Kelompok 10
Kelas H
Nama Kelompok :
Saat ini dalam era pemerintahan yang demokratis , peran rakyat dan masyarakat
sangatlah penting. Jatuh bangunnya suatu pemerintahan ditentukan oleh kepercayaan kepada
pemerintah. Pemerintah dapat dipercaya bila melakukan pekerjaan yang menguntungkan
rakyat dan masyarakat diikut sertakan dalam memberikan informasi yang jelas, benar, serta
dapat dipercaya. Hal ini dikarenakan rakyat dan masyarakat ingin mengetahui secara
langsung apa yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu pemerintahan yang demokratis
harus transparan, akuntabel, serta responsible dalam pengelolaan seluruh aktifitas
pemerintahan, khususnya dalam pengelolaan keuangan Negara.
Dengan demikian akuntan pemerintah adalah akuntan professional yang bekerja untuk
kepentingan langsung atau tidak langsung dari suatu instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah dan pertanggung jawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah.
a. Pendahuluan
International organization of supreme audit institutions ( INTOSAI ) merupakan
organisasi profesi dari lembaga/badan pemeriksa keuangan masing-masing negara.
lembaga/badan pemeriksa keuangan di masing-masing Negara mempunyai
kepentingan mendasar atas tata pengelolaan yang baik, akuntabilitas serta transparansi
dilembaga/badan pemeriksa keuangan. Oleh karenanya INTOSAI membuat kode etik
yang diharapkan dapat digunakan oleh masing-masing akuntan pemerintah di
lembaga/badan pemeriksa keuangan di masing-masing Negara peserta INTOSAI.
Auditor pemerintah wajib membudayakan, mengadopsi serta menerapkan kewajiban
dan prinsip etika yaitu : integritas, independensi dan objektivitas, konfidensialitas
serta kompetensi.
b. Kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas
Akuntan pemerintah harus melakukan sendirir kerja sama dan hubungan yang baik
dengan para akuntan pemerintah yang lain. Dukungan profesi oleh para anggotanya
serta sikap saling kerja sama antar akuntan pemerintah merupakan unsur yang penting
dari karakter atau watak professional. Kepercayaan masyarakat serta rasa hormat yang
dilakukan oleh akuntan pemerintah merupakan hasil dari pencapaian secara kumulatif
dari semua akuntan pemerintah dimasa lalu dan di saat ini. Oleh karenanya demi
kepentingan para akuntan pemerintah serta demi kepentingan masyarakat umum maka
akuntan pemerintah harus sepakat dengan sesame para akuntan pemerintah yang lain
dengan cara yang adil dan seimbang.
c. Prinsip integritas
Integritas merupakan nilai inti dari kode etik ini. Para akuntan pemerintah mempunyai
kewajiban untuk mematuhi standar perilaku yang tinggi dalam pekerjaan mereka serta
dalam hubungan dengan staf dari lembaga yang diperiksa dalam rangka
mempertahankan kepercayaan masyarakat tersebut maka perilaku akuntan pemerintah
seharusnya tidak menimbulkan syak wasangka serta tidak bercacat cela.
d. Prinsip independensi, objektivitas dan ketidakberpihakan
Sikap independen terhadap lembaga yang diperiksa serta terhadap kelompok-
kelompok luar yang berkepentingan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh
para akuntan pemerintah. Hal ini menyiratkan bahwa para akuntan pemerintah harus
berperilaku yang akan meningkatkan serta tidak menurunkan sikap independennya.
Para akuntan pemerintah tidak hanya berusaha keras untuk bersikap independen
terhadap lembaya yang diperiksa serta terhadap kelompok lain yang berkepentingan
tetapi juga bersikap objektif dalam berurusan dengan permasalahan dan topic yang
diperiksa.
Sikap netral secara politis
Benturan kepentingan
e. Prinsip kerahasiaan professional
Para akuntan pemerintah harus tidak mengungkapkan informasi yang diperoleh
selama pemeriksaan kepada pihak ketiga baik secara lisan atau tertulis terkecuali
untuk tujuan yang sesuai dengan ketentuan undang-undang dari lembaga/badan
pemeriksa keuangan atau tanggung jawab lainnya sebagai prosedur dari
lembaga/badan pemeriksa keuangan yang sesuai dengan ketentuan hukum.
f. Prinsip kompetensi
Para akuntan pemerintah mempunyai tugas untuk bertindak secara professional
disetiap waktu serta menetapkan standar professional yang tinggi di dalam
melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
kompeten serta tidak memihak.
ATURAN ETIKA IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN
SECTOR PUBLIC
a. Pendahuluan
Akuntan pemerintah tidak sama dengan akuntan sector public tetapi akuntan
pemerintah menjadi bagian dari akuntan sector public. Di Indonesia akuntan sector
public mencakup beberapa bidang yaitu akuntansi pemerintah pusat, akuntansi
pemerintah daerah, akuntansi partai politik dan LSM, akuntansi yayasan, akuntansi
pendidikan dan kesehatan, serta akuntansi tempat peribadatan. Dengan demikian
maka akuntansi sector public adalah akuntansi yang ditekankan pada proses
penyediaan serta penyajian informasi akuntansi dari lembaga-lembaga yang
berorientasi kemasyarakatan.
b. Kode etika akuntan sector public
Berdasarkan aturan etika seorang professional akuntan sector public harus memiliki
karakteristik yang mencakup :
Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan.
Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi
kerja maupun untuk auditan.
Berpandangan objektif
Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja tinggi
Oleh karena itu menurut etika IAI-KASP ada tiga kebutuhan mendasar yang harus
dipenuhi yaitu :
Kredibilitas akan informasi dan system informasi
Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi
Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika professional dan
standar teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak
dapat dikompromikan.
Aturan etika IAI-KASP memuat enam prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat
panduan umum lainnya yang berkenaan dengan perilaku etis tersebut. Keenam prinsip
dasar yaitu : integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan,
ketepatan bertindak dan standar teknis professional. Keempat panduan umum yaitu :
good governance, pertentangan kepentingan, fasilitas dan hadiah, serta pemberlakuan
aturan etika bagi auditor yang bekerja diluar negeri.
KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIC INDONESIA
a. Pendahuluan
Badan pemeriksa keuangan republic Indonesia merupakan badan yang dibentuk
berdasarkan undang-undang dasar 1945 dari Negara republic Indonesia. Pasal 23 ayat
5 tersebut menyatakan nahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan
Negara diadakan suatu badan pemeriksa keuangan yang peraturannya ditetapkan
dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada dewan perwakilan
rakyat
b. Kode etik BPK-RI
BPK-RI pada tanggal 7 oktober 2011 mengeluarkan peraturan no 2 tahun 2011
tentang kode etik badan pemeriksaan keuangan. KE-BPKRI no 2 tahun 2011 ini
merupakan pengganti dari peraturan BPK no 2 tahun 2007 tentang kode etik BPKRI
Beberapa pasal yang penting dalam peraturan no 2 BPKRI tahun 2011 ini adalah :
Bab III Kode etik pasal 4
Bab IV Implementasi kode etik.
Bagian kesatu : anggota BPK, pemeriksa dan pelaksana BPK lainnya
selaku individu dan anggota masyarakat pasal 6
Bagaian kedua : anggota BPK, pemeriksa, dan pelaksana BPK lainnya
selaku warga Negara pasal 7
Bagian ketiga : anggota BPK selaku pejabat Negara pasal 8
Bagian keempat : pemeriksa dan pelaksana BPK lainnya selaku
aparatur Negara pasal 9
KASUS :
LATAR BELAKANG
KAJIAN TEORITIS
H1 : pengendalian internal birokrasi pemerintahan dan perilaku tidak etis birokrasi secara
bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintahan.
H2 : pengendalian internal birokrasi pemerintahan dan perilaku tidak etis birokrasi secara
partial memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintahan.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini dapat ditunjukkan beberapa hal yang menarik yaitu :
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dari para auditor BPK perihal factor-
faktor yang memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintah. Hasil
penelitian ini dapat menemukan bahwa secara bersama pengendalian internal birokrasi dan
perilaku tidak etis dari birokrasi memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi
pemerintah. Artinya semakin baik pengendalian interal birokrasi serta semakin rendah
perilaku tidak etis dari birokrasi pemerintah maka semakin rendah tingkat kecurangan
akuntansi pemerintah. Namun penelitian ini menemukan bahwa secara parsial kedua variabel
tersebut tidak secara signifikan memberikan pengaruh untuk menurunkan kecurangan
akuntansi pemrintah. Temuan ini menunjukan bahwa korupsi yang dalam hal ini berbentuk
kecurangan akuntansi pemerintah hanya dapat diturunkan dengan tindakan bersama dari
berbagai kegiatan yaitu peningkatan pengendalian internal birokrasi serta menurunkan
perilaku tidak etis dari birokrat. Demikian pula sesuai dengan temuan peneliti sebelumnya,
kecurangan akuntansi juga dapat diturunkan dengan menghilangkan asimetri informasi serta
meningkatkan moralitas manajemen dan birokrasi.
IMPLIKASI
Implikasi teoritis dari penelitian ini bahwa mengkaji kecurangan akuntansi tidak hanya
melalui pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta
teori-teori dari disiplin ilmu yang lain, termasuk ilmu psikologi secara bersama-sama.
Dengan adanya pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan secara menyeluruh akan
diperoleh solusi teoritik atas permasalahan kecurangan akuntansi perusahaan berikut factor
yang menjadi penyebabnya. Temuan penelitian ini juga penting bagi pendidikan profesi
akuntan.
KETERBATASAN
1. Responden penelitian adalah para auditor BPK serta tidak melibatkan auditor BPKP
sehingga mengurangi kemampuan generalisasi
2. Pengukuran seluruh variabel dilakukan secara subjektif atau berdasarkan persepsi
responden yang akan menimbulkan masalah bila persepsi responden berbeda dengan
keadaan sebenarnya.