Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI KONSOLIDASI, AKUNTANSI PUSH-DOWN,

DAN JOINT VENTUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AKUNTANSI

KONSOLIDASI Dosen Pengampu: Bapak Mohammad Ridwan SE. M.Ak,

Ak.

Disusun oleh:

1. Nila Kholissotun Nikmah (E2B020304)


2. Nadya Nuryana (E2B020314)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1

AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


1
TAHUN 2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Karena berkat petunjuk dam bimbingan-Nya,
penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan. Namun
berkat bantuan dam bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Akuntansi Konsolidasi yang
berjudul “TEORI KONSOLIDASI, AKUNTANSI PUSH-DOWN, DAN JOINT VENTUR”,
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran di masa yang akan datang.

Amin

Semarang, 31 Maret 2023

Kelompok 3

3
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................5

1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

2.1 TEORI KONSOLIDASI.................................................................................................6

2.2 PERBANDINGAN TEORI KONSOLIDASI...............................................................6

2.3 PERTIMBANGAN AKUNTANSI PUSH DOWN DAN BASIS LAINNYA...........10

2.4 LAVARAGE BUYOUTS..............................................................................................12

2.5 JOINT VENTURE........................................................................................................12

A. Pengertian Usaha Gabungan.......................................................................................13

B. Struktur Organisasi Usaha Gabungan.......................................................................13

C. Akuntansi untuk Entitas Gabungan Usaha................................................................13

BAB III..........................................................................................................................................15

PENUTUP.....................................................................................................................................15

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Penggabungan unit bisnis banyak dilakukan saat ini baik dalam bentuk joint venture,
akuisisi, maupun merger. Hal ini dilatar belakangi oleh kemudahan teknologi, perjanjian
perdagangan bebas, dan motif mencari keuntungan.

Aktivitas penggabungan bisnis tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan produksi
atau pemasarannya saja, melainkan semua aspek termasuk aspek keuangannya. Pencatatan
keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama dengan perusahaan yang hanya
berdiri sendiri. Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi menjadi lebih
rumit dibandingkan dengan perusahaan yang berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan
konsolidasi, dikenal entitas induk (yang mengendalikan) dan entitas anak (yang
dikendalikan).

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi
untuk Induk Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas
yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas perusahaan.
Laporan keuangan konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi
dalam suatu kelompok usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan
bahkan anak perusahaan juga mungkin memiliki anak lain.

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna
ekonomi suatu entitas. Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas
yang berbeda, bahkan undang-undang anti-trust mensyaratkan arm’s lengt transaction
diantara entitas-entitas yang berafiliasi (hubungan istimewa antara antara perusahaan
pengendali dan atau perusahaan yang dikendalikan). Syarat ini berarti entitas induk tidak
diperkenankan membedakan harga beli atau jual kepada atau dari entitas anak dan
perusahaan lain yang tidak berafiliasi. Laporan keuangan konsolidasi dibuat berdasarkan
peraturan yang mengharuskan dibuatnya laporan keuangan konsolidasi bagi unit usaha yang
bergabung dan telah memenuhi syarat.

5
Selain adanya peraturan yang mengharuskan adanya laporan keuangan konsolidasi, hal yang
membuat pelaporan keuangan ini menjadi rumit adalah pemahaman bahwa entitas induk dan
anak adalah berbeda, namun dalam perhitungannya ada akun-akun yang sama yang harus
dieliminasi. Adanya kepentingan non pengendali juga membuat laporan keuangan konsolidasi
lebih rumit dibandingkan laporan keuangan perusahaan yang berdiri sendiri

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu teori konsolidasi?


2. Bagaimana perbandingan teori konsolidasi?
3. Bagaimana pertimbangan akuntansi push down dan basis lainnya?
4. Apa itu lavarage buyouts?
5. Apa itu joint venture?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui teori konsolidasi


2. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan teori konsolidasi
3. Untuk mengetahui pertimbangan akuntansi push down dan basis lainnya
4. Untuk mengetahui laverage buyouts
5. Untuk mnegetahui joint venture

6
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 TEORI KONSOLIDASI

Teori induk entitas didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasian
adalah perluasan dari laporan induk entitas dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang
saham induk entitas. Dalam teori induk entitas, laporan keuangan konsolidasian dibuat
untuk kepentingan pemegang saham entitas induk, dan pemegang saham hak non
pengendalian tidak diharapkan mengambil manfaat untuk dari laporan tersebut. Laba bersih
konsolidasian dalam teori induk entitas merupakan ukuran laba bagi pemegang saham induk
entitas.

Teori entitas menggambarkan pandangan lain dari konsolidasi. Teori ini dikemukakan
oleh Prof. Maurice Moonitz dan dipublikasikan oleh Asosiasi Akuntansi di Amerika
(American Accounting Association) pada tahun 1944 dengan judul “The Entity Theory of
Consolidated Statements”. Hal utama dari teori entitas adalah bahwa laporan konsolidasian
mencerminkan sudut pandang keseluruhan entitas usaha, yang menilai secara konsisten
sumber daya yang dikendalikan entitas.

2.2 PERBANDINGAN TEORI KONSOLIDASI

Perbedaan mendasar antara teori induk entitas, teori entitas dan teori kontemporer, yaitu
teori induk perusahaan mengambil sudut pandang pemegang saham induk entitas dan teori
entitas memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer
memandang pemegang saham dan kreditor induk entitas sebagai pemakai utama laporan
keuangan konsolidasi, namun mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil
operasi adalah bagi entitas usaha tunggal.

A. Pelaporan Laba

Laba bersih konsolidasian adalah ukuran laba bagi pemegang saham induk entitas
dalam teori induk perusahaan dan teori entitas. Teori entitas memerlukan perhitungan laba
bagi seluruh pemegang saham, yang disebut sebagai “teori laba bersih konsolidasian”.
Total laba bersih konsolidasian kemudian dialokasikan kepada pemegang saham hak non

7
pengendalian dan mayoritas, dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan
keuangan. Laba bersih konsolidasi dalam praktik yang ada menggambarkan teori induk
entitas. Tetapi praktik

8
akuntansi yang lebih disukai, yaitu teori kontemporer, menunjukan pendapatan hak non
pengendalian sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih konsolidasian, dan
melaporkan ekuitas pemegang saham kosolidasi.

B. Penilaian Aset

Dalam Teori induk entitas, asset anak entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya,
ditambah dengan bagian induk entitas dari kelebihan nilai wajar asset atas nilai bukunya.
Dengan kata lain, aset anak entitas dinilai kembali hanya sebatas pengambilan asset bersih
(termasuk goodwill) oleh induk entitas. Kepemilikan hak non pengendalian dalam asset
bersih anak entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya.

Dalam teori entitas, asset dan liabilitas anak entitas dikonsolidasikan pada nilai
wajarnya dan kepemilikan hak non pengendalian dan mayoritas atas asset bersih itu
diperlakukan secara konsisten. Tetapi perlakuan yang konsisten ini diperoleh melalui
praktik yang masih dipertanyakan dalam penilaian anak entitas dengan dasar harga yang
dibayar induk entitas untuk memperoleh kepemilikan mayoritas.

Masalah lain sehubungan dengan penilaian anak entitas dalam teori entitas muncul
setelah induk entitas mendapatkan kepemilikannya ketika induk entitas secara penuh
mengontrol anak entitas, saham yang dimiliki oleh pemegang saham hak non pengendalian
tidak lagi mencerminkan kepemilikan ekuitas dalam pengertian umum.

C. Keuntungan dan Kerugian yang Belum Direalisasi


Dalam teori induk entitas, keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari
penjualan arus-atas dieliminasi sejumlah presentase kepemilikan entitas induk dalam anak
entitas. Bagian dari keuntungan dan kerugian yang tidak dieliminasi berkaitan dengan
kepemilikan hak non pengendalian, dan sudut pandang induk entitas, direalisasi oleh
pemegang saham hak non pengendalian.
Seluruh keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dieliminasi dalam menentukan
laba bersih konsolidasian menurut teori entitas. Dalam hal penjualan arus-ke atas, jumlah
yang dieliminasi dialokasikan antara laba untuk pemegang saham hak non pengendalian
dan pemegang saham mayoritas berdasarkan presentase kepemilikan mereka.
Pengeliminasian

9
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dalam teori kontemporer mengikuti pola
dan konsistensi teori entitas.
D. Keuntungan dan Kerugian Konstruktif

Pola akuntansi untuk keuntungan dan kerugian konstruktif dari akuisisi hutang antar
entitas menurut ketiga teori tersebut sama dengan pola akuntansi untuk keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi. Keuntungan dan kerugian dari penarikan konstruktif
hutang dalam teori kontemporer diperlakukan sama dengan teori entitas.
E. Konsep Kesatuan Ekonomi – Pembelian Goodwill

Dengan metode ini, proses konsolidasi untuk asset dan liabilitas yang dapat
diidentifikasi dinilai secara konsisten pada nilai wajar pada saat penggabungan usaha
dilakukan. Pendukung pendekatan ini mengakui bahwa induk entitas akan mau membayar
sejumlah premi untuk memperoleh kendali atas entitas lain, dan premi tersebut tidak
berhubungan dengan nilai wajar anak entitas.
Oleh sebab itu tidak ada perhitungan nilai tersembunyi goodwill yang harus dilakukan,
dan hanya goodwill yang benar-benar dibayar yang dilaporkan pada laporan konsolidasian.
Jika standar FASB berdasarkan teori entitas atau konsep kesatuan ekonomi–akan
diterbitkan metode pembelian goodwill, yang akan menjadi bagian dari teori kontemporer.
Teori kontemporer akan terus berevolusi bersama dengan perubahan standar akuntansi.
F. Ilustrasi – Konsolidasi Dengan Teori Induk Entitas Dan Teori Entitas
Pembelian gabungan usaha Pedrich corporation dan Sandy Corporation pada tanggal 1
Januari 2006. Asumsikan Pedrich Corporation membeli 90% kepemilikan dalam Sandy
Corporation dengan membayar tunai $198.000. Neraca komparatif kedua entitas itu sebelum
auisisi adalah sebagai berikut (dalam ribuan) :

10
Harga beli $198.000 untuk 90% kepemilikan merupakan nilai total dari asset bersih
Sandy Corporation $220.000 ($198.000 / 90%). Dalam teori entitas, seluruh asset dan
liabilitas anak entitas dinilai kembali dan tercermin dalam laporan konsolidasian sejumlah
$220.000. Dalam teori induk entitas, total implied value tidak tercermin dalam laporan
keuangan konsolidasian, dan hanya 90% dari asset bersih anak entitas yang dinilai kembali.
Meskipun perbedaan teori tidak mempengaruhi akuntansi induk entitas yang menggunakan
metode ekuitas, hasil perhitungan aset, liabilitas serta kepemilikan hak non pengendalian
menjadi berbeda.
 TEORI INDUK ENTITAS

Menurut teori induk entitas (dan teori kontemporer), nilai asset yang dapat diidentifikasi dan
goodwill adalah 90% dari nilai di atas :

 GOODWILL
Dalam teori entitas, goodwill sebesar $65.000 sama dengan nilai total asset bersih Sandy

Corporation atas nilai wajarnya ($220.000 - $155.000). Dalam Teori induk perusahaan, goodwill

sebesar $58.500 adalah sama dengan biaya investasi dikurangi 90% nilai wajar asset yang dapat

diidentifikasi Sandy Corporation ($198.000 - $139.500). Tambahan sebesar $10.000 yang

dialokasikan kepada aset yang dapat diidentifikasi dan goodwill dengan metode ekuitas ($100.000 -

$90.000) tercermin pada neraca konsolidasian dalam kelompok kepemilikan hak non pengendalian.

G. Konsolidasi Saat Akuisisi

Dengan teori induk entitas, 90% dari kelebihan nilai wajar atas nilai buku aset yang
dapat diidentifikasi dialokasikan ke asset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi, dan
kelebihan biaya investasi atas nilai wajarnya sebesar $58.500 dialokasikan ke goodwill.
Kepemilikan minoritas $12.000 dalam teori induk entitas sama dengan 10% nilai buku
asset bersih Sandy Corporation pada asset konsolidasi dalam teori induk entitas terdiri dari
nilai buku gabungan
11
asset ditambah 90% kelebihan nilai wajar aset Sandy Corporation atas nilai bukunya.
Dalam teori entitas, asset konsolidasi terdiri dari nilai buku asset Pedrich Corporation
ditambah nilai wajar asset Sandy Corporation. Meskipun seluruh asset Sandy Corporation
dikonsolidasi pada nilai wajarnya, total asset konsolidasi tidak menggambarkan nilai wajar
dalam kedua teori, karena asset induk entitas tidak dinilai kembali pada saat penggabungan
usaha dilakukan.

H. Konsolidasi Setelah Akuisisi

Perbedaan antara teori induk entitas dengan teori entitas dapat dijelaskan lebih lanjut
dengan mengamati kegiatan operasi Pedrich Corporation dan Sandy Corporation selama
tahun 2006. Asumsi-asumsi berikut ini dibuat :

1) Laba bersih dan dividen Sandy Corporation untuk tahun 2006 masing-masing
$35.000 dan $10.000.
2) Kelebihan nilai wajar atas nilai buku piutang dagang dan persediaan Sandy
Corporation pada tanggal 1 Januari 2003 direalisasi selama tahun 2006.
3) Aset tetap Sandy Corporation disusutkan 5% setahun dan goodwill dari konsolidasi
tidak diamortisasi.

2.3 PERTIMBANGAN AKUNTANSI PUSH DOWN DAN BASIS LAINNYA

Ketika akuntansi push down tidak digunakan dalam akuisisi, alokasi harga pembelian pada
aset bersih berwujud dan goodwill diselesaikan dalam kertas kerja konsolidasi. Laporan
keuangan konsolidasian menggambarkan alokasi pembelian. Apabila anak entitas mencatat
alokasi dalam laoran keuangannya dengan akuntasi push-down, maka dengan demikian
proses konsolidasi telah disederhanakan. Pedrich Corporation mendapatkan 90%
kepemilikannya dengan membayar $198.000 pada tanggal 1 Januari 2006. Apabila akuntansi
push-down digunakan dan hanya 90% asset bersih yang dapat diidentifikasi Sandy
Corporation yang dinilai kembali (teori induk entitas), maka perbedaan nilai buku/harga
perolehan $90.000 dialokasikan sebagai berikut (dalam ribuan):

12
Book Value Push-Down Adjusment Book Value After Push-Down

Penyesuaian push-down pada buku terpisah Sandy Corporation dicatat sebagai berikut :

Jika total nilai $220.000 dihilangkan dari harga beli 90% kepemilikan pada Sandy
corporation dengan teori entitas (harga perolehan $198.000 / 90%), maka kelebihan $100.000
di push- down pada buku Sandy Corporation sebagai berikut (dalam ribuan):

Book Value Push-Down Adjusment Book Value After Push-Down

13
Jurnal untuk mencatat 100 % penyesuaian push-down pada buku terpisah Sandy
Corporation adalah sebagai berikut :

2.4 LAVARAGE BUYOUTS

Pada Leveraged Buyouts (LBO), sekelompok investor (seringkali mencakup


manajemen entitas, banker investasi, dan institusi keuangan) memperoleh sebuah entitas
(entitas A) dari pemegang saham publik melalui transaksi yang dibiayai sedikit modal dan
hutang dalam jumlah yang amat besar. Biasanya, kelompok investor mengumpulkan dana
untuk LBO melalui 10% investasi uang mereka sendiri dan sisanya dari
pinjaman. Biasanya hutang yang diperoleh investor untuk membiayai LBO dijamin oleh asset
entitas A dan dilunasi oleh dana yang berasal dari operasi entitas A dan/atau melalui
penjualan assetnya. Karena hutang tersebut dijamin oleh aset entitas A, bank memberi
pinjaman kelompok investor seringkali menginginkan agar hutang tersebut muncul dalam
laporan keuangan entitas A.
2.5 JOINT VENTURE

Usaha gabungan (joint venture) adalah bentuk persekutuan yang dimulai oleh ekspedisi
perdagangan maritim Yunani dan romawi. Tujuannya adalah menggabungkan partisipasi
manajemen dengan pemilik modal untuk suatu proyek perdagangan spesifik dan terbatas.
Tipe umum usaha gabungan temporer adalah bentuk sindikat yang terdiri dari bankir
investasi untuk membeli sekuritas dari perusahaan yang mengeluarkannya dan kemudian
memasukkannya kepada masyarakat umum. Usaha gabungan memungkinkan beberapa
pesertannya berbagi resiko dan hasil atas tindakan yang jika dilakukan oleh seseorang peserta
sangat beresiko.
Bidang baru dan kegunaan dari bentuk usaha gabungan bagi dunia usaha semakin lama
semakin penting. Sebagai contoh, sampai pertengahan 1994 pada bidang telekomunikasi
hampir seluruh entitas mencari sekutu usaha patungan untuk mendapatkan keuntungan dan
14
memperluas usaha. Tujuan dari usulan usaha patungan ini ialah untuk mengakumulasikan
modal untuk memenangkan tender izin jasa komunikasi pribadi (personal communication
services) yang bernilai milyaran dollar dan untuk membangun jaringan telepon nasional
tanpa kabel. Salah satu keuntungan dari usaha ini adalah menghindari harga akuisis yang
mahal.
A. Pengertian Usaha Gabungan

Usaha gabungan adalah sebuah entitas usaha yang dimiliki, dioperasikan, dan dikendalikan secara
bersama-sama oleh sekelompok kecil investor (venturer), untuk menjalankan suatu bidang usaha
tertentu yang saling menguntungkan tiap venturer.

B. Struktur Organisasi Usaha Gabungan

a) Entitas Gabungan usaha: entitas yang dimiliki dan dioperasikan oleh sekelompok
kecil venturer untuk mencapai hasil yang sangat menguntungkan.
b) Persekutuan Umum: asosiasi dimana tiap sekutu memiliki tanggung jawab tidak
terbatas.
c) Persekutuan Terbatas: asosiasi dimana terdapat satu sekutu atau lebih memiliki
tanggung jawab tidak terbatas dan satu sekutu atau lebih memiliki tanggung
jawab terbatas.
d) Kepentingan yang tidak terbagi: pengaturan kepemilikan dimana terdapat dua
pihak atau lebih secara bersama-sama memiliki kekayaan dan hak miliknya masih
ada pada masing-masing individu sampai sebatas kepentingan masing-masing
pihak.
C. Akuntansi untuk Entitas Gabungan Usaha

Pendekatan untuk menentukan pengaruh signifikan pada usaha patungan entitas cukup
berbeda dengan investasi pada saham biasa karena tiap venturer biasanya harus memberikan
persetujuan pada setiap keputusan yang signifikan, sehingga memberikan kemampuan untuk
menerapkan pengaruh yang signifikan tanpa mempertimbangkan kepemilikan kepentingan.
Investasi pada saham biasa entitas patungan usaha yang melebihi 50% dari saham beredar
usaha patungan adalah investasi anak entitas (subsidiary investments), dimana diterapkan
akuntansi dan pelaporan induk-anak. Entitas patungan usaha yang 50% dimiliki oleh salah satu
pihak tidak dianggap sebagai usaha patungan, meskipun tetap dilaporkan sebagai usaha patungan
pada laporan keuangan.

15
D. Konsolidasi Satu Baris dan Konsolidasi Proposional

Diasumsikan Price Corporation memiliki 50% kepentingan tidak terbagi pada Shield
Company, usaha patungan bidang perdagangan. Laporan keuangan komparatif
berdasarkan dua asumsi (metode ekuitas dan konsolidasi proporsional) disajikan pada
peraga 11-10 (dalam ribuan).

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perusahaan yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan biasanya akan menyajikan
laporan keuangan dalam bentuk laporan keuangan konsolidasi. Prinsipnya adalah penyajian
laporan keuangan yang isinya gabungan dari laporan milik perusahaan induk dan entitas
anak perusahaan dalam satu laporan sehingga seolah-olah mereka adalah satu entitas.
Tujuan dari penyusunan laporan tersebut adalah untuk memberikan gambaran objektif
secara keseluruhan mengenai posisi keuangan dan aktivitas dari suatu kelompok perusahaan
(induk dan anaknya) sehingga bisa dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan
(investor, auditor, dsb).Bentuk laporan tersebut dibutuhkan jika perusahaan induk memiliki
kendali atas perusahaan lain (anak perusahaan).

Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda,
bahkan Undang-undang anti-trust mensyaratkan arm’s length transaction di antara entitas-
entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak di perkenalkan
membedakan harga jual produknya terhadap entitas anak dan entitas lain yang tidak
berafiliasi, atau melakukan pembelian dengan harga yang berbeda dari entitas lain yang
tidak berafiliasi. Laporan Konsolidasi dimaksudkan untuk menunjukan aspek substansi
hubungan entitas induk – anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Beams, F.A., Anthony , J.H.,Bettinghaus., B., and Smith, K.A. 2012.

Advanced Accounting. Eleventh Edition. Person.

18

Anda mungkin juga menyukai