Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Akuisisi Antar Perusahaan dan Investasi pada Entitas Lain dalam
Akuntansi Keuangan Lanjutan." Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
memahami konsep-konsep penting dalam akuntansi keuangan lanjutan yang berkaitan
dengan transaksi akuisisi dan investasi pada entitas lain.
Kami menyadari bahwa pembahasan materi ini tidaklah mudah, namun kami
berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan berguna
bagi pembaca dalam menghadapi tantangan dalam mencatat dan melaporkan transaksi
semacam itu.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen kami yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga
selama penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami akuntansi keuangan lanjutan dalam konteks akuisisi antar perusahaan dan
investasi pada entitas lain. Kami juga menyadari bahwa dunia akuntansi terus
berkembang, dan kami mengharapkan bahwa makalah ini dapat menjadi landasan
untuk penelitian dan studi lebih lanjut di bidang ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada beberapa tahun terakhir, dunia usaha menjadi saksi atas berbagai
peristiwa akuisisi antar perusahaan dan kombinasi bisnis yang sering kali melibatkan
perusahaan-perusahaan besar ternama tingkat nasional. Beberapa dari kombinasi
bisnis tersebut telah menarik perhatian public karena tokoh-tokoh yang terlibat di
dalamnya, strategi inovatif yang dijalankan, dan besarnya uang yang dipertaruhkan.
Praktik usaha belakangan ini juga telah banyak menimbulkan jenis struktur
perusahaan yang tidak lagi tradisional dan bahkan entitas baru, sering kali betul-betul
merupakan bentuk baru, untuk menjalankan aktivitas operasi dan keuangan entitas
tersebut. Terciptanya struktur entitas baru dan entitas khusus merupakan respons atas
lingkungan operasi usaha saat ini yang dilingkupi oleh kebanyakan risiko usaha, isu
globalisasi, dan aturan perpajakan yang kompleks.
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan
semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan atau dapat
lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang
tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki
kinerjanya. Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai
kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau pengkerutan.dalam rangka
tumbuh dan berkembang dari perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan
memilih salah satu diantara dua jalur alternative yaitu pertumbuhan dari dalam
perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.
Kombinasi bisnis pada umumnya terjadi dengan kepemilikan hak suara yang
memberikan hak pengendalian. Kepemilikan hak suara biasanya direalisasi dengan
perolehan ekuitas entitas lain, sebagai contoh, hak suara dalam entitas yang berbentuk
perseroan terbatas dinyatakan dalam kepemilikan saham biasa PSAK 22 revisi tahun
2010 mensyaratkan penerapan metode pembelian (purchase) atau metode akuisisi
untuk perolehan ekuitasentitas yang dimaksud.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan struktur usaha kompleks?
2. Bagaimana perluasan usaha dan bentuk struktur organisasi?
3. Bagaimana penciptaan entitas usaha?
4. Bagaimana akuntansi untuk kombinasi bisnis?
5. Bagaimana pertimbangan tambahan dalam akuntansi kombinasi bisnis?
C. Tujuan
1. Untuk memahami perkembangan struktur usaha kompleks
2. Untuk memahami perluasan usaha dan bentuk struktur organisasi
3. Untuk memahami penciptaan entitas usaha
4. Untuk memahami akuntansi untuk kombinasi bisnis
5. Untuk memahami pertimbangan tambahan dalam akuntansi kombinasi
bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh:
Allen Company membentuk anak perusahaan, Blaine Company dan mentransfer
aktiva berikut pada Blaine utk memperoleh 100.000 lembar saham Blaine dengan
nilai nominal Rp.2.000
Kas Rp 70.000.000
Total Rp435.000.000
Rp.435.000.000
Kas Rp 70.000.000
Persediaan 50.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 100.000.000
Peralatan 250.000.000
Akumulasi
penyusutan 110.000.000
Saham biasa nilai per
Rp.2.000 200.000.000
Tambahan modal
dasar 235.000.000
a. Kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis merupakan transaksi di mana pihak pengakuisisi memperoleh
pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Kombinasi bisnis diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Menurut PSAK 22, Kombinasi bisnis adalah suatu
transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian
atas satu atau lebih suatu bisnis. Akuisisi merupakan penggabungan dua perusahaan
atau lebih menjadi satu dengan cara menyatukan saham aset maupun non aset.
Kombinasi bisnis memiliki tujuan agar perusahaan semakin besar dan berkembang.
Apabila sebuah perusahaan dipandang besar dan berkembang, para investor akan
datang dengan sendirinya menawarkan investasi. Dalam buku Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1 (2016) oleh Martani, kombinasi bisnis merupakan salah satu cara dalam
melakukan pengembangan usaha sehingga menjadi lebih besar. Tujuan lain dari
adanya kombinasi bisnis ini adalah memperluas pasar dan jaringan. Contoh kombinasi
bisnis, entitas melakukan ekspansi usaha ke Singapore.
b. Keuntungan kombinasi bisnis
Dalam sebuah bisnis, keuntungan yang dimaksud sudah pasti yaitu imbal hasil
berupa uang yang lebih besar. Keuntungan kombinasi bisnis dalam akuntansi
keuangan lanjutan tercipta karena mampu menghasilkan sinergi dalam kombinasi
bisnisnya. Perlu diketahui pula, kombinasi bisnis bersifat kompleks. Sebab,
bertambahnya entitas akan membuat menjadi lebih birokratis dan kompleks.
c. Jenis Kombinasi Bisnis
Suatu perusahaan melakukan kombinasi bisnis tentunya untuk
mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu perlu adanya strategi bisnis yang
dilakukan untuk pengembangan bisnisnya sebagai berikut:
1. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis yang melakukan akuisisi
dengan memiliki hubungan dengan pemasok. Misalnya, perusahaan
baju mengakuisisi entitas produsen kain yang merupakan bahan baku
pembuatan baju. Dalam hal ini, perusahaan baju kepada perusahaan kain
bisa juga disebut sebagai integrasi hulu.
2. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal adalah kombinasi bisnis yang melakukan akuisisi
dengan menghasilkan produk yang sejenis. Misalnya, perusahaan baju perempuan
mengakuisisi perusahaan baju laki-laki.
3. Konglomerasi
Konglomerasi adalah kombinasi bisnis yang melakukan akuisisi
dengan tidak memiliki hubungan dengan entitas. Misalnya, perusahaan
baju mengakuisisi perusahaan mie instan.
d. Bentuk entitas
Beberapa bentuk entitas, yakni:
1. Merger
Merger adalah kombinasi yang menghubungkan dua atau lebih dengan yang
diakuisisi dibubarkan serta aset dan liabilitas diambil alih pihak yang mengakuisisi.
Bisa dikatakan bahwa dalam kombinasi bisnis ini harus ada yang dileburkan salah
satu atau lebih perusahaan.
2. Konsolidasi
Konsolidasi adalah kombinasi bisnis yang termasuk ke dalam peleburan perusahaan
dengan mengambil alih semua aset dan liabilitas dengan membentuk nama
perusahaan baru. Perusahaan atau entitas akan dibentuk apabila aset dan liabilitas
sudah diambil alih.
3. Akuisisi
Akuisisi adalah kombinasi bisnis yang tidak termasuk ke dalam kategori peleburan
perusahaan karena hanya membeli kepemilikan dan entitas yang dibeli amsih tetap
berdiri hanya saja dikendalikan entitas pengakuisisi.
Metode akuntansi Dua metode akuntansi, yaitu:
1. Metode pooling of interest (penyatuan kepentingan)
Metode ini adalah metode yang menyatukan kepentingan bisnisnya sehingga
tidak perlu penilaian ualng aset dan liabilitas entitas yang bergabung. Dasar dari
penyatuan ini adalah nilai buku dari entitas yang bergabung.
2. Metode purchase
Metode ini adalah metode mengakuisisi nilai waja pada tanggal akusisi karena
kombinasi bisnis dianggap sebagai dari bentuk entitas baru. Dasar pencatatan
pada nilai wajar dalam metode ini menimbulkan nilai wajar.
Aset yang untuk sementara waktu telah dicatat pada tanggal akuisisi secara
retrospektif disesuaikan nilainya selama periode pengukuran untuk informasi baru
yang mengklarifikasi nilai tanggal akuisisi.
Biasanya, nilai yang disesuaikan tersebut adalah jurnal pengimbang untuk goodwill.
Penyesuaian secara retrospektif mungkin tidak dibuat untuk perubahan nilai yang
terjadi setelah tanggal akuisisi.
(12)
Tanah 10.000.000
Goodwill 10.000.000
Menyesuaikan nilai tanah tanggal akuisisi yang diperoleh dalam kombinasi bisnis.
(13)
Kerugian Penurunan Nilai 35.000.000
Tanah 35.000.000
a. jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; atau
b. jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangi amortisasi yang dapat
diterapkan, jika dapat ditentukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN