Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP DASAR AKUNTANSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Teori Akuntansi

Disusun oleh:

Defiyanti Olifia Warella


17 510 033

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BIDANG PEMINATAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

MAKASSSAR

2020/2021

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan

kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk

satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut (Suwardjono:5:1996)

Dari pengertian tersebut dapat menunjukkan bahwa akuntansi merupakan suatu

seni, hal ini dimaksudkan akuntansi merupakan penegtahuan yang isi dan strukturnya

disesuaikan dengan berbagai kebijaksanaan dan kebutuhan, bukan ilmu pasti. Maka dari

itu penulis menguraikan tentang dasar-dasar ilmu akuntansi secara jelas agar dapat

digunakan sebagai acuan pengertian dalam benak penulis pada umumnya serta pembaca

pada khususnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan konsep dasar akuntansi?

2. Apa sajakah konsep-konsep dasar akuntansi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan konsep dasar akuntansi.

2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar akuntansi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Konsep Dasar Akuntansi

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru

ditemui pada pembukuan Amphioen Sociteyt yang berdiri di Jakarta sejak 1747.

Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai

tanam paksa dihapuskan,1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha

swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia

usaha berkembang demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem  pembukuan yang

dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan Luca Pacioli.

Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia sejak 1907, yaitu

dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA. Tugas pokoknya adalah

menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini

merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara ( Government Accountant

Dienst = GAD ) yang resmi didirikan pada 1915. Akuntan publik pertama adalah

Frese&Hogeweg, yang mendirikan kantonya di Indonesia, 1918. Pada 1920 berdiri

kantor akuntan H.Y.Voerens. Dalam tahun 1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak 

(Belasting Accountant Dienst = BAD).

Di dalam negeri sendiri, pendidikan akuntan mulai di rintis dengan dibukanya

jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1952. Pembukaan ini

kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961).

Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas Airlangga (1962) dan Universitas Gajah

Mada (1964).

2
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia di Indonesia berdiri

23 Desember 1957. Organisasi ini, yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

didirikan oleh lima akuntan Indonesia. Anggotanya pada waktu itu baru sebelas orang.

Dalam tahun 1978, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Publik. Tahun 1986,

berdiri Ikatan Akuntan Indonesia Seksi Akuntan Manajemen dan Seksi Akuntan

Pendidik.

Profesi akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak 1967. Dikeluarkannya

Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam tahun itu, yang kemudian disusul

dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri, 1968, merupakan pendorong

berkembangnya profesi akuntansi. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang

didirikan dalam rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai

akibat makin baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan

tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-proyek

pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di satu

pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan

accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya perkembangan profesi akuntansi.

Pemerintah sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya

dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985.

B. Konsep-konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik

lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Daftar konsep dasar

dari beberapa sumber:

3
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehinggga konsep dasar yanga

dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas

atau underlying assumption) yang disebut secara spesifik dalam kerangka

konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah :

a) Basis Akrual ( Accrual basis)

b) Usaha berlanjut (Going concern)

2. Grady

Grady mendiskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas

kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan

yang melekat pada statemen keuangan.

3. Accounting Principles Board

Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri

dasar dan memuatnya dalam APB statement No.4. APB mengidentifikasi tigabelas

konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi

4. Wolk, Tearney, dan Dodd

Wolk dan Teraney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan

beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented

principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan

objectivity dan prinsip berorientasi  keluaran (output oriented

principles) yaitu comparability,consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang

dikategori sebagai postulat adalah;

      1. Usaha berlanjut (going concern)

      2. Periode waktu (Time period)

      3. Entitas akuntansi (Accounting entity)

4
      4. Unit moneter (Monetary unit)

5. Paton dan Littleton

Konsep-konsep dasar yang dikemukakan P&L:

Entitas bisnis atau kesatuan usaha, batas kesatuan, penghargaan sepakatan,

kontinuitas usaha, kos melekat, upaya dan hasil, bukti terverifikasi dan objektif.

a) Kesatuan Usaha (Entity Theory)

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan

atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya

sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang

menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi

pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Jadi kesatuan usaha merupakan

pusat pertanggung jelasan.

b) Batas Kesatuan

Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau

hokum melainkan kesatuan ekonomik. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali

(control) oleh satu manajemen.

c) Penghargaan Sepakatan

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau

penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan

pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama

dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber ekonomi yang

keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan

diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.

5
d) Kontinuitas Usaha (Going Concern)

Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau

tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa dating bahwa

kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap

bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsungsung terus sampai waktu yang

tidak terbatas.

6. Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka

memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul

karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu

kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan

telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.

7.      Bukti Terverifikasi dan Objektif

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai

tingkat kebermanfaatandan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila

terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji

kebenarannya. Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondidi yang

melingkupi penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan data

akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektifitas mutlak

melainkan pada objektifitas relative yaitu objektifitas yang paling tinggi pada

waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan ketersediaan

informasi   

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yaitu fungsi auditing mulai dikenalkan di Indonesia

sejak 1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA, dengan tugas

pokoknya adalah menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Beberapa konsep-

konsep dasar akuntansi yang sering dibahas yakni konsep dari Paton dan Littleton yang

Anda mungkin juga menyukai