Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

“ AGREGAT“

Dosen Pembimbing :
Iqbal Ramadhani
Fuadiputra., S.E., M.SM.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Rizal Hak ( 201810160311316 )

Farida Umami ( 201810160311319 )

Afi Indah Nafilah (201810160311280 )

Ahmad Qisbullah (201810160311308 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Agregat ” yang merupakan tugas dari Mata Kuliah Manajemen Operasional . Dan dalam
kesempatan ini terimakasih kami sampaikan kepada, Bapak Iqbal Ramadhani Fuadiputra.,
S.E., M.SM. Selaku dosen pembimbing Univesitas Muhammadiyah Malang dengan Mata
Kuliah Manajemen Operasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga
wawasan dan pengetahuan kami bertambah.

Kami menyadarari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi kami selaku tim penulis. Akhir kata kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 4 Desember 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................5

1.2. Tujuan Pembahasan................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................................6

2.1 Proses Perencanaan Agregat....................................................................................................6

2.2 Strategi – Strategi Perencanaan Agregat..................................................................................6

2.3 Rencana Agregat......................................................................................................................9

BAB III............................................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penjadwalan agregat (perencanaan agregat) menyangkut penentuan jumlah dan


kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali 3-18 bulan ke depan.
Manajer operasi berupaya untuk menetukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan
permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja,
tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel lain yang
dapat dikendalikan.

Proses perencanaan  agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetap


mengedepankan kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan agregat
ini berhubungan dengan srategi lokasi dalam hal penyimpanan barang yang berlebih,
agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan
Seperti telah diisyaratkan dengan istilah “agregat”, maka rencana agregat berarti
menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan
menyeluruh. dengan adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan
jumlah tenaga kerja dan input produksi yang saling berkaitan, maka perencanaan harus
memilih tingkat output unutk fasilitas selama tiga hari sampai delapan belas bulan ke
depan. Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang
lebih besar, sehingga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa
faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna.

Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan


jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. AP juga didefinisikan
sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa
dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat.
Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan
Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah. Perencanaan
agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan
yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat
persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat
dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan
kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan
yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka
menengah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah proses perencanaan agregat itu?
2. Bagaimana identifikasi sifat-sifat agregat?
3. Bagaimana strategi – strategi perencanaan agregat?
4. Bagaimana metode dalam perencanaan agregat?

1.2. Tujuan Pembahasan


1. Agar mengetahui proses perencanaan agregat.
2. Agar mengetahui identifikasi sifat-sifat agregat.
3. Agar mengetahui strategi – strategi perencanaan agregat.
4. Agar mengetahui metode dalam perencanaan agregat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Perencanaan Agregat

Terdapat beberapa proses dalam perencanaan agregat sebagai berikut

A. Long Range Plans

Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk


baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer
puncak.

B. Intermediete Range Plans

Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan,


rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan
sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
C. Short Range Plans

Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment,
ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama
dengan supervisor dan operator.

Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada pada
tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana produksi / operasi
perusahaan.

2.2 Strategi – Strategi Perencanaan Agregat

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam
merumuskan rencana agregat yaitu :

 Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode


permintaan?
 Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja?

 Apakah perlu penggunaan tenaga kerja paruh waktu atau waktu lembur dan waktu
kosong untuk menghadapi fluktuasi?

 Apakah perlu menggunakan subkontraktor untuk antisipasi pesanan yang fluktuatif


sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang stabil?

 Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi permintaan?

Semua ini adalah stategi perencanaan yang benar. Strategi-strategi ini melibatkan
manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan variabel lain
yang dapat dikendalikan.

 Pilihan Kapasitas

Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:


A. Mengubah tingkat persediaan

Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk
memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang.

B. Meragamkan jumlah tenaga kerja

Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan. Salah satu cara untuk
memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja
produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.

C. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong

Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja,
mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada
saat permintaan naik.

D. Subkontrak

ebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan


subkontrak selama periode permintaan tinggi.

E. Penggunaan karyawan paruh waktu

Terutama di sektor jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja
tidak terampil.

 Pilihan Permintaan

Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut:

A. Mempengaruhi permintaan

Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan


permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan diskon.
B. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi
tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu.

C. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang


berbeda)

Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha
manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang
counterseasonal.

 Pilihan Campuran

Walaupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan
sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara pilihan kapasitas dan
permintaan mungkin akan lebih baik dan nantinya akan menghasilkan beberapa rencana.
Rencana ini dapat terdiri dari

1. Strategi perburuan (chase strategy)

Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap periode
yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut.

2. Strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy)

Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap sama dari periode ke periode.

A. Metode Perencanaan Agregat

Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan rencana
agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya :

B. Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram

Pada dasarnya, rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variable secara perlahan
agar perencana dapat membandingkan permintaan dengan kapasitas yang ada.
C. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak


dikembangkan diantaranya:

D. Metode Transportasi Dalam Program Linear

2.3 Rencana Agregat

Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas


operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat
dirumuskan dalam format program linear.

Linear Decision Rule

Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat


produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.

Management Coefficient Model

Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan produksi yang diambil
manajer di masa lalu.

Simulasi

Pendekatan simulasi ini menggunakan prosedur pencarian kombinasi nilai yang


biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi. 

Biaya Perencanaan Agregat

Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :

 Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)


Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan
training.

 Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)

Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan
produk yang dihasilkan, sehingga mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang
pesangon bagi karyawan yang di-PHK.

 Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)

Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi


konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur.

 Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan


persediaan)

Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-


saat tertentu

 Subcontract Cost (biaya subkontrak)

Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular, biasanya perusahaan


mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada
perusahaan lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang penting dalam proses produksi,
yang juga berkaitan strategi operasi yang digunakan oleh banyak perusahaan. Perusahaan
harus berhati-hati dalam menerapkan perencanaan agregat ini, karena jika tidak maka
perusahaan merugi, hal ini desebabkan kapasitas barang yang di produksi ternyata berlebih,
hal itu biasanya menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan
perusahaan yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai