MANAJEMEN KONFLIK
OLEH
RAHMA INAQ
17 510 019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya-lah maka saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Konflik", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita guna
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Rahma Inaq
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
E. Pengelolaan Konflik...................................................................................................11
G. Dampak Konflik.........................................................................................................14
A. PKESIMPULAN18
B. SARAN......................................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konflik baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang
anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik entah itu konfik antar individu,
konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam organisasi perubahan atau inovasi
organisasi dituntut untuk menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul
merupakan serangkaian aksi dan reaksi antar pelaku maupun pihak luar dalam situasi
konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada suatu proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun
interprestasi. Bagi pihak luar (diluar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang
diperlukan adanya informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak
ketiga.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan
keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku
3
1. Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang
keras.
hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang
bermusuhan.
yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan
merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery
merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model
penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya
dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen
4
struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses
menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola
dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai
B. Teori-teori Konflik
masyarakat.
yang mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih
manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang
kebutuhan itu.
5
3. Teori negosiasi prinsip
konflik
pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk
4. Teori identitas
sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak
diselesaikan.
antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan
6
C. Jenis – Jenis Konflik
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan
untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik berdasarkan pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya, ada yang membagi konflik dilihat dari fungsi dan ada juga yang
Jenis konflik ini disebut juga konflik intra keorganisasian. Dilihat dari posisi
a. Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki
kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan
bawahan.
b. Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki
c. Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang
a. Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini
terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau
7
karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya. Termasuk dalam
konflik individual ini, menurut Altman, adalah frustasi, konflik tujuan dan
konflik peranan .
perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lain.
kelompok makin terikat dengan tujuan atau norma mereka sendiri, mereka
makin kompetitif satu sama lain dan berusaha mengacau aktivitas pesaing
keseluruhan.
Dilihat dari fungsi, Robbins membagi konflik menjadi dua macam, yaitu:
8
b. Konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict).
kelompok.
Konflik merupakan suatu fenomena yang sering kali tidak bisa dihindari dan
Visi, misi dan tujuan strategis harus dicapai atau direalisasikan dengancara yang
organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang strategis dari organisasinya
3. Meningkatkan kreativitas
Barbara Landau, dan Daryl Landau (2001) menguraikan bahwa konflik yang
9
4. Meningkatkan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan pemikiran berbagai
keputusan dan penggunaan informasi yang akurat untuk memilih salah satu
akurat.
ulang, hal ini akan menjadi norma budaya organisasi, jika tidak konflik
positif dan negatif. Jika persepsinya negatif, perilaku yangkerja akan negatif akan
10
E. Pengelolaan Konflik
peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari
terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
mendengarkan.
Gaya manajemen konflik adalah pola perilaku orang dalam menghadapi situasi
11
bukan gaya manajemen konflik”. Sebagai contoh, seorang pimpinan yang otokratis
h. Jenis kelamin
i. Kecerdasan emosional
j. Kepribadian
tekanan, intimidasi bahkan paksaan kepada pihak-pihak lain yang terlibat dalam
konflik. Pada sisi positif, gaya bersaingan demikian mungkin diperlukan apabila
dituntut adanya suatu tindakan desisif cepat, atau apabila perlu dilaksanakan tindakan-
12
Ada macam-macam label deskriptif untuk lima macam gaya, sebagai berikut:
1. Gaya pesaing
dalam konflik. Pada sisi positif, gaya bersaingan demikian mungkin diperlukan
apabila dituntut adanya suatu tindakan desisif cepat, atau apabila perlu
kearah bersikap netral sewaktu adanya keharusan untuk mengambil posisi atau
sikap tertentu. Gaya ini dapat diterapkan apabila konflik yang terjadi tidak
3. Akomodator
dengan keras dan berarti. Gaya ini bermanfaat apabila sebuah konflik lebih
bagi orang lain, dan menjadikan orang tersebut lebih reseptif tentang persoalan
13
4. Manajemen yang Menekankan Kompromi
Gaya manajemen ini adalah gaya yang paling realitas yang dapat
konflik. Apabila dalam kompromi para partisipan turut berbagi dalam kondisi
5. Kolaborator
persoalan yang menimbulkan konfli penting bagi kedua belah pihak yang
berkonflik. Maka dari itu sekalipun sulit dan membutuhkan biaya-biaya besar
G. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai
berikut :
karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul
melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai sumber daya manusia
14
a. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu
bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan
yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam
b. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara
masing-masing.
15
2. Dampak Negatif Konflik
menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih
awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung
jawab.
stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi,
16
mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang
dan memberikan latihan dan dapat muncul pemborosan dalam cost benefit.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi materi di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal antara lain:
2. Sumber – sumber konflik secara sederhana berasal dari factor manusia dan
factor organisasi
- meningkatkan kreativitas
menyenagkan
18
5. gaya manajemen merupakan pola perilaku orang dalam menghadapi situasi
konflik
menurut teori Grid, teori Thomas dan Kilmann, dan teori Rahim.
B. Saran
konflik harus di lakukan manajemen konfliknya dengan benar agar konflik tersebut
19