Akuntansi
Multinasional :
Translasi Lap Keu
Entitas Asing
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Multinational Accounting
• Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia
menyusun Laporan Keuangan untuk pelaporan
kepada pemegang sahamnya, perusahaan
harus memasukkan operasi yang berbasis di
luar negeri yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
• Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak
perusahaan, cabang atau investasi dari
perusahaan Indonesia.
12-2
Multinational Accounting
• Bab ini membahas tentang translasi (penjabaran) laporan
keuangan entitas luar negeri ke Rupiah. Penyajian kembali
ini diperlukan sebelum laporan keuangan induk perusahaan
Indonesia, yang sudah dinyatakan dalam Rupiah.
• Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam
prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang
yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri.
• Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan
laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan
dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi
Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan
pengukuran di Indonesia.
12-3
Multinational Accounting
Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan
langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi
anak perusahaan di Inggris tersebut
• Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang
dilaporkan dalam poundsterling.
• Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
• Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam
poundsterling menjadi nilai setara dalam Rupiah.
• Mengkonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah
ditranslasikan yang sudah diukur dalam Rupiah, dengan
akun-akun induk perusahaan.
12-4
Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi
• Beberapa negara mengembangkan prinsip
akuntansinya berdasarkan kebutuhan informasi
dari otoritas pajak.
• Negara lain mempunyai prinsip akuntansi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari
pemerintah pusat sebagai perencana ekonomi.
• Model di Indonesia berfokus pada kebutuhan
informasi pemegang saham biasa atau pihak
pemberi kredit melalui penerapan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
12-5
Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi
12-6
Differences in Accounting Principles
12-8
Differences in Accounting Principles
• Bentuk pelaporan keuangan yang juga
berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat.
• Keberadaan berbagai bentuk standar akuntansi
ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan Indonesia dan juga perusahaan
multinasional yang beroperasi di Indonesia. Hal
ini disebabkan karena penyusunan laporan
keuangan harus menggunakan standar
akuntansi dimana mereka berlokasi, kemudian
mentranslasikan agar sesuai dengan prinsip
Akuntansi Berterima Umum Indonesia untuk
memudahkan penyusunan laporan konsolidasi.
12-9
Differences in Accounting Principles
• Hal yang sama terjadi jika perusahaan
Indonesia memilih untuk mendaftarkan
sahamnya di bursa efek di luar Indonesia atau
dual listing (di Indonesia dan di luar negeri),
maka perusahaannya itu harus menyesuaikan
dengan standar negara di mana mereka
mendaftarkan sahamnya.
• Oleh karena itulah, maka meminimalkan
perbedaan di antar berbagai standar di dunia ini
khususnya GAAP AS dan IFRS, menjadi
perhatian utama.
12-10
Differences in Accounting Principles
12-11
Differences in Accounting Principles
• Pada bulan September 2001, FASB
menerbitkan “The Norwalk Agreement” di mana
baik FASB dan IASB sepakat bekerja sama
untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan
keuangan dengan meminimalisasi perbedaan
diantara mereka.
• Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi
standar yang telah ada dan mengawasi
implementasi standar tersebut saat ini serta
standar baru yang kedua kelompok tersebut
dikembangkan.
12-12
Penentuan Mata Uang Fungsional
• PSAK No.11 tentang “Translasi Mata Uang
Asing “ memberikan panduan khusus untuk
mentranslasikan laporan keuangan dari mata
uang asing menjadi mata uang rupiah .
• Tujuan PSAK 11 adalah menyajikan hasil yang
secara langsung memperlihatkan pengaruh
perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar.
• PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian
keuangan dan hubungannya dalam laporan
keuangan dengan mata uang asing melalui
proses translasi
12-13
Determining the Functional Currency
12-14
Penentuan Mata Uang Fungsional
12-15
Determining the Functional Currency
12-16
Determining the Functional Currency
• Beberapa entitas asing menggunakan mata
uang fungsional yang berbeda dengan mata
uang lokalnya. Contoh, sebuah anak
perusahaan dari induk perusahan Indonesia
yang berlokasi di Venezuela dapat melakukan
hampir semua bisnisnya di Brasil atau sebuah
cabang atau anak perusahaan dari induk
perusahaan Indonesia yang beroperasi di
Inggris dapat menggunakan rupiah sebagai
mata uang utamanya walaupun ia
menggunakan poundsterling untuk pencatatan
akuntansinya.
12-17
Determining the Functional Currency
12-20
Ekonomi dengan inflasi sangat tinggi
• PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam
mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi
laporan keuangan jika mata uang lokal
dipergunakan sebagai mata uang fungsional
entitas asing.
• Oleh karena itu, dalam kasus operasi entitas
asing yang berada dalam perekonomian dengan
tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang
pelaporan dari induk perusahaan Indonesia-
Rupiah-harus sebagai mata uang fungsional
entitas asing.
12-21
• Contoh : Asumsikan bahwa anak perusahaan di
luar negeri membangun gedung dengan biaya
1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah
Rp.500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan bahwa
karena adanya hiperinflasi di negara anak
perusahaan luar negeri tersebut, maka nilai
tukar menjadi Rp.0,05 = 1 peso. Nilai gedung
hasil translasi pada saat dibangun dan setelah
hiperinflasi adalah sebagai berikut :
Jumlah Tanggal Pembangunan Setelah hiperinflasi
(peso) Nilai Tukar Jumlah hasil Nilai Tukar Jumlah Hasil
Translasi Translasi
1.000.000 Rp.500 Rp.500 juta Rp.0,05 Ro.50.000
12-22
Perekonomian dengan inflasi tinggi
• Setelah penentuan mata uang asing dari afiliasi
asing, mata uang tersebut harus digunakan
secara konsisten.
• Akan tetapi, jika perubahan dalam kondisi
perekonomian mengharuskan perubahan dalam
penentuan mata uang fungsional afiliasi asing,
maka perubahan akuntansi tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan dalam estimasi
hanya perlakuan saat itu dan perspektif saja,
tidak diperlukan penyajian kembali laporan dari
periode sebelumnya
12-23
Translasi versus Pengukuran
Kembali Laporan Keuangan Asing
12-24
Translation versus Remeasurement
• Translasi adalah metode yang umum digunakan
dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata
uang fungsional entitas asing.
• Ini merupakan kasus normal dimana, sebagai
contoh, anak perusahaan Indonesia di Perancis
menggunakan euro untuk pencatatan dan mata
uang fungsional.
• Laporan keuangan anak perusahaan harus
ditranslasikan dari euro ke Rupiah.
• Setiap selisih translasi yang terjadi akan
dimasukkan sebagai komponen laba
komprehensif
12-25
Translation versus Remeasurement
12-26
Translation versus Remeasurement
12-27
Translation versus Remeasurement
• Contoh, perusahaan Indonesia mempunyai
cabang penjualan di Singapura yang relatif
independen dapat menggunakan rupiah sebagai
mata uang fungsional tetapi memilih
menggunakan dolar singapura sebagai mata
uang pencatatan dan pelaporan
• Tentu saja, jika cabang Singapura tersebut
menggunakan Rupiah untuk mata uang
fungsional dan pelaporan maka translasi atau
pengukuran kembali tidak diperlukan.
12-28
Translation versus Remeasurement
12-29
Translation
12-31
Translation Adjustment
12-32
Contoh
• Pada tgl. 1 Januari 2011 PT Induk perusahaan
Indonesia membeli 100% saham German
Comp. seharga Rp.860.000.000. Harga tersebut
Rp.60.000.000 lebih tinggi dari nilai buku. Selisih
tersebut dialokasikan ke paten dan diamortisasi
selama 10 tahun
• Mata uang lokal German Company adalah euro
merupakan mata uang fungsional
• Pada tanggal 1 Oktober 2011 anak perusahaan
umumkan dan membayar dividen 6.250 euro
• Anak perusahaan menerima Rp.72.000.000 kurs
1 euro = Rp.16.000
12-33
Neraca Kurs Neraca Percobaan
percobaan (euro) (Rp)
Kas 2.500 16.000 40.000.000
Piutang 10.000 16.000 160.000.000
Persediaan 7.500 16.000 120.000.000
Aset Tetap 50.000 16.000 800.000.000
Total debit 70.000 1.120.000.000
Akm depresiasi 5.000 16.000 80.000.000
Utang usaha 2.500 16.000 40.000.000
Utang Obligasi 12.500 16.000 200.000.000
Saham Biasa 40.000 16.000 640.000.000
Saldo laba 10.000 16.000 160.000.000
Total kredit 70.000 1.120.000.000
12-34
• Ayat jurnal pada saat akuisisi (1 jan 2011)
Investasi pada saham German Comp 860.000.000
Kas 860.000.000
(mencatat pembelian German Comp)
• Jurnal eliminasi
Saham biasa-German Comp 640.000.000
Saldo laba 160.000.000
Diferensial 60.000.000
Investasi pada saham German Comp 860.000.000
(mencatat eliminasi saldo investasi)
Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
(mencatat alokasi diferensial ke Paten)
12-35
Pada saat anak perusahaan
menerima rupiah
12-36
1 Okt 20x1
Kas 110.000.000
Investasi pada saham German comp 110.000.000
31 Des 2011
Investasi pada saham German Comp 212.500.000
Pendapatan dari anak Perusahaan 212.500.000
12-37
Translation Adjustment
12-38
Remeasurement
12-39
Remeasurement
12-40
Remeasurement
12-41
Remeasurement
12-42
Remeasurement Gain or Loss
12-43
Remeasurement Gain or Loss
12-44
Pos Saldo € Kurs Saldo Rp
Kas 10.750 1,40 15.050
Unit mata uang asing 3.000 1,40 4.200
Piutang 10.500 1,40 14.700
Persediaan 5.000 1,40 6.900
Aktiva tetap 50.000 1,40 60.000
Harga pokok penjualan 22.500 1,30 28.100
Beban operasi 14.500 1,30 18.600
Kerugian transaksi mata uang asing 500 1,30 650
Dividen dibayarkan 6.250 1,36 8.500
Total debit 123.000 156.700
Akumulasi depresiasi 7.500 1,40 9.000
Utang usaha 3.000 1,40 4.200
Utang obligasi 12.500 1,40 17.500
Saham biasa 40.000 1,20 48.000
Laba ditahan 10.000 (a) 12.000
Penjualan 50.000 1,30 65.000
Total kredit 155.700
Keuntungan pengukuran kembali 1.000
156.700
12-45
Pos Dalam Kurs Dalam Rupiah
euro
(a) Harga Pokok penjualan
Persediaan awal 7.500 1,20 9.000
Pembelian 20.000 1,30 26.000
Barang tersedia 27.500 35.000
dikurangi: persediaan akhir (5.000) (6.900)
Harga pokok penjualan 22.500 28.100
(b) Beban operasi
Beban tunai 12.000 15.600
Beban depresiasi 2.500 3.000
14,500 18.600
(c) Dibawa dari kertas kerja tanggal 1
januari 2011
12-46
Hedge of a Net Investment
12-47
Contoh:
• Pada tanggal 1 Januari 2011, Peerless memutuskan
untuk lindung nilai bagian investasinya yang baru saja
dilakukan di German Company yang terkait dengan nilai
buku aktiva bersih German Company. Peerless tidak
yakin apakah kurs langsung euro akan meningkat atau
menurun untuk tahun tersebut dan ingin melindungi nilai
investasi aktiva bersihnya. Pada tanggal 1 Januari 2011,
kepemilikan 100 persen. Peerless atas aktiva bersih
German Company dengan €50.000 (€40.000
sahammodal ditambah €10.000 laba ditahan). Peerles
meminjam €50.000 pada tingkat bunga 5% untuk lindung
nilai investasinya di German Company serta pokok dan
bunga jatuh tempo dan terutang pada tanggal 1 Januari
2012
12-48
1 Januari 2011
Kas 60.000
Utang pinjaman (€) 60.000
Meminjam utang yang didenominasi dalam euro untuk
lindung nilai investasi bersih di anak perusahaan German,
Rp.60.000 = €50.000 x Rp.1,20 kurs tunai
31 Desember 2011
Pendapatan komprehensif lainnya 10.000
Utang pinjaman (€) 10.000
Menilai kembali utang yang didenominasi dalam mata uang
asing berdasarkan kurs tunai akhir periode, Rp.60.000 =
€50.000 x (Rp.1,40 - Rp.1,20)
Beban bunga 3.250
Kerugian transaksi mata uang asing 250
Utang bunga (€) 3.500
Akru beban dan utang bunga atas utang euro
Rp.3.250 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,30 kurs rata-rata
Rp.3.500 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,40 kurs tunai
akhir periode
12-49
31 Desember 2011
Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya-selisih
translasi 10.000
Ikhtisar laba rugi (atau laba ditahan) 250
Kerugian transaksi mata uang asing 250
Pendapatan komprehensif lainnya 10.000
Menutup akun nominal terkait dengan lindung nilai
investasi bersih di anak perusahaan luar negeri
1 Januari 2012
Utang bunga (€) 3.500
Utang pinjaman (€) 70.000
Kas 73.500
Membayar pokok dan bunga terkait dengan lindung
nilai yang didenominasi dalam euro
Rp.70.000 = Rp.60.000 + Rp.10.000
12-50
Additional Disclosure Requirements
12-51
Peerless Products dan anak perusahaan
Laporan laba rugi konsolidasi
Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011
Penjualan Rp.465.000
Harga Pokok penjualan (199.250)
Laba kotor 266.750
Beban operasi (109.500)
Kerugian transaksi mata uang asing (650)
Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.155.600
.
Peerless Products dan anak perusahaan
Laporan pendapatan komprehensif konsolidasi
Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011
Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.155.600
Pendapatan komprehensif lainnya:
selisih translasi mata uang asing Rp. 11.950
Pendapatan komprehensif untukhak pengendali Rp.167.550
12-52
Peerless Products dan anak perusahaan
Laporan perubahan ekuitas konsolidasi
Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011
total Pendapat Laba Akm Saham
an ditahan pendap modal
komprehe atan
nsif kompre
hensif
lainnya
Saldo awal 800.000 300.000 0 500.000
Pendapatan komprehensif:
Laba bersih 155.600 155.600 155.600
Pendapatan komprehensif lainnya
selisih translasi mata uang asing 11.950 11.950 11.950
Pendapatan komprehensif 167.550
Dividen diumumkan atas saham
biasa (60.000) (60.000)
Saldo akhir 907.550 395.600 11.950 500.000
12-53
Pendapatan dari anak perusahaan
Bagian induk perusahaan
atas laba anak
Amortisasi paten perusahaan
(Rp.6.000/10 tahun) 600 (Rp.18.650 x 1) 18.650
Saldo 31 desember 2011 18.650
Pendapatan dari anak perusahaan 18.050
Dividen diumumkan 8.500
Investasi pada saham German Company 9.550
Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan
Saham biasa-German Co 48.000
Laba ditahan, 1 januari 2011 12.000
Diferensial 6.000
Investasi pada saham German Company 66.000
Paten 6.000
Diferensial 6.000
Mengaolaksikan diferensial ke paten
Beban operasi-amortisasi paten 600
Paten 600
Amortisasi paten
12-54
Pembuktian pengukuran kembali
Pengukuran kembali German Company
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
Skedul 1
Laporan posisi moneter bersih
Akhir tahun Awal tahun
Aktiva moneter
Kas €10.750 €2.500
Unit mata uang asing 3.000 0
Piutang 10.500 10.000
Total €24.250 €12.500
Dikurangi: ekuitas moneter
Utang usaha €3.000 €2.500
Utang obligasi 12.500 12.500
Total €15.500 €15.000
Kewajiban moneter bersih €(2.500)
Aktiva moneter bersih €8.750
Peningkatan aktiva moneter bersih selama tahun
berjalan €11.250
12-55
You Will Survive This Chapter !!!
12-56
Bab 12
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.