Kelompok 10
Kelas H
Nama Kelompok :
Pendapat atau opini auditor eksternal atas laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting
yang ditunggu oleh masyarakat atau para pemangku kepentingan dari entitas yang diperiksa. Hal
ini dikarenakan pendapat atau opini tersebut merupakan salah satu alat yang penting dalam
pengambilan keputusan. Bila opininya menjelaskan bahwa laporan keuangan itu disusun dan
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berarti laporan keuangan tersebut
menggambarkan kondisi entitas secara wajar. Namun bila pendapat tersebut menyatakan bahwa
laporan keuangan tersebut tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi maka
berarti laporan keuangan tersebut tidak memberikan gambaran kondisi operasi entitas yang
wajar dan benar.
Yang menjadi permasalahan atau dilemma bagi akuntan adalah karena yang membayar fee audit
adalah klien, maka klien tersebut sering kali atau bahkan memaksakan agar pendapat atau opini
atas laporan keuangan tersebut adalah wajar tanpa pengecualian, meski sebenarnya tidak seperti
itu. Oleh karenanya didalam melaksanakan tugas profesinya sebagai auditor eksternal seorang
akuntan dibatasi dengan rambu-rambu kode etik auditor eksternal atau independen
Auditor eksternal merupakan seorang akuntan professional. Untuk menjadi seorang professional
terdapat ketentuan yang harus dipenuhi. Selain keahlian atau kompetensi di bidang audit yang
diperolehnya melalui pendidikan, dia harus memiliki sertifikat sebagai auditor eksternal. Dengan
kompetensi yang dimiliki serta melakukan pemeliharaan kompetensi secara berkelanjutan maka
masyarakat akan memberikan penghargaan atas kualitas diri auditor eksternal serta hasil
pekerjaannya. Oleh karenanya dengan penghargaan tersebut, seorang auditor eksternal dihargai
oleh masyarakat, paling tidak dengan pemberian kompensasi yang memadai. Namun
permasalahannya adalah bahwa masyarakat juga menginginkan hasil pekerjaan dari auditor
eksternal yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga hasil yang objektif. Auditor eksternal dituntut
oleh masyarakat atau pemangku kepentingan untuk memberikan hasil pemeriksaan atau
pemberian opini yang objektif. Artinya hasil pemeriksaan tersebut harus memberikan gambaran
yang sebenarnya dari kinerja dan posisi keuangan entitas yang diperiksa. Karena laporan
keuangan yang diperiksa akan digunakan untuk mengambil keputusan.
FAKTOR KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP PROFESI AUDITOR
EKSTERNAL
Association of certified fraud examiners (ACFE) 2014 dalam laporan keuangan 2014
menjelaskan bahwa disamping korupsi dan penyalah gunaan organisasi secara tidak benar,
bentuk kejahatan kerah putih yang terbesar nilainya serta yang paling merugikan masyarakat
adalah pembuatan dan penyajian laporan keuangan secara curang. Bila hal ini terus menerus
serta bahkan mendunia, apa yang akan terjadi serta bagaimana sikap masyarakat ? Duska and
Duska, 2006 menjelaskan :
Kepercayaan dari masyarakat merupakan hal yang penting bagi seorang auditor eksternal .
karena kepercayaan merupakan hal yang penting maka kehadiran kejujuran dan integritas dari
akuntan menjadi penting. Jadi seorang auditor eksternal tidak hanya menjadi seorang yang
terpercaya, namun dia harus juga menampakkan sikap terpercaya dihadapan masyarakat. Jadi
sebagai auditor eksternal yang hati-hati, dia juga harus mempunyai kewajiban untuk bersikap
cukup skeptik ( sikap tidak mudah percaya ) demi melindungi tuntutan hokum dari masyarakat
atau pemangku kepentingan.
Secara teoritis kode etik auditor eksternal telah dapat menjadi sarana atau pegangan dan
pedoman bagi para auditor eksternal dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Namun dalam
penerapnnya masih ada beberapa atutran yang perlu diperbaiki. Orin, 2008 menyatakan bahwa
Sarbanes –Oxley Act (SOX) sebagai saran utama dalam tata kelola perusahaan dan auditor
eksternal khususnya di USA ternyata belum cukup dapat menatur perilaku auditor eksternal di
USA secara signifikan. SOX tidak hanya belum mengatur independensi pada rotasi auditor
eksternal dan kantor akuntan public yang berkaitan dengan penerapan kode etik profesi auditor
eksternal di USA. Menurut Raspante and Tarasco, 2011, apabila tidak waspada dan hati-hati
maka marger dan akuisisi kantor akuntan public dapat menimbulkan jebakan penerapan kode
etik. Hal ini dikarenakan pada saat marger dan akuisisi kantor akuntan public akan terjadi
berbagai ancaman atas prinsip dasar kerahasiaan. Jebakan-jebakan ini adalah :
Menurut Moldovanu , 2010 penerapan dari kode etik auditor eksternal menghadapi berbagai
ancaman terhadap ketaatan pada prinsip-prinsip dasar etika profesi. Salah satu ancaman yang
substantive adalah besarnya imbalan dan remunerasi atau kompensasi yang diterima oleh auditor
eksternal. Jadi dapat disimpulkan semakin memadai imbalan dan remunerasi atau kompensasi
yang diterima oleh auditor eksternal semakin tinggi ketaatannya pada kode etik profesi.
Penerapan etika tersebut berjalan efektif bila auditor eksternal secara pribadi maupun organisasi
profesi akuntan public terus menerus berupaya untuk memahami kode etik profesi didasarkan
penalaran moral yang baik. Hal ini dikarenakan pelaksanaan etika selalu akan menghadapi
tekanan dari berbagai pihak.