D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN
UNIVERSITAS DIPINEGORO
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan, dengan judul
“Entitas Konsolidasi dan Laporan Keuangan Konsolidasian”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini, hampir seluruh perusahaan besar membuat laporan keuangan
konsolidasian. Walaupun mayoritas orang mengira bahwa perusahaan-perusahaan besar
dunia merupakan suatu perusahaan tunggal, penelitian lebih jelas menjelaskan bahwa
setiap perusahaan sesungguhnya terbentuk dari sejumlah perusahaan-perusahaan terpisah.
Sebagai contoh, PT Indofood Sukses Internasional dan PT HM Sampoerna masing-masing
memiliki belasan perusahaan lain. PT Astra Internasional yang mempunyai banyak anak
perusahaan seperti, PT Astra Graphia, PT Astra Agro Lestari, PT Astra Autoparts, dan PT
United Tractors. Perusahaan-perusahaan besar tersebut masing-masing menyajikan
laporan keuangan konsolidasian, sebagaimana juga hampir semua perusahaan yang
dimiliki publik
Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statement) menyajikann
posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (parent-entitas pengendali) dari
satu atau lebih anak perusahaan (subsidiaries-entitas yang dikendalikan) seakan-akan
entitas-entitas individual tersebut adalah satu entitas atau perusahaan. Konsolidasi
diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham beredardi perusahaan lain.
Berdasarkan PSAK 65 (revisi 2013), induk perusahaan harus mempersiapkan harus
mempersiapkan laporan keuangan konsolidasian. Konsolidasi juga dapat diterapkan untuk
beberapa situasi lain dan tidak semua unit yang harus dikonsolidasi berbentuk perusahaan
atau badan usaha yang bertujuan mendapatkan laba.
Konsep akuntansi penggabungan usaha, yang terdapat pada APB Opinion No. 16,
secara jelas meliputi penggabungan dengan satu atau lebih perusahaan menjadi anak
perusahaan ketika suatu perusahaan lain disebut sebagai induk perusahaan
memperoleh pengendalian kepemilikan terhadap anak perusahaan tersebut.
Pada umumnya hubungan entitas induk &
anak ini muncul melalui adanya akuisisi saham. Biasanya, pengendalian
kepemilikan pada perusahaan lain diperoleh secara langsung dengan memperoleh hak
4
mayoritas "lebih dari (0)” atas saham berhak suara. Penggabungan usaha yang terjadi
karena pengendalian, tidak menyatukan semua operasi entitas-entitas
yang tergabung, melainkan masing-masing entitas tetap beroperasi secara terpisah, hanya
saja berada dalam satu pengendali yang sama. Pencatatan laporan keuangan yang ada pada
perusahaan yang menerapkan hubungan entitas induk & anak
jelas berbeda dengan perusahaan yang tidak sedang menjalankan bentuk penggabungan
usaha semacam itu.
Di dalam PSAK telah diatur bahwa perusahaan dalam hubungan entitas induk &
anak harus membuat laporan keuangan gabungan, atau biasa disebut laporan keuangan
konsolidasin. Laporan ini terdiri dari neraca konsolidasi, laporan laba rugi konsolidasi,
laporan saldo laba konsolidasi, dan laporan arus kas konsolidasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Entitas Konsolidasi dan Laporan Keuangan
Konsolidasian?
2. Apakah definisi dari Laporan Keuangan Konsolidasi?
3. Bagaimana modal dan kepemilikan hak suara dalam Suatu Entitas?
C. Tujuan Masalah
1. Makalah ini dibuat penulis karena ingin mempertajam penjelasan dan kepahaman pada
materi Entitas Konsolidasi dan Laporan Keuangan Konsolidasian
2. Menjelaskan definisi dari Laporan Keuangan Konsolidasi
3. Memahami modal dan kepemilikan hak suara dalam Suatu Entitas
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsolidasi
Konsolidasi yaitu penggabungan dari dua usaha maupun lebih,Penggabungan ini
akan dilakukan dengan cara mendirikan usaha baruatau membubarkan usaha lama tanpa
melakukan likuidasi terlebih dahulu.
6
1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang
dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja atau
posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik dari
perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan
yang belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan konsolidasi termasuk
aset anak perusahaan, tidak semua aset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian
deviden induk perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan
mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai contoh,
panjang siklus operasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat bervariasi,
menyebabkan piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan
yang termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar,
tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan
keuangan menjadi sangat banyak.
7
dan operasi yang dihentikan ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sedangkan pengukuran investasi dicatat sesuai PSAK 55.
b. Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, entitas asosiasi yang
telah diakuinya atau kerugian dalam laporan tersenduri ketika hak menerima dividen
diterapkan.
8
atau asset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai
karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari
operasi anak perusahaan.
4. Perbedaan Periode Fiskal
Perbedaan periode fiskal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak
menyebabkan konsolidasi tidak diterapkan atas anak perusahaan tersebut sering terjadi
periode fiskal anak perusahaan jika berbeda dengan induk perusahaan diubah untuk
disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan alternatif lain adalah dengan Win
sesuaikan data laporan keuangan anak perusahaan tiap periode untuk meletakkan data
tersebut dengan dasar yang konsisten dengan periode fiskal induk perusahaan baik
bapepam-lk Indonesia maupun standar akuntansi yang berlaku memperbolehkan
konsolidasi dari laporan keuangan anak perusahaan tanpa menyesuaikan periode fiskal
anak perusahaan jika periode fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari 3 bulan dari
periode fiskal induk perusahaan dan jika dilakukan pengakuan terhadap kejadian-
kejadian yang mempunyai pengaruh material terhadap posisi keuangan atau hasil
operasi.
9
2. Kepentingan non-pengendali atas keuntungan dan kerugian selama periode
konsolidasian di anak perusahaan diidentifikasi.
3. Setiap kepentingan non-pengendali di aset bersih anak perusahaan konsolidasi
diidentifikasi secara terpisah. Kepentingan non-pengendali aset bersih terdiri atas:
a. Total kepentingan non-pengendali dihitung pada awal konsolidasi
berdasarkan PSAK 22, Kombinasi bisnis; dan
b. Porsi kepentingan non-pengendali atas perubahan aset setelah tanggal
kombinasi.
4. Saldo transaksi, pendapatan, dan beban antarperusahaan (intercompany)
dihilangkan seluruhnya.
Informasi tambahan terkait dengan PT Indah dan PT Andika adalah sebagai berikut
10
20x1 persediaan tersebut mempunyai biaya perolehan awal Rp 4.000.000 PT Andika
masih memegang persedian tersebut pada akhir periode.
1. Entitas Konsolidasi
Pada contoh PT Indah dan PT Andika, beberapa hal perlu mendapat perhatian
khusus untuk memastikan bahwa laporan keuangan konsolidasi menampilkan seakan-
akan laporan keuangan tersebut adalah peran keuangan dari suatu perusahaan tunggal.
1. Kepemilikan antarperusahaan
2. Hutang dan utang antar perusahaan
3. Penjualan antar perusahaan
FIGUR 3-1
2. Laporan Keuangan Konsolidasi
11
3. Kepemilikan Saham Antarperusahaan
Karena suatu perusahaan tidak dapat melaporkan investasi pada dirinya sendiri
dalam laporan keuangannya, saham biasa PT Andika dan investasi PT indah dalam
saham tersebut harus dieliminasi. Saham biasa PT Indah tetap sebagai saham biasa
entitas konsolidasi. Saldo laba PT Andhika tidak dilaporkan di neraca konsolidasi
karena saldo laba tersebut berhubungan dengan kepemilikan yang dimiliki seluruhnya
dalam entitas konsolidasi. Sebaiknya saldo laba PT Indah mencerminkan klaim
pemegang saham induk perusahaan, yang merupakan pemilik sisa dari entitas
konsolidasi. Saldo laba PT Indah mengindikasikan jumlah laba masa lalu yang belum
didistribusikan dari entitas konsolidasi yang menjadi pemilik pemegang saham di
perusahaan, dan karenanya dilaporkan sebagai saldo laba konsolidasi.
4. Piutang dan Utang Antarperusahaan
12
Satu perusahaan tidak dapat berutang kepada dirinya sendiri walaupun sebagai
perusahaan terpisah PT Indah melaporkan piutang usaha sebesar Rp 1.000.000 dari PT
Andika dan PT Andika melaporkan utang usaha Rp 1.000.000 Indah piutang dan utang
seperti itu tidak ada dari sudut pandang konsolidasi. Oleh karena itu Rp, 1.000.000
dieliminasi dari piutang dan utang dalam membuat neraca konsolidasi.
5. Penjualan Antarperusahaan
Perusahaan tunggal tidak dapat mengakui laba dan menaikkan nilai persediaannya
hanya karena persediaan tersebut ditransfer dari satu departemen atau divisi ke
Departemen divisi yang lain hal ini juga berlaku untuk penjualan antar perusahaan
dalam entitas konsolidasi. Dalam contoh ini persediaan antar perusahaan yang tersisa
pada akhir periode Rp 6.000.000 harus dinyatakan kembali menjadi biaya perolehan
awalnya untuk entitas konsolidasi, Rp 4.000.000 yang dibayarkan PT Indah Pada saat
membeli persediaan tersebut. Begitu pula laba sebesar Rp 2.000.000 yang diakui dari
penjualan antar perusahaan dan termasuk dalam saldo laba antarperusahaan tidak
boleh dimasukkan dalam neraca konsolidasi karena itu persediaan dan saldo laba
dikurangi laba antarperusahaan yang belum direalisasi sebesar Rp 2.000.000 pada saat
pembuatan laporan posisi keuangan konsolidasian. Dalam pembuatan laporan laba
13
rugi konsolidasian, penjualan antarperusahaan sebesar Rp 6.000.000 juga harus
dikeluarkan dari pendapatan gabungan PT Indah dan PT Andika, karena penjualan
tersebut tidak mencerminkan penjualan ke pihak eksternal.
14
J. Kepentingan Non Pengendali
Kepentingan non pengendali adalah bagian dari hak kepemilikan anak perusahaan
oleh pemegang saham minoritas yang dikonsolidasikan pada perusahaan induk sebagai
pengendali. Hak yang dimiliki tersebut tidak sepenuhnya dipegang oleh perusahaan induk.
Melainkan dimiliki oleh pihak lain. Dengan kata lain, kepentingan non-pengendali atau
noncontrolling interest merupakan nilai atau hak kepemilikan atas anak perusahaan yang
dimiliki selain oleh perusahaan induk. Perusahaan induk disini juga bisa diganti dengan
pemilik saham atau entitas induk. Kepemilikan atas perusahaan selain entitas induk ini
tidak memiliki peran atau memegang kendali atas operasional perusahaan. Untuk itu
bagian tersebut disebut sebagai non pengendali.
Induk perusahaan tidaklah selalu memiliki 100% saham biasa dari anak
perusahaannya yang beredar. Perusahaan dapat memiliki kurang dari 100% saham suatu
perusahaan dalam kombinasi bisnis. Dimana pada awalnya memiliki 100% tetapi
kemudian pada saat tertentu dijual atau diberikan beberapa lembar kepada pihak lain.
Dalam mengonsolidasi anak perusahaan, induk perusahaan hanya perlu memiliki
kepentingan pengendali. Saham lain dari anak perusahaan yang tidak dimiliki perusahaan
disebut pemegang saham “nonpengendali”. Klaim dari pemegang saham tersebut atas laba
dan aset anak perusahaan disebut kepentingan non pengendali (noncontrolling interest).
FIGUR 3-2
15
Rp 884.000.000 Rp 358.000.000 Rp 939.000.000
Utang
Jangka Rp 60.000.000 Rp 8.000.000 (a) Rp 1.000.000 Rp 67.000.000
Pendek
Utang
Jangka Rp 200.000.000 Rp 50.000.000 Rp 250.000.000
Panjang
Modal
Saham Rp 500.000.000 Rp 200.000.000 © Rp 200.000.000 Rp 500.000.000
Biasa
Saldo Laba Rp 124.000.000 Rp 100.000.000 © Rp 100.000.000 Rp 122.000.000
(b) Rp 2.000.000
Rp 884.000.000 Rp 358.000.000 Rp 303.000.000 Rp 303.000.000 Rp 939.000.000
Keterangan:
16
Kepentingan nonpengendali Rp 80.000.000
17
kepemilikan atas aset, liablitas, pendapatan, dan beban anak perusahaan yang tidak
dimiliki seluruhnya.
2. Teori Induk Perusahaan
Teori induk perusahaan (parent company theory) mungkin lebih sesuai dengan
perusahaan modern dan pembuatan laporan keuangan konsolidasian dibandingkan
pendekatan perorangan. Teori induk perusahaan mengakui bahwa induk perusahaan
mempunyai pengendalian efektif atas semua aset dan liabilitas anak perusahaan, bukan
hanya atas bagian proporsionalnya, walaupun induk perusahaan tidak secara aktual
memiliki aset anak perusahaan atäu bertanggung jawab atas-liabilitanya. Laporan
keuangan konsolidasian mencakup seluruh aset, liabilitas, pendapatan, dan beban anak
perusahaan. Pengakuan terpisah diberikan di laporan posisi keuangan konsolidasian
atas klaim kepentingan nonpengendali atas aset bersih anak perusahaan dan dalam
laporan laba rugi atas laba yang dialokasikan ke pemegang saham nonpengendali.
3. Teori Entitas
Teori entitas (entity theory) berfokus pada perusahaan sebagai entitas ekonomis
terpisah bukan pada hak kepemilikan dari pemegang saham. Penekanan dalam
pendekatan entitas adalah pada entitas konsolidasi itu sendiri, dengan pemegang saham
pengendali dan pemegang saham nonpengendali dipandang sebagai dua kelompok
yang terpisah, masing-masing mempunyai ekuitas yang sama dalam entitas
konsolidasi. Oleh karena itu, semua aset, liabilitas, pendapatan, dan beban dari anak
perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasian, tapa perlakukan khusus yang membedakan antara pemegang saham
pengendali atau nonpengendali.
PERBANDINGAN ANTARA TEORI – TEORI ALTERNATIF
Di teori perorangan, hanya aset dan liabilitas anak perusahaan sebesar bagian
kepemilikan induk perusahaan yang termasuk laporan posisi keuangan konsolidasian,
dengan jumlah berdasaekan nilai wajar aset dan liabilitas tersebut per tanggal kepemilikan
pengendalian anak perusahaan diperoleh. Goodwill merupakan kelebihan harga perolehan
dibanding nilai wajar bagian aset bersih anak perusahaan yang termasuk induk perusahaan.
Pendekatan induk perusahaan memasukkan semua aset dan liabilitas anak perusahaann di
bagian posisi keuangan konsolidasian.
18
Seluruh nilai aset dan liabilitas anak perusahaan juga dimasukkan di laporan posisi
kei konsolidasian berdasarkan metode ekuitas. Jumlah yang tertera dalam laporan
keuangan didasarkan pada nilai wajar penuh pada tanggal kombinasi bisnis, dan nilai penuh
goodwill dimasukkan seluruhnya berapa pun persentase kepemilikan yang dimiliki induk
perusahaan. Jumlah kepentingan non pengendali, yang dilaporkan di laporan posisi
keuangan konsolidasian didasarkan sebesar bagian proporsi dari total aset bersih anak
perusahaan, termasuk goodwill.
Secara umum, perlakuan untuk laporan laba rugi sama dengan perlakuan laporan
posisi keuangan. Teori perorangan menghasilkan konsolidasi hanya untuk bagian
kepemilikan induk perusahaan atas pendapatan, beban dan laba bersih anak perusahaan.
Sebaliknya, baik teori induk perusahaan dan entitas menghasilkan konsolidasi atas seluruh
pendapatan dan beban anak perusahaan, berapa pun besaran kepemilikan mayoritas.
Berdasarkan teori induk perusahaan, bagian laba untuk kepentingan nonpengendali
dikurangkan untuk mendapat laba bersih konsolidasi.
Sebagai contoh, misalkan PT P memperoleh 80% atas saham PT S pada 1 Januari
20X1, sebesar R$96.000.000. Pada tanggal tersebut, nilai buku aset bersih PT S sebesar
R100.000.000 dan nilai wajar sebesar R$120.000.000. Terdapat R20.000.000 kenaikan
nilai wajar atas gedung dan peralatan PT S, dengan sisa masa manfaat 10 tahun. Metode
penyusutan yang digunakan adalah garis lurus. Untuk tahun 20X1, PT P melaporkan laba
dari hasil operasinya sendiri sebesar R$200.000.000, dan PT S melaporkan laba bersih
sebesar R30.000.000. Diasumsikan dalam nilai laba tidak terdapat keuntungan belum
terealisasi dari penjualan antarperusahaan. Jika terdapat keuntungan belum terealisasi
dalam laba, maka perbedaan tambahan antar-pendekatan dapat diperlihatkan.
PRAKTIK SAAT INI
Prosedur yang saat ini digunakan dalam praktik tidak hanya merupakan pendekatan
di perusahaan, tapi juga termasuk elemen pendekatan entitas. Jumlah dari aset bersih anak
perusahaan yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi
pada praktiknya sama dengan pendekatan induk perusahaan. Penentuan laba bersih pada
praktiknya mengikuti pendekatan induk perusahaan, kecuali perlakuan transaksi antar
perusahaan yang umumnya konsisten dengan pendekatan entitas.
PRAKTIK DI MASA DEPAN
19
Di masa depan, ada kemungkinan perusahaan meuju pendekatan entitas, dimana
mengharuskan perhitungan laba bersih konsolidasi untuk entitas konsolidasi secara
keseluruhan dan mengalokasikan laba tersebut antara kepentingan non pengendali dan
kepentingan pengendali pemilik entitas publik). Jadi jika induk perusahaan mengonsolidasi
kepemilikan anak perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya, maka laporan laba rugi
konsolidasian akan disajikan sebagai berikut.
Pendapatan ----------------------f
Beban Rp1.800.000.000
Laba bersih konsolidasi (800.000.000)
Dikurangi : laba bersih konsolidasi yang didistribusikan Rp1.000.000.000
ke kepentingan nonpengendali di anak perusahaan
laba bersih konsolidasi yang didistribusikan ke kepentingan pengendali Rp925.000.000
Walaupun bentuk penyajan masih berfokus pada kepentingan pengendali, namun
penyajian ini memperlakukan bagian laba untuk kepentingan nonpengendali lebih sebagai
alokasi laba bersih konsolidasi dibanding pengurang untuk mendapatkan nilai laba bersih
konsolidasi.
Kepentingan nonpengendali di laporan posisi keuangan diperlakukan sebagai
bagian kepemilikan di laporan posisi keuangan seperti juga di laporan laba rugi. Artinya,
kepentingan nonpengendali dilaporkan di laporan posisi keuangan konsolidasian di bagian
ekuitas pemegang saham, dengan cara seperti berikut.
Ekuitas :
Kepentingan pengendali Rp10.000.000.000
Saham biasa Rp10.000.000.000
Agio saham biasa Rp50.000.000.000
Saldo laba Rp30.000.000.000
Total kepentingan pengendali Rp90.000.000.000
Kepentingan nonpengendali di anak perusahaan Rp5.000.000.000
Total ekuitas Rp95.000.000.000
Perubahan akan mengharuskan pengakuan, pada tanggal penggabungan, kenaikan
nilai wajar penuh terkait dengan aset dan liabilitas yang diperoleh dalam kombinasi bisnis,
bersamaan dengan jumlah penuh goodwill implisit, termasuk bagian yang berhubungan
20
dengan kepentingan nonpengendali. Keharusan ini konsisten dengan teori entitas. Tidak
diperlakukan secara retroaktif untuk akuisisi yang terjadi sebelumnya.
Sebagai ilustrasi, misalkan PT Piranha membeli 80% saham biasa PT Sarden
seharga Rp550.000.000. Nilai wajar keseluruhan PT Sarden diestimasikan sebesar
Rp687.500.000. Aset bersih PT Sarden mempunyai nilai buku Rp500.000.000 dan nilai
wajar Rp600.000.000. Aset bersih PT Piranha setelah kombinasi bisnis, tidak termasuk
investasinya di PT Sarden, mempunyai nilai buku sebesar Rp2.000.000.000. Jumlah yang
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesaat setelah kombinasi bisnis
berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam praktik saat ini dan pendekatan.
Berdasarkan praktik saat ini, jumlah yang dialokasikan ke aset bersih entitas
konsolidasi adalah nilai buku aset bersih induk perusahaan (Rp2.000.000.000) ditambah
nilai buku penuh aset bersih anak perusahaan (R.500.000.000) ditambah bagian induk
perusahaan atas kenaikan nilai aset bersih anak perusahaan (Rp100.000.000 x 0,80).
Goodwill dalam praktik saat ini dihitung sebagai selisin antara harg? beli (R550.000.000)
yang lebih besar dari bagian induk perusahaan atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan
(R600.000.000 x 0,80). Berdasarkan praktik masa dean, aset bersih dinilai pada nilai buku
aset bersih induk perusahaan (R.2.000.000.000) ditambah nilai. wajar penuh aset bersih
anak perusahaan pada tanggal kombinasi bisnis (Rp600.000.000). Goodwill sebesar
R87.500.000 dihitung dari perbedaan antara nilai wajar keseluruhan PT Sarden
(Rp687.500.000) dan nilai wajar aset bersihnya (Rp600.000.000).
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang wajar
posisi keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu induk perusahaan dan anak-anak
perusahaannya. Laporan keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan penjumlahan
akun-akun laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan. Jumlah resiprokal
dieliminasi, dan hanya jumlah-jumlah yang non resiprokal yang digabung dan dimasukkan
dalam laporan konsolidasi.
Akun investasi pada anak perusahaan dan ekuitas pemegang saham anak
perusahaan dieliminasi dalam penyiapan laporan keuangan konsolidasi karena akun-akun
tersebut resiprokal, keduanya mewakili aktiva bersih anak perusahaan. Transaksi-
transaksi penjualan, peminjaman dan leasing antara induk perusahaan dan anak
perusahaan juga mengakibatkan jumlah-jumlah resiprokal yang harus dieliminasi dalam
proses konsolidasi.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Beams, Floyd., Joseph H. Anthony, Bruce Bettinghaus, dan Kenneth A. Smith. Advanced
Accounting, Norwalk: Pearson Education, Inc,2012.
23