp. 1960 jo.
Peraturan Pemerintah RI No. 178 Tahun 1961 tanggal 3 Mei 1961 tentang pendirian
Perusahaan Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian, status badan hukum PN Pegadaian
tersebut berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI No. 7 tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969 tentang perubahan kedudukan PN Pegadaian
menjadi jawatan Pegadaian jo. UU No. 9 tahun 1996 tanggal 1 Agustus 1969 dan
penjelasannya mengenai bentuk-bentuk usaha negara dalam Perusahaan Jawatan (perjan).
Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1990 tanggal 10 April 1990.

2. 1. 2 Tujuan Pegadaian
Menurut Siamat (2005 : 745), sifat usaha pegadaian pada prinsipnya
menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan. Oleh karena itu Pegadaian bertujuan untuk :

6
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
3. Membantu masyarakat golongan bawah untuk mengatasi kesulitan dana.
4. Meningkatakan kesejahteraan masyarakat.
5. Melaksanakan dan menunjang program Pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan nasional.

2. 1. 3 Sumber Dana Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak
diperkenankan meghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
misalnya: giro, diposito dan tabungan, sebagaimana halnya dengan sumber dana
konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Perum Pegadaian
memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut :
1. Modal sendiri.
- Modal awal
- Penyertaan modal Pemerintah
- Laba ditahan
2. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.
3. Pinjaman jangka panjang yang bersal dari KLBI.
4. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.

2. 1. 4 Kegiatan Usaha Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 745), kegiatan operasional Pegadaian yang telah
dilakukan saat ini antara lain meliputi :
1. Menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai
2. Menerima jasa taksiran yaitu pelayanan kepada masyarakat yang ingin mengetahi
berapa besar nilai riil barang yang dimilikinya, misalnya emas, berlian, intan, dan
barang-barang bernilai lainnya.
3. Menerima jasa titipan yaitu pelayanan kepada masyarakat yang akan menitipkan
barang-barangnya.

7
4. Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam
bidang bisnis properti seperti dalam pembangunan gedung kantor dan pertokoan
dengan sitem Build Operat and Transfer (BOT).
5. Kredit pegawai yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan
tetap.

2. 1. 5 Barang Jaminan Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), jenis barang yang dapat diterima sebagai barang
jaminan pada prinsipnya adalah barang bergerak antara lain :
1. Barang – barang perhiasan: Semua perhiasan yang terbuat dari emas, perhiasan perak,
platina baik yang perhiasan intan, mutiara, batu maupun tidak.
2. Barang – barang elektronik: Tv, kulkas, radio, tape recorder, kaset.
3. Kendaraan: Sepeda, Motor, Mobil.
4. Barang – barang rumah tangga: Barang pecah belah.
5. Mesin: Mesin jahit, dll.
6. Tekstil: Kain batik, permadani.
7. Barang – barang lain yang dianggap bernilai.

2.2 Sejarah Pegadaian


Pegadaian didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 1 April 1901
dengan ditandai didirikannya Pegadaian cabang Sukabumi. Sampai sekarang setiap
tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian. Berbicara tentang
pendiriannya, berikut adalah sejarah pegadaian mulai dari era kolonial sampai sekarang.

- Era Kolonial

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan Bank
van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai,
lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816),
Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat

8
("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi
menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan
pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode "liecentie stelsel" diganti menjadi
"pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayar
pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia - Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam kajian tentang
pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri
oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan


Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai
hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak
di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang
terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi
Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’,
Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San
dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.

- Era Kemerdekaan

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian sempat
pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian memanas. Agresi
Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca
perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian
9
dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian sudah beberapa
kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan
selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi
Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang
ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah
anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.

2.3 Produk Pegadaian


Pegadaian merupakan satu-satunya lembaga keuangan di Indonesia yang memberikan
jasa kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Produk atau layanan yang
ditawarkan pegadaian kepada masyarkat terbagi atas tiga yaitu, layanan pembiayaan,
layanan emas dan layanan aneka jasa. Berikut adalah produk atau layanan pegadaian
secara terperinci.

2. 3. 1 Produk Pembiayaan

a) Pembiayaan Berbasis Konvensional


1. Kredit Cepat Aman (KCA) adalah kredit dengan sistem gadai yang diberikan
kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun
kebutuhan produktif. KCA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan
pinjaman secara mudah, cepat dan aman. Untuk mendapatkan kredit nasabah
hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, emas batangan, mobil,
sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya.
2. Kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem
gadai. KRASIDA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas
kredit yang cepat, mudah dan murah. Agunan berupa perhiasan emas dan
kendaraan bermotor.
3. KREASI adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada
Usaha Kecil dan menengan (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem

10
Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB
sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. KREASI merupakan
solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan
murah.
4. Kredit (pinjaman) angsuran bulanan dengan sistem FIDUSIA yang
diperuntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instansi yang telah memiliki
penghasilan tetap. KAGUM dapat diperoleh di perusahaan atau instansi yang
telah menjalin kerjasama dengan Pegadaian KAGUM dapat digunakan untuk
usaha maupun non-usaha, seperti: membiayai berbagai kegunaan seperti
membangun dan merenovasi rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan,
pernikahan dan lainnya. KAGUM merupakan solusi pembiayaan yang cepat
dan tepat bagi karyawan.

b) Pembiayaan Berbasis Syariah


1. Pembiayaan RAHN dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat kebutuhan
dana cepat yang sesuai syariah. Prosesnya cepat hanya dalam waktu 15 menit
dana cair dan aman penyimpanannya. Jaminan berupa barang perhiasan,
elektronik atau kendaraan bermotor.
2. Pembiayaan AMANAH dari Pegadaian Syariah adalah pembiayaan berprinsip
syariah kepada pegawai negeri sipil dan karyawan swasta untuk memiliki
motor atau mobil dengan cara angsuran.
3. Pembiayaan ARRUM pada Pegadaian Syariah memudahkan para pengusaha
kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas.
Kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung
usaha sehari-hari. Maksimalkan daya guna kendaraan anda.

2. 3. 1 Produk Emas

1. MULIA adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat secara


tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel.
MULIA dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk dijadikan
kebutuhan masa depan, seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya
pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi.

11
2. Tabungan Emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan
fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.
2.4 Mekanisme Pinjaman

Nilai Taksiran

INFORMASI PENAKSIR DANA

Jumlah Pinjaman

Jadi mekanisme pinjaman dimulai dari :

1. Nasabah datang kemudian dilayani oleh petugas.


2. Petugas mengecek apakah nasabah telah terdaftar sebagai member atau tidak, jika
telah terdaftar maka nasabah dapat melakukan transaksi menggadaikan barang.
Namun jika belum terdaftar maka petugas akan menginformasikan kepada nasabah
untuk mendaftar sebagai member pegadaian terlebih dahulu.
3. Untuk satu transaksi pinjaman uang, nasabah memberikan satu atau lebih barang
sebagai jaminan.
4. Barang yang dijaminkan dicatat jenis, merk, tipe, tanggal pembelian, tanggal tebus,
keterangan mengenai barang tersebut.
5. Kemudian proses selanjutnya yaitu menaksir harga barang yang dijaminkan.
Pegadaian mempunyai data mengenai harga barang berdasarkan jenis, merek dan tipe
barangnya untuk memudahkan dalam penaksiran barang. Hanya barang – barang yang
ada dalam daftar ini yang dapat diterima sebagai barang jaminan / digadaikan.
Petugas mengentry data – data barang yang digadaikan, kemudian system memproses
perhitungan harga taksiran barang tersebut.
6. Setelah penaksiran harga barang jaminanan selesai, maka petugas yang melayani
tranksaksi pinjaman baru bisa menentukan berapa pinjaman yang bisa diberikan.
Besar pinjaman yang harus dikembalikan oleh nasabah adalah sebesar pinjaman
ditambah bunga sesuai ketentuan dari pegadaian.
7. Pegadaian menawarkan berbagai paket – paket produk jasa yang dimiliki oleh
pegadaian sehingga nasabah dapat menentukan pilihannya sesuai dengan
kebutuhannya.
12
2.5 Studi Kasus
Mantan Pengelola UPT Syariah PT Pegadaian di Cibeber pada Cabang Syariah
Kepandean Serang, Wardhiana, divonis 6 tahun penjara. Wardhiana dinyatakan
bersalah melakukan korupsi uang PT Pegadaian untuk foya-foya senilai Rp 2,6 miliar.
"Menjatuhkan pidana penjara selama 6 tahun dan denda Rp 50 juta dengan ketentuan
bila tidak dibayar diganti pidana selama 2 bulan," kata ketua majelis hakim, Slamet
Widodo, di Pengadilan Tipikor Serang, Rabu (16/11/2022).

Terdakwa juga dihukum untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 2,2 miliar. Jika
terdakwa tidak membayar setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, harta benda
milik terdakwa disita. Jika harta benda tidak mencukupi, terdakwa akan dibui. Jika
tidak mencukupi uang pengganti, maka dipidana selama 2 tahun 6 bulan," kata hakim.

Majelis hakim menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal
3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Terdakwa dinilai tidak mendukung
program pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi.

Setelah pembacaan vonis, terdakwa Wardhiana mengatakan menerima keputusan


majelis hakim. Jaksa penuntut umum (JPU) juga menerima putusan majelis hakim
atas perkara ini.

Diketahui, putusan majelis hakim ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Pada tuntutannya, jaksa meminta majelis menghukum terdakwa 6 tahun 6 bulan dan
denda Rp 100 juta subsider 3 bulan penjara. Terdakwa juga diminta membayar uang
pengganti Rp 2,2 miliar akibat perbuatannya melakukan korupsi uang PT Pegadaian.
Sebagaimana diketahui, terdakwa Wardhiana mengakui menggunakan uang PT
Pegadaian Syariah untuk foya-foya hingga bermain Bitcoin. Pencairan uang PT
Pegadaian dilakukan dengan cara memalsukan pembuatan, penerbitan, dan pencairan
dokumen pengajuan pegadaian.

13
Jaminan yang digunakan terdakwa adalah barang-barang palsu. Perhiasan yang
dijaminkan di PT Pegadaian ia peroleh dari membeli secara online.

B. Dana Pensiun
2.6 Definisi Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Siamat (2005: 704), Dana Pensiun merupakan
lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang dimaksudkan untuk
memberikan kesejahteraan karyawan suatu perusahaan,terutama yang telah pensiun.
Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau
diserahkan kepada lembaga -lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan
program pensiun, misalnya bank-bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.

2.7 Tujuan Dana Pensiun


Menurut Siamat (2005 : 705), menjelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan program
pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari karyawan. Tujuan
penyelenggaraan dana pension dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemberi kerja, tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau
pemberi kerja adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada
karyawan pada saat mencapai usia pensiun
b. Loyalitas
Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai
loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi
yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing
dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional
di pasaran tenaga kerja.

14
2. Karyawan, tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta
antara lain adalah:
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki
penghasilan pada saat mencapai usia pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi,
meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/ berhenti bekerja.

2.8 Manfaat Pensiun


Menurut Siamat (2005 : 705-708), manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan
dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat
pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Pensiun normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah di mana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat pensiun
penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana
pensiun, di mana karyawan berhak untuk pensiun penuh.Seringkali, karyawan memohon
mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan yang sesungguhnya.

2. Pensiun dipercepat (Early Ratirement)


Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal
sebelum mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu alasan lain,
karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya
dipercepat. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana
pensiun dimana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun
normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu misalnya 50
tahun, harus memenuhi masa kerja minimum misalnya, 10, 15 atau 20 tahun, dan
memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. beberapa peraturan pensiun mengatur bahwa
pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila karyawan telah mencapai usia tertentu
misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan mengalami cacat
tetap. Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pension
dipercepat biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah pensiun yang
telah terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan actuarial equivalent
ini akan sangat mengurangi manfaat pensiun dari jumlah yang seharusnya diterima.

15
3. Pensiun Ditunda (Deffered Retiremet)
Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (13) UU No.11
Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada
saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun.Selanjutnya menurut
ketentuan ini peserta dana pensiun yang mengikuti program pensiun manfaat pasti,
apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima pensiun ditunda yang
besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi
kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana
pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, apabila berhenti
bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum mencapai usia
pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja
beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun
ditunda.

4. Pensiun cacat (Disable Retirement)


Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan
tetapi,karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat pensiun
cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, dimana
masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.

2.9 Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun


Menurut Siamat (2005: 708 ), cara pembayaran manfaat pensiun (benefit) kepada
karyawan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu:
1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)
2. Pembayaran secara berkala (annuity)

Sulit untuk menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran
manfaat tersebut, karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat tersebut
Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat
dengan cara sekaligus karena nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih tinggi
16
daripada waktu yang akan datang. Selain itu, manfaat yang diterima secara lump sum
dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu. Hal
ini akan berlaku apabila setiap orang bertindak sebagaimana asumsi tersebut. Namun,
tidak semua orang dapat berbuat demikian. Bahkan dalam banyak hal, pembayaran
secara lump sum oleh yang bersangkutan mungkin akan habis dikonsumsi, dan apabila
bekas karyawan, dalam hal ini penerima manfaat, tidak dapat mengelola manfaat
dimaksud, maka untuk masa yang akan datang, yang bersangkutan akan mengalami
kesulitan keuangan.Dengan demikian, dana pensiun tidak lagi sesuai dengan tujuan
pembentukannya sebagai jaminan hari tua. Selain itu, bila kita lihat dari persepsi
makro,pemberian manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi karena
sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan segera,
sehingga tidak ada sisa sedikit pun untuk investasi. Karena pertimbangan-pertimbangan
tersebut banyak perusahaan, baik swasta maupun milik negara termasuk pemerintah,
memberikan manfaat kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun dengan jalan
menggunakan system pembayaran secara berkala (anuitas). Kebijakan semacam ini juga
diberlakukan di Indonesia sesuai UU No. 11 Tahun 1992.

2.10 Peraturan Dana Pensiun


Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian antara
pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu peraturan yang
lazimnya disebut dengan peraturan dana pensiun, yang berlaku baik bagi karyawan maupun
pemberi kerja. di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Pada hakikatnya, peraturan pension ini adalah bagian dari perjanjian kerja (labor
agreement). Menurut Siamat (2005 : 709), hal-hal penting yang umumnya diatur di dalam
suatu peraturan pensiun antara lain meliputi sebagai berikut:
1. Siapa yang berhak menjadi peserta.
2. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa.
3. Kapan dapat menikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada peserta.
4. Sumber pembiayaannya.

Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan dana
pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

17
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh
karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pension.

2. Besarnya Manfaat Pensiun


Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam
peraturan dana pensiun. Manfaat program pensiun untuk program pension manfaat pasti
antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5% dari pasar
pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
1) Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari
penghasilan dasar pensiun.
2) Manfaat pennsiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan
dasar pension.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pension peserta.
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya
pensiun janda/duda.

3. Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar
pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability).
Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan
perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada Dana
Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.

4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun


Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu dan
lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right. Hal-hal
yang dimaksud adalah:

18
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia
pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima)tahun berhak atas
iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan memiliki
masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri
dan iuran perusahaan, ditambah bunga.

5. Kekayaan Dana Pensiun


Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas:
a. Iuran peserta dan pemberi kerja.
b. Hasil investasi.
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

2.11 Jenis Program Pensiun


Program pensiun yang umumnya dipakai diperusahaan swasta dan perusahaan milik
negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Program Pensiun
Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti (Siamat, 2005 : 710)
1. Program Pensiun Manfaat Pasti
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah suatu
program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut, besarnya
iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Formula yang umum digunakan untuk
menentukan besarnya manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti terdiri atas.
a. Final earning pension plan.
Perhitungan besarnya manfaat pensiun menurut formula Final earning pension
plan ini dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta pada
saat mencapai usia pensiun, yang biasanya ditetapkan maksimum masa kerja
(past service) misalnya 30 tahun. Formula perhitungan adalah sebagai berikut.

2,5% x Past Service x Final Earnings

b. Final Average Earning


Perhitungan manfaat menurut formula Final Average Earning pada dasarnya
hampir sama dengan formula final earnings di atas, namun perhitungannya
19
dilakukan berdasarkan rata-rata gaji pada beberapa tahun terakhir saja, misalnya 3
atau 5 tahun terakhir. Konsep final earning atau final average earning ini sangat
menguntungkan karyawan karena dalam kenyataanya, banyak gajinya yang
semakin besar dan mungkin dipromosikan ke tempat yang lebih tinggi pada
tahun-tahun menjelang pensiun. Sehingga, secara otomatis akan menambah
penghasilannya, dan pada gilirannya akan memperbesar manfaat yang
diterimanya. Oleh karena itu formula penghitungan manfaat ini sangat popular di
kalangan karyawan. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

2,5% x Past Service x Final Average Earnings

c. Career Average Earning


Konsep perhitungan manfaat pensiun berdasarkan career average earnings
dibandingkan dengan dua formula terdahulu dapat dikatakan kurang popular bagi
peserta, terutama pada industry menengah dan besar serta lembagalembaga
keuangan besar. Karena konsep tersebut memberikan hasil akhir perhitungan
yang kurang memuaskan bagi peserta. Cepatnya kenaikan inflasi, terutama pada
decade terakhirini, menyebabkan formula ini semakin kurang popular karena
program tersebut akan memberikan manfaat pensiun yang relative lebih kecil.
Konsep perhitungan career average earnings ini dihitung berdasarkan persentase
tertentu terhadap masa kerja dan gaji rata-rata selama masa karir karyawan,
dengan formula:

2,5% x Past Service x Career Average Earnings

d. Flat Benefit
Manfaat pensiun dengan program flat benefit didasarkan atas jumlah uang
tertentu, untuk setiap masa kerja atau lebih, ditetapkan manfaat nilai pensiun
untuk semua karyawan yang pensiun setelah memenuhi kerja minimum. Program
pensiun dengan flat benefit ini biasanya dianut sebagai hasil negosiasi pemberi
kerja dengan karyawan atau serikat pekerja, di mana dasar pensiun ditetapkan
dengan system bertingkat atas dasar besar kecilnya gaji karyawan yang
bersangkutan. Kelebihan formula ini adalah lebih sederhana dan mudah
dimengerti, terutama oleh karyawan. Namun, konsep tersebut mengabaikan
20
perbedaan-perbedaan besarnya gaji dan masa kerja masing-masing karyawan.
Program pensiun manfaat pasti atau defined benefit plan memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a) Kelebihan program pensiun manfaat pasti:


1. Lebih menekankan pada hasil akhir.
2. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu, mengingat manfaat
dikaitkan dengan gaji karyawan.
3. Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang
telah dilalui karuawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah
perusahaan berjalan.
4. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan
diterima pada saat mencapai usia pension.

b) Kelemahan program pensiun manfaat pasti:


1. Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil
investasi tidak mencukupi.
2. Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan

3. Program Pensiun Iuran Pasti


Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution plan adalah program pensiun
yang menetapkan besarnya iuran karyawan adan perusahaan (pemberi kerja). Sedangkan
benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran, ditambah denagn
hasil pengembangan atau investasinya. Program pensiun iuran pasti terdisri atas:
a. Money Purchase Plan
Program ini ditetapkan jumlah iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan
pemberi kerja, bukan formula perhitungan manfaat pensiun sebagaimana
pada defined benefit plan yang telah dijelaskan. Iuran dibukukab pada
masingmasing rekening peserta (individual account) beserta akumulasi hasil
pengembangannya. Manfaat pensiun yang akan dibayarkan diambil dari
jumlah tersebut. jumlah akumulasi iuran dengan hasil pengembangan
investasinya 13 sampai masa pensiun digunakan untuk membeli anuitas
untuk pembayaran pensiun.

21
b. Profit Sharing Plan
Profit Sharing Plan adalah program pensiun yang sumber pembiayaan atau
iuran berasal dari presentase tertentu dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan sebelum pajak. Oleh karena iuran diambil dari laba perusahaan,
maka jumlahnya aian senantiasa berubah-ubah setiap tahun tergantug dari laba
yang diperoleh pada tahun yang bersangkutan. Total iuran tahunan pemberi
kerja menurut program pensiun profit sharing ini biasanya dikaitkan dengan
laba perusahaan, dengan formula:

2,5% x Laba Kotor setelah dipotong

Cadangan 10% dari total Modal

c. Saving Plan
Program penisun dengan saving plan adalah program pensiun yang pada
prinsipnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan money purchase plan.
Perbedaannya terletak dalam hal iuran seluruhnya, dimana dalam program
pensiun dengan saving plan. Karyawanlah yang menentukan jumlah iuran
tersebut. Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a) Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti:


1. Pendanaan (biaya/ iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan
atau diperkirakan.
2. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan
setiap tahunnya.
3. Lebih mudah untuk diadministrasikan.

b) Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti:


1. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk
diperkirakan.
2. Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.

22
2.12 Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran
Menurut Siamat (2005 :715), program pensiun dengan iuran (contributory)
adalah program pensiun dimana karyawan atau perkerja atau pemberi kerja diwajibkan
membayar sejumlah iuran tertentu program pensiun. Di negara maju, pembentukan
program pensiun biasanya dilakukan dengan negoisasi dengan pihak wakil pekerja,
terutama apabila serikat pekerja di perusahaan tersebut telah berjalan dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan program pensiun tanpa iuran (non-contributory
pension plan ) adalah penyelenggaraan program pensiun dimana seluruh biaya program
ditanggung oleh pemberi kerja.
Umumnya, program pensiun dilakukan dengan cara contributory. Namun
akhir-akhir ini terutama di negara-negara maju Kanada misalnya, timbul suatu
kecenderungan diaman sektor-sektor swasta menyelenggarakan program pensiun dengan
tidak mewajibkan pekerja membayar sejumlah iuran atau noncontributory pension plan.
Kelebihan dan kelemahan yang diperoleh dari dari kedua bentuk
penyelenggaraan program pensiun tersebut.
1. Kelebihan contributory pension plan:
a. Secara teoritis, program ini akan mengurangi biaya pemberi kerja
dengan jumlah benefit yang sama dibandingkan dengan non-
contributory pansion plan.
b. Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak .
c. Karyawan akan ebih berkepentingan dan menghargai program pensiun
apabila ikut membayar iuran.
d. Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun,
mereka akan memperoleh kembali akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya.

2. Kelebihan non-contributory pansion plan:


a. contributory pansion plan, karyawan akan menuntut untuk dapat duduk
dalam komite pensiun bila ada. sedangkan dalam program
noncontributory pansion plan pemberi kerja memiliki posisi yang lebih
baik dalam mengoperasikan program dan mengawasi investasi dana
pensiun. Namun, biasanya karyawan akan berusaha untuk meminta hak
suara dalam pengurusan program pensiun, baik contributory pansion
plan atau noncontributory pansion plan 15.
23
b. Dibanding program pensiun contributory, non-contributory lebih
mudah untuk diadministrasikan.
c. Jumlah gaji bersih karyawan akan lebih besar karena tidak dipotong
dengan iuran. Oleh karena itu pemberi kerja tidak perlu lebih sering
menaikkan gaji karyawannya sebagai kompensasi akibat dipotongnya
senagian gaji untuk iuran, sebagaimana halnya pada program pensiun
contributory.

2.13 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun


Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 Undang-undang No. 11
Tahun 1992, dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku
pendiri dan untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program
pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta
dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)


Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja. Sejalan dengan ditetapkannya UU No. 11 Tahun 1992 tersebut di atas,
maka bagi orang atau badan usaha yang akan menyelenggarakan program pensiun dapat
memilih beberapa alternatif sebagai berikut :
a. Mendirikan sendiri dana pensiun pemberi kerja (DPPK) bagi karyawan.
b. Membentuk dppk bersama-sama dengan pemberi kerja lain.
c. Bergabung pada dppk yang telah didirikan oleh pemberi kerja lain.
d. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK).
Program pensiun yang boleh dijalankan menurut ketentuan ini adalah :
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) 16 Yaitu program yang
manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun
lain yang bukan merupakan program pensiun iuran pasti.

24
b. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) Yaitu program
pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh
iuran serta hasil pengembangannya ditempatkan pada rekening masing-
masing peserta sebagai manfaat pensiun.

2.14 Metode Pembiayaan Program Pensiun


Menurut Siamat (2005: 717) Memperhitungkan biaya untuk penyelenggaraan
program pensiun selalu dihadapkan pada pertanyaan: berapa besar jumlah iuran yang
perlu ditetapkan. Untuk menetapkan jumlah iuran tersebut, beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkanantara lain:
a. Besarnya nilai manfaat atau benefit.
b. Usia rata-rata karyawan.
c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan.
d. Jumlah masa kerja.

Menurut Siamat (2005: 717-720), dalam melakukan pembiayaan program


penisun, umumnya dikenal dua cara yaitu pay as you go dan funding system.
1. Pay As You Go
Dalam periode pay as you go atau disebut juga current cost method, pemberi
kerja hanya membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu
diperlukan di luar gaji terakhir. Metode ini relatif kurang konservatif dibandingkan
dengan metode pembiayaan pensiun lainnya dan sebenarnya tidak dilakukan pendanaan
sama sekali, karena memang tidak ada dana yang terhimpun atau yang dipupuk dari awal
yang berasal dari iuran, seperti halnya dengan cintributory plan. Metode pembiayaan ini
kurang begitu populer dan banyak negara yang memiliki Undang-undang Dana Pensiun
tidak memasukan metode ini sebagai metode pendanaan. Demikian pula di Indonesia,
program pensiun yang menggunakan pay as you go atau program sejenis yang tidak
menggunakan funding system tidak diperkenankan menurut UU No. 11 Tahun 1992.
Kelemahan metode ini adalah baik bagi karyawan atau pensiun jelas tidak
memiliki jaminan atau kepastian mendapatkan pensiun. Disamping itu, pemberi kerja
akan menghadapi beban biaya yang lebih besar jika jumlah pensiun semakin bertambah.
Dengan metode pay as you go, katyawan dan pensiun akan kehilangan manfaat
pensiunnya apabila pemberi kerja mengalami insolvent.

25
Sedangkan kelebihannya adalah pemberi kerja tidak diharuskan
menginvestasikan dana dalam suatu dana pensiun atau perusahaan asuransi jiwa.
Beberapa program pensiun pemerintahan atau lembaga semi pemerintahan yang
menggunakan metode pay as you go tetap memelihara cadangan atau pendanaan yang
jumlahnya tidak ditetapkan secara akuratis, meskipun sebenarnya tidak diharuskan,
misalnya Canada Pension Plan dan Qubec Pension Plan. Ciri-ciri metode pay as you go
antara lain.
a. Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pension.
b. Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan.
c. Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha.

2. Funding System
Funding system adalah metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta dan
pemberi kerja. Metode ini merupakan metode yang relatif baik daripada sistem pay as
you go yang telah dijelaskan diatas. Dengan cara ini penghimpunan dana dilakukan agar
dapat dipai untuk dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang.
Sumber pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program
pensiun maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan menjadi
peserta, yang umumnya pada saat karyawan dimaksud telah diangkat sebagai karyawan
tetap pada suatu perusahaan.
Metode pendanaan pada dasarnya dapat dibedakan dalam bentuk single premium
funding dan level premium funding.

a. Single premim funding


Pendanaan berdasarkan metode single premium atau disebut juga unit benefit
method adalah biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu
ditentukan menggunakan faktor anuitas (deferred annuity factors) untuk
menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta, setelah
memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk suatu tahun
merupakan satu unit manfaat (benefit unit) yang besarnya, misalnya 2% dari
gaji tahun tersebut (dalam program career average) atau sebesar Rp. 30.000
per bulan (apabila program flat benefit).

26
b. Level Premium Funding
Metode level pemium adalah metode pendanaan yang dirancang untuk
menghindari kenaikan baiaya pensiun, yang terjadi pada saat usia peserta 21
semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penetapan
tingkat premi tahunan (yang dinyatakan dalam rupiah per pegawai atau
sebagai presentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap
tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. Oleh
karena itu, biaya untuk seorang peserta cenderung untuk menjadi lebih tinggi
apabila usia peserta lebih muda dan lebih rendah apabila umur peserta lebih
tua, dibandingkan denga single premium funding. System level premium
funding ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1) Pembayaran iuran dilakukan secara berangsur angsur atau dicicil selama
karyawan masih aktif kerja.
2) Karyawan mendapatkan perlindugan yang lebih baik, karena apabila
pemberi kerja sewaktu-waktu bangkrut, misalnya atau terpaksa berhenti
beroperasi, karyawan akan tetap menerima manfaat karena dana memang
telah dihimpun sejak karyawan mulai bekerja.
3) Memiliki dampa terhadap ekonomi makro karena dana yang dhimpun
dapat diinvestasikan kembali sebagai biaya pembangunan nasional.

2.15 Manajemen Kekayaan Pensiun


Kekayaan dana pensiun dan kemampuannya untuk meningkatkan penghasilan
investasi di masa yang akan datang merupakan sumber utama terjaminnya pembayaran
manfaat pensiun, yaitu jaminan hak manfaat peserta yang telah terkumpul pada akhirnya
akan terpenuhi. Oleh karena itu manajemen kekayaan dana pensiun merupakan masalah
utama bagi pihak sponsor maupun lembaga pengawas, yang memiliki beban tanggung
jawab untuk melindungi kepentingan karyawan atau peserta program pensiun dan
anggota keluarga yang berhak memperoleh manfaat pensiun. Dana pensiun, sebagaimana
sifat usahannya dengan dan melibatkan banyak orang sehingga operasi dana pensiun di
berbagai negara diawasi dengan berbagai peraturan oleh lembaga-lembaga pemerintah
yang ditugaskan untuk itu.
1. Strategi dan Kebijakan Investasi
Menurut Siamat (2005 : 722), dana pensiun besar, biasanya mengembangkan
suatu kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya. Kebijakan
27
investasi tersebut kemudian dibicarakan dengan manajer investasinya, yang secara
periodik dapat diubah dan disesuaikan dengan keadaan perekonomian 22 dan
perkembangan pasar modal atau dengan peraturan pemerintah. Tidak semua program
pensiun memiliki suatu kebijakan investasi formal, kalaupun ada, biasanya relatif
sederhana dan tidak lengkap. Banyak pendiri dana pensiun mendelegasikan pelaksanaan
pengembangan kebijakan investasinya kepada perusahaan investasi (investment
company).

2. Pokok-pokok Kebijakan Investasi


Menurut Siamat (2005 : 722-723), kebijakan investasi suatu dana pension,
mencakup komponen beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Tingkat Keuntungan
Sasaran tingkat keuntungan (rate of return) dapat dinyatakan dalam berbagai
cara. Cara pertama, yang sangat umum, yaitu dengan tanpa menyebutkan suatu
jumlah. Pendekatan yang paling sederhana yang dapat digunakan adalah
dengan menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan atas jumlah agregat
portofolio, meskipun cara tersebut kurang begitu memuaskan. Pendekatan ini
mengabaikan formula alokasi kekayaan dan perkiraan tingkat keuntungan atas
berbagai jenis instrumen investasi dan berbagai sektor dari pasar modal. Oleh
karena itu atas pertimbangan tersebut, kadang-kadang tingkat keuntungan
ditetapkan dengan mengadakan pemisahan sasaran keuntungan bagi masing-
masing segmen portofolio investasi.

b. Risiko
Unsur kedua kebijakan investasi adalah penentuan jumlah risiko portofolio
yang bersedia diterima oleh sponsor program pensiun. Risiko yang berkaitan
dengan portofolio saham biasa, umunya dipandang sebagai suatu variasi dari
keuntungan sebenarnya terhadap keuntungan yang diperkirakan. Varian
keuntungan tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, misalnya resesi
dan inflasi yang dapat menyebabkan keuntunagan yang tidak diperkirakan
pada keseluruhan saham biasa atau terhadap perusahaan secara individu

28
c. Kebutuhan likuiditas
Pada prinsipnya program dana pensiun membutuhkan likuiditas relatif lebih
kecil, yang dapat dipenuhi dari pengelolaan kas dana pension.

d. Diversifikasi
Diversifikasi pada dasarnya merupakan metode untuk mencapai sasaran
penting manajemen portofolio, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu
tingkat keuntungan yang diinginkan, menjaga berkurangnya dana dari risiko
investasi dan memenuhi kebutuhan likuiditas. Diversifikasi portofolio dapat
dilakukan antara lain dengan menggunakan misalnya jenis kekayaan, sektor
dan kualitas peringkat aset yang akan dijadikan sebagai instrumen investasi.

3. Jenis-jenis Investasi
Pada prinsipnya dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai
bentuk. Namun, kebebasan investasi dana pensiun biasanya tetap dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga pengawas. Portofolio investasi dana pensiun
umumnya didominasi dalam bentuk saham, obligasi, jangka menengah-panjang,
instrumen pasar uang, kontrak anuitas grup, dan jenis investasi konvensional lainya.
Porsi yang relatif lebih kecil diinvestasikan dalam real estate, mortgage, surat-surat
berharga asing, dan instrumen investasi baru yang dapat menawarkan prospek yang lebih
tinggi daripada keuntungan rata-rata. Dana pensiun indonesia belum diperkenankan
melakukan investasi dalam suratsurat berharga yang di terbitkan di luar negeri (Siamat,
2005 :723).

2.16 Study Kasus

Kejaksaan Tangkap Terpidana Korupsi Dana Pensiun Pertamina Bety

Tim Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta serta
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat menangkap terpidana
kasus korupsi dana pensiun PT Pertamina, Bety, Selasa (2/3/2021) malam.

Bety ditangkap di Jalan Kemang 1D No 15 B Gang Langgar, Kelurahan Bangka,


Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

29
Ia merupakan Komisaris Utama PT Sinergi Millenium Sekuritas, eks PT Millenial
Danatama Sekuritas.

Ashari mengatakan, Bety secara sah dan meyakinkan dinyatakan telah melakukan tindak
pidana korupsi secara bersama-sama berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor 2496
K/Pid.Sus/2020 tanggal 9 September 2020.

Bety disangka melanggar Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 Ayat (1) UU Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Dia dijatuhi hukuman pidana penjara selama lima tahun dan pidana denda sebesar Rp 200
juta.

Apabila pidana denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan
selama enam bulan.

"Selain pidana pokok, terpidana juga dijatuhi pidana tambahan berupa pembayaran uang
pengganti sebesar Rp 777.331.421," ujar Ashari.

Ashari menyatakan, rencananya Rabu ini, Bety dieksekusi di Lapas Perempuan Klas IIA
Pondok Bambu Jakarta Timur oleh jaksa pada Kejari Jakarta Pusat.

30
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan diatas, maka makalah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan yang mengelola program pensiun yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan para karyawan perusahaan yang telah
pensiun.
2. Tujuan penyelenggaraan pensiun adalah:
a. Bagi pemberi kerja yaitu kewajiban moral, loyalitas, kompetensi pasar tenaga
kerja.
b. Bagi karyawan rasa aman terhadap masa yang akan datang
3. Manfaat pensiun adalah manfaat normal, pensiun dipercepat, pensiun ditunda dan
pensiun cacat.
4. Sistem pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pembayran secara sekaligus (lump sum) dan pembayran secara berkala
(annuity)
5. Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992 didasarkan
pada asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan hukum pendirinya, asa
penyelenggaraan dalam sistem pendanaan, asas pembinaan dan pengawasan, asas
penundaan manfaat, asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana
pensiun.
6. Hal penting yang umumnya diatur didalam suatu peraturan pensiun meliputi siapa
yang berhak menjadi peserta, manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk
apa, kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta, sumber pembiayaan.
7. Program pensiun yang umumnya dipakai diperusahaan swasta dan perusahaan milik
Negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas dua jenis yaitu Program
Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti.
8. Program pensiun dalam prinsipnya bisa diselenggarakn dengan bentuk contribury atau
non contribury.
9. Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 11 Tahun
1992, dapat dibatasi dalam dua jenis yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan.

31
10. Penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan dapat dilakukan dengan cara
membentuk badan hukum dana pensiun pemberi kerja dan mengikutsertakan
karyawan pada dana pensiun lembaga keuangan.
11. Metode pembiayaan program pensiun yaitu pay as you gi dan funding system
12. Kekayaan dana pensiuan dan kemampuannya unutk meningkatkan penghasilan
investasi dimasa yang akan datang merupakan sumber utama terjaminnya pembayran
manfaat pensiun.
13. Dana pensiun diharapkan dapat berperan secara aktif dalam pembangunan sebagai
salah satu lembaga keunagan penghimpunan dana sekaligus membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomu dan penyedia lapangan kerja.
14. Dalam penjelasan UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa
dalam rangka upaya memelihara kesinambungan, penghasilan pada hari tua perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.
15. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan lembaga keunagan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atsa dasar hukum gadai.
16. Perum pegadaian dipimpin oleh dewan direksi, yang terdiri atas direktur utama dan 3
direktur dibantu dengan unit-unit pendukung lainnya.
17. Perum pegadaian bertujuna untuk turut melaksanakn dan menunjang
pelaksanaankebijaksaan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional berupa penyaluran uang pinjaman.
18. Kegiatan operasional yang dilakukan perum pegadaian meliputi menyalurkan uang
pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai, menerima jasa taksiran,
menerima jasa titipan, bekerja sama dengan pihak ketiga.
19. Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pegadaian adalah barang
bergerak.
20. Sumber pendanaan perum pegadaian berasal dari modal sendiri, penyertaan modal
pemerintah, jaminan jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka panjang dari
KLBI, dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
21. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian kepada masyarakat adalah
pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai, penaksiran nilai barang, penitipan
barang dan jasa lain.

32
22. Proses peminjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai adalah penyaluran
dan penggolongan uang pinjaman, penaksiran, prosedur pemberian dan pelunasan
pinjaman.
23. Manfaat pegadaian dapat dilihat dair sisi nasabah dan perum pegadaian yaitu:
a. Bagi nasabah
i. Ketersediaan dana dengan prosedut yang relative lebih sederhana dan
dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan
kredit perbankan.
ii. Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan
dapat dipercaya.
iii. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
b. Bagi Perum Pegadaian
i. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah yang telah memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.
ii. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara
dalma bidang pembiayaan beurpa pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang
relative sederhana.

33
DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, T & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua.
Jakarta : Salemba Empat.
Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keunagan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi
kelima. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi Tesis,
Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi kelima. Malmah :
Universitas Negeri Malang.
UU RI No. 11 Tahun 1992 Tentanf Dana Pensiun (online). (www. Sjdih. Depkeu. Go. Id).
Diakses 20 November 2022.
UU RI No. 36 Tahun 2008 tnetnag perubahan keempat atas undang-undang Nomor 7 tahun
1983 pajak penghasilan. (online). (ketentuan.pajak.go.id) diakses 20 November 2022.

34

Anda mungkin juga menyukai