Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN MATERI PERTEMUAN 1-6 MANAJEMEN KEUANGAN

Mata kuliah : Manajemen Bisnis

DOSEN PENGAMPU

Bapak Chairil M Noor

DISUSUN OLEH

NAMA

NIM

ARS UNIVERSITY

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

BANDUNG

2022
Pertemuan 1 Ruang lingkup manajemen keuangan

Perusahaan Memiliki Sedikitnya 4 Fungsi


1. Fungsi Pemasaran
2. Fungsi Keuangan
3. Fungsi Produksi
4. Fungsi Sumber Daya Manusia
 Definisi Manajemen Keuangan
Suatu proses Manajemen keuangan pada intinya mengatur bagaimana sumber dana
agar sesuai dengan penggunaan atau kebutuhan.
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Aktiva perusahaan – manajer keuangan – pasar uang pasar modal
Manajer Keuangan dan Pasar Keuangan (Pasar Uang & Pasar Modal)
Manajer keuangan mencari dana dari pasar keuangan dengan jalan menerbitkan
sekuritas atau memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan. Pada dasarnya ada
dua jenis sekuritas/instrumen dasar, yaitu: saham dan utang. Saham merupakan
bentuk kepemilikan sedangkan hutang merupakan pinjaman.
 Fungsi Manajemen Keuangan
1. Kebijakan manajemen aktiva : keputusan keuangan tentang pengelolaan aktiva
secara efisien setelah aktiva diperoleh melalui pendanaan yang tepat.
2. Pengambilan keputusan investasi : investasi merupakan aktivitas penggunaan
dana dalam keseluruhan aset perusahaan. Secara garis besar keputusan investasi
dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek maupun investasi jangka
panjang.
3. Pengambilan keputusan pendanaan : Untuk melakukan investasi diperlukan
sejumlah dana yang harus diperoleh / digali oleh perusahaan (financing decisio
4. Kebijakan dividen : Menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham
ataukah laba
Tujuan Manajemen Keuangan, membantu perusahaan mencapai tujuannya :
1. Memaksimalkan Laba bagi pemegang saham atau memaksimalkan nilai
perusahaan
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
g. Asas – Asas Manajemen Keuangan/Pembelanjaan
1. Asas Likuiditas : Mengisyaratkan bahwa dalam kebijakan financing harus
memperhatikan lamanya dana digunakan oleh perusahaan. Dalam asas ini berlaku
maturity matching principles
2. Asas Solvabilita : memperhatikan faktor psikologis dari calon investo
3. Asas Rentabilitas : memperhatikan konsekuensi kewajiban memberikan balas
jasa dari perusahaan yang bersangkutan kepada para calon investor
4. Asas Otoritas : memperhatikan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen
perusahaan
Jenis – jenis pembelanjaan
memperhatikan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan
Mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus
Berdasarkan aktivitas :Pembelanjaan aktif: aktivitas untuk menginvestasikan dana
Pembelanjaan pasif: aktivitas untuk memperoleh dana
Berdasarkan sumber dana :
Pembelanjaan intern: sumber dana berasal dari dalam perusahaan
Pembelanjaan ekstern: sumber dana berasal dari luar perusahaan
Prinsip -Prinsip Manajemen Keuangan (Jurnal Entrepreneur)
1. Akuntabilitas (Accountability) : Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum
yang melekat dalam individu, kelompok, atau perusahaan untuk menyebutkan
bagaimana dana, alat-alat, atau wewenang yang diberikan pihak ketiga.
2. Konsistensi (Consistency) : Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus
konsisten dari waktu ke waktu
3. Kelangsungan Hidup (Viability) : Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi
di tingkat strategi hingga operasional wajib sejalan atau disesuaikan dengan dana
yang diterima.
4. Transparansi (Transparency) : Pola administrasi keuangan yang tidak transparan
berarti menandakan ada sesuatu hal yang disembunyikan
5. Standar Akuntansi (Accounting Standards) : Pola administrasi keuangan yang
tidak transparan berarti menandakan ada sesuatu hal yang disembunyikan
6. Integritas (Integrity) : Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya, individu yang
terlibat wajib memiliki integritas yang baik.
7. Pengelolaan (Stewardship) : erusahaan harus dapat mengelola dan
menggunakan dana yang telah diperoleh dengan baik
Keputusan-Keputusan Keuangan Keputusan investasi,
1. Jangka waktu aktiva riil yang dibeli Investasi jangka pendek : melibatkan aktiva
lancar Investasi
2. jangka panjang : melibatkan aktiva tetap Keputusan investasi, Wujud aktiva riil
yang dibeli Intangible assets.
Keputusan Manajemen keuangan
1. Keputusan penganggaran modal (capital budgeting), proses perencanaan dan
pengelolaan investasi jangka Panjang
2. Keputusan struktur modal (capital structure), Kombinasi utang dan ekuitas yang
dimiliki perusahaan
3. Modal kerja (working capital), Aset dan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan
l. Prinsip – prinsip keuangan
1. self interest behavior Orang akan memilih alternative dengan rasio keuntungan
(return) yang tinggi, dengan resiko yang rendah
2. Prinsip risk aversion Diversifikasi itu menguntungkan karena dapag meningkatkan
return dan menurunkan resiko
3. Prinsip diversification Semua keputusan harus didasarkan pada selisih antara nilai
dengan alternative dan nilai tanpa alternate
4. Prinsip incremental benefit Setiap tindakan mengandung informasi
5. Prinsip signaling Pasar modal yang mecerminkan seluruh informasi yang ada
6. Prinsip capital market efficiency High risk, high return
7. Prinsip risk return trade off
8. Konsep nilai waktu uang Prinsip time value of money

PERTEMUAN 2 RUANG LINGKUP MANAJEMEN


Pentingnya laporan keuangan
1. Bagi pihak manajemen : mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier
2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
3. Bagi kreditor : untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan : Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
b. ..Nilai Buku, Nilai Pasar, Agio saham
1. Nilai buku : nilai perolehan
2. Nilai pasar : nilai yang berlaku dipasar
3. Agio : selisih harga nominal saham dengan harga pasar saham Jenis
c. Jenis Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan Liquidity ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban dalam jangka pendek.
Leverage /Solvability ratios, menunjukkan seberapa besar perusahaan dibelanjai
dengan utang jangka panjang
Activity ratios, menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas pengunaan aktiva
perusahaan
Profitability ratios, mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
Market value ratios, menilai saham perusahaan yang telah go public
d. Ratio likuiditas
1. Current ratio = Mengukur kemampuan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar yang dimiliki
Cash ratio = 𝒄𝒂𝒔𝒉+𝒎𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒔𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆
2. Acid Test Ratio/Quick Ratio mengukur kemampuan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa persediaan Semakin tinggi rasio, maka semakin
likuid.
Quick ratio= 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒
3. Cash Ratio Digunakan untuk mengukur kemampuan kas dan surat berharga
jangka pendek yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancer
Cash ratio = 𝒄𝒂𝒔𝒉+𝒎𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒔𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆
4. mengukur kemampuan modal kerja netto yang berputar pada suatu periode siklus
kas perusahaan, Apabila hasilnya negative, maka perusahaan tidak mampu
membayar utang jangka pendeknya
Working capital = Current asset - current liabilities
e. Debt ratio
mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva
perusahaan
Debt ratio= 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒅𝒆𝒃𝒕 /𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
1. Time Interest Earned Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga
dengan menggunakan EBIT
2. Time interest earned ratio= 𝑬𝑩𝑰𝑻/ 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔t
mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan
modal sendiri perusahaan
Longterm debt to equity ratio = 𝒍𝒐𝒏𝒈𝒕𝒆𝒓𝒎 𝒅𝒆𝒃𝒕/ 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕
3. Debt To Tangible Net Worth
Membuat keputusan tentang berapa banyak yang dapat dipinjamkan dengan
menghilangkan semua asset tak berwujud
Debt to tangible net worth ratio= 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓 ′𝒔/ 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
−𝒊𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈𝒊𝒃𝒍𝒆 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
f. Activity Ratio
1. Days Sales In Receivable
Menghitung berapa lama waktu yang digunakan untuk piutang bisa tertagih
Days Sales Receivable = 𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝒓𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒔/ 𝒏𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔 /𝟑𝟔5
2. Account Receivable Turnover
Mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam
piutang yang berputar
AR Turnover= 𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠/ 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑔𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙e
3. Account Receivable Turnover In Days
Menghitung perputaran piutang dalam 1 hari
AR Turnover in days = 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒈𝒓𝒐𝒔𝒔 𝒓𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆/ 𝒏𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔/ 𝟑𝟔5
4. Days Sales In Inventory
Menghitung berapa lama waktu yang digunakan untuk menjual kembali atau berapa
lama dana tertanam di inventory barang jadi
Days sales in inventory = 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 /𝑪𝑶𝑮𝑺/ 𝟑𝟔5
5. Inventory Turnover
menghitung perputaran persediaan dalam 1 periode
Inventory Turnover = 𝑪𝑶𝑮𝑺 /𝒂𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
Average inventory = 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚+𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
6. nventory Turnover In Days
Menghitung perputaran persediaan tiap hari (berapa besar persediaan dibeli dan
dijual tiap harinya)
Inventory Turnover in days = 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 /𝑪𝑶𝑮𝑺 /365
7. Operating Cycle
waktu yang dibutuhkan dari awal proses produksi sampai dengan penjualan,
munculnya piutang sampai pengumpulan kas dari barang yang dijual
OC = AR Turnover in days – Inventory Turnover in days
g. Profitability Ratio
1. Return On Assets (ROA) Kemampuan perusahaan menggunakan seluruh aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan EAT
ROA= 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙 /𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕
2. Return On Equity (ROE)
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan EAT dengan menggunakan modal
sendiri
ROA= 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙 /𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕
3. Net Profit Margin (NPM)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan
penjualan yang di capai perusahaan
Net Profit Margin (NPM) = 𝑬𝑨𝑻/ 𝑺𝒂𝒍𝒆s
4. Operating Profit Margin
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan
pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan
Operating Profit Margin = 𝑬𝑩𝑰𝑻/ 𝑺𝒂𝒍𝒆s
5. Gross Profit Margin
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dengan
menggunakan penjualan yang di capai perusahaan
Gross Profit Margin = 𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕/ 𝑺𝒂𝒍𝒆s
6. Total Asset Turnover
Mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar
pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk
menghasilkan pendapatan
otal Asset Turnover = 𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔/ 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
h. Market Value Ratio
1. PRICE EARNING RATIO Mengukur pertumbuhan perusahaan dimasa depan
yang tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar investor Semakin tinggi
rasio menunjukkan bahwa investor memiliki harapan baik pada perusahaan PER=
𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝒑𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝑬𝑷𝑺
2. DIVIDEND YIELD Mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa dividend
yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham Semakin tinggi rasio, maka
semakin besar dividen yang mampu dihasilkan dengan investasi tersebut Dividend
Yield = 𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝒑𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆
3. DIVIDEND PAYOUT RATIO Mengukur berapa besar bagian laba bersih setelah
pajak ysng dibayarkan sebagai dividen Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin
sedikit bagian laba yang ditahan untuk membelanjai investasi perusahaan DPR=
𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝑬𝑨𝑻 Mengukur penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai going concern Apabila nilai pasar lebih tinggi
daripada nilai buku, maka semakin efisien perusahaan beroperasi
4. MARKET TO BOOK RATIO Market to book ratio= 𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝒑𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆
𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓e
i. Formulasi DuPont Chart • DuPont memperlihatkan bagaimana perputaran aktiva
dan margin dikombinasikan untuk menentukan ROE • Secara matematis dapat
dirumuskan dalam DuPont Equation ROA= NPM x TAT • Jika ROA dikalikan Rasio
Total Asset to Equity, maka akan menghasilkan ROE ROE = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 x 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 Atau ROE = NPM x TAT x Equity Multiplier
PERTEMUAN 3 MANAJEMEN MODAL KERJA
Pemahaman tentang modal kerja Untuk mengatasi kebutuhan operasinya,
perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah,
membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb. Dana yang dialokasikan
tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang
dihasilkan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dana tersebut berputar selama
perusahaan masih beroperasi.Dana yang dipergunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari disebut modal kerja (Working Capital)
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.
Sedangkan Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam aset jangka pendek. Manajemen modal kerja merupakan
manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar
 Modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi yang dilakukan
koorporasi dalam aktiva lancar dan klaim atas korporasi yang diwakili oleh
utang lancar.
 Investasi dalam aktiva likuid, piutang, dan persediaan barang adalah sensitif
terhadap tingkat produksi dan penjualan.
 Manajemen modal kerja meliputi berbagai aspek yang sering dijadikan
sebagai analisis dan studi yang penting bagi perusahaan.
 Hasil survei menunjukkan sebagian besar waktu manajer tersita untuk
kegiatan operasi dari hari ke hari, Lebih separuh dari jumlah aktiva
perusahaan merupakan aktiva lancar Pentingnya manajemen modal kerja
bagi korporasi
Tujuan manajemen modal kerja
1. Bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan profitabilitas perusahaan.
2. Perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban tepat waktu jika mempunyai
kecukupan
3. Melindungi perusahaan apabila terjadi masalah pada modal kerja disebabkan
adanya penurunan nilai aktiva lancar.
Sasaran Manajemen Modal Kerja (Sawir, 2005)
Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga
tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya
modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar tersebut. Meminimalkan
dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan
dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban
keuangannya ketika jatuh tempo
Fungsi Modal Kerja Bagi Perusahaan
 Perusahaan akan terlindungi jika mempunyai modal cukup, terutama saat
krisis akan menurunkan nilai harta lancar Perusahaan bisa memberikan
pelayanan lebih baik, lancar, dan cepat kepada pelanggan dengan
dukungan modal yang cukup. Perusahaan dapat melunasi seluruh
kewajiban sesuai tenggat waktu yang diberikan pihak ketiga, seperti utang
dan pinjaman bank. Perusahaan bebas menyediakan kredit bagi
konsumen dengan cara menguntungkan dan mudah. Kondisi keuangan
perusahaan yang relatif stabil menunjang efektivitas dan efisiensi aktivitas
internal dan eksternal perusahaan
Hubungan Antara Pertumbuhan Penjualan Dengan Aktiva Lancar
Misalnya, jika periode penagihan rata-rata (average collection period) perusahaan
adalah 40 hari dan penjualan kredit per hari mencapai Rp. 1.000.000 maka investasi
pada piutang dagang adalah Rp. 40.000.000. Jika penjualan meningkat menjadi Rp.
2.000.000 per hari, maka investasi pada piutang dagang naik menjadi Rp.
80.000.000
Konsep Modal Kerja
Kuantitatif (Gross concept) WC=CA
Kualitatif (Net Concept) WC= CA-CL
Fungsional WC,GWC,NWC
Jenis Modal Kerja
• Permanent working capital sifatnya terus menerus atau berkelanjutan, modal kerja
ini diperlukan perusahaan demi kelancaran usaha atau bisnisnya. Bisa dikatakan
juga modal kerja permanen ini sebagai modal yang harus tetap dimiliki perusahaan
agar tetap bisa menjalankan fungsi yang semestinya
• Variable working capita Jenis modal kerja ini jumlahnya selalu berubah-ubah
seiring dengan perubahan kegiatan produksi dalam suatu perusahaan. Modal kerja
variabel terdiri dari beberapa jenis, yang mana memiliki pengaruh yang berbeda-
beda untuk perusahaan.
Dua jenis Modal Kerja Permanen
Modal kerja primer yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin keberlanjutan usahanya. Modal kerja normal yaitu jumlah modal
kerja yang diperlukan untuk perluasan produksi perusahaan.
Tiga Jenis Modal Kerja Variabel
1. modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan oleh fluktuasi
musim. Modal Kerja Musiman
2. modal kerja yang setiap perubahannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
Modal Kerja Siklis
3. modal kerja yang besarannya dapat berubah-ubah dikarenakan keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal Kerja Darurat
Kebijakan Modal Kerja: Kebijakan konservatif, Kebutuhan dana lebih banyak
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang Kebijakan moderat, Kebutuhan dana
jangka panjang (pendek) dibelanjai oleh sumber dana jangka panjang (pendek)
Kebijakan agresi, Kebutuhan dana lebih banyak dibelanjai dengan sumber dana
jangka pendek
Sumber-Sumber Modal Kerja yaitu hasil operasi perusahaan,keuntungan penjualan
sekuritas,penjualan aktiva tetap,hasil penjualan saham pinjaman
Penggunaan Modal Kerja Mengakibatkan Berkurangnya Aktiva Lancar
 Biaya operasional (tunai)
 Pengambilan keuntungan
 Kerugian perusahaan
 Angsuran pinjaman
 Pembentukan / penyisihan dana
 Pembelian aktiva tetap
Penggunaan Modal Kerja Mengakibatkan Perubahan Bentuk Aktiva Lancar
 Pembelian surat berharga
 Pembelian barang dagangan per kas
 Perubahan bentuk piutang ke piutang lain
Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 2002)
Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan
sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan
penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak
kelebihan dan tidak juga kekurangan.
• Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja(working capital
turnover) yang terdiri dari perputaran kas (cash turnover), dan perputaran piutang
(receivable turnover)
Perputaran modal kerja dimulai saatkas diinvestasikan dalam komponen modal kerja
saat sampai dimana kas kembali lagi menjadi kas.
• Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya artinya makin
tinggi tingkat perputarannya (turnover rate tinggi)
• Makin Lama periode tersebut berarti makin lambat perputarannya artinya makin
rendah tingkat perputarannya (turnover rate rendah)
Working Capital Turnover Rasio
Working capital turnover ratio atau rasio perputaran modal kerja adalah rumus yang
menghitung seberapa efisien perusahaan menggunakan modal kerja untuk
menghasilkan penjualan
Rumus Working Capital Turnover Ratio Perputaran modal kerja (WCT) =Penjualan
tahunan bersih / Modal kerja. Net Sale / Net Working Capital
Keuntungan Working Capital Turnover Rasio
• Menjamin likuiditas : Ketika sebuah perusahaan tidak berada di atas rasio
perputaran modal kerja, ia mungkin mengalami kekurangan dana untuk operasi
sehari-hari dan hutang jangka pendek
• Meningkatkan kesehatan keuangan :Rasio perputaran modal kerja dapat
membantu Anda mengelola arus kas keluar dan menilai arus kas masuk dengan
lebih baik
• Meningkatkan nilai perusahaan: Rasio perputaran modal kerja yang tinggi dapat
meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan dalam industrinya.
• Mencegah gangguan operasi: Membantu mencegah gangguan dalam operasi
sehari-hari organisasi Anda dengan memberikan informasi kepada manajer untuk
menggunakan dana secara efisien
Kekurangan Working Capital Turnover Rasio
Hanya mengandalkan faktor moneter : Rasio perputaran modal kerja hanya
memperhitungkan aspek moneter perusahaan
Rasio tinggi bisa negatif : Meskipun memiliki rasio perputaran modal kerja yang
tinggi mungkin tampak sebagai hal yang positif, hal ini tidak selalu terjadi
BAB 4 KAS (CASH)
Kas ini merupakan bentuk aktiva yang paling tinggi likuiditasnya yang dapat
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan yang dalam
waktu dekat dapat diuangkan. Kas meliputi uang tunai (kertas/logam) baik yang ada
di tangan perusahaan (cash in hand) atau ada di bank, cek, demand deposit (giro).
Manajemen Kas
Manajemen kas adalah menentukan berapa besarnya kas minimal yang harus ada
dan menentukan berapa kas yang ideal boleh disimpan sehingga operasi
perusahaan tidak terganggu dan kas yang ada tidak menganggur terlalu lama serta
pengendalian/pengawasan terhadap kas.
Problem Kas seperti bagaimana menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu
banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit
(sehingga akan mengganggu likuiditas perusahaan).
Optimalisasi Kas
Saldo kas terlalu banyak
 Ada masalah produktivitas
 Investasi surat berharga
Saldo kas terlalu sedikit
 Ada masalah likuiditas
 Jual surat berharga
Motif Kas bagi Perusahaan
 Motif Transaksi, kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi. seperti
membayar upah tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar biaya listrik
dan lain sebagainya.
 Motif Berjaga-jaga, kas diperlukan untuk mengantisipasi/menghadapi
ketidakpastian di masa mendatang.
 Motif Spekulasi, kebutuhan kas untuk memperoleh keuntungan atau untuk
menghindari risiko/kerugian
Strategi Dalam Mengelola Kas
 Mempercepat pemasukan kas
o Penjualan kas (Cash sales)
Cara ini dilakukan dengan penjualan kas, tanpa piutang, manajer
keuangan akan memperoleh kas.
o Potongan kas (Cash Discount)
Potongan kas ditujukan untuk mempercepat pembayaran piutang oleh
pembeli/pelanggan perusahaan.
o Desentralisasi setoran kas
Membuka unit-unit penerimaan kas di berbagai tempat, agar setoran
kas tidak terpusat yang memperlambat penerimaan tunai
 Memperlambat pengeluaran kas
Pembelian kredit Menggunakan Draft/Kas Bon
Cek dibayar pada hari tertentu
 Mengelola saldo kas optimal
Menjaga saldo kas optimal Menjaga likuiditas perusahaan
Menjaga produktivitas perusahaan
Tujuan Manajemen Kas
 Likuiditas, manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas
yang harus ada dalam perusahaan.
 Earning, tiap pengeluaran harus diarahkan mendapatkan kemungkinan hasil
lebih besar dibanding dengan pengeluaran kas.
 Effective Payment, manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan
secara ekonomis.
Perencanaan Kas
 Menyusun anggaran kas ini merupakan tahap penting dalam perencanaan
kas
 Menyiapkan daftar kegiatan menghimpun dana dan menggunakan kas
(operasional dan investasi)
 Membuat proyeksi Cash in flow, Cash out flow dan balance (saldo)
Hal Penentu dalam tercapainya target perencanaan kas
 Menentukan rencana penggunaan kas
 Menentukan sumber penerimaan kas
 Strategi atasi idle money : berapa besar kebutuhan kas/berapa besar kas
mengganggur
Sumber Kas
 Hasil penjualan tunai & penerimaan piutang
 Penjualan aset tetap
 Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan modal oleh pemilik
 Pengeluaran tanda bukti utang (wesel), utang obligasi, utang bank dan lain-
lain
 Penerimaan di luar usaha perusahaan (bunga deposito dll.)
 Adanya penerimaan sewa, bunga atau dividen, hadiah, restitusi pajak
Penggunaan Kas
 Biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
 Pembelian sekuritas atau investai jangka panjang
 Pembelian aset tetap
 Pembelian kembali saham yang beredar
 Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
 Pembayaran utang jangka pendek atau panjang
 Pembayaran sewa, bunga dan pajak
 Pembelian barang dagangan secara tunai
 Pembayaran biaya operasional seperti gaji, supplies kantor, biaya iklan dll
 Pengeluaran kas untuk membayar deviden
Transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas
 Adanya pengakuan dan pembebanan depresiasi, amortisasi dan depresiasi
terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets.
 Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan
kerugian piutang maupun tidak, dan penghpusan piutang karena piutang yang
bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi
 Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki
dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktivayang
bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi
 Adanya pembayaran stok deviden (deviden dalam bentuk saham), adanya
pembatasan atau penyisihan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali
(revalausi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan
 Strategi Mengelola Kas
1. Melaksanakan perputaran persediaan secepat mungkin
tetapi menghindari kehabisan persediaan yang dapat mengakibatkan
kerugian penjualan
2. Menagih piutang secepat mungkin
tanpa merugikan penjualan dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh
penagihan yang dipercepat
3. Membayar hutang usaha selambat mungkin
tanpa merusak rating kredit perusahaan tetapi tetap menerima keuntungan
dari potongan tunai

 Kendala Dalam Manajemen Arus Kas

- Kendala Manajemen Arus Kas


 Pencatatan tidak Terorganisasi dengan Benar
 Mengabaikan Kredit Macet
 Ketentuan Sistem Kredit yang Melenceng
 Masalah Profit
 Lemahnya Perkiraan Arus Kas
 Melakukan Pengembangan Bisnis Tanpa Perencanaan

 Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas


 Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
 Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
 Adanya hubungan finansial yang baik dengan bank
 Penganggaran kas

 Safety Cash Balance


Jumlah kas minimal yang harus dipertahankan oleh perusahaan
agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu

Safety cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode normal


dan periode puncak.

Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas


memuncak.

Rumus Safety Cash Balance: Jumlah hari yang diinginkan X Rata-rata


harian pengeluaran kas
Contoh :
Perusahan Bandung Beauty Flower menetapkan bahwa safety cash harus cukup
untuk menutup pengeluaran selama 7 hari.
Perusahan Bandung Beauty Flower menetapkan bahwa safety cash harus cukup
untuk menutup pengeluaran selama 7 hari.
Jadi, Safety cash balance = 7 x Rp. 6.000.000,00= Rp. 42.000.000,00

 Saldo Kas Optimal (Model Baumol)

Biaya simpan, Biaya transaksi,


berupa biaya biaya transaksi
kesempatan dihitung dari biaya
(opportunity cost) yang harus
yang muncul dikeluarkan ketika
Total biaya karena manajer keuangan
transaksi yang akan perusahaan menjual surat
diminimalkan memegang kas, berharga. Dengan
untuk memperoleh bukannya kata lain, biaya
saldo kas optimal memegang surat
Contoh :
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal :
(Biaya simpan + Biaya transaksi)
Total Biaya = Biaya Simpan + Biaya Transaksi TC = (C/2) i + (T/C) F
Saldo Kas Optimal C = [(2 x F x T) : i]1/2

Keterangan: C = saldo kas optimal i = tingkat bunga/biaya simpan karena memegang kas
T = total kebutuhan kas dalam satu periode F = biaya tetap untuk memperoleh kas atau
menjual sekuritas

Contoh Menentukan Saldo Kas Optimal (Model Baumol) :


1. Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp 20.000.000. Perusahaan
memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan
kas adalah Rp 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau
1,5% per bulan. Saldo kas optimal dapat dihitung sebagai berikut:
C = [(2 x 10.000 x 20.000.000)/0,015)]1/2= Rp 5.163.978,00
Saldo kas yang optimal adalah Rp 5.163.978,00
2. Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan pengisian kas sebanyak:
= 20 juta/5,164 juta = 3,9 kali atau 4 kali
TC = (5.163.978/2) x 0,015 + (20.000.000/5.163.978) x 10.000
TC = 38.730 + 38.730 = Rp 77.460

 Model Random Aliran Kas (Model Miller-Orr)

Perusahaan perlu menetapkan batas atas (H) dan batas bawah (L) saldo kas.
Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu merubah sejumlah
tertentu kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan. Sebaliknya
apabila saldo kas menurun, perusahaan perlu menjual sekuritas

Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h dan batas bawah
oleh titik 0. Perbaikan model Boumol tahun 1966

 Model Random Aliran Kas (Model Miller-orr)

Keterangan: z = saldo kas


sasaran h = batas atas F =
biaya transaksi (tetap) surat
Nilai z, h dan C bisa hitung berharga σ 2 = varians aliran
dengan formula: z = (3 F σ 2 / kas bersih harian k = tingkat
4 k ) 1/3 h = 3 z C = 4 z / 3 bunga harian pada surat
berharga C = rata-rata saldo
kas

Contoh :
o Penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp 2.000,00, tingkat bunga
adalah 10% per tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp.
100.000. Berapa saldo kas sasaran, batas atas dan rata-rata saldo kas jika
batas bawahnya adalah Rp 0?

k = 0,1 / 365 = 0,000274 Varians aliran kas bersih harian: σ 2 = (2.000)2 = Rp


4.000.000

o saldo kas sasaran (z), batas atas (h) dan rata-rata saldo kas (C) dihitung
sebagai berikut:
z = (3 F σ 2 / 4 k ) 1/3
= [3 x 100.000 x 4.000.000 / (4 x 0,000274)]1/3
z = Rp 103.068
h = Rp 103.068 x 3
h = Rp 309.204
C = (4 x Rp 103.068)/3
C = Rp 137.424
 Beberapa Item Perlu Dipertimbangkan Dalam Akuntansi Kas / Manajemen
Kas
- Sertifikat Deposito (certificates deposit/CDs)
- Cek Mundur (Postdated Checks)
- Cek kosong (Not sufficient funds)
- Biaya yang dibayar dimuka (prepaid expense)
- Overdraft / Bank Overdraft
- Saldo kompensasi (Compensating balances)
BAB 5
Piutang
(Account Receivable)

> Aktiva lancar yang menunjukkan tagihan yang dimiliki perusahaan sebagai hasil
penjualan barang atau jasa dalam kegiatan usahanya 
> Piutang / Account Receivable sebgai bentuk kebijaksanaan kredit oleh manajemen
perusahaan kepada pelanggan atau customer 
> Piutang merupakan aktiva lancar atau aset perusahaan yang timbul sebagai akibat
dari dilaksanakannya penjualan secara kredit

Fungsi Manajemen Piutang


1. Pengorganisasian
Biasanya menimbulkan terjadinya kebijakan tata cara penagihan supaya prosesnya
bisa berjalan lebih mudah.
2. Perencanaan 
Perusahaan wajib merencanakan anggaran dalam pemanfaatan pembayaran kredit.
3. Pengarahan 
Perusahaan melakukan pengarahan melalui kebijakan serta pengaturan atas
komponen piutang yang tertagih dan tidak tertagih.
4. Monitoring
Perusahaan wajib melakukan monitoring dengan tujuan mengetahui efektivitas
manajemen atau pengelolaan yang dilakukan.

Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang


a. Volume penjualan kredit
b. Syarat pembayaran
c. Plafon kredit yang diberikan
d. Kebiasaan pelanggan membayar
e. Kebijakan pengumpulan piutang

Tujuan Penjualan Kredit


1. Merangsang minat para pelanggan
2. Meningkatkan laba bersih perusahaan 
3. Memperluas market share
4. Menaikan volume penjualan
5. Strategi memenangkan persaingan.
Manfaat Manajemen Piutang
 Salah Satu Upaya Meningkatkan Profit
Manfaat menambah laba perusahaan, dengan pengelolaan dan pengorganisasian
yang baik, maka piutang pun dapat ditagih serta diterima perusahaan.
 Mengurangi Resiko Kecurangan
Risiko kecurangan yang terjadi dalam penjualan pun bisa diminimalisir salah satunya
berasal dari piutang tidak dibayarnya seluruh tagihan atau sama sekali tidak bisa
direalisasikan.
 Strategi Menghadapi Persaingan Bisnis
Diharapkan volume penjualan. Disisi lain dengan menerapkan penjualan kredit,
pangsa pasar yang dapat dijangkau semakin luas.

Risiko Dalam Aktivitas Piutang 

a. Piutang tidak tertagih 


b. Piutang yang tidak dibayarkan sebagai piutang 
c. Pelunasan piutang lewat jatuh tempo 
d. Perputaran piutang yang rendah 
e. Kecurangan dalam kegagalan penagihan piutang 
f. Kesalahan teknis pemasukan data 
g. Data pelacakan piutang hilang atau rusak 
h. Kinerja SDM kolektor yang buruk 
i. Analisis persetujuan piutang yang buruk 

Resiko Penjualan Kredit

1. Tidak terbayarnya piutang 


 Menyediakan cadangan piutang tak tertagih (Bad debt) 
 Dana yang diinvestasikan pada piutang tidak kembali
2. Keterlambatan Waktu pembayaran piutang
 Akibatnya timbul biaya pengumpulan piutang
 Untuk mengatasi, Cash discount dg syarat biaya discount

Aspek Penting dalam Manajemen Piutang

1. Kebijaksanaan Kredit
a. Penetapan standar kredit
b. Analisis Kredit
2. Penetapan Jangka Waktu
a. Cash Discount
b. Periode Cash Discount
c. Periode Credit
3. Kebijaksanaan Pengumpulan
a. Biaya Pengumpulan
b. Denda kelambatan bayar

Biaya - Biaya Piutang

a. Biaya pembelanjaan Piutang


b. Biaya Administrasi
c. Biaya Pengumpulan Piutang
d. Biaya Penghapusan Piutang
Prinsip Pengelolaan Piutang

a. Perencanaan Piutang
 Perencanaan Ekspansi Piutang
 Perencanaan Penyelesaian Piutang
b. Penilaian Calon Pelanggan
 Analisis 5C dan 8C
 Analisis 4P
 Analisis 3R
c. Pengendalian Piutang
 Penyaringan Pelanggan
 Penentuan Resiko Kredit 
 Penentuan potongan Harga
 Penentuan Admisistrasi Kredit
 Penentuan Peraturan Menghadapi Penunggak
d. Evaluasi Piutang
 Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
 Pengumpulan piutang rata- rata (Average Collection Period)
 Analisis Ekonomi terhadap piutang

Perencanaan Piutang

a. Rencana Jumlah Piutang


sesuai periode waktu akan disusun berdasarkan budget penjualan dengan
memperhatikan persyaratan pembayaran yang ditawarkan dan kebiasaan pelanggan
membayar utangnya. 

b. Pengumpulan Piutang 
besarnya rencana piutang akan berpengaruh terhadap sejumlah risiko piutang
berupa piutang tak tertagih yang diestimasikan oleh pihak perusahaan.

Analisis 5C

1.Character

Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian atau karakter calon peminjam/nasabah. Hal ini
akan dinilai dari hasil wawancara antara Customer Service dengan nasabah yang
hendak mengajukan kredit dengan pertanyaan seputar latar belakang, kebiasaan
hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.
2.Capacity

Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam mengelola
keuangan pribadinya atau usaha yang dimilikinya.

Faktor ini juga menentukan kemampuan membayar cicilan pinjaman seseorang


kepada bank, seperti apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah
permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak.

3.Capital

Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki calon peminjam,
khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha.

Contoh penilaian dari sisi capital adalah seperti berapa besar saldo tabungan,
deposito, atau aset investasi lainnya yang dimiliki calon peminjam.

Bagi pengusaha, maka faktor capital akan dinilai dari laporan tahunan perusahaan
yang dikelola. Sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan layak
atau tidaknya calon peminjam tersebut mendapat pinjaman, lalu seberapa besar
bantuan kredit yang akan diberikan.

4.Collateral

Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Umumnya, semakin besar nilai agunan
atau jaminan yang diberikan untuk pengajuan pinjaman maka akan semakin besar
pula poin penilaiannya.

Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para calon peminjam, sebab ketika kamu tidak
dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak bank.
Maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang
telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5.Condition

Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun
nasabah/calon peminjam. Misalnya, usia minimal peminjam, jumlah pinjaman,
atau kondisi lainnnya yang telah ditetapkan oleh bank kepada nasabahnya.

Contoh kondisi lainnya yang juga jadi pertimbangan bank dalam memberikan
pinjaman kepada pengusaha antara lain kondisi perekonomian suatu daerah
atau Negara terhadap jenis bisnis yang dilakukan oleh peminjam.

Penilaian Calon Pelanggan Analisis 7P

Purpose (Tujuan)

Yaitu tujuan dari calon peminjam dalam mengajukan kreditnya pada lembaga
keuangan dan perusahaan perlu tahu untuk apa dana digunakan. Hal ini
menyesuaikan dengan fokus usaha paada pengelolaan modal.

Prospect (Prospek Usaha)

Yaitu bagaimana prospek dari usaha yang dijalankan oleh calon peminjam, Prospect
usaha ini untuk mengetahui peluang dimasa yang akan datang. Sehingga perusahan
dapat memprediksi bagaimana perkiraan kemampuan bayar dari nasabah.

Payment (Kemampuan Bayar)

Bertujuan mengukur bagaimana kemampuan bayar dari calon peminjam. Prinsip


payment dapat dilihat dari sumber pendapatan nasabah, kelancaran usaha yang
dijalankan.

Profitability (Kemampuan Menghasilkan Laba)

Profitability, pihak perusahan melihat bagaimana kemampuan calon peminjam


dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Kriteria ini lebih dikhususkan pada
nasabah yang meminjam untuk keperluan usahanya.

Protection (Proteksi)
Protection ini juga mengacu pada agunan yang dapat diberikan oleh calon
peminjam. Selain jaminan berupa barang seperti aset rumah atau perusahaan,
protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki oleh nasabah.

Penilaian Calon Pelanggan Analisis 3R

1. Return
Menilai penghasilan yang diperoleh nasabah setelah kredit diterima
2. Repayment Capacity
Menilai kesanggupan membayar kembali dari nasabah terhadap BANK yang
telah memberinya kredit.
3. Risk Bearing Ability
Menilai kemampuan nasabah untuk menutup risiko yang mungkin timbul jika
kredit menjadi macet.

Pengendalian Piutang

 Penyaringan pelanggan
Penyaringan ini bertujuan agar piutang kedepan tidak bermasalah.
 Penentuan risiko Kredit
Agar dapat diketahui seberapa besar kemungkinan piutang bermasalah.
 Penentuan potongan harga
Memotivasi pelanggan agar lebih cepat menyelesaikan pembelian tunainya.
 Penentuan administrasi penarikan kredit
Pelaksanaanya agar penjualan kredit lebih tertib dan dapat dikendalikan
dengan baik.
 Penentuan peraturan menghadapi penunggak
Agar risiko piutang tak tertagih bisa dikendalikan dan tidak merugikan
Evaluasi Piutang

1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)


Merupakan periode waktu terikatnya dana pada piutang. Dari (Kas) membeli
Inventory, lalu penjualan kredit (Piutang), lalu pelunasan piutang (Kas).

Penjualan Netto
Tingkat Perputaran
Kredit = ….X
Piutang :
Rata-Rata Piutang

Note:
 Periode perputarannya piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan
waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit
 Penjualan netto kredit adalah semua penjualan kredit sesudah dikurangi
potongan-potongan.
 Rata-rata piutang dapat dihitung dari piutang awal (neraca awal) ditambah
piutang akhir (neraca akhir) dibagi dua.
2. Pengumpulan Piutang
Kegunaan Hari ratarata pengumpulan piutang untuk menilai efisiensi dalam
pengumpulan

365 Hari
Rata-Rata Pengumpulan Piutang : = Hari
Tk. Perputaran Piutang

Rasio-Rasio Piutang

Average Total Cost Of Sales


=
Investment Receivable Turnover

Receivable = 360
Turnover
Periode Kredit
Atau

Net Credit sales


Receivable Turnover =
Average Receivables

3. Cost of Marginal Investment


Rate of return x Marginal Investment

4. Cost of Bad Debt


% piutang ragu-ragu x Penjualan

5. Cost of Cash Discoun


% cash discount x Penjualan dlm periode tersebut

Analisis Ekonomi Terhadap Piutang

Tujuannya untuk menilai apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau lebih
kecil dari biayanya. Apabila diperkirakan bahwa manfaatnya lebih besar, maka
secara ekonomi pemilikan piutang (atau penjualan kredit) tersebut dibenarkan.
BAB 6
NILAI WAKTU DARI PADA UANG (TIME VALUE OF MONEY)

Konsep Nilai Waktu Dari Pada Uang – TVM


 Lebih cepat menerima rupiah maka akan lebih cepat memanfaatkannya
kembali
 TVM merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan keputusan bisnis
 Pebisnis lebih suka menerima uang sekarang dari pada baru akan diterima di
masa yang akan datang
 Jika Anda punya uang, sebaiknya bahkan seharusnya diinvestasikan,
sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan waktu
 Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang
diterima di masa mendatang
 Lebih awal uang anda menghasilkan bunga, lebih cepat bunga tersebut
menghasilkan bunga kembali

Faktor Utama Yang Mempengaruhi Time Value Of Money


a. Inflasi, jika negara memiliki tingkat inflasi rendah, maka dapat menjadi bukti
bahwa nilai mata uang naik
b. Suku Bunga, adanya suku bunga yang berubah dapat berpengaruh pada nilai
mata uang suatu negara, biasanya tolak ukurnya adalah dolar. Suku bunga,
forex (tarif perdagangan uang), dan inflasi memiliki keterkaitan yang kuat.
c. Stabilitas Politik, ketika kondisi politik yang tidak stabil, akan memungkinkan
terjadinya depresiasi nilai mata uang.

Indikator Nilai Waktu Dari Pada Uang – TVM


TVM = A + R + I
A = Alternatif yang dimiliki untuk menggunakan uang sekarang
R = Risiko atas ketidakpastian (uncertainty) di masa yang akan datang
I = Inflasi yang mungkin terjadi dan mempengaruhi nilai uang

TVM Menjadi Konsep Dasar Keuangan (Wall Street Prep)


 Opportunity cost
Jika kita mengambil uang sebesar Rp1 juta sekarang, uang tersebut bisa
diinvestasikan untuk membuat nilainya bertambah di masa depan.
Sedangkan, jika memilih untuk mendapatkannya di waktu yang akan datang,
maka akan kehilangan kesempatan untuk berinvestasi dan kehilangan
pendapatan tambahan.
 Inflasi
Di masa yang akan datang, misal dalam tiga tahun ke depan, selalu ada risiko
terjadinya inflasi yang menyebabkan uang Rp1 juta jadi tidak berharga
dibanding sekarang. Jika terjadi inflasi, nilai uang akan melemah yang
membuatmu mendapatkan barang dengan jumlah lebih sedikit ketimbang
saat sebelum kenaikan harga.

Alternatif, Pendekatan, Dan Alasan Dalam Faktor TVM


a. Alternatif
 Konsumsi
 Investasi
 Tabungan
b. Risiko
 Break Event Approach
 Discounting
 Probability Theory
c. Inflasi
 Kenaikan tingkat harga
 Nilai tukar mata uang

Manfaat TVM Terhadap Surat Berharga Dan Hutang


1. Menghitung harga saham dan obligasi
2. Menghitung nilai investasi
3. Menghitung cicilan utang/kredit

Tujuan TVM Bagi Perusahaan


 Menyusun anggaran yang akan berpengaruh pada penyesuaian arus kas
atau cash flow.
 Membantu penghitungan aset riil serta keuangan yang cenderung mengalami
pertumbuhan sesuai berjalannya waktu

Manfaat Lainnya TVM


 Membantumu menabung secara terencana dengan mempertimbangkan
jumlah uang yang harus disimpan untuk mencapai tujuan menabungmu
 Mengetahui kapan kita harus menggunakan uang, apakah digunakan saat ini
atau di waktu yang akan datang
 Jika memiliki bisnis, kita dapat menghitung dan membuat anggaran produksi,
product development, hingga inovasi
 Mengetahui apakah investasi yang dilakukan menguntungkan atau tidak bagi
bisnis
 Membantu kita untuk lebih hati-hati ketika ingin berinvestasi dengan mencari
peluang dan waktu yang tepat supaya bisa meraih profit lebih banyak
Dua katagori Nilai Waktu Dari Pada Uang
1. Future Value (FV)
Nilai uang di masa mendatang. Besarnya nilai masa depan uang yang
ditabung / diinvestasikan hari ini akan tergantung pada:
• Besarnya dana yang investasikan
• Tingkat suku bunga / return dari investasi
• Lamanya dana tersebut akan diinvestasikan

FVn = PV (1 + i) n

FVn : Nilai mendatang dari investasi pada akhir tahun ke-n


PV : nilai sekarang dari sejumlah uang yang diinvestasikan
i : tingkat bunga
n : periode investasi

2. Present value (PV)


Present Value merupakan nilai sekarang dari suatu nilai yang akan diterima
atau dibayar di masa datang.

PV = FVn
(1+i)n

FVn : future value periode ke- n


PV : present value
i : tingkat bunga
n : periode

Annuity (Anuitas)
Diartikan sebagai seri pembayaran dengan jumlah tetap untuk berapa periode
tertentu. (a series of payments of a fixed amount for specified number of period).
Terdapat 2 seri pembayaran dalam anuitas :
1. Future Value of an Annuity / FVAn.
Yaitu nilai mendatang dari anuitas biasa (pembayaran atau penerimaan
sejumlah uang dilakukan pada akhir tahun).

Rumus FVAn :

FVAn = (1 + i )n – 1 A
i
FVAn =nilai mendatang dari anuitas pada akhir tahun ke-n
A = besarnya pembayaran/penerimaan seri
i = tingkat bunga
n = jumlah periode
2. Present Value of an Annuity / PVA.
Yaitu pembayaran dilakukan pada akhir tahun

Present Value of an Annuity Due / PVAD.


Yaitu pembayaran dilakukan pada awal tahun

Rumus PVA :

PVA = [ 1 - 1/(1+i)n ] . A
i
Atau

PVA = [ 1 - (1+i)-n ] . A
i

PVA : Nilai sekarang dari anuitas biasa

Rumus PVAD :

Anda mungkin juga menyukai