Anda di halaman 1dari 10

Tugas 2 Cash Flow

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Dengan mengetahui apa itu aliran uang, kita pasti bisa tahu kemana saja uang itu akan digunakan dan
pasti menguak ketransparasian keuangan, tanpa adanya penggelapan dana atau keungan yang banyak
marak terjadi yang hukumannya tertera dalam UU. Tidak main-main pasal yang diberikan juga menjatuhi
hukuman yang cukup berat, namun belum bisa memberi efek jera pada pelakunya, yang seharusnya
ditingkatkan lagi penghukamannya. Untuk itu kita membutuhkan ilmu ini guna pengetahuan kita atau
untuk pengalam kita dalam mengelola uang.

Rumusan Masalah

Masalah yang muncul pada penulisan makalah ini karena kita harus mengetahui apa itu alur uang atau
aliran uang. Banyak orang yang menspelekan apa itu aliran uang dan tak terlalu memperdulikannya.
Dalam sistem ekonomi ini sangatlah penting karena menyangkut tranparansi keuangan itu sendiri akan
dipakai kemana saja uangnya. Oleh karena itu disini mari kita dalami apa itu aliran uang, dan bagaimana
cara perhitungannya.

Tujuan Penulisan

Kita harus mengetahui arah dari penulisan kita ini akan dibawa kemana arahnya.. Apalagi dalam hal
ekonomi ini, kita bisa mengetahui apa itu tujuan sebenernya yang harus kita capai agar semuanya bisa
kita rasakan manfaatnya. Tujuan dari makalah kali ini untuk dapat mengetahui apa itu pengertian dari
aliran uang dan bagaimana cara perhiungannya. Tujuan untuk mempelajari materi ini untuk kita bisa
mengontrol aliran tersebut dan bisa mengetahui apa yang terjadi pada uang tersebut jika kita lihat dari
sudut pandang umum, dan perhitungannya agar kita tidak dibodohi oleh orang-orang yang ingin
menggelapkan uang tersebut.

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Aliran Uang

Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari
aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan
dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi
itu terbagi menjadi tiga yaitu :
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya
beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.

Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan


dengan jangka waktu relatif panjang..

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1. a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)

2. b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas
operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

3. c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

2.1.1 Keterbatasan

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;

1. a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.

2. b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel

3. c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan
terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang
kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

2.1.2 Manfaat

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa
pihak terutama manajement. Diantaranya:

1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan
perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.

2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan
jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.

4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan
kepadanya

2.2 Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya

Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :

1. Menentukan minimum kas

2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran

3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.

4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial
dan budget kas yang final.

Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:

1. Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah
dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan
kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini
terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.

2. Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah
diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan
pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan

3. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya
kebutuhan dana jika terjadi deficit.

2.2.1 Perhitungan Aliran Uang

Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:

1. Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.

Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.

2. Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)

Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.

Contoh Cash Flow


Uraian Menurut lap. Akuntansi Keterangan Arus Kas

1. Pendapatan Rp. 400 juta Kas Masuk Rp. 400 juta

2. Biaya-Biaya

-Total Biaya

-Penyusutan Rp. 200 jutaRp. 100 juta Kas KeluarKas Masuk Rp. 200 jutaRp. 100 juta

3. Laba Sebelum pajak (EBT) Rp. 100 juta

4. Pajak 50% Rp. 50 juta

Laba Setelah Pajak (EAT) Rp. 50 juta

Cash flow = EAT+Penyusutan = 50 juta + 100 juta

= 150 juta

Catatan:

EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)

EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)

Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan
usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang
dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar,
2005:137).

1. b. Net Present Value

Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda

Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta
selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow)
pertahunnya sebagai berikut:

Tahun Arus kas

1 17.500.000

2 19.000.000

3 20.500.000

4 22.000.000
5 24.500.000

Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!

Rumus.

CF1 CF2 CF3 CFN

PV = + + +.+ OI

(1+i)1 (1+i)2 (1+i)3 (1+i)n

NPV= PV Cash flow Nilai Investasi (Original investment)

Tahun(1) Cash Flow(2) Interest Rate(3) Present Value(4)=(2)x(3)

1 Rp. 17.500.000 0,833 Rp. 14.577.500

2 Rp. 19.000.000 0,694 Rp. 13.186.000

3 Rp. 20.500.000 0,579 Rp. 11.869.500

4 Rp. 22.000.000 0,482 Rp. 10.604.000

5 Rp. 24.500.000 0,402 Rp. 9.849.000

Total present valueOriginal investment Rp. 60.086.000Rp. 50.000.000

Net Present Value Rp.10.086.000

Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif.
Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat
menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000

Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama

Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas
(cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan 20 %.

Tahun(1) Cash Flow(2) Intrest Rate(3) Present Value(4)=(2)x(3)

1 Rp. 25.000.000 0,833 Rp. 20.825.000

2 Rp. 25.000.000 0,694 Rp. 17.350.000

3 Rp. 25.000.000 0,579 Rp. 14.475.000

4 Rp. 25.000.000 0,482 Rp. 12.050.000


5 Rp. 25.000.000 0,402 Rp. 10.050.000

Total present valueOriginal investment Rp. 74.750.000Rp. 50.000.000

Net Present Value Rp. 24.750.000

Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif.
Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat
menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000

1. Profit Sharing

Dari contoh diatas. Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi
melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat perkiraan
cash flow.

Contoh:

Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta
selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai
berikut:

Tahun Arus kas

1 17.500.000

2 19.000.000

3 20.500.000

4 22.000.000

5 24.500.000

Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!

Tahun(1) Cash flow(2) Nisbah Bagi Hasil(3) Profit Sharing(4)=(2)x(3)

1 Rp. 17.500.000 0,2 Rp. 3.500.000

2 Rp. 19.000.000 0,2 Rp. 3.800.000

3 Rp. 20.500.000 0,2 Rp. 4.100.000

4 Rp. 22.000.000 0,2 Rp. 4.400.000

5 Rp. 24.500.000 0,2 Rp. 4.900.000

Total ProfitJumlah Investasi Rp. 20.700.000Rp. 50.000.000


Profit Sharing Rp. -29.300.000

Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah
Profit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan
selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -
29.300.000

Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama
dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali
jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak
pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50

Tahun(1) Cash flow(2) Nisbah Bagi Hasil(3) Profit Sharing(4)=(2)x(3)

1 Rp. 17.500.000 0,5 Rp. 8.750.000

2 Rp. 19.000.000 0,5 Rp. 9.500.000

3 Rp. 20.500.000 0,5 Rp. 10.250.000

4 Rp. 22.000.000 0,5 Rp. 11.000.000

5 Rp. 24.500.000 0,5 Rp. 12.250.000

Total ProfitJumlah Investasi Rp. 51.750.000Rp. 50.000.000

Profit Sharing Rp. 1.750.000

Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika
proyek investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000

Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama

Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas
(cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.

Tahun(1) Cash flow(2) Nisbah Bagi Hasil(3) Profit sharing(4)=(2)x(3)

1 Rp. 25.000.000 0,2 Rp. 5.000.000

2 Rp. 25.000.000 0,2 Rp. 5.000.000

3 Rp. 25.000.000 0,2 Rp. 5.000.000

4 Rp. 25.000.000 0,2 Rp. 5.000.000

5 Rp. 25.000.000 0,2 Rp. 5.000.000


Total ProfitJumlah Investasi Rp. 25.000.000Rp. 50.000.000

Profit Sharing Rp. -25.000.000

Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya
negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000

Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,

Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000

Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000

Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan
modal itu sama (impas).

Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan
finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari modal,
karena pihak investor akan mengalami kerugian.

Berikut ini adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang bergerak
dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.

Untuk menyusun proyeksi arus kas untuk bulan January sampai dengan bulan juni, dilakukan dengan
asumsi sebagai berikut :

Saldo kas awal Rp 10,000,000

Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan

Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 %
flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.

ESTIMASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN

PT.USAHA ANDA

Periode januari February 2006

(dalam jutaan rupiah)

Dari asumsi penerimaan dan pemasukan yang akan didapat pada enam bulan mendatang maka dapat
disusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dibawah ini :

Setelah menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, dapat terlihat bahwa pengeluaran pada bulan
January lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000.
untuk menutupi deficit tersebut perusahaan menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank.
Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini maka untuk menjaga saldo kas
minimum yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan menggunakan pinjaman dana sebesar Rp
2,000,000 dengan syarat ketentuan diatas. Untuk melihat apakah perusahaan tersebut fleksibel atau
tidak maka dapat dilihat estimasi cash flow di bawah ini :

Dari estimasi tersebut, kas perusahaan menunjukan hasil yang surplus dan perusahaan dapat
mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan pada akhirnya
perusahaan tersebut secara financial dapat dikatakan flexible.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow

1. Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan
dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa
yang akan datang..

2. Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan
yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau
pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak
mempengaruhi cash flow.

3. Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam
mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

4. Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan
perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan
kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.

5. Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang
tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in
maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan
pinjaman ke bank

6. Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak
sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai
kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pada penulisan kali ini kita dapat menarik simpulan bahwasannya kita dapat mengontrol aliran uang
yang kita kehendaki dengan transparan tanpa adanya kebohongan atau penggelapan uang yang marak
terjadi. Mengapa kita harus mengetahuinya, karena agar kita tidak dapat dibohongi begitu saja, dengan
ilmu yang kita pelajari tentang aliran uang ini dan kita pun dapat menghitungnya dengan mudah, tidak
akan mungkin kita tertipu jika kita selalu ada dalam ketelitian atau kecermatan dalam membaca aliran
uang tersebut.

3.2 Saran

Dalam mengontrol aliran uang itu kita diperlukan ilmu yang mumpuni untuk mengontrol akuntan atau
pihak bagian keuangan yang berkewajiban menghitung atau mengelola keuangan. Maka disarankan
untuk mengetahui bagaimana cara memenejemen aliran keuang tersebut perlu kita pelajari dan cara
menghitungnya dalam koridor yang transparan. Dengan demikian kita bisa tahu apa yang kita kerjakan
dan orang kerjakan untuk mengelola keungan tersebut tanpa ada kebohongan dan penggelapan dana
didalamnya.

Daftar Pustaka

http://gideck.blogspot.com/2012/08/metode-perhitungan-net-present-value.h

Anda mungkin juga menyukai