Anda di halaman 1dari 18

Akuntansi

SABTU, 21 DESEMBER 2019

Resume Penjualan Cicilan Mata kuliah : Akuntansi Aplikasi Bisnis


DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................................................................. 1
BAB I Ringkasan..................................................................................................... 2
A.    Pengertian Penjualan Angsuran................................................................... 2
B.     Jaminan Bagi Pihak Penjual......................................................................... 3
C.     Metode Penetapan Laba Kotor Pada Penjualan Cicilan.............................. 3
D.    Metode Penjualan........................................................................................ 4
1. Penjualan Harta Benda Tak Gerak dengan Dasar Cicilan....................... 5
2. Penjualan Barang Dagangan Berdasarkan Penjualan Cicilan.................. 7
E.     Penyusutan Laporan Keuangan Pada Penjualan Angsuran....................... 10
F.      Penjualan Angsuran dengan Tukar Tambah (Trade In)............................. 11
G.    Bunga Atas Kontrak Penjualan.................................................................. 10
1.      Bunga bersklala atas saldo pokok yang terhutang antara periode
cicilan................................................................................................... 12
2.      Bunga berkala atas masing masing cicilan yang jatuh tempo............... 13
3.      Pembayaran berkala dalam jumlah yang sama,yang menyatakan
bunga dan saldo pokok........................................................................ 14
4.      Bunga berkala yang dihitung atas pokok awal.................................... 14

BAB II Tinjauan Pustaka....................................................................................... 16


A.    Jaminan Bagi Pihak Penjual....................................................................... 16
B.     Metode Penetapan Laba Kotor Pada Penjualan Cicilan............................ 16
C.     Metode Cicilan........................................................................................... 17
D.    Bunga Atas Kontrak Penjualan.................................................................. 19
BAB III Penutup................................................................................................... 21
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 21
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 22
BAB I
RINGKASAN
A.    PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat
barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment)
sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena
penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka
biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Menurut Allan R. Drebin (1996: 121) dalam buku  Akuntansi Keuangan
Lanjutan penjualan cicilan barang dagangan adalah: Penjualan barang dagangan yang
pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dan
di dalam penjualan angsuran barang-barang dagangan mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.      Pembayaran Uang Muka
Yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar persentase
tertentu dari harga jual barang atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan
2.      Pembayaran Angsuran
Yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah
ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya jangka
waktu angsuran.
Menurut Hadori Yunus Harnanto (1987:6) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan
penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayaran
dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual
menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga penjualan (down payment) dan sisanya
dibayar dalam beberapa kali angsuran.

B.  JAMINAN BAGI PIHAK PENJUAL


Pihak penjual biasanya melindungi diri dan memperoleh jaminan kalau pihak pembeli
gagal untuk menyelesaikan pembayaran menurut kontrak. Jika harta pribadi dijual, maka resiko
kerugian karena kegagalan pihak pembeli menyelesaikan kontrak dapat diminimalisasi dengan
pemilikian kembali atas harta benda tersebut.
Dan untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya
kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat bentuk perjanjian (kontrak penjualan)
penjualan angsuran sebagai berikut:
1)      Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract). Dimana barang-barang telah
diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh
pembayarannya pertama.
2)      Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayarannya pertama telah dilakukan hak milik dapat
diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotik untuk bagian harga
penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3)      Hak milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai
pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee
menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan
dengan membuat akte kepercayaan.
4)       Beli-sewa (lease-purchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran
angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak
milik berpindah kepada pembeli.

C.  METODE PENETAPAN LABA KOTOR PADA PENJUALAN ANGSURAN


Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu :
1.      Pengakuan Laba Kotor Pada Saat Terjadinya Penjualan Angsuran
Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau
dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya
piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai
konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan
dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.
2.      Pengakuan Laba Kotor Sejalan Dengan Realisasi Penerimaan Kas
Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran
pada perjanjian penjualan angsuran adalah:
         Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (Cost) dari barang-
barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali,
maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan
         Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai
dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-
penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian harga pokok
(Cost).
         Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai
pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan
yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian
penjualan angsuran ditandatangani

D. METODE CICILAN
Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak
dengan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Saldo ini
ditetapkan sebagai pendapatan yang secara berkala membandingkan periode penagihan uang kas
terhadap harga jual. Penagihan laba kotor, pada dasarnya menyatakan penangguhan hasil
penjualan yang disertai dengan pangguhan harga pokok penjualan, yang berkaitan dengan hasil
penjualan seperti itu. Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan  biaya yang
dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan.
Walaupun biaya barang dagangan dipandang sebagai nilai aktiva yang dapat
dikompensasi untuk tahun berikutnya, namun biaya penjualan dan administrasi secara umum
tidak dapat dibuat untuk nilai seperti itu. Kesulitan yang serius akan kita jumpai dalam memilih
biaya yang harus ditangguhkan dan dalam menentukan prosedur pembebanan yang harus
ditempuh dalam penggunaan penangguhan tersebut.
Metode cicilan yang melaporkan laba kotor dapat digunakan untuk tujuan pajak
penghasilan dalam harta benda tidak bergerak pribadi oleh agen-agen penjual secara teratur
melakukan rencana penjualan cicilan. Wajib pajak yang menerima pembayaran yang rendah
setelah pajak untuk tahun dimana penjualan itu terjadi dapat menggunakan metode dalam
melaporkan kasual harta benda tak bergerak pribadi yang keuntungan atas penjualan yang lain
daripada persediaan dan atas penjualan atau penempatan harta benda tak bergerak nyata,
biayanya tidak dapat ditangguhkan untuk tujuan pajak.

1.      Penjualan Harta Benda Tak Gerak dengan Dasar Cicilan


Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Oktober 1986, Westwood Realty Co. Menjual harta
benda miliknya, yang nilai bukunya sebesar $30.000, kepada S.F. West dengan harga $50.000.
Perusahaan menerima per kas $10.000 pada tanggal itu untuk penjualan ini dan wesel hipotik
sebesar $40.000 yang dapat dibayar dalam 20 kali cicilan semesteran @$2.000 ditambah bunga
12% atas pokok yang belum dibayar. Komisi dan biaya lainnya atas penjualan ini yang
berjumlah $1.500 dibayar. Cicilan reguler pokok dan bunga atas wesel hipotik diterima oleh
pihak penjual dalam tahun berikutnya, tahun 1987. Ayat-ayat jurnal tersebut di bawah ini akan
tercantum dalam buku perusahaan (buku pihak penjual) jika (1) laba kotor ditetapkan dalam
periode penjualan (akrual), dan jika (2) laba kotor ditetapkan berkala yang sebanding dengan
penagihan (basis kas). Diasumsikan bahwa periode fiskal perusahaan adalah tahun kalender.
Jika cicilan ditagih secara berkala sampai wesel dibayar lunas, maka ayat-ayat jurnal
harus terus dibuat dengan cara seperti yang ditunjukkan di atas. Metode akuntansi untuk
penjualan cicilan tidak mempengaruhi ayat-ayat jurnal yang disusun untuk mencatat jumlah yang
diperoleh tiap tahun sebagai bunga. Akan tetapi, keuntungan bersih atas penjualan harta benda
ini ditetapkan berbeda di bawah dua macam metode: penentuan laba dalam periode penjualan
yang menghasilkan keuntungan sebesar $18.500 ($20.000 - $1.500) pada tahun 1986, sedangkan
penetapan laba berkala dalam proporsi penagihan menghasilkan keuntungan sebesar $2.500
($4.00-$1.500) pada tahun 1986 dan keuntungan dalam tiap tahun berikutnya untuk waktu 10
tahun masing-masing adalah sebesar $1.600 (40% dari $4.000).
Ayat Jurnal
Transaksi Penetapan Laba Dalam Penetapan Laba Berkala
Periode Penjualan Dalam Proporsi Penagihan
1 Oktober 19986 Piutang dari SF West.....$50.000 Piutang dari SF West........$50.000
Dijual harta benda tak gerak, nilai
     Hutang benda tak      Hutang benda tak
buku $30.000 dengan harga
$50.000      gerak........................... $30.000      gerak........................... $30.000
     Keuntungan atas      Laba kotor yang
     penjualan....................  20.000      ditangguhkan...............20.000
Diterima uang muka $10.000 dan
Kas ....................$10.000 Kas ....................$10.000
wesel hipotik untuk sisanya
sebesar $40.000 Wesel hipotik.......40.000 Wesel hipotik.......40.000
    Piutang dari SF West....$50.000     Piutang dari SF West....$50.000
Dibayar biaya penjualan sebesar Biaya penjualan......$1.500 Biaya penjualan......$1.500
$1.500     Kas................................$1.500     Kas................................$1.500
31 Desember 1986 Bunga akrual atas wesel Bunga akrual atas wesel
Menyesuaikan perkiraan untuk: hipotik .........................$1.200 hipotik .........................$1.200
(1) Bunga yang masih harus      Pendapatan bunga........$1.200      Pendapatan bunga........$1.200
diterima atas wesel hipotik Laba kotor yang
$40.000 sebesar 12% untuk 3 ditangguhkan............$4.000
bulan, $1.200 (2) (Pelaporan        Laba kotor yang
dengan metode cicilan). Laba        direalisasi.......................$4.000
kotor yang direalisasi; tingkat
laba kotor 40% ($20.000 laba
kotor + $50.00 harga jual); uang
kas yang ditagih $10.000; laba
kotor yang direalisasi 40% dari
$10.000 atau $4.000
Untuk menutup perkiraan Keuntungan atas Laba kotor yang
nominal penjualan..................$20.000 direalisasi..................$4.000
Pendapatan bunga        1.200 Pendapatan bunga        1.200
     Biaya penjualan.............$1.500      Biaya penjualan.............$1.500
     Ikhtisar rugi-laba...........19.000      Ikhtisar rugi-laba...........3.700
1 Januari 1987 Kas.....................$1.200 Kas.....................$1.200
Untuk mengimbangi (reverse)      Akrual atas wesel      Akrual atas wesel
bunga yang masih harus diterima,      hipotik.....................$1.200      hipotik.....................$1.200
yang ditetapkan pada akhir
periode sebelumnya
1 April 1987 Kas ...................$4.400 Kas ...................$4.400
Diterima cicilan semester atas     Wesel hipotik............$2.000     Wesel hipotik............$2.000
wesel hipotik $2.000 dan bunga     Pendapatan bunga.....  2.400     Pendapatan bunga.....  2.400
atas pokok $40.000 @12% untuk
6 bulan, @2.400
1 Oktober 1987 Kas ...................$4.280 Kas ...................$4.280
Diterima cicilan semester atas     Wesel hipotik............$2.000     Wesel hipotik............$2.000
wesel hipotik $2.000 dan bunga     Pendapatan bunga.....  2.280     Pendapatan bunga.....  2.280
atas pokok $38.000 @12% untuk
6 bulan, @2.280
31 Desember 1987 Bunga akrual atas wesel Bunga akrual atas wesel
Menyesuaikan perkiraan untuk: hipotik .........................$1.080 hipotik .........................$1.080
(1) bunga yang masih harus      Pendapatan bunga........$1.080      Pendapatan bunga........$1.080
diterima atas wesel hipotik, Laba kotor yang
$36.000,@12% untuk 3 bulan, ditangguhkan............$1.600
$1.080, (2) (pelaporan dengan        Laba kotor yang
metode cicilan). Laba kotor yang        direalisasi.......................$1.600
direalisasi tingkat laba kotor 40%,
uang kas yang ditagih,
$40.000;laba kotor yang
direalisasi, 40% dari $4.000, atau
$1.600
Untuk menutup perkiraan Pendapatan bunga        $4.560 Laba kotor yang
nominal      Ikhtisar rugi-laba...........$4.560 direalisasi..................$1.600
Pendapatan bunga        4.560
     Ikhtisar rugi-laba...........    $6.160

2.        Penjualan
Barang Dagangan Berdasarkan Penjualan Cicilan.
Prosedur yang digunakan dalam Akuntansi untuk penjualan barang dangan berdasarkan
cicilan sama dengan prosedur yang diilustrasikan di atas tadi. Dalam mencatat transaksi perlu
dibedakan antara penjualan regular (biasa) dan penjualan cicilan dan, di samping itu kita perlu
memberikan data-data lainnya untuk mencapai laba kotor yang ditentukan sebagai akibat dari
penagihan atas perkiraan ciciclan.
Penjualan cicilan tahun 1986 dan tahun1985 dilakukan dengan tingkat laba kotor masing
masing sebesar 38% dan 35%. Pada tanggal 1 januari 1987, dengan piutang usaha cicilan tahun
1986 sebesar $60.000 yang masih ada,melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 35%
dari jumlah ini, yakni sebesar $22.800,dengan piutang usaha cicilan tahun 1985 yang berjumlah
sebesar $20.000,melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 35% dari jumlah ini atau
sebesar $7000.
Transaksi dan ayat jurnal untuk Kelton sales Co. Yang bekaitan dengan penjualan biasa
dan penjualan cicilan tahun 1987 adalah sebagai berikut :

1        januari – 31 desember Kas................................................ $250.000


(1)   Penjualan biasa, yang terdiri dari penjualan        Piutang usaha (besar)................200.000
per kas (tunai) $250.000 dan penjualan         Penjualan (biasa)....................$450.000
dengan kredit $200.000,penjualan cicilan Piutang usaha cicilan 1987.............$150.000
sebesar $150.000         Penjualan cicilan.....................$150.000

(2)   Pembelian barang dagangan dengan kredit Pembelian.................................$420.000


sebesar $425.000          Hutang usaha........................$425.000

(3)   Penerimaan tambahan dari penjualan per Kas........................................$325.000


kas dan dari sumber sebagai berikut       Piutang usaha (biasa)...................$190.000
Piutang usaha biasa.................$190.000       Piutang usaha cicilan 1987..........80.000
Piutang usaha cicilan 1987..........80.000       Piutang usaha cicilan 1986..........40.000
Piutang usaha cicilan 1986..........40.000       Piutang usaha cicilan 1985...........15.000
Piutang usaha cicilan 1985...........15.000
(4)   Pembayaran untuk Hutang usaha..........................$435.000
Hutang usaha.......................$435.000 Biaya operasi...........................$120.000
Dikurangi potongan yang diambil..5.000           Potongan pembelian..................$5.000
$340.000            Kas..............................................550.000
Biaya operasi........................120.000
Penyesuaian dan penutupan per Harga pokok penjualan cicilan.......$90.000
31.desember      Pengiriman atas penjualan cicilan.......
(5)   Untuk mencatat harga pokok barang yang $90.000
berkaitan dengan penjualan cicilan $90.000
(6)   Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan Penjualan cicilan.........................$150.000
dan harga pokok penjualan cicilan dan          Harga pokok penjualan cicilan.......
untuk mencatat laba kotor atas penjualan $90.000
cicilan untuk tahun itu $60.000 (40% dari Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan
penjualan cicilan) cicilan tahun 1987..............................60.000

(7)   Untuk mencatat laba kotor yang direalisasi Laba kotor yang ditangguhkan
sebagai akibat dari penagihan atas piutang      Atas penjualan cicilan tahun
usaha cicilan tahun 1987,1986 dan 1985 1987....$32.000
sbb: Laba kotor yang ditangguhkan
Piutang usaha cicilan tahun 1987.      Atas penjualan cicilan tahun
40% dari $80.000.......... $32.000 1986....$15.200
Pitang usaha cicilan tahun 1986 Laba kotor yang ditangguhkan
38% dari $40.000...........$15.200      Atas penjualan cicilan tahun 1985....$5.250
Piutang usaha cicilan tahun 1985 Laba kotor yang ditangguhkan
35% dari $15.000..........5.25      Atas penjualan cicilan tahun 1985-
1987....$52.450

(8)   Untuk menutup perkiraan persediaan Ikhtisar rugi laba............. ........$430.000


awal,pembelian,potongan pembelian,dan Pengiriman penjualan cicilan      90.000
pengiriman penjualan ke dalam ikhtisar rigi- Potongan pembelian...................5.000
laba yang dengan demikian,        Persediaan barang dagangan
mengikhtisarkan barang barang yang        1 januari 1987..............$100.000
tersedia untuk penjualan biasa ($430.000)         Pembelian.....................425.000
(9)   Untuk mencatat persediaan akhir yang Persediaan barang dagangan
dengan demikian mengikhtisarkan harga        31 desember 1987.............$120.000
pokok barang yang berkaitan dengan        Ikhtisar rugi laba.......................$120.000
penjualan biasa ($310.000)
(10)                       Untuk menutup penjualan biasa Penjualan (biasa).................$450.000
dalam ikhtisar rugi-laba yang dengan         Ikhtisar rugi laba.................450.000
demikian mengikhtisarkan barang kotor atas
penjualan biasa ($140.000)
(11)                       Untuk menutup laba kotor yang Laba kotor yang direalisasi
direalisasi atas penjualan cicilan tahun       Atas penjualan cicilan
berjalan dan tahun tahun tahun sebelumnya       Tahun 1985-1987.............$52.450
ke dalam ikhtisar laba rugi yang dengan       Ikhtisar rugi laba.........................$52.450
demikian mengikhtisarkan total laba kotor
($192.450)
(12)                       Untuk menutup biaya operasi ke Ikhtisar rugi laba.............. $120.000
dalam ikhtisar laba rugi yang dengan       Biaya operasi.........................$120.000
demikian mengikhtisarkan laba bersih
sebelum pajak penghasilan ($72.450)
(13)                       Untuk mencatat hutang pajak Pajak penghasilan................$28.980
penghasilan yang diperkirakan sebesar 40%            Hutang pajak penghasilan.....$28.980
dari laba bersih sebelum pajak $72.450 atau
sebesar $28.980
(14)                       Untuk menutup pajak penghasilan Ikhtisar rugi laba...............$28.980
ke dalam ikhtisar rugi laba yang dengan          Pajak penghasilan..............$28.980
demikian mengikhtisarkan laba bersih
($43.470)
(15)                       Untuk memindahkan laba bersih ke Ikhtisar rugi laba..............$43.470
laba yang ditahan ($43.470)           Laba yang ditahan..............$43.470

Prosedur Alternatif Untuk Menghitung Laba Kotor yang Direalisasi


Dalam ilustrasi di muka laba kotor yang direalisasi dihitung dengan menggunakan
persentasi laba kotor untuk tahun dimana penjualan cicilan menghasilkan jumlah yang ditagih
atas penjualan seperti itu.laba kotor yang direalisasi juga dapat ditentukan dengan jalan
menghitung jumlah laba kotor yang ditangguhkan dari saldo ini.
Penetapan Umur Piutang Dalam Akuntansi Dengan Metode Cicilan
Dalam ilustrasi pikiran diselenggarakan baik untuk piutang usaha cicilan maupun untuk
laba kotor yang ditangguhkan menurut tahun;penagihan dikaitkan dengan piutang usaha yang
dikelompokan menurut tanggal penjualan semula. Kita juga dapat menggunakan sebuah
perkiraan pengendalian dan sebuah buku tambahan untuk semua perkiraan cicilan dan
mengikhtisarkan total laba kotor yang ditangguhkan dalam sebuah perkiraan tunggal. Akan
tetapi,jika kita menempuh cara ini,pada tiap akhir periode kita perlu menganalisis dan
mengelompokan piutang usahacicilan sesuai dengan tahun penjualan semula. Kemudian
persentase laba kotor yang tetap dapat ditetapkan pada total piutang usaha menurut tahun untuk
menetapkan saldo laba kotor yang ditangguhkan.

E.     PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENJUALAN ANGSURAN


Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan cicilan sama dengan
penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus diperhatikan adalah:
a)      Piutang usaha cicilan biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar dan harus dijelaskan pada
penjelasan laporan keuangan atau dengan catatan kaki yang mengungkapkan tanggal jatuh
temponya. Maka jangka waktu piutang usaha angsuran tersebut diabaikan.
b)      Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan:
         Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum direalisasi.
          Pengurang piutang usaha angsuran.
         Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang ditahan
Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat sebagai kelompok
kewajiban.
Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan cicilan, harus dipisahkan
antara penjualan biasa dengan cicilan. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut dikurangi
dengan saldo laba kotor yang belum direalisasi pada akhir periode, yang menghasilkan laba kotor
periode tersebut yang telah direalisasi.

F. PENJUALAN ANGSURAN DENGAN TUKAR TAMBAH (TRADE- IN)


Dalam penjualan cicilan, perusahaan akan menerima barang tukar tambah sebagai
pembayaran sebagian atas kontrak penjualan cicilan baru. Jika jumlah yang ditetapkan atas
barang yang ditukarkan, merupakan nilai yang akan memungkinkan perusahaan merealisasikan
laba kotor normal atas penjualannya kembali, maka tidak akan timbul masalah khusus. Barang
tukar tambah dicatat dengan nilai yang ditetapkan atas barang tersebut. Perkiraan kas di debet
dengan setiap pembayaran yang menyertai tukar tambah, perkiraan piutang usaha cicilan didebet
untuk saldo harga jual dan perkiraan penjualan cicilan di kredit sebesar jumlah penjualan.
Pemberian nilai tukar tambah sebenarnya merupakan pengurangan atas harga jual dan perkiraan
harus melaporkan kenyataan ini dengan tepat. Barang tukar tambah harus dicatat dengan harga
belinya, selisih antara nilai tukar tambah dan nilai belinya bagi perusahaan harus dilaporkan baik
sebagai beban pada perkriaan nilai tukar lebih maupun sebagai pengurangan dalam perkiraan
penjualan angsuran
Ketidakmampuan Membayar dan Pemilikan Kembali
Ketidakmampuan membayar atas kontrak penjualan cicilan dan pemilikan kembali
barang yang telah dijual membutuhkan sebuah ayat jurnal dalam buku pihak penjual, yang
melaporkan barang dagangan yang diperolehnya kembali, yang membatalkan piutang usaha
cicilan beserta saldo laba kotor yang ditangguhkan. Dan mencatat keuntungan atau kerugian atas
pemilikan barang kembali.
Jika sistem perseidaan perpectual diselenggarakan, maka barang yang dimiliki kembali
dibebankan pada saldo persediaan, jika diselenggarakan secara periodik maka pemilikan kembali
dicatat dalam perkiraan normal tersendiri dan saldo ini ditambahkan pada pembelian dalam
menghitung harga pokok penjualan.

G.  BUNGA ATAS KONTRAK PENJUALAN


Kontrak penjualancicilan seringkali menetapkan beban untuk bunga atas saldoyang
terhutang. Persetujuan untuk pembayaran bunga berskala pada umumnya mengambil salah satu
dari bentuk sbb:
1.      Bunga dihitung atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan. Bunga yang dihitung
dengan cara ini kadang kadang disebut bunga jangka panjang.
2.      Bunga dihitung atas masing masing cicilaan yang harus dibayar dari tanggal kontrak penjualan
cicilan ditandatangani sampai tanggal pembayaran cicilan. Bunga yang dihitung dengan cara ini
disebut bunga jangka pendek
3.      Pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang
terhutang antara periode cicilan,sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok
4.      Bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.
Bunga bersklala atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan
Jika pembayaran pokok bulanan 6 kali @$50 harus dilakukan bersama sama dengan bunga yang
harus dibayar atas saldo pokok yang terhutang antara tanggal tanggal cicilan,maka pembayaran
akan dilakukanseperti terlihat dalam tabel dibawah ini :

tanggal Bunga atas Pembayan Total Saldo pokok


saldo yang cicilan yang pembayaran
terutang 1% jatuh tempo
per bulan
30 $400,00
juni................. $100,00 $100,00 300,00
30 $ 3,00 50,00 53,00 250,00
juni................. 2,50 50,00 52,50 200,00
31 2,00 50,00 52,00 150,00
juli.................. 1,50 50,00 51,50 100,00
31 agustus.......... 1,00 50,00 51,00 50,00
30 september...... 0,50 50,00 50,50 nol
31oktober........... $10,50 $400,00 $410,50
30
november.......
31 desember......

Penjualan dan dua pembayaran cicilan pertama akan dicatat sbb:

Transaksi Dalam buku puhak pembeli Dalam buku pihak penjual

30 juni Perlengkapan      $400,00 Piutang usaha


Untuk mencatat penjulan        Hutang usaha cicilan    $400,00
cicilan $400        Cicilan             $100,00      Penjualan
Dan pembayaran uang Hutang usaha cicilan      $400,00
muka $100        Cicilan        $100,00 Kas...................$100,00
        Kas...................  $100,00         Piutang usaha
        Cicilan               $100,00
31 juli Hutang usaha Kas...................$53,00
Untuk mencatat       Cicilan         $50,00        Piutang usaha
pembayaran cicilan Beban bunga     $3,00         Cicilan               $50,00
pertama $50 dan bunga        Kas.....................$53,00        Pendapatan
12% untuk 1 bulan atas bunga   $3,00
saldo yang terutang
sebesar $3000
31 agustus Hutang usaha Kas...................$53,50
Untuk mencatat       Cicilan         $50,00        Piutang usaha
pembayaran kedua $50 dan Beban bunga     $2,50         Cicilan               $50,00
bunga 12%untuk 1 bulan        Kas.....................$52,50        Pendapatan
atas saldo yang terutang bunga   $2,50
sebesar $250

Bunga berkala atas masing masing cicilan yang jatuh tempo


Kita misalkan fakta fakta yang sama kecuali bunga harus dibayar berkala atas cicilan yang jatuh
tempo, dari tanggal kontrak penjualan cicilan sampai dengan tanggal pembayaran cicilan. Perlu
kita catat bahwa pembayaran bunga disini tidak sesuai dengan bunga akrual sebenarnya atas
pokok yang belum dibayar. Dengan mengasumsikan bahwa laporan keuangan disusun tiap
bulan,maka bungan akrual, yang didasarkan pada saldo pokok harus ditetapkan pada tiap akhir
bulan. Walaupun beban untuk bunga lebih besar daripada pembayaran untuk bunga ayat ayat
jurnal,namun beban bunga ini menurun berskala sedangkan pembayarannya semakin naik.
Setelah pembayaran terakhir, total pembayaran untuk bunga akan sama dengan total beban yang
ditetapkan.

Pembayaran berkala dalam jumlah yang sama,yang menyatakan bunga dan saldo pokok
apabila pembayaran berkala harus sama jumlahnya dan menyatakan bunga atas pokok yang
belum dibayar srta jumlah yang harus ditetapkan pada pokok, maka pembayaran dalam jumlah
yang sama diperoleh dengan menghitung akrual. Dengan menggunakan tabel aktuarial dapat kita
tetapkan, bahwa kewajiban sebesar $300 dengan bunga akrual sebesar 12% dipenuhi dengan 6
kali pembayaran cicilan bukanan @$51,76.
Pembayaran harus digunakan lebih dulu untuk bunga akrual atas pokok sampai dengan tanggal
pembayaran dan kemudian digunakan pada pengurangan dalam jumlah pokok yang terutang.

Bunga berkala yang dihitung atas pokok awal


Dengan menggunakan fakta fakta yang sama kecuali, jika pembayaran bunga berkala dilanjutkan
dengan 12% dari pokok awal selama kontrak penjualan cicilan berlaku

Tanggal Bunga yang Pembayaran Total Saldo pokok


didasarkan atas cicilan yang pembayaran
pokok awal (1% jatuh tempo
per bulan)
30 $400,00
juni................. 300,00
30 $ 4,00 $100,00 $100,00 250,00
juni................. 4,00 50,00 54,00 200,00
31 4,00 50,00 54,00 150,00
juli.................. 4,00 50,00 54,00 100,00
31 agustus.......... 4,00 50,00 54,00 50,00
30 4,00 50,00 54,00 Nol
september...... $24,00 $400,00 $424,00
31oktober..........
.
30
november.......
31 desember......

Meskipun masing masing dari ketiga metode yang pertama itu menghasilkan bunga 12% per
tahun, namun metode ke empat diatas ini menghasilkan beban bunga efektif yang sebenarnya
lebih daripada 2kali lipat tingkat 125. Sementara itu jumlah rata rata yang terhutang selama masa
laku kontrak penjualan cicilan sebesar $175 {$300 ditambah $50 dibagi 21}. Beban bunga untuk
periode 6 bulan berjumlah $24,yang menghasilkan suku bunga mendekati 27% ($48  bunga per
tahun dibagi $175 jumlah rata rata yang terhutang).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    JAMINAN BAGI PIHAK PENJUAL
Dengan periode penagihan yang berkisar sampai 3 tahun atas penjualan harta benda tak-
gerak pribadi, pihak penjual biasanya berusaha melindungi diri dan memperoleh jaminan kalau
pihak pembeli gagal untuk menyelesaikan pembayaran menurut kontrak. Jika harta benda tak-
gerak pribadi dijual, maka risiko kerugian karena kegagalan pihak pembeli menyelesaikan
kontrak dapat diminimisasi dengan pemilikan kembali atas harta benda tersebut. Dalam upaya
untuk mengurangi atau menghindari kerugian pemilikan kembali, pihak penjual harus
mempertimbangkan tindakan pencegahan sebagai berikut:
(1)   Uang muka yang ditetapkan harus cukup besar untuk menutup penurunan nilai barang karena
perubahannya dari barang “baru” menjadi barang “bekas”.
(2)   Periode pembayaran cicilan harus tidak terlalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.
(3)   Pembayaran cicilan berkala tidak harus melebihi penurunan nilai barang yang terjadi di antara
pembayaran berkala. Apabila nilai barang ini melebihi saldo kontrak yang belum dibayar, maka
pihak pembeli segan untuk tidak memenuhi kontrak.

B.     METODE PENETAPAN LABA KOTOR PADA PENJUALAN CICILAN


Laba Kotor Dalam Periode Penjualan
Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan
penjualan piutang tak tertagih, pada saat penjualan. Hal ini dilakukan dengan jalan mendebet
perkiraan beban yang bersangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang
diantisipasi. Beban yang diantisipasi ini akan tergantung pada masing-masing pengalamannya
yang tersendiri dalam kontrak cicilan. Penetapan laba kotor atas penjualan cicilan dalam periode
di mana penjualan itu terjadi relative mudah diterapkan dan sehat dari sudut teori.

Penetapan Laba Kotor Dalam Periode Penagihan Per Kas


Pada penggunaan pendekatan ini, kita dapat menempuh beberapa prosedur alternatif.
Rencana penjualan cicilan yang harus ditempuh, harus dipertimbangkan dengan seksama untuk
memilih prosedur pengukuran laba bersih yang memuaskan. Prosedur penetapan laba kotor
dalam periode penagihan per kas ialah:
(1)   Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok.
(2)   Penagihan dipandang sebagai realisasi laba.
(3)   Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba.

C.    METODE CICILAN
Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak
dan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Dengan kata lain,
prosentase laba kotor awal atas penjualan diperhitungkan pada penagihan berkala untuk
menentukan jumlah yang harus ditetapkan sebagai pendapatan. Penagihan laba kotor, pada
dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga
pokok penjualan, yang berkaitan dengan hasil penjualan seperti itu. Penangguhan laba kotor
dapat menyatakan penangguhan biaya yang dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan.
Metode cicilan yang melaporkan laba kotor dapat digunakan untuk tujuan pajak penghasilan
dalam harta benda tak-gerak pribadi, oleh agen-agen penjual yang secara teratur melakukan
rencana penjualan cicilan.

Penjualan Barang Dagangan Berdasarkan Cicilan


Dalam mencatat transaksi perlu dibedakan antara penjualan regular (biasa) dan penjualan
cicilan dan, disamping itu kita perlu memberikan data-data lainnya untuk mencapai laba kotor
yang ditentukan sebagai akibat dari penagihan atas perkiraan cicilan. Kecuali kalau laba kotor
atas penjualan biasa maupun penjualan cicilan itu sama besarnya, maka perlu menyelenggarakan
catatan mengenai harga pajak barang dagangan yang dikirimkan pada penjualan cicilan. Apabila
system persediaan perpectual diselenggarakan, maka pembelian dicatat langsung pada perkiraan
persediaan. Sedangkan penjualan yang terjadi akan dicatat dengan jalan mendebet perkiraan
Harga Pokok Penjualan Cicilan atau perkiraan Harga Pokok Penjualan Biasa dan mengkredit
perkiraan persediaan.

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penggunaan Metode Cicilan


            Neraca dari perusahaan yang melakukan penjualan cicilan mencakup piutang usaha
cicilan dan saldo laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan. Dalam melaporkan
piutang usaha cicilan sebagai piutang lancer, pengungkapan tanggal jatuh tempo kontrak
penjualan cicilan akan memberikan penilaian dan gambaran yang lebih baik kepada para
pembaca neraca mengenai posisi keuangan perusahaan; tanggal jatuh tempo ini harus
diungkapkan dalam tanda kurung ataupun dalam catatan kaki, atau dapat juga kita cantumkan
menurut tanggal jatuh tempo tahunannya.
            Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan biasanya dilaporkan dalam neraca
pada seksi kewajiban sebagai pendapatan yang ditangguhkan. Dengan pengelompokkan kembali
saldo laba kotor yang ditangguhkan, maka laba atas penjualan cicilan akan ditetapkan sebagai
pos akrual untuk tujuan laporan keuangan, sedangkan untuk tujuan pajak penghasilan ditetapkan
sebagai pos yang ditangguhkan.

Penjualan Cicilan dengan Tukar-Tambah (Trade-In)


Dalam penjualan tertentu yang dilakukan berdasarkan cicilan perusahaan akan menerima
barang tukar tambah sebagai pembayaran sebagian atas kontrak penjualan cicilan baru. Sikap
jumlah yang ditetapkan atas barang yang ditukarkan merupakan nilai yang akan memungkinkan
perusahaan merealisasi laba kotor normal atas penjualan kembali maka tidak akan timbul
masalah khusus barang tukar tambah dicatat dengan nilai yang ditetapkan atas barang ini,
perkiraan kas di debet dengan setiap pembayaran yang menyertai tukar tambah, perkiraan
piutang usaha cicilan di debet Untuk saldo harga jual, dan perkiraan penjualan cicilan di kredit
sebesar jumlah penjualan. Pada tukar tambah, sering menyebabkan penjualan khusus yang diberi
nilai tukar- lebih (overallowance).
Pemberian nilai tukar-lebih merupakan pengurangan atas harga jual, dan pwrkiraan harus
melaporkan kenyataan ini dengan tepat, barang tukar-tambah harus dicatat dwngan harga
belinya, selisih antara nilai tukar tambah dan nilai belinya bagi perusahaan harus dilaporkan baik
sebagai beban pada perkiraan nilai tukar lebih maupun sebagai pengurangan dalam ke perkiraan
penjualan cicilan. Laba kotor atas penjualan cicilan harus dipandang sebagai selisih antara harga
pokok penjualan dan penjualan bersih, total penjualan cicilan dikurangi dengan setiap tukar-
tambah yang diberi nilai tukar lebih.

Ketidakmampuan membayar dan Pemilikan Kembali


Ketidakmampuan membayar atas kontrak penjualan cicilan dan pemilikan kembali
barang yang telah dijual membutuhkan sebuah ayat jurnal dalam buku pihak penjual, yang
melaporkan barang dagangan yang diperolehnya kembali, yang membatalkan piutang usaha
cicilan beserta saldo laba kotor yang ditangguhkan, dan yang mencatat keuntungan atau kerugian
atas pemilikan kembali barang ini. Sebagaimana halnya dengan barang yang diperoleh kembali
pada penjualan cicilan dengan tukar- tambah, barang yang dimiliki kembali karena tidak
membayar harus dicatat dengan suatu nilai, yang memungkinkan perusahaan memperoleh laba
kotor normal atas penjualan kembali.

Penggunaan Metode Cicilan


Penggunaan metode cicilan dalam penetapan pendapatan akan menimbulkan keputusan
yang kontroversional penjualan cicilan. Aoakah laba kotor harus dikaitkan dengan periode
dimana penjualan itu terjadi ataukah haris dikaitkan dengan periode dimana direalisasi menjadi
uang kas. Akuntan harus mempertimbangkan semua keadaan yang dijumpai dalam sotuasi
tertentu. Kemudian harus memilih alternatif yang dianggap akan menunjukan dengan sejujurnya
opersi dan posisi keuangan perusahaan.

D.     BUNGA ATAS KONTRAK PENJUALAN


Kontrak penjualan cicilan seringkali menetapkan beben untuk bunga atas saldo yang
terhutang. Meskipun bunga dicakup dalam pembayaran, penggunaan metode cicilan yang
diperlukan jika hanya sebagian dari pembayaran yang mengurangi saldo pokok perkiraan. Beban
usaha cicilan harus dipertimbangkan dalam menghitung laba kotor yang direalisasi. Bunga
biasanya bisa dibayar bersama-sama dengan pembayaran cicilan yang mengurangi jumlah
pokok.
Persetujuan untuk pembayaran bunga berkala pada umumnya mengambil salah satu dari
bentuk sebagai berikut :
1)      Bunga dihitung atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan. Bunga yang dihitung
dengan cara ini kadang-kadang disebut bunga jangka panjang (long- interest)
2)      bunga dihitung atas masing-masing cicilan yang harus dibayar, dari tanggal kontrak penjualan
cicilan ditandatangani sampai tanggal pembayaran cicilan. Bunga yang dihitung dengan cara ini
disebut bunga jangka pendek atau (short-and-interest)
3)      pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang
terutang antara periode cicilan, sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok.
4)      Bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat
barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment)
sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Dan di dalam
penjualan angsuran barang-barang dagangan mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1)      Pembayaran Uang Muka
2)      Pembayaran Angsuran
Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak
dan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Dalam penjualan
cicilan, perusahaan akan menerima barang tukar tambah sebagai pembayaran sebagian atas
kontrak penjualan cicilan baru. Jika jumlah yang ditetapkan atas barang yang ditukarkan,
merupakan nilai yang akan memungkinkan perusahaan merealisasikan laba kotor normal atas
penjualannya kembali, maka tidak akan timbul masalah khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E, dkk. 2006. Advance Financial Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan) Buku 2
Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Baker, Richard E., dkk. 2017. Akuntansi Keuangan Lanjutan Buku 2 Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Beams, Floyed A. dan Amir Abadi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia Buku
2. Jakarta: Salemba Empat.
Darmaji, Stevanus Hadi dan Yualiawati Tan. 2005. Akuntansi Lanjutan Sebuah Perspektif
Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing.
Drebin, Allan R. 1991. Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan). Jakarta: Erlangga.
Yunus, Hadori. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan.  Yogyakarta : BPFE

di Desember 21, 2019 


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Saham
Saham Saham dapat di artikankan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (Badan Usaha) dalam suatu
Perusahaan atau Perseroan Terb...

 Resume Penjualan Cicilan Mata kuliah : Akuntansi Aplikasi Bisnis


DAFTAR ISI Daftar isi ...................................................................................................................
 Makalah Penerapan Teori Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran Mata kuliah : Seminar
Aplikasi Riset
BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian
adalah menentukan teori apakah yang a...
 METODE PENELITIAN:Pengertian,Tujuan,Jenis
METODE PENELITIAN Pengertian, Tujuan, Jenis a.        Pengertian Metode Penelitian Pengertian Metode
penelitian adalah  langkah yang...
CARI BLOG INI

Telusuri

 Beranda

MENGENAI SAYA
R Sri Subekti
Lihat profil lengkapku

Laporkan
Penyalahgunaan
ARSIP BLOG
 ►  2020 (5)
 ▼  2019 (12)
o ▼  Desember (12)
 5 Cara Membuat Startup Sederhana
 METODE PENELITIAN:Pengertian,Tujuan,Jenis
 Makalah Penggabungan usaha mata kuliah Akuntansi A...
 Mata kuliah Akuntansi Penggabungan Usaha Makalah P...
 Makalah “Aspek Keperilakuan Pada Penganggaran Moda...
 Makalah Kepemimpinan mata kuliah : Kewirausahaan
 Makalah Resiko Wirausaha Mata kuliah : Kewirausaha...
 Makalah Penerapan Teori Dalam Penelitian Kuantitat...
 Resume Penjualan Cicilan Mata kuliah : Akuntansi A...
 Makalah Struktur Modal Mata kuliah : Manajemen Keu...
 Makalah Pengangguran dan kemiskinan di indonesia M...
 Makalah Konflik dan Stres Mata kuliah : Perilaku O...

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai