Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai “Merger dan Akuisisi.” Untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2.2 Sinergi
Sinergi (synergy) berarti bergabung atau bekerja sama akan menciptakan nilai lebih
daripada pemisahan. Dua organisasi yang bekerja bersama menghasilkan nilai lebih signifikan
daripada gabungan nilai masing-masing. Katakanlah, nilai setiap perusahaan adalah 2, maka
sinergi mereka dapat menciptakan nilai lebih dari 4.
a. Jenis sinergi
Igor Ansoff (1993) menyatakan bahwa ada empat jenis sinergi yang seringkali
mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi, yaitu:
1. Sinergi Pemasaran:
Sinergi ini dapat tercipta melalui kerjasama antara distribusi, wiraniaga, dan atau gudang
penyimpanan. Misalnya, sebuah lini produk yang lengkap dari produk-produk yang terkait satu
sama lain dapat menciptakan sinergi yang meningkatkan produktivitas wiraniaga. Sinergi
melalui program promosi bersama dapat melipatgandakan keuntungan dengan biaya yang
relatif lebih kecil.
2. Sinergi Operasional:
Sinergi ini dapat diperoleh melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas bersama atau melalui
pembelian kebutuhan operasional bersama dalam jumlah besar. Dalam hal ini berarti ada
pembagian biaya overhead bersama .
3. Sinergi Investasi:
Sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan fasilitas produksi dalam pabrik secara
bersama, pembelian persediaan bahan baku secara bersama, penggunaan peralatan dan mesin-
mesin pengolah secara bersama, dan sebagainya.
4. Sinergi Manajemen
Manajemen yang berkompeten merupakan sesuatu yang langka, sehingga penambahan unit
bisnis baru atau produk baru dapat mempertinggi keseluruhan kinerja. Sebagai contoh, pada
saat sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lainnya, pihak perusahaan pengakuisisi
mengetahui benar SDM yang akan menduduki posisi kunci, rasio untuk menguji kinerja.
Istilah sinergi lazim dalam konteks merger dan akuisisi (M&A). Merger atau akuisisi
menawarkan nilai yang lebih besar dari sinergi dua perusahaan. Itulah sebabnya, seringkali,
dalam akuisisi, pihak pengakuisisi bersedia membayar premi di atas nilai wajar perusahaan
target.
Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, sinergi juga dapat terjadi pada tingkat individu
atau divisi. Perusahaan dapat menciptakan sinergi dengan menggabungkan produk atau pasar.
Misalnya, produsen pasta gigi menawarkan produk sikat gigi untuk mendapatkan nilai yang
lebih tinggi.
Kerjasama antara pengembang dengan pemasar dalam mengembangkan web adalah
contoh lain. Pemasar mengembangkan pesan yang komunikatif dan menarik, sementara
pengembang menerjemahkannya ke dalam program. Akibatnya, mereka tidak hanya membuat
konten kreatif tetapi juga komunikatif. Itu membuat semakin banyak pengunjung web.
b. Mengapa itu penting?
Sinergi adalah dasar dari merger, akuisisi, atau aliansi strategis. Tindakan strategis
semacam itu menciptakan ruang lingkup ekonomi dengan mengeksploitasi sumber daya dan
kemampuan masing-masing pihak.
Ambil contoh merger antara produsen mobil dan distributor mobil. Pembuat mobil
memiliki keunggulan dalam mengembangkan produk-produk inovatif. Sementara itu,
distributor memiliki jaringan yang luas dan efektif. Semoga kombinasi keduanya menciptakan
posisi yang kuat di pasar dan menghasilkan laba yang lebih tinggi.
Tapi, memang, mereka tidak selalu berhasil. Beberapa kolaborasi merger gagal karena
perbedaan budaya perusahaan. Itu menimbulkan banyak konflik internal. Kegagalan juga
disebabkan oleh perbedaan strategis, di mana masing-masing pihak mengejar kepentingannya
sendiri.
c. Apa manfaat sinergi?
Sinergi sering melibatkan dua entitas atau bagian dengan sumber daya atau kemampuan
yang saling melengkapi. Ini kemudian membawa manfaat timbal balik, terutama ketika kerja
sama atau kegiatan mendukung tujuan yang sama.
Secara umum, sinergi menciptakan nilai tambah dan memungkinkan pengembalian yang
lebih tinggi dari:
• Penghematan biaya. Misalnya, produsen dapat mengurangi biaya membangun jaringan
distribusi dengan mengakuisisi distributor.
• Peluang pertumbuhan. Perusahaan-perusahaan internasional sering berkolaborasi
dengan perusahaan lokal untuk meraih peluang pertumbuhan. Mereka kemudian
membentuk usaha patungan.
• Posisi pasar yang lebih kuat. Perusahaan mengakuisisi perusahaan yang memproduksi
produk pelengkap. Akuisisi ini memungkinkannya untuk memperluas penawaran
produknya. Akibatnya, itu bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada yang
bisa mereka lakukan secara mandiri.
• Meningkatkan posisi tawar. Merger menghasilkan ukuran bisnis yang lebih signifikan.
Itu meningkatkan posisi tawar, tidak hanya untuk pemasok tetapi juga untuk pelanggan.
• Kompetensi yang diperkuat. Ambil, misalnya, pembentukan tim dari divisi pemasaran,
produksi, dan penelitian dan pengembangan. Pembentukan tim meningkatkan
efektivitas dengan berbagi persepsi dan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan.
• Pengambilan keputusan yang lebih baik. Membentuk tim dengan beragam pengetahuan
akan menghasilkan lebih banyak ide, solusi lebih kreatif, peningkatan penerimaan
keputusan oleh anggota kelompok
• Manfaat finansial. Menjadi lebih besar mengurangi biaya modal karena, ketika
meminjam uang, perusahaan membayar premi yang lebih kecil daripada perusahaan
kecil.
d. Mengapa sinergi gagal?
Meskipun sinergi itu ideal, namun dalam praktiknya sulit. Perampingan bisnis dan
divestasi sebagian merupakan hasil kegagalannya.
Beberapa alasan kegagalan tersebut adalah:
▪ Bertahan untuk tidak berubah. Merger, misalnya, meningkatkan ketidakpastian tentang
masa depan karyawan inti. Mereka tidak yakin apakah, setelah merger, masih dalam
posisi yang sama atau tidak. Jika merger menempatkan posisinya dalam risiko, mereka
akan cenderung menolak.
▪ Konflik budaya perusahaan. Ini adalah masalah klasik dalam merger dan akuisisi.
Konflik budaya menimbulkan ketidakharmonisan dan mengurangi produktivitas.
▪ Keputusan lebih lambat. Pengambilan keputusan perlu memperhatikan kepentingan
masing-masing kelompok atau entitas. Prosesnya biasanya lebih memakan waktu dan
lebih mahal daripada pengambilan keputusan individu.
2.3 Bentuk-bentuk Kerjasama Kreatif dan Inovatif
a. Merger
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) menggunakan
istilah “Penggabungan” sebagai pengganti terminologi “Merger”. UUPT memberikan
pengertian penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih Karena hukum
kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum
Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Menurut Rr. Dijan Widijowati, merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan
selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Merger memiliki tujuan yaitu:
• Memperbesar modal
• Menyelamatkan kelangsungan produksi
• Mengembangkan jalur produksi
• Menciptakan system pasar monopolisitik.
Merger memiliki manfaat yang besar, baik terhadap perusahaan-perusahaan yang
melakukan merger maupun terhadap konsumen, diantaranya:
➢ Memberikan efisiensi dan peningkatan produktifitas bagi perusahaan yang Melakukan
merger;
➢ Memberikan penyelesaian dalam beragam masalah, seperti masalah kesulitan
keuangan atau masalah ancaman bangkrut (failing firm reasoning);
➢ Dapat meningkatkan utilisasi kapasitas berlebih (idle capacity), menekan biaya
transportasi, dan mengganti manajer berkinerja buruk yang tidak tesedia secara internal;
➢ Dapat memberikan akses modal dalam internal perusahaan;
➢ Dapat memberikan manfaat dalam riset dan pengembangan (research &
development);
➢ Dapat menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, penurunan harga, dan
peningkatan kualitas barang yang menguntungkan konsumen.
b. Konsolidasi
Konsolidasi yang berasal dari kata “consolidation” , yang berarti “melebur”, adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) perseroan atau lebih untuk meleburkan diri
dengan cara mendirikan satu perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva
dari perseroan yang meleburkan diri, selain status badan hukum perseroan yang meleburkan
diri berakhir karena hukum.
Sebagaimana halnya dengan penggabungan, maka peleburan juga bertujuan untuk mencapai
hal-hal berikut:
• Memperbesar jumlah modal;
• Memperbesar sinergi perseroan;
• Menyelamatkan kelangsungan produksi;
• Mengamankan jalur distribusi; dan
• Mengurangi pesaing dan mampu bersaing secara monopolistic.
c. Join Venture
Menurut Engga Prayogi, Joint Venture adalah suatu persetujuan diantara dua pihak atau
lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan yang dimaksud adalah
kesepakatan atas suatu perjanjian yang berpegangan pada prinsip-prinsip KUH Perdata.
Pesetujuan harus memenuhi syarat dan sah menurut KUH Perdata seperti yang tertuang dalam
Pasal 1320.
Subjek dari joint venture dapat di bagi menjadi dua jenis kerjasama yaitu :
• Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum RI.
• Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum asing/lembaga
internasional.
Keuntungan dari kerjasama Joint Venture adalah:
✓ badan usaha Indonesia akan mendapat bantuan pendanaan dengan memanfaatkan
modal asing;
✓ badan usaha Indonesia dapat memanfaatkan kemampuan manajemen asing yang sudah
berpengalaman;
✓ badan usaha Indonesia dapat memanfaatkan dan menembus pasar di luar negeri;
✓ bagi pihak asing mempermudah akses ke sumber-sumber local;
✓ pihak asing mempunyai akses untuk masuk ke pasar domestik yang mungkin dimiliki
mitra lokal.
c. Waralaba
Waralaba (Inggris: Franchising; Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan
adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut
versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
• Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek
sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
• Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang
yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti
awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Kriteria tertentu yang dimaksudkan adalah syarat mutlak untuk adanya waralaba, kriteria
tersebut adalah :
✓ Memiliki ciri khas usaha, artinya suatu usaha yang memiliki keunggulan atau
perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain yang sejenis dan
membuat konsumen selalu mencari ciri khas di maksud. Misalnya sistem manajemen,
cara penjualan dan pelayanan dan sebagainya.
✓ Terbukti sudah memberikan keuntungan, maksudnya bahwa usaha tersebut
berdasarkan pengalaman pemberi waralaba yang telah dimiliki kurang lebih 5 ( lima )
tahun dan telah mempunyai kiat – kiat bisnis untuk mengatasi masalah – masalah dalam
perjalanan usahanya, terbukti masih bertahan dan berkembangnya usaha tersebut
dengan menguntungkan.
✓ Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat
secara tertulis, dimaksud dengan standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang
ditawarkan yang dibuat secara tertulis adalah supaya penerima waralaba dapat
melaksanakan usaha dalam kerangka kerja yang jelas dan sama ( standard operational
procedure ).
✓ Mudah diajarkan dan di aplikasikan, maksudnya usaha tersebut mudah dilaksanakan
sehingga penerima waralaba yang belum memiliki pengalaman atau pengetahuan
mengenai usaha sejenis dapat melaksanakannya dengan baik sesuai dengan bimbingan
operasional dan manajeman yang berkesinambungan yang diberikan oleh pemberi
waralaba.
✓ Adanya dukungan yang berkesinambungan, yaitu dukungan dari pemberi waralaba
kepada penerima waralaba secara terus – menerus seperti bimbingan operasional,
pelatihan, dan promosi.
✓ Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar, adalah HKI yang terkait dengan usaha
seperti merek, hak cipta, paten, dan rahasia dagang, sudah di daftarkan dan mempunyai
sertifikat atau sedang dalam proses pendaftaran di instansi yang berwenang.
2.11 Divestasi
Divestasi merupakan aktivitas mengurangi beberapa jumlah aset dalam rangka
memperoleh keuntungan lebih besar di masa mendatang.
Dalam hal ini, bukan berarti divestasi merupakan hal yang merugikan. Sebab tujuan dari
divestasi yaitu mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari sebelumnya.
Secara sederhana, contoh divestasi adalah menjumlah sejumlah lot saham ketika harga di
pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar investor mendapatkan profit lebih besar. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi divestasi adalah beberapa langkah-langkah
strategis yang dilakukan untuk mengurangi aset agar memperoleh laba semakin besar.
Tujuan divestasi dilakukan, Sudah dibahas sebelumnya, utamanya tujuan strategi divestasi
adalah meraih keuntungan sebesar-besarnya. Namun, tidak hanya itu saja. Terdapat tujuan lain
dari aktivitas divestasi.
Adapun tujuan divestasi adalah berikut ini :
1. Normalisasi Aset
Pertama, tujuan divestasi adalah normalisasi aset. Biasanya suatu aset memiliki beban
biaya tambahan seperti biaya pajak, biaya perawatan, dan sejenisnya. Agar
pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu besar, maka perusahaan perlu
melakukan tindakan pengurangan aset atau disebut divestasi.
2. Mengurangi Beban Kerugian
Tujuan divestasi berikutnya adalah mengurangi beban kerugian. Tidak semua investasi
menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Daripada harus menanggung kerugian,
biasanya investor akan melakukan divestasi.
3. Efisiensi Profit Jangka Panjang
Tujuan divestasi terakhir adalah efisiensi profit untuk jangka panjang. Setiap investor
menginginkan profit maksimal, sehingga terkadang perlu melakukan pengorbanan.
Divestasi adalah salah satu pengorbanan paling umum dilakukan.Akan tetapi, biasanya
sebelum melakukan divestasi, investor akan melakukan perhitungan agar tahu sebesar
apa risiko divestasi yang dihadapinya.
a. Dampak Divestasi Bagi Investor
Strategi divestasi adalah strategi yang dapat memunculkan dampak langsung dan tidak
langsung bagi investor. Ada yang berdampak positif, namun ada pula yang berdampak negatif.
Selengkapnya tentang dampak divestasi adalah sebagai berikut.
1. Pengembalian Dana Investasi
Pertama, dampak divestasi adalah modal investasi milik investor dapat kembali dalam
jangka waktu pendek. Sebab begitu investor memutuskan melepas aset, ia pun akan
menerima uang yang diinvestasikan di awal. Akan tetapi, hal ini tidak selamanya baik,
karena jika ingin uang tersebut berputar menjadi profit, investor harus mencari
instrumen investasi lainnya.
2. Pengurangan Pendapatan
Dampak selanjutnya divestasi adalah pendapatan rutin menjadi berkurang. Investor
biasanya akan memperoleh pendapatan rutin berupa dividen atau return tiap periode
tertentu. Akan tetapi, saat divestasi, investor akan kehilangan salah satu sumber passive
income.
Meski demikian, divestasi mungkin malah akan menambah pendapatan jika
instrumen investasi selama ini hanya mengalami kerugian.
3. Hilangnya Hak Atas Sebuah Perusahaan
Dampak divestasi berikutnya adalah hilangnya hak atas sebuah perusahaan. Saat
melakukan penanaman modal, seorang investor akan mendapat sekian persentase
kepemilikan perusahaan. Akan tetapi, saat modal tersebut dicabut, otomatis investor
juga akan kehilangan kepemilikannya.
4. Potensi Redistribusi Kekayaan
Terakhir, dampak divestasi adalah berpotensi redistribusi kekayaan. Maksudnya ialah
hasil keuntungan dari aset yang dikurangi atau terjual, dapat dimanfaatkan untuk
aktivitas produktif lainnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan kembali. Akan
tetapi, Anda perlu memastikan analisa divestasi Anda akurat sehingga benar-benar
menghasilkan profit.
b. Macam-Macam Metode Divestasi
Kegiatan divestasi dapat dilakukan dengan beragam metode, antara lain:
1. Metode Direct Selling
Pertama, metode divestasi adalah direct selling. Metode ini merupakan cara divestasi
yang banyak diterapkan oleh banyak kalangan. Sebab cara ini terbilang mudah dan
potensi profit terlihat menjanjikan. Aktivitas direct selling dapat dijumpai pada
kegiatan penjualan saham, unit bisnis, beberapa aset perusahaan dan sejenisnya.
2. Metode Spin-Off
Metode spin-off adalah metode divestasi yang meleburkan suatu divisi menjadi entitas
lain secara terpisah. Maksud dari entitas adalah jenis perusahaan yang masih satu
bagian dengan perusahaan induk. Cara ini akan berpengaruh pada pembagian
pemegang saham entitas, meskipun pemegang saham akan tetap sama dengan
sebelumnya. Selain itu, profit yang didapatkan dari metode spin-off bukan berupa uang
tunai, melainkan efisiensi biaya.
3. Metode Carve-Out
Metode carve-out adalah metode divestasi dimana sebuah cabang dari perusahaan
induk melepaskan diri menjadi sebuah entitas yang terpisah. Sehingga entitas baru tak
ada kaitannya dengan perusahaan sebelumnya. Setelah itu, cabang perusahaan tersebut
akan ditawarkan sahamnya ke masyarakat. Meski demikian, tidak semua cabang
perusahaan dapat di-divestasi menggunakan metode ini. Anda wajib memastikan dulu
cabang perusahaan tersebut punya kemampuan berdiri sendiri dari segi branding di
masyarakat.
4. Metode Tracking Stock
Metode tracking stock adalah strategi divestasi dengan memilih satu unit bisnis paling
menghasilkan keuntungan dan menjual sahamnya ke masyarakat. Sekilas, metode ini
mirip dengan metode carve-out. Akan tetapi, dalam metode tracking stock, perusahaan
induk tidak melepas 100% saham unit bisnis. Kepemilikan terbesar unit bisnis tersebut
tetap ada dalam kuasa perusahaan induk.
c. Contoh Divestasi di Indonesia
Di Indonesia, kegiatan divestasi dapat dijumpai pada perusahaan-perusahaan berskala
besar, dengan berbagai tujuan melatarbelakanginya. Adapun di Indonesia, beberapa contoh
divestasi adalah sebagai berikut :
1. Divestasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)
Pertama, contoh divestasi adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang
bergerak di bidang tambang tanah air melakukan penjualan 20% saham kepemilikannya
kepada PT Dairi Prima Mineral di tahun 2018. Langkah ini diambil agar keuangan
perusahaan semakin kuat dan bisa berfokus pada bisnis inti perusahaan.
2. Divestasi Standard Chartered Bank (StanChart)
Selanjutnya, contoh divestasi adalah perusahaan Standard Chartered Bank (StanChart)
menjual saham kepemilikan senilai 45% kepada Bank Permata di tahun 2019. Hal ini
dilakukan sebagai tujuan perusahaan untuk memperoleh modal lebih besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Merger dan akuisisi merupakan strategi penggabungan usaha yang biasa dilakukan oleh
perusahaan sejak lama. Pada dasarnya pengertian antara merger dan akuisisi berbeda satu sama
lainnya. Merger merupakan suatu penggabungan usaha yang dilakukan dengan cara
menggabungkan diri dengan perusahaan lain, sedangkan akuisisi adalah suatu bentuk
penggabungan usaha yang dilakukan dengan cara mengambil alih perusahaan lain.
.Merger dan akuisisi adalah strategi penggabungan usaha yang populer dan penting.Namun
demikian baik bagi perusahaan besar maupun perusahaan kecil, banyak merger dan akuisisi
yang tidak menghasilkan keuntungan financial seperti yang diharapkan oleh perusahaan
pengakuisisi.
3.2 Saran
Saran dari penulis antara lain :
1. Bagi perusahaan :
a. Bagi perusahaan yang belum berpengalaman dalam melakukan merger dan
akuisisi,sebaiknya perusahaan lebih mempertimbangkan secara matang dalam mengambil
keputusan merger dan akuisisi dengan mempelajari dan meneliti terlebih dahulu kasus-kasus
merger dan akuisisi sebelumnya.
b. Apabila tindakan merger dan akuisisi dilakukan, sebaiknya manajemen lebih fokusterhadap
proses perencanaan, mengingat biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda-beda antara
fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan keputusan merger dan akuisisi.
c. Sebaiknya manajemen merencanakan strategi yang kuat dalam menjalankan tindakan merger
dan akuisisi.
d. Lebih selektif dalam pemilihan perusahaan target.
e. Bagi perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi untuk tujuan jangkan panjang,agar
tetap fokus pada tujuan jangka pendeknya.
2. Bagi investor agar lebih berhati-hati dalam menyikapi merger dan akuisisi yang dilakukan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
➢ https://www.e-akuntansi.com/efek-samping-keuangan-dari-
akuisisi/#:~:text=Pertumbuhan%20keuntungan%20dari%20perusahaan%20yang,d
engan%20pertumbuhan%20keuntungan%20yang%20rendah
➢ https://blog.skillacademy.com/merger-
adalah#:~:text=Salah%20satu%20kemungkinan%20buruk%20yang,hal%20ini%2
0tentunya%20membutuhkan%20waktu
➢ http://eprints.undip.ac.id/29463/1/Skripsi005.pdf
➢ https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-indonesia/accounting-
information-system/mkl-prsentasi-manajemen-keuangan/10167535
➢ https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/download/10494/7556/
➢ https://www.e-akuntansi.com/taktik-defensif/
➢ https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/09/divestasi-adalah
➢ http://repository.maranatha.edu/14183/7/0752347_Conclusion.pdf
➢ https://www.academia.edu/18371353/BAB_I_dan_BAB_II_AKUISISI_GOING_
PRIVAT_DAN_DIVESTASI
➢ https://eprints.uny.ac.id/8555/3/BAB%202%20-%2008408144002.pdf
➢ https://cerdasco.com/sinergi/
➢ https://www.coursehero.com/file/p3qinca/Tiga-bentuk-dasar-akuisisi-Ada-tiga-
prosedur-dasar-yang-dapat-dilakukan/
➢ https://repository.unikom.ac.id/64073/1/BENTUK-
BENTUK%20KERJASAMA%20DALAM%20BISNIS.pptx
➢ http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma5309/proses2b.htm