Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KEUANGAN

EMA 232M-B4
TOPIK-TOPIK KHUSUS

Dosen Pengampu: Dr. Ica Rika Candranigrat, S.E.,M.M

OLEH:

KELOMPOK 6

Ni Komang Sarmila (2007521008) (01)


Kadek Dwi Hartayani (2007521041) (07)
I Gusti Agung Ananta Bawika (2007521198) (14)
Ni Made Widi Anjani (2007521222) (21)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan. Dalam penulisan mengenai pokok bahasan pada mata kuliah ini, kami mendapat tugas
untuk mengulas kembali pokok bahasan yaitu mengenai Topik-Topik Khusus.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat kerjasama kelompok
6 (enam), sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai materi Topik-Topik
Khusus yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber, informasi, dan referensi. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi penambahan pemikiran.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kami membuka saran dan kritik bagi para pembaca khususnya Dosen guna perbaikan Makalah
dimasa yang akan datang.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 22 April 2021

Penyusun

Kelompok 6

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................................. 2
1.1 Manfaat ................................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Merjer dan Akuisisi ..................................................................................................... 3
2.2 Motif Merjer dan Akuisisi ........................................................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis Merjer dan Akuisisi ..................................................................................................... 5
2.4 Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri Dari Merjer dan Akuisisi..................................................6
2.5 Menaksir Biaya Akuisisi ...........................................................................................................................7
2.6 Pengertian Restrukturisasi, Reorganisasi, dan Likuidasi .......................................................................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat.
Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan
agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya
pasar modal, transaksi merjer dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk
penggabungan usaha antara lain melalui merjer dan akuisis.
Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition)
khusus pada perusahaan yang go publik. Merjer dan akuisis ini telah berkembang menjadi
tren beberapa perusahaan. Alasan perusahaan melakukan merjer dan akuisisi adalah untuk
memperoleh sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi
mis-pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merjer dan akuisis adalah
mendapatkan sinergi dan nilai tambah
Kinerja perusahaan dalam era persaingan bisnis semakin ketat, setiap perusahaan perlu
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan
dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja
perusahaan semakin meningkat dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal
tetap dapat bertahan. Sebuah strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi, reorganisasi dan likuidasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 apa yang dimaksud dengan merjer dan akusisi?
1.1.2 Apa motif marjer dan akuisisi?
1.1.3 Apa saja jenis-jenis marjer dan akuisisi?
1.1.4 Bagaimana taktik perusahaan mempertahankan diri dari merjer dan akuisisi?
1.1.5 Bagaimana cara menaksir biaya akuisisi?
1.1.6 Apa yang dimaksud dengan restrukturisasi, reorganizers, dan likuidasi?

1|Page
1.3 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui pengertian dari merjer dan akuisisi
1.1.2 Untuk mengetahui motif dari merjer dan akuisisi
1.1.3 Untuk mengetahui jenis-jenis merjer dan akuisisi
1.1.4 Untuk mengetahui taktik perusahaan mempertahankan diri dari merjer dan akuisisi
1.1.5 Untuk mengetahui cara - cara untuk menaksir biaya akuisisi
1.1.6 Untuk mengetahui pengertian dari restrukturisasi, reorganisasi, dan likuidasi

1.1 Manfaat
Sebagai acuan penilaian kelompok maupun individu bagi dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Keuangan serta untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang
pokok bahasan Topik-Topik Khusus.

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merjer dan Akuisisi

Merger dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha.
Perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi ekstern, tetapi juga dapat dilakukan
dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada ( merger dan consolidation) atau
membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Istilah merjer sering dipergunakan untuk
menunjukkan penggabungan duaperusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu
perusahaan yang bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan nama dari peru sahaan- perusahaan yang bergabung tersebut
hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan. Akuisisi, mirip dengan merjer
kecuali perusahaan baru akan terbentuk. Pengakuisisi dan yang diakuisisi hilang dan
menjadi perusahaan baru. Perluasan dengan penggabungan dua perusahaan atau lebih bisa
juga dilakukan dalam holding company, Di mana perusahaan yang memiliki sejumlah besar
saham perusahaan lain dengan tujuan untuk dapat mengendalikan perusahaan tersebut.
Holding company disebut dengan perusahaan induk, sedangkan perusahaan lain di bawah
kendalinya disebut perusahaan anak.

2.2 Motif Merjer dan Akuisisi


Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan
lain (akuisisi)? Alasan yang sering dikemukakan adalah lebih cepat daripada harus
membangun unit usaha sendiri, meskipun alasan tersebut benar, faktor yang paling
mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Transaksi pembelian tersebut hanya akan
terjadi kalau pembelian tersebut menguntungkan kedua belah pihak. Menguntungkan
pemilik perusahaan yang dijual dan juga pemilik perusahaan yang membeli. Kondisi saling
menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi atau merjer tersebut
diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan tersebut
lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan. Synergy

3|Page
dapat berwujud operating maupun financial synergy. Operating synergy adalah synergy
yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat
menekan biaya dan atau menaikkan penghasilan. Operating synergy muncul dari
perusahaan yang melakukan ekspansi pada bisnis yang sama sehingga dapat menekan
biaya rata-rata karena biaya tetap persatuan menurun (memperoleh economies of scale)
atau melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan (related diserfication).
Financial synergy mungkin berasal dari dua sumber. Pertama, dengan mempunyai
berbagai divisi, arus kas operasi perusahaan diharapkan akan lebih stabil sehingga akan
menekan cost of debt. Kedua, apabila risiko dinilai berkurang maka mungkin perusahaan
dapat menggunakan rasio hutang yang lebih tinggi. Sejauh pembayaran bunga masih
bersifat tax deductible Penggunaan hutang yang makin banyak akan menghasilkan
penghematan pajak yang makin besar pula.
Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan sinergi kadang-
kadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan dan tidak masuk akal seperti:
diversifikasi, meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan jumlah earnings per share
(EPS).
• Diversifikasi, konsep capital asset pricing model (CAPM) diketahui bahwa
diversifikasi tidaklah menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai
perusahaan berdasarkan atas risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi (risiko sistematis).
• Meningkatkan pertumbuhan, pertumbuhan akan memperbesar perusahaan, tetapi
tanpa peningkatan efisiensi atau sinergi maka tidak ada pengaruh positif terhadap pemegang
saham.
• Tingkatkan EPS, tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang tidak
masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu memberikan nilai tambah
terhadap pemegang saham.

Alasan lainnya yang tidak nampak dari merjer dan akuisisi yaitu: salah satu
motifnya adalah keinginan manajer untuk mempertahankan sumber daya perusahaan.
Caranya adalah dengan membeli perusahaan lain yang berarti kas tidak jatuh ke tangan
pihak lain. Tentu saja merjer dan akuisisi dengan motif semacam itu bukanlah merjer yang
baik bagi pemegang saham perusahaan yang suka melakukan merjer semacam itu pada

4|Page
akhirnya menjadi target akuisisi oleh perusahaan lain. Dengan demikian merjer dan
akuisisi bisa dipandang sebagai pemecah terhadap agency problem of free cash flow di
satu sisisi Di sisi lain, agency problem of free cash flow bisa menyebabkan merjer dan
akuisisi yang tidak sehat.

2.3 Jenis-Jenis Merjer dan Akuisisi


Berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan merger dan akuisisi dapat dilakukan
dengan:
a. Horisontal yaitu penggabungan perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama.
b. Vertikal yaitu penggabungan perusahaan yang mempunyai keterkaitan antara input-
output.
c. Congeneric yaitu penggabungan perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
memproduksi produk yang sama dan tidak ada keterkaitan supplier.
d. Conglemerate yaitu pengabungan perusahaan dari industri yang berbeda.
Sedangkan Merjer dan Akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya meliputi :

a. Akusisi saham, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian besar
saham perusahaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan
dengan cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile). Friendly Merger,
terjadi bila manajemen kedua belah pihak berunding bersama, dan hasil
perundingan tersebut (menyangkut harga yang wajar, pembayaran akuisisi dll) akan
diusulkan ke pemilik perusahaan.
Hostile Takeover, terjadi bila manajemen perusahaan dari acquired
company tidak diajak berunding, tetapi perusahaan yang akan mengakuisisi
(acquiring company) langsung menawarkan ke pemegang saham acquired
company Persyaratan-persyaratan yang dinilai cukup menarik.
b. Akuisisi aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau
seluruh aset perusahaan yang saham perusahaan yang menjual diperlukan. Bentuk
ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham
minoritas menjadi target akuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham

5|Page
perusahaan yang menjual yang diperlukan. Bentuk ini akan menghindarkan
perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas.

2.4 Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri Dari Merjer dan Akuisisi


Kadang-kadang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindari dari pembelian
oleh perusahaan lain. Secara umum taktik untuk mempertahankan diri dapat diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) yaitu : sebelum penawaran dan sesudah penawaran. Sebelum penawaran, cara
terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah :
a. Mengubahnya menjadi perusahaan perseorangan. Dengan menjadi perusahaan
perseorangan, maka kendali ada pada satu tangan, keputusan yang diambil tidak
memerlukan musyawarah, dalam kaitan mempertahankan perusahaan dari
pengambilalihan oleh perusahaan lain.
b. Mempertahankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang atau kelompok orang,
misalnya 50 persen saham dipegang oleh pendirinya dan 30 persen saham dipegang oleh
karyawannya.
c. Meningkatkan skala usaha, skala usaha yang besar akan menyulitkan perusahaan lain
yang ingin membelinya karena tentu diperlukan dana yang besar.
d. Mempertahankan harga saham yang kuat, yang mencerminkan kuatnya manajemen,
prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi yang baik.
e. Persyaratan merger yang makin ketat, misalnya perusahaan menetapkan bahwa merger
hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh minimal 80% pemegang saham.
f. Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang disebut juga dengan
poison pill. Poisson pill dilakukan dengan memberikan kepada permegang saham
perusahaan yang akan dibeli untuk menjual sahamnya dengan harga yang tinggi atau
pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount yang cukup besar atau
bahkan gratis. Poison pill ini dapat melindungi perusahaan dari pengambilalihan oleh
perusahaan lain apabila dirasa harga penawarannya tidak wajar

6|Page
Jika strategi sebelum penawaran tidak berhasil melindungi perusahaan dari pembelian oleh
perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan berbagai cara
untuk menggagalkan pertemuan tersebut.
1) Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran
tidak wajar, perusahaan dapat meminta untuk dilakukan harga penawaran lebih baik.
2) Menjual sebagaian perusahaan kepada pihak ketiga atau menciPT.akan hutang yang
semakin besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.
3) Pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak akankehilangan
pekerjaanatau pemberíankompensasiyang sangat besar apabila terjadi penggabungan
perusahaan. Cara ini disebut Golden Parachut, dimana manajer tidak khawatir akan
kehilangan pekerjaan, kalaupun pembelian jadi dilakukan, manajer akan melakukan
negosiasi untuk menentukan harga yang wajar atau lebih mementingkan kepentingan
pemegang saham.

2.5 Menaksir Biaya Akuisisi


Asumsi dasar menganalisis biaya akuisisi adalah bahwa pasar modal adalah efisien dengan
demikian harga yang tercantum di bursa adalah harga yang wajar.
Contoh:
PT. WISTA memiliki 10 juta lembar saham dengan harga Rp. 8.000,- per lembar di beli
oleh PT. RIAN dengan harga Rp. 9.000 per lembar. PT. RIAN memiliki 50 juta lembar
saham dengan harga perlembar sebesar Rp. 12.000,-. Diharapkan dengan akuisisi tersebut PT.
RIAN akan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 1.000 juta pada tahun depan dan
penghematan tersebut diharapkan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya. Apabila
tingkat keuntungan yang layak adalah 17%, berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi
tersebut?
Jawab:
Biaya Akuisisi = 10 juta (Rp. 9.000- Rp. 8.000)

= Rp. 10 Milyar

Manfaat Akuisisi = 1.000 juta/(0.17-0.10)

7|Page
= Rp. 14,3 Milyar

Manfaat Akuisisi bisa dihitung dengan formula:

PVAS – (PVA + PVS)

Dimana:
PVR : Nilai Equity Perusahaan A = Rp. 600 Milyar
PVW : Nilai Equity Perusahaan S = Rp 80 Milyar
PVWR : Nilai Gabungan Equity PT.S setelah mendapatkan synergy
(600M + 80M + 14,3M) = Rp 694,3M

Dengan demikian manfaat akuisisi adalah sama dengan:

PVAS – (PVA + PVS)

Rp. 694,3M – (Rp. 600M + Rp. 80M)

RP. `14,30 Milyar

Manfaat bersih (NPV) = Rp. 14,3M – Rp. 10M

= Rp. 4,30 Milyar

Apabila dilakukan akuisisi dengan cara pertukaran saham, maka manfaat bersih dan
kerugian bersih dari peristiwa akuisisi tersebut akan ikut dinikmati dan ditanggung oleh
bekas pemegang saham acquired company. Dengan demikian, kalua peristiwa akuisisi
memberikan manfaat bersih, maka biaya yang ditanggung oleh ecquiring company akan
lebih besar apabila dibandingkan dengan akuisisi secara tunai. Sebaliknya yang terjadi
kalua akuisisi tersebut memberikan kerugian bagi acquiring company.

2.6 Pengertian Restrukturisasi, Reorganisasi, dan Likuidasi


2.6.1 Restrukturisasi

Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, baik dalam


membesarkan ataupun memperkecil . Restrukturisasi yang semakin mengecil

8|Page
merupakan kegiatan perusahaan untuk merampingkan usahanya sebagai akibat dari
unit kegiatan tersebut tidak ekonomis lagi atau karena kesulitan keuangan yang
dialami perusahaan. Bila diartikan dalam restrukturisasi untuk memperbesar, maka
restrukturisasi perusahaan merger akuisisi juga merupakan upaya untuk melakukan
restrukturisasi. Perusahaan bisa berkembang menjadi korporasi (corporation),
yaitu perusahaan yang mempunyai banyak unit kegiatan. Unit-unit kegiatan
tersebut adalah suatu divisi yang relatif independen. Adapun jenis-jenis
restrukturisasi yaitu :
a. Sell Off
Sell off adalah restrukturisasi yang dilakukan dengan menjual unit- unit
kegiatan. Umumnya sell off ini dilakukan apabila unit-unit kegiatan tersebut
dianggap tidak ekonomis lagi sehingga menjadi beban perusahaan, maka
perusahaan dapat menjual unit kegiatan tersebut secara tunai atau dengan
pertukaran saham.
b. Spin Off
Spin off adalah restrukturisasi yang dilakukan dengan cara pemisahan unit-
unit kegiatan tersebut dari kegiatan perusahaan. Spin off dilakukan apabila
unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan dan berdiri sendiri
menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah
tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil
keputusan. Alasan perusahaan melalukan spin off agar unit kegiatan yang
dilakukan memiliki manajemen tersendiri, sehingga dapat mengambil
keputusan yang lebih cepat, lebih efisien, dan bertanggungjawab.
c. Going Private
Going private ini berarti perusahaan menarik diri untuk tidak lagi
terdaftar di pasar modal, hal ini bisa dilakukan dengan membeli saham-
saham yang sudah di publish. Alasan perusahaan melakukan going private
adalah karena perusahaan menganggap bahwa go public diniliai membebani
perusahaan, seperti misalnya biaya listing yang terlalu besar, adanya aturan
bagi perusahaan harus melaporkan laporan keuangannya per triwulan, tidak

9|Page
adanya kebebasan bagi manajemen menggunakan laba yang diperoleh
karena Badan Pengawas Pasar Modal mengingatkan membayar dividen
sesuai dengan janji perspektus.
d. Leverage Buy Out
Leverage but out berarti perusahaan menarik diri dari pasar modal yang
dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga. Hal ini berarti bahwa
saham-saham tersebut dibeli dengan sumber dana pinjaman yang dijamin
dengan aktiva dan arus kas perusahaan.
2.6.2 Reorganisasi
Reorganisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan perusahaan agar
kinerjanya tidak semakin menurun karena suatu hal. Reorganisasi dalam aspek
finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya. Alasan
perusahaan melalukan reorganisasi finansial adalah apabila prospek perusahaan
dinilai masih baik sehingga dapat tertolong. Beberapa perusahaan melakukan
reorganisasi dengan mengadakan restrukturisasi utang perusahaan. Proses ini dapat
dilakukan dengan mengadakan extention (menunda jatuh tempo utang perusahaan),
atau composition (mengurangi jumlah klaim atau tingkat bunga yang seharusnya
diterima oleh kreditur). Dalam melakukan reorganisasi finansial, ada beberapa
langkah yang perlu ditempuh yaitu :
1) Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian yang sering digunakan dan cukup sederhana adalah menghitung
nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalitasnya. Misalkan kurator atau
pihak penilai memperkirakan perusahaan setelah direorganisasi mampu
menghasilkan pendapatan bersiy pertahunnya sebesar Rp10 Milyar. Tingkat
kapitalisasi untuk perusahaan yang serupa adalah 20%. Nilai perusahaan
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai perusahaan = Rp10 Milyar / 0,2 = Rp50 Milyar

10 | P a g e
2) Menentukan Struktur Modal yang Baru.
Struktur modal yang baru bertujuan untuk mengurangi beban tetap (bunga)
agar perusahaan dapat beroperasi dengan lebih fleksibel. Reorganisasi
finansial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu membuat perusahaan
menjadi lebih ramping secara operasional. Adapun cara melakukan
reorganisasi dan konsolidasi yaitu :
• Melakukan penghematan biaya
• Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan
• Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabungkan
• Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan
• Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang, dan menjaga likuiditas

2.6.3 Likuidasi
Pengertian menurut para ahli, likuidasi adalah proses akhir saat persekutuan
tidak lagi melakukan bisnis. Likuidasi ditempuh bila kreditur berpendapat bahwa
prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau
merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan.
Dalam keadaan seperti ini, para kreditur lebih menyukai untuk meminta perusahaan
di-likuidir. Dalam hal ini mereka sepakat untuk menunda tagihan mereka, baik atas
bunga maupun pokok pinjaman. Cara ini hanya akan ditempuh jika para kreditur
berpendapat bahwa perusahaan memang masih akan mampu memenuhi kewajiban
finansial di masa yang akan datang. Bila perusahaan dinilai tidak punya prospek
lagi, para kreditur juga bersedia menempuh cara composition dalam penyelesaian
kewajiban finansial perusahaan. Contoh likuidasi perusahaan cara composition:
Cara composition berarti bahwa setiap tagihan sebesar Rp 100 hanya akan dilunasi
sebesar kurang dari Rp 100, misalnya Rp 75. Cara ini dipilih para kreditur bila
proses likuidasi diperkirakan akan memakan waktu yang lama dan biaya yang
sangat besar. Dalam keadaan seperti itu, penyelesaian dengan cara composition
dinilai lebih menguntungkan.

11 | P a g e
Proses likuidasi dapat dilakukan secara formal ataupun tidak formal.
1) Proses likuidasi tidak formal dilakukan perusahaan dengan
mempertimbangkan:

• biaya lebih murah,

• aktivitas lebih sederhana,

• kreditor mendapatkan uangnya lebih banyak dan lebih cepat.

2) Proses likuidasi formal, proses ini melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan.
Melalui pihak ketiga, pihak-pihak yang terlibat dalam kebangkrutan bisa
memperoleh perlindungan secara adil selama proses perbaikan tersebut. Tujuan
pokok dari likuidasi formal adalah likuidasi aset yang teratur dan adil kepada
pihak-pihak yang terlibat. Keuntungan jika menggunakan jalur likuidasi formal
adalah peraturan perundang-undangan akan menetapkan peraturan yang
mencegah terjadinya masalah seperti : kecenderungan salah satu pihak untuk
membangkrutkan perusahaan dan meminta pelunasan secara sepihak.

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Merger dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha.
Perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi ekstern, tetapi juga dapat dilakukan
dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada ( merger dan consolidation) atau
membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Synerzy berarti bahwa nilai gabungan dari
kedua perusahaan tersebut Jebih besar dari penjumlahan masing- masing nilai perusahaan
yang digabungkan.
Bedasarkan atas cara perluasan yang dilakukan merger dan akuisisi dapat dilakukan dengan
horizontal, vertikal, congeneric, dan conglomerate, Sedangkan Merjer dan Akuisisi berdasarkan
jenis penggabungannya bisa meliputi : akusisi saham saham, terjadi bila perusahaan yang
mengakuisisi membeli sebagian besar saham perusahaan yang menjadi target akuisisi.
Akuisisi saham dapat dilakukan dengan cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile)
dan akuisisi aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau seluruh
aset perusahaan yang mernijadi target akuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham
perusahaan yang menjual diperlukan.
Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, baik dalam membesarkan
atau memperkecil. Reorganisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan perusahaan agar
kinerjanya tidak semakin menurun karena suatu hal. Likuidasi adalah proses akhir saat
persekutuan tidak lagi melakukan bisnis. Likuidasi ditempuh bila kreditur berpendapat bahwa
prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan.

3.2 Saran
Hendaknya dalam pembuatan makalah ini, mampu menjadi referensi lain dalam
pengetahuan hingga pembuatan tulisan yang berkaitan dengan materi Topik-Topik
Khusus dalam Mata Kuliah Manajemen Keuangan. Dalam hal ini, pembaca diharapkan
mampu memahami dan menganalisis pengertian dan truktur dari manajemen persediaan
secara keseluruhan.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Wiagustini, Ni Luh Putu, 2014, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Udayana Press, Denpasar

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai