Anda di halaman 1dari 11

Tugas Resume

Etika Profesi Akuntan : Kasus-Kasus Di Indonesia

“Etika Akuntan Pemerintah”

Kelompok 10

Kelas H

Nama Kelompok :

Giany A. Lay 2016310439


Sahidah 2016310459
Lailatul Badriyah 2016310486
Sintikhe R. Dere 2016310502

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2019
PENDAHULUAN

Saat ini dalam era pemerintahan yang demokratis , peran rakyat dan masyarakat
sangatlah penting. Jatuh bangunnya suatu pemerintahan ditentukan oleh kepercayaan kepada
pemerintah. Pemerintah dapat dipercaya bila melakukan pekerjaan yang menguntungkan
rakyat dan masyarakat diikut sertakan dalam memberikan informasi yang jelas, benar, serta
dapat dipercaya. Hal ini dikarenakan rakyat dan masyarakat ingin mengetahui secara
langsung apa yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu pemerintahan yang demokratis
harus transparan, akuntabel, serta responsible dalam pengelolaan seluruh aktifitas
pemerintahan, khususnya dalam pengelolaan keuangan Negara.

Untuk itu pemerintahan yang demokratis harus melaksanakan tata kelola


pemerintahan yang baik ( good government governance – GGG ). GGG dapat berjalan bila
dalam pemerintahan terdapat proses pencatatan kegiatan, termasuk pencatatan dan penyajian
laporan keuangan pemerintahan yang benar, yang sesuai dengan standar pencatatan dan
penyajian laporan keuangan pemerintahan. Tidak hanya itu, GGG dapat terlaksana bila
terdapat pengawasan atas kegiatan dan keuangan pemerintahan yang dilakukan oleh pihak
yang independen yang secara pemeriksa tersebut dapat berbentuk lembaga yang setara
dengan pemerintahan.

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PEMERINTAH

Menurut international organization of supreme audit institutions ( INTOSAI ) 2004 dalam


petunjuk bagi lembaga audit pemerintah ( Guidance for supreme audit institutions )
menyatakan tanggung jawab dari pemerintah adalah menjamin dana-dana yang dipercayakan
kepadanya dikeluarkan dengan sebaik-baiknya serta dicatat dan dipertanggung jawabkan
dengan cara yang tepat. Fungsi dan tanggung jawab dari auditor pemerintah di masing-
masing Negara adalah menjamin dan mempertanggung jawabkan kegiatannya yaitu
melakukan pemeriksaan keuangan pemerintah yang ditujukan baik kepada masyarakat
melalui parlemen ataupun kepada lembaga internasional. Bentuk tugas dan tanggung jawab
dari auditor pemerintah adalah

 Memeriksa kegiatan pemerintah untuk menentukan bahwa dana pemerintah


dikeluarkan secara efisien dan efektif
 Melakukan investigasi terhadap tuduhan atas tindakan yang illegal dan tidak tepat.
 Menyampaikan laporan bahwa program-program pemerintah telah dilaksanakan
sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan.
 Mengeluarkan keputusan dan pilihan hukum seperti adanya protes dalam tender dan
menyampaikan laporannya kepada lembaga yang membuat tender.

Dengan demikian akuntan pemerintah adalah akuntan professional yang bekerja untuk
kepentingan langsung atau tidak langsung dari suatu instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah dan pertanggung jawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah.

CODE OF ETIHIC OF INTERNATIONAL ORGANIZATION OF SUPREME AUDIT


INSTITUTIONS ( CE-INTOSAI ) 2004

a. Pendahuluan
International organization of supreme audit institutions ( INTOSAI ) merupakan
organisasi profesi dari lembaga/badan pemeriksa keuangan masing-masing negara.
lembaga/badan pemeriksa keuangan di masing-masing Negara mempunyai
kepentingan mendasar atas tata pengelolaan yang baik, akuntabilitas serta transparansi
dilembaga/badan pemeriksa keuangan. Oleh karenanya INTOSAI membuat kode etik
yang diharapkan dapat digunakan oleh masing-masing akuntan pemerintah di
lembaga/badan pemeriksa keuangan di masing-masing Negara peserta INTOSAI.
Auditor pemerintah wajib membudayakan, mengadopsi serta menerapkan kewajiban
dan prinsip etika yaitu : integritas, independensi dan objektivitas, konfidensialitas
serta kompetensi.
b. Kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas
Akuntan pemerintah harus melakukan sendirir kerja sama dan hubungan yang baik
dengan para akuntan pemerintah yang lain. Dukungan profesi oleh para anggotanya
serta sikap saling kerja sama antar akuntan pemerintah merupakan unsur yang penting
dari karakter atau watak professional. Kepercayaan masyarakat serta rasa hormat yang
dilakukan oleh akuntan pemerintah merupakan hasil dari pencapaian secara kumulatif
dari semua akuntan pemerintah dimasa lalu dan di saat ini. Oleh karenanya demi
kepentingan para akuntan pemerintah serta demi kepentingan masyarakat umum maka
akuntan pemerintah harus sepakat dengan sesame para akuntan pemerintah yang lain
dengan cara yang adil dan seimbang.
c. Prinsip integritas
Integritas merupakan nilai inti dari kode etik ini. Para akuntan pemerintah mempunyai
kewajiban untuk mematuhi standar perilaku yang tinggi dalam pekerjaan mereka serta
dalam hubungan dengan staf dari lembaga yang diperiksa dalam rangka
mempertahankan kepercayaan masyarakat tersebut maka perilaku akuntan pemerintah
seharusnya tidak menimbulkan syak wasangka serta tidak bercacat cela.
d. Prinsip independensi, objektivitas dan ketidakberpihakan
Sikap independen terhadap lembaga yang diperiksa serta terhadap kelompok-
kelompok luar yang berkepentingan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh
para akuntan pemerintah. Hal ini menyiratkan bahwa para akuntan pemerintah harus
berperilaku yang akan meningkatkan serta tidak menurunkan sikap independennya.
Para akuntan pemerintah tidak hanya berusaha keras untuk bersikap independen
terhadap lembaya yang diperiksa serta terhadap kelompok lain yang berkepentingan
tetapi juga bersikap objektif dalam berurusan dengan permasalahan dan topic yang
diperiksa.
 Sikap netral secara politis
 Benturan kepentingan
e. Prinsip kerahasiaan professional
Para akuntan pemerintah harus tidak mengungkapkan informasi yang diperoleh
selama pemeriksaan kepada pihak ketiga baik secara lisan atau tertulis terkecuali
untuk tujuan yang sesuai dengan ketentuan undang-undang dari lembaga/badan
pemeriksa keuangan atau tanggung jawab lainnya sebagai prosedur dari
lembaga/badan pemeriksa keuangan yang sesuai dengan ketentuan hukum.
f. Prinsip kompetensi
Para akuntan pemerintah mempunyai tugas untuk bertindak secara professional
disetiap waktu serta menetapkan standar professional yang tinggi di dalam
melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
kompeten serta tidak memihak.
ATURAN ETIKA IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN
SECTOR PUBLIC

a. Pendahuluan
Akuntan pemerintah tidak sama dengan akuntan sector public tetapi akuntan
pemerintah menjadi bagian dari akuntan sector public. Di Indonesia akuntan sector
public mencakup beberapa bidang yaitu akuntansi pemerintah pusat, akuntansi
pemerintah daerah, akuntansi partai politik dan LSM, akuntansi yayasan, akuntansi
pendidikan dan kesehatan, serta akuntansi tempat peribadatan. Dengan demikian
maka akuntansi sector public adalah akuntansi yang ditekankan pada proses
penyediaan serta penyajian informasi akuntansi dari lembaga-lembaga yang
berorientasi kemasyarakatan.
b. Kode etika akuntan sector public
Berdasarkan aturan etika seorang professional akuntan sector public harus memiliki
karakteristik yang mencakup :
 Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan.
 Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi
kerja maupun untuk auditan.
 Berpandangan objektif
 Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja tinggi
Oleh karena itu menurut etika IAI-KASP ada tiga kebutuhan mendasar yang harus
dipenuhi yaitu :
 Kredibilitas akan informasi dan system informasi
 Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi
 Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika professional dan
standar teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak
dapat dikompromikan.
Aturan etika IAI-KASP memuat enam prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat
panduan umum lainnya yang berkenaan dengan perilaku etis tersebut. Keenam prinsip
dasar yaitu : integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan,
ketepatan bertindak dan standar teknis professional. Keempat panduan umum yaitu :
good governance, pertentangan kepentingan, fasilitas dan hadiah, serta pemberlakuan
aturan etika bagi auditor yang bekerja diluar negeri.
KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA

a. Pendahuluan
Badan pemeriksa keuangan republic Indonesia merupakan badan yang dibentuk
berdasarkan undang-undang dasar 1945 dari Negara republic Indonesia. Pasal 23 ayat
5 tersebut menyatakan nahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan
Negara diadakan suatu badan pemeriksa keuangan yang peraturannya ditetapkan
dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada dewan perwakilan
rakyat
b. Kode etik BPK-RI
BPK-RI pada tanggal 7 oktober 2011 mengeluarkan peraturan no 2 tahun 2011
tentang kode etik badan pemeriksaan keuangan. KE-BPKRI no 2 tahun 2011 ini
merupakan pengganti dari peraturan BPK no 2 tahun 2007 tentang kode etik BPKRI
Beberapa pasal yang penting dalam peraturan no 2 BPKRI tahun 2011 ini adalah :
 Bab III Kode etik pasal 4
 Bab IV Implementasi kode etik.
 Bagian kesatu : anggota BPK, pemeriksa dan pelaksana BPK lainnya
selaku individu dan anggota masyarakat pasal 6
 Bagaian kedua : anggota BPK, pemeriksa, dan pelaksana BPK lainnya
selaku warga Negara pasal 7
 Bagian ketiga : anggota BPK selaku pejabat Negara pasal 8
 Bagian keempat : pemeriksa dan pelaksana BPK lainnya selaku
aparatur Negara pasal 9

PEMBANDINGAN CODE OF ETHICS OF INTOSAI DENGAN ATURAN ETIKA


IAI-KASP DAN KODE ETIK BPKRI

No Item-Item Code Of Ethics Of Atiran Etika IAI- Kode Etik BPK-RI


Pokok INTOSAI 2004 KASP 2011
1 Prinsip-prinsip  Integritas  integritas  integritas
dasar etika  Independen,  objektivitas  independensi
objektivitas  kompetensi  professional
dan dan kehati-
ketidakberpih hatian
akan  kerahasiaan
 Kerahasiaan  ketepatan
professional bertindak
 kompetensi  standar teknis
dan
professional
2 Netralitas Para akuntan Tidak secara jelas Netralitas secara politis
secara politis pemerintah dan menguraikan perlunya dijelaskan pada pasal 6
lembaganya perlu netralitas secara ayat 2, pasal 8 ayat 2
mempertahankan politis
sikap netral secara
politis dan bersikap
independen dari
pengaruh politik
dalam melaksanakan
tugas
pemeriksaannya.
3 Benturan Para akuntan Benturan kepentingan Benturan kepentingan
kepentingan pemerintah harus dijelaskan pada dijelaskan pada pasal 8
melindungi prinsip objektivitas ayat 1
independensinya
serta menghindarkan
berbagai
kemungkinan
benturan
kepentingan dengan
menampik hadiah
atau gratifikasi yang
dapat mempengaruhi
atau diperkirakan
akan mempengaruhi
sikap dan prinsip
independensi dan
integritas
4 Pengembangan Para akuntan Pengembangan secara Tidak menjelaskan
secara pemerintah harus professional tentang pengembangan
professional melatih sikap dijelaskan pada secara professional
kecermatan dan prinsip kompetensi
kehati-hatian dalam dan kehati-hatian
melaksanakan dan
mengawasi
pemeriksaan serta
dalam
mempersiapkan
laporan. Para
akuntan pemerintah
harus menggunakan
metode serta praktik-
praktik yang
berkualitas tinggi
pada saat melakukan
pemeriksaan

KASUS :

“Pengaruh Pengendalian Internal Birokrasi Pemerintah Dan Perilaku Tidak Etis


Birokrasi Terhadap Kecurangan Akuntansi Di Pemerintah : Persepsi Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan”

LATAR BELAKANG

Perkembangan akuntansi pemerintah terkait dengan bentuk konstitusional pemerintah yang


memberikan pemisahan kekuasaan, serta chek and balances di antara lembaga legislative ,
eksekutif, serta yudikatif. Pejabat pemerintah seharusnya transparan dalam menyampaikan
informasi yang terkait dengan segala langkah dan tindakannya. Namun demikian secara
rasional mereka tidak akan secara suka rela menyampaikan informasi secara berlebihan
melebihi yang diminta atau bila tidak berhubungan dengan kepentingan mereka. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian internal berokrasi pemerintah serta
perilaku tidak etis dari birokrasi akan memberikan pengaruh kepada pejabat pemerintah
untuk melakukan kecurangan akuntansi. Penelitian ini dimaksudkan terhadap pelaporan
keuangan dan yang lain dari pemerintah. Populasi, sampel serta responden dari penelitian ini
adalah auditor daro badan pengawas keuangan ( BPK )

KAJIAN TEORITIS

a. kecurangan akuntansi pemerintahan


akuntansi pemerintahan mempunyai tiga tujuan yaitu
 menjaga keuangan public dengan mencegah dan mendeteksi tindakan korupsi
dan tindakan untuk mencari keuntungan secara tidak beretika
 memfasilitasi pengelolaan keuangan pemerintahan secara sehat
 membantu pemerintah dalam memberikan akuntabilitas kepada masyarakat
IAI 2001 menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai
 salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah
saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan
 salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan
tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
b. Pengendalian internal birokrasi pemerintahan
Untuk mencegah kecurangan akuntansi terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi
akuntan dan auditor pemerintah yaitu lingkungan pengawasan umum, risiko yang
melekat untuk berkorupsi dan sarana pengamanan. Ketiga permasalahan ini
merupakan unsur dari pengendalian internal birokrasi pemerintahan. Unsur
pengendalian internal birokrasi pemerintahan terdiri atas lingkungan pengawasan
umum, risiko yang melekat untuk berkorupsi serta sarana pengamanan. Tingkat
lingkungan pengawasan ini ditentukan oleh sikap dan kadar pemahaman dan
kepentingan pemimpin negara akan perlunya system pengendalian birokrasi yang
kuat, tingkat hubungan pelaporan di antara unit organisasi birokrasi, tingkat
kompetensi dan kejujuran dari birokrat, derajat pendelegasian dan pembatasan
wewenang dari birokrasi, tingkat pemahaman birokrasi akan kebijakan dan prosedur,
derajat rincian dan efektivitas dari prosedur anggaran dan pelaporannya, serta tingkat
pengendalian keuangan dan pengelolaan termasuk penggunaan computer telah
dimantapkan dan diamankan dengan baik.
c. Perilaku tidak etis borokrasi
Tingkat dan derajat kecurangan akuntansi di pemerintahan, tidak hanya ditentukan
oleh tingkat dan derajat pengendalian internal birokrasi pemerintahan. Diri pribadi
birokrat juga menentukan terjadinya kecurangan akuntansi pemerintahan. Perilaku
tidak etis dari birokrasi juga akan menentukan derajat dan tingkat kecurangan
akuntansi pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak
etis dari birokrasi juga akan memberikan pengaruh terhadap terjadinya kecurangan
akuntansi pemerintahan. Semakin tinggi perilaku tidak etis birokrasi semakin tinggi
tingkat kecurangan akuntansi pemerintahan.
HIPOTESIS PENELITIAN

H1 : pengendalian internal birokrasi pemerintahan dan perilaku tidak etis birokrasi secara
bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintahan.

H2 : pengendalian internal birokrasi pemerintahan dan perilaku tidak etis birokrasi secara
partial memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintahan.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini dapat ditunjukkan beberapa hal yang menarik yaitu :

1. Penelitian kecurangan akuntansi pada sector pemerintahan ini dilakukan dengan


menguji persepsi dari auditor BPK yang telah berpengalaman kerja yang cukup tinggi
serta pendidikan tinggi yang mumpuni.
2. Persepsi dari para auditor BPK tersebut memebrikan gambaran bahwa kecurangan
akuntansi pemerintahan ini dipengaruhi secara bersama oleh pengendalian internal
birokrasi pemerintahan dan perilaku tidak etis dari birokrat pemerintah. Artinya untuk
mengurangi kecurangan akuntansi pemerintah diperlukan tindakan bersama dengan
memperkuat pengendalian internal birokrasi dan menurunkan perilaku tidak etis dari
birokrasi.
3. Hal ini diperlihatkan bahwa secara partial baik pengendalian internal birokrasi
maupun perilaku tidak etis dari birokrasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap upaya menurunkan kecurangan akuntansi pemerintah.
4. Temuan penelitian ini mendukung temuan dari peneliti sebelumnya bahwa
kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh berbagai factor selain pengendalian internal
maupun perilaku tidka etis. Factor yang mempengaruhi ini antara lain tingkat
moralitas manajemen atau birokrasi dan keberadaan asimetri informasi
5. Temuan ini memberikan implikasi bahwa untuk menurunkan peringkat korupsi
birokrasi yang dalam hal ini adalah tindakan kecurangan akuntansi pemerintah
diperlukan upaya bersama serta tidak dapat dilakukan secara partial.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dari para auditor BPK perihal factor-
faktor yang memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintah. Hasil
penelitian ini dapat menemukan bahwa secara bersama pengendalian internal birokrasi dan
perilaku tidak etis dari birokrasi memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi
pemerintah. Artinya semakin baik pengendalian interal birokrasi serta semakin rendah
perilaku tidak etis dari birokrasi pemerintah maka semakin rendah tingkat kecurangan
akuntansi pemerintah. Namun penelitian ini menemukan bahwa secara parsial kedua variabel
tersebut tidak secara signifikan memberikan pengaruh untuk menurunkan kecurangan
akuntansi pemrintah. Temuan ini menunjukan bahwa korupsi yang dalam hal ini berbentuk
kecurangan akuntansi pemerintah hanya dapat diturunkan dengan tindakan bersama dari
berbagai kegiatan yaitu peningkatan pengendalian internal birokrasi serta menurunkan
perilaku tidak etis dari birokrat. Demikian pula sesuai dengan temuan peneliti sebelumnya,
kecurangan akuntansi juga dapat diturunkan dengan menghilangkan asimetri informasi serta
meningkatkan moralitas manajemen dan birokrasi.

IMPLIKASI

Implikasi teoritis dari penelitian ini bahwa mengkaji kecurangan akuntansi tidak hanya
melalui pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta
teori-teori dari disiplin ilmu yang lain, termasuk ilmu psikologi secara bersama-sama.
Dengan adanya pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan secara menyeluruh akan
diperoleh solusi teoritik atas permasalahan kecurangan akuntansi perusahaan berikut factor
yang menjadi penyebabnya. Temuan penelitian ini juga penting bagi pendidikan profesi
akuntan.

KETERBATASAN

1. Responden penelitian adalah para auditor BPK serta tidak melibatkan auditor BPKP
sehingga mengurangi kemampuan generalisasi
2. Pengukuran seluruh variabel dilakukan secara subjektif atau berdasarkan persepsi
responden yang akan menimbulkan masalah bila persepsi responden berbeda dengan
keadaan sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai