Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“JASA AKUNTAN PUBLIK DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK”

Disusun oleh :

ANGGITA OKTAVIANA (7211415075)

TRI PURIYANTI (7211415133)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai akuntan publik, profesioanilsme merupakan syarat utama profesi ini.
Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan
publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan
redibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti
seperti Peursem (2005) melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam
jaringan informasi di suatu perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal
(1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006) juga mengatakan bahwa peranan utama
auditor adalah menyediakan informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan
kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau manajer perusahaan.
Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat
menyalurkan dana mmasyarakat ke dalam usaha-usaha produktif yang beroperasi
secara efisien, maka perlu disediakan informasi keuangan yang andal, yang
memungkinkan para investor untuk memutuskan kemana dana mereka akan di
investasikan. Untuk itu dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran
informasi yang disajikan manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan
publik dalam perekonomian.
Dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk selalu profesional serta taat
pada etika dan aturan yang berlaku. Beranjak dari itu, dewasa ini peran auditor telah
menjadi pusat kajian dan riset dikalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga
semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi apa yang telah diberikan
auditor. Hal tersebut sah-sah saja dilakukan mengingat pentingnya peran auditor.
Apalagi auditor bisa dibilang sebagai pihak kepercayaan masyarakat (investor) dalam
memastikan informasi yang andal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jasa assurance dan non assurance?
2. Apa pengertian jasa KAP dan KJA?
3. Apa saja profesi AP di Indonesia, ASEAN dan dunia?
4. Apa pengertian audit, auditor dan jenis-jenisnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian jasa assurance dan non assurance
2. Untuk mengetahui pengertian jasa KAP dan KJA
3. Untuk mengetahui profesi AP di Indonesia, ASEAN dan dunia
4. Untuk mengetahui pengertian audit, auditor dan jenis-jenisnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jasa Assurance dan Non Assurance


Jasa Assurance adalah jasa seorang profesional independen yang
meningkatkankualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Pengambil
keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh krena itu mereka mencari jasa assurance untuk
menigkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang
akan mereka lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus
memiliki kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang
diperiksanya.
Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat
independen dan dianggap tidak bisa berkenaan dengan informasi yang diperiksa.
Individu-idividu yang bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan
jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi
yang digunakan sebagai dasar keputusannya. Salah satu jasa assurance yang
diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen adalah jasa atestasi.
Astetasi adalah salah satu (tetapi bukan satu-satunya) jasa assurance.
Assurance mempunyai makna yang lebih luas dari astetasi. Jika astetasi
meningkatkan keandalan informasi, assurance ingin meningkatkan keandalan dan
relevansi informasi.
Ada lima unsur penugasan assurance, yakni:
1. Hubungan tripartit (a three party relationship);
2. Pokok tugas (a subject matter);
3. Kriteria (criteria);
4. Bukti (evidence);
5. Laporan assurance (an assurance report;

Sedangkan jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non assurance yang
dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan dan jasa
konsultasi.

Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi


kliennya, seperti pencatatan transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan
laporan keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan
publik kepada kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan
(SPT) pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya
dalam menghadapi masalah perpajakan.

Sedangkan jasa konsultasi diatur dalam Standar Jasa Konsultasi. Jasa


konsultasi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini:

1. Konsultation
2. Jasa pemberian saran profesional
3. Jasa implementasi
4. Jasa transaksi
5. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya
6. Jasa produk

B. Jasa Kantor Akuntan Publik dan Kantor Jasa Akuntansi


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik mengatur kegiatan Akuntan Publik. Akuntan Publik adalah seseorang yang
telah memperoleh izin untuk memberikan jasa-jasa sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. KAP adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang-
undang.
Berdasarkan Undang-Undang, Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang
meliputi:
1. Jasa ausit atas informasi keuangan historis
2. Jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan
3. Jasa asurans lainnya
Jasa asurans ini hanya dapat diberikan oleh Akuntan Publik. Selain jasa asurans,
Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Undang-Undang menetapkan ketentuan yang membatasi pemberian jasa audit,


sebagai berikut: “Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas
informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut
dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu.”

Selanjutnya Undang-Undang menjelaskan: “Dalam Peraturan Pemerintah


diatur antara lain mengenai jumlah tahun buku yang dapat diaudit oleh Akuntan
Publik dan/atau KAP secara berturut-turut, jenis industri, perusahaan pubik atau
priat, dan snksi administratif untuk menjaga independensi Akuntan Publik
dan/atau KAP.

Pembatasan pemberian jasa audit tersebut di atas dikenal sebagai kewajiban:


1. Rotasi rekan audit (audit partner’s rotation) yang membatasi Akuntan
Publik; dan
2. Rotasi KAP (audit firm’s rotation) yang membatasi KAP

Undang-Undang menetapkan KAP dapat berbentuk usaha:

1. Perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma; atau
4. Bentuk uaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Pblik,
yang diatur dalam undang-undang

Undang-undang membuka kemungkinan bagi seseorang yang bukan akuntan


publik, menjadi parter atau rekan. Orang yang menjadi Rekan non-Akuntan
Publik, antara lain:

1. Berpendidikan paling rendah strata 1 (S-1) atau yang setara


2. Berpengalaman kerja paling sedikit lima tahun di bidang keahlian yang
mendukung profesi Akuntan Publik
3. Telah mengikuti pelatihan etika profesi Akuntan Publik yang
diselenggarakan Asosiasi Profesi Akuntan Publik; dan
4. Tidak pernah diidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara
lima tahun atau lebih.

Rekan non-Akuntan Pulik dilarang:

1. Menjadi rekan pada 2 (dua) KAP atau lebih


2. Meangkap sebagai:
a. Pejabat negara
b. Pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga negara,
atau lembaga lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-
undangan; atau
c. Menandatangani dan menerbitkan laporan hasil pemberian jasa melalui
KAP
3. Menandatnagni dan menerbitkan laporan hasil pemberian jasa melalui
KAP

Menteri membentuk Komiten Profesi Akuntan Publik (KPAP). KPAP bersifat


independen dalam pengambilan keputusan, pembentukan oleh menteri bersifat
administratif. KPAP dibentuk untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilits
profesi dalam pembinaan, pemberdayaan, dan pengawasan untuk melindungi
kepentingan masyarakat.

Keanggotaan KPAP berjumlah 13 orang, bersifat kolegial dan berasal dari


unsur sebagai berikut

1. Menteri Keuangan
2. Asosiasi Profesi Akuntan Publik
3. Asosiasi Profesi Akuntan
4. Badan Pemeriksa Keuangan
5. Otoritas Pasar Modal
6. Otoritas Perbankan
7. Akademisi akuntansi
8. Pengguna jasa akuntan publik
9. Kementrian Pendidikan Nasional
10. Dewan Stadar Akuntansi Keuangan
11. Dewan Standar Akuntansi Syariah
12. Dewan SPAP
13. Komite Standar Akuntansi Pemerintah

KPAP

1. Memberikan pertimbangan terhadap:


a. Kebijakan pemberdyaan, pembinaan dan pengawasan Akuntan Publik
dan KAP
b. Penyusunan standar akuntansi dan SPAP
c. Hal-hal yang diperlukan berkaitan dengan profesi Akuntan Publik
2. Berfungsi sebagai lembaga banding atas hasil pemeriksaan dan sanksi
administratif yang ditetapkan oleh Menteri atas Akuntan Publik dan KAP
3. Menetapkan tata cara banding
Keputusan Komit Profesi Akuntan Publik atas banding bersifat final dan
mengikat.
Berbeda dengan KAP, Kantor Jasa Akuntansi (KJA) tidak dipayungi oleh
undang-undang, melainkan oleh Perraturan Menteri Keuangan Nomor::
25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara.
Regulasi baru tentang akuntan beregister negara menjadi fondasi bagi penataan
ulang akuntan profesioanl Indonesia. Dengan adanya PMK ini, akuntan Indonesia
pun dapat lebih fokus mempersiapkan diri dalam menghadpi tantangan
perekonomian global.
Akuntan yang bergister negara dapat medirikan KJA. KJA memberikan jasa
akuntansi seperti jasa pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa
manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi manajemen, jasa perpajakan, jasa
prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, dan jasa sistem teknologgi
informasi.
KJA dilarang memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahu 2011 tentang Akuntan Publik. KJA yang
memberikaan jasa asurans, dikenai sanksi administratif.
KJA berbentuk usaha seperti:
1. Perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma
4. Koperasi
5. Perseroan terbatas

KJA dapat menggunakan nama Akuntan yang merupakan pimpinan dan/atau


Rekan pada Kantor Jasa Akuntansi yang bersangkutan atau menggunakan nama
lain yang:

1. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, moralitas


agama, kesusilaan, atau kketertiban umum
2. Belum digunakan oleh Kantor Jasa Akuntansi ain
3. Telah menjadi mmilik umum

Pemberian izin usaha KJA ditetapkan dengan keputusan Menteri yang


ditandatangani oleh Kepala PPAJP atas nama Mnnetri. Untuk mendapatkan izin
usaha, KJA harus memenuhi persyaratan, antara lain:

1. Mempunyai tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah


Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan
3. Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu

Untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong kepatuhan akuntan


terhadap ketentun peraturan perundang—undangan, menteri melakukan
pembinaan terhadap akuntan dan KJA. Pembinaan dilakukan oleh PPAJP.
Pembinaan PPAJP mencakup:

1. Penyelenggaraan pendidikan prfesioanl berkelanjutan


2. Perumusan kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan profesi
akkuntan dan KJA
3. Pemantauan atas kepatuhan akuntan dan KJA terhadap peraturan
perundang-undangan
4. Melakukan pembinaan lainnya berkaitan dengan penegmbangan akuntan
dan KJA

Akuntan wajib:

1. Menjaga kompetensi melalui PPL dan menyampaikan laporan realisasi


PPL kepada Asosiasi Profesi Akuntan
2. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan
3. Mematuhi kode etik
4. Mematuhi standar profesi yang diterbitkan ooleh Asosiasi Profesi Akuntan

KJA wajib memiliki dan melaksanakan sistem pengendalian mutu sesuai


dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan.

C. Profesi Akuntan Publik di Indonesia, ASEAN dan dunia


Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah
sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara
berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari
pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul
berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya
berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang.
Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat, kreditur dan investor
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan ooleh manajemen perusahaan.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan per tanggal 1 Maret 2017, jumlah
KAP/Akuntan Publik yang terdaftar sebagai auditor bank di Otoritas Jasa
Keuangan tercatat sebanyak 192 KAP yang tentu saja di dalamnya menaungi
beberapa Akuntan Publik. Menurut Edi Jainudin selaku Ketua IAI Jawa Barat
hingga penghujung tahun 2016, dari sebanyak 55.000 Akuntan yang terdaftar di
negara melalui Kementrian Keuangan hnya 22.000 orang se-Indonesia yang sudah
memiliki sertifikat Charter Accountant. Oleh karena itu dibuthkanlah asosiasi
untuk menaungi para akuntan.
Indonesia memiliki bbeberapa organisasi yang menaungi para akuntan,
termasuk juga akuntan publik. Diantaranya adalah:
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI merupakan induk organisasi para akuntan di Indonesia yang berdiri
pada tanggal 23 Desember 1957. Menurut KEPMENKEU 263/2014
tentang penetapan IAI sebagai Asosiasi Profesi Akuntan. IAI
bertanggunjawab untuk:
a) Menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional
b) Menyelenggarakan pendidikan profesioanl berkelanjutan
c) Menyusun dan menetapkan kode etik dan standar profesi
d) Menerapkan penegakan disiplin anggota
e) Menerbitkan sertifikat akuntan profesioanl
f) Melakukan perjanjian saling pengakuan kesetaraan dengan asosiasi
profesi lain
2. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Asosiasi Profesi Akuntan Publik ini semula merupakan
bagian/kompartmen dari IAI, unit IAI-SAP yang kemudian
bertransformasi menjadi organisasi independen sejak 7 April 1978
diprakarsai oleh T.M. Tuanakotta dengan dukungan dari senior-senior IAI.
Menurut PERMENKEU 17/2008 tentang jasa akuntan publik, pemerintan
mengkui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang:
a) Melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik
b) Menyusun dan menerbitkan standar profesi dn etika akuntan publik
c) Menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan (PPL) untuk
semua akuntan publik
IAPI juga memiliki beberapa kewenangan lain yang diatur dlam
KEPMENKEU 443/2011 tntang penetapan IAPI sebagai Asosiasi Profesi
akuntan publik diantaranya:
a) Menysusun dan menetapkan standar profesioanl akuntan publik
b) Menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik
c) Menyelenggarakan pendidikan profesioanl berkelanjutan (PPL)
d) Melakukan reviu mutu bagi para anggotanya
3. Komite Profesi Akuntan Publik (KPAP)
KPAP dibentuk pada tanggal 15 Oktober 2012 melalui PP Nomor 84/2012
tentang KPAP. Lembaga ini berfungsi sebagai lembaga banding atas hasil
pemeriksaan dan pengenaan sanksi administratif yang ditetapkan
MENKEU atas Akuntan Publik/KAP.
Tugas komite ini adalah memberikan pertimbangan engenai:
a) Kebijakan pemberdayaan, pembinan dan pengawasan Akuntan Publik
dan KAP
b) Penyusunan standar akuntansi dan SPAP
c) Hal yang diperlukan berkaitan dengan profesi Akuntan Publik
Anggota KPAP terdiri dari unsur:
a) KEMENKEU
b) IAPI
c) IAI
d) BPK
e) OJK
f) Otoritas Perbankan
g) Akademisi Akuntansi
h) Pengguna Jasa Keuangan
i) KEMENDIKBUD
j) Dewan Standar Akuntansi Keuangan/Syariah
k) Komite Standar Akuntansi Pemerintah
4. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
Organisasi ini berada dibawah Sekjend Kemenkeu sesuai PERMENKEU
Nomor 131/2006 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Keuangan.
Tugasnya adalah melaukan pembinaan dan pemeriksaan terhadap Akuntan
Publik dan KAP.
Terdapat dua bidang yang menangani profesi akuntan publik dalam
asosiasi ini, yaitu Bidang Peminaan Usaha dan Akuntan Publik serta
Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik.
Tidak hanya di Indonesia, geliat profesi akuntan publik juga terus
berkembang dikancah internasioanl termasuk di ASEAN yang tercermin dari data
di bawah ini:
No Asosiasi Akuntan Negara Jumlah
1 BICPA Brunei Darussalam 49
2 IAI Indonesia 17.920
3 KICPA Kamboja 155
LICPA Laos 176
MIA Malaysia 30.994
MICPA Malaysia 595
PICPA Filipina 22.072
ISCA Singapura 28.869
FAP Thailand 64.635
VAA Vietnam 8.000

Dikancah Internasioal, istilah The Big Four yang merupakan kelompok empat
Firma Jasa Profesional dan Akuntansi Internasioanal terbesar, yang menangani
mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.
Empat Firma tersebut adalah:
1. Deloitte Touche Tohmatsu
2. PricewaterhouseCoopers
3. Ernst & Young
4. KPMG
D. Audit, Auditor dan Jenis-jenisnya
Audit adalah proses yang dilakukan oleh seorang auditor dimna untuk
mendapatkan bukti yang akurat mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas, proses
audit ini akan dilakukan untuk menyetarakan derajat kewajaran aktivitas ekonomi
suatu entitas tersebut apakah telah sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
melaporkan hasilnya kepada para pihak yang berkeppentingan.
Jenis-jenis audit
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang ketika perusahaan menyajikan
sebuah laporan-laporan dan auditor melakukan audit. Serta audit ini
hasilnya akan disampaikan kepada beberapa pihak seperti pemegang
saham dan kreditur.
2. Audit Kinerja
Audit kinerja adalah audit yang ketika seorang auditor melakukan audit
untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan operasi
perusahaan. Audi ini dilakukan bertuujuan untuk memperoleh dan
mengevalusi bukti-bukti yang ditemukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh entitas.
3. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang dilakukan oleh seorang auditor untuk
melihat kegiatan operasi suatu entitas apakah telah sesuai dengan
ketepatan, ketentuan, peraturan, persyaratan yang berlaku atau telah
disetujui, seperti perjanjian dengan kreditur dan perundang-undangan di
suatu negara.
Sedangkan auditor sendiri dapat dibedakan menjadi tiga, yaiyu:
1. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintahan.
2. Auditor Intern
Auditor Intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat
dimana ia bekerja.
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Auditor independen adalah auditor yang melakukan fungsi pengauditan
atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini
dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public,
perusahaan-perusahaa besar dan juga perusahaan kecl serta organisasi-
organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik arus
dilakuakan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Auditing menawarkan berbagai beragam peluang karir dalam akuntan publik,
industri dan pemerintahan. Masyarakat luas mengakui kelebihan pengetahuan dan
keterampilan auditor yang telah menjadikan profesi auditor demikian tanggap
pada permintaan yang kuat atas beragam jasa atestasi lain dan jasa non astetasi.
Peluang profesional yang memiliki keterampilan auditing dan astetasi meningkat
secara pesat dengan adanya teknologi informasi yang berdampak sangat luas
terhadap sistem laporan keuangan.
Profesionalisme seorang auditor sangat mempengaruhi hasil opini audit.
Semakin baik profesionalisme yang dimiliki oleh auditor maka opini yang
dihasilkan oleh auditor sendiri akan semakin tepat. Baiknya profesionalisme
auditor yang dimiliki oleh auditor yang dijadikan responden akan berbanding
lurus dengan tepatnya opini yang dihasilkan oleh auditor responden

B. Saran
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk dapat senantiasa menjaga dan
meningkatkan profesionalisme yang dimiliki para personilnya sehingga dapat
melakukan auditnya secara profesional dan kompeten. Oleh karena itu perlu
dilakukan pelatihan maupun pendidikan profesional bai tim audit untuk dapat
meningkatkan kualitas dari tim audit tersebut. Dalam pelaksanaan audit dan
pemberian opini audit, auditor harus mengguakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
DAFTAR PUSTAKA

Tuannakotta, Theodorus M. 2016. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat


Guy, Dan M. 2002. Auditing Jilid 1 Edisi 5. Jakarta: Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Audit
http://www.ojk.go.id/id/Default.aspx
http://www.pppk.kemenkeu.go.id/
http://sofiyasmin27.blogspot.co.id/2014/12/jasa-audit-assurance-dan-non-
assurance.html

Anda mungkin juga menyukai