Anda di halaman 1dari 12

Pengauditan 1

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANCE

Dosen Pengajar :

Ni Nyoman Ayu Suryandari, SE., Ak., M.Si.,CA

Kelompok 1:

1. Ni Nyoman Ayu Arista Deviyanti 2002622010155/07


2. Ni Komang Ayu Widianingrum 2002622010163/15
3. Handeline Charmalia Hilly 2002622010169/21

PROGRAM STUDI AKUNTANSI A MALAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PEMBAHASAN

A. Jasa Asurans Dan Pengauditan


Ada 4 Jenis-Jenis Jasa Asurans Dan Pengauditan:
1. Jasa Penjaminan (Assurance Services) adalah jasa profesional independen untuk
memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa penjaminan
memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat independen dan tidak biasa dengan
informasi yang diperiksanya. Jasa penjaminan dapat diberikan oleh Kantor-Kantor
Akuntan Publik (KAP) atau profesional-profesional lainnya.
2. Jasa Atestasi adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan kantor akuntan publik dengan
menerbitkan suatu laporan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada 3 bentuk jasa atestasi
yaitu :
a. Audit atas Laporan Keuangan Historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan
pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Review atas Laporang Keuangan Historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang
diberikan kantor-kantor akuntan publik. Audit sebagaimana diterangkan di atas
menghasilkan jaminan yang tinggi, sedangkan review hanya menghasilkan jaminan
yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian
dibutuhkan bukti yang lebih sedikit.
c. Jasa Atestasi Lainnya, dimana informasi tentang pengendalian intern berkaitan erat
dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian intern berpengaruh pula ke masa depan
karena pengendalian intern yang efektif akan dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang akan datang.
3. Jasa Penjaminan Lainnya merupakan kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan
kantor-kantor akuntan publik tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip
dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan harus memberikan
jaminan atas informasi yang akan dipakai para pengambil keputusan.
4. Jasa Bukan Penjaminan, dimana ada tiga contoh jenis jasa bukan penjaminan yang sering
diberikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa
perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Tujuan utama penugasan konsultasi
manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan
utama suatu penugasan jasa penjaminan adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
B. Definisi Dan Jenis-Jenis Pengauditan:
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasi hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Ada 3 Jenis-Jenis Audit yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan, dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu yang terlalu ditetapkan. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya
meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas,
termasuk catatan kaki (foot-notes).
2. Audit Kesesuaian/Kepatuhan , tujuannya untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
3. Audit Operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagaian dari prosedur dan
metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas.
C. Auditor Dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ada 3 Jenis-Jenis Auditor yaitu :
1. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BKP) yang dibentuk sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut “Untuk memeriksa tanggung
jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang
pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat”.
2. Auditor Intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukan
terutama ditunjukkan untuk membentuk manajemen perusahaan tempat dimana ia
bekerja sama, seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk Congress.
3. Auditor Independen Atau Akuntan Publik, tanggung jawab utamanya adalah melakukan
fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini
dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga pada
perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Kantor Akuntan Publik
adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang Akuntan Publik.
Struktur Kantor Akuntansi Publik :
Bentuk usaha KAP sebagaimana diatur pada Pasal 12 Undang-Undang Akuntan Publik
adalah :
1. Perseorangan
2. Persekutuan Perdata
3. Firma, atau
4. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, yang diatur
dalam Undang-Undang.
Persyaratan Kantor Akuntan Publik Di Indonesia :
Persyaratan Kantor Akuntan Publik Di Indonesia di berikan oleh Menteri Keuangan Pasal 18
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur perizinan untuk membuka
Kantor Akuntan Publik sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan izin usaha KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jendral u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki izin akuntan publik
b. Menjadi anggota IAPI
c. Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal
bidang akuntansi (D3)
d. Memiliki NPWP
e. Memiliki rancangan SPM KAP yang memenuhi SPAP dan palin kurang mencakup
aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu
f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP
g. Memiliki kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukan kantor
terisolasi dari kegiatan lain
h. Membuat surat permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor
Akuntan Publik dan membuat surat permohonan bermaterai cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar
2. Untuk mendapatkan izin usaha KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan, Pemimpin
Rekan KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p Kepala
Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan sebagaimana yang berlaku bagi KAP perseorangan
b. Memiliki NPWP KAP
c. Memiliki perjanjian kerjasama yang disahkan oleh Notaris
d. Memilik surat izin Akuntan Publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang Akuntan
Publik
e. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan
Rekan yang Akuntan Publik
f. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu
Rekan menjadi Pemimpin Rekan
g. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAPnya
D. Organisasi Profesi Akuntan Di Indonesia
Organisasi profesi di berbagai negara di dunia sangat beragam, baik struktur
organisasi, keanggotaan maupun kegiatannya. Di Indonesia terdapat satu organisasi profesi
akuntansi yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang keanggotaannya terdiri dari para
akuntan yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan yang memiliki nomor register akuntan
sesuai dengan UU No. 34 Tahun 1955. Untuk menampung kegiatan para anggota yang
berbeda tersebut pada Tahun 1994 IAI membentuk empat kompeten sesui dengan bidang
kegiatan para anggotanya, yaitu : Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan
Manjemen, Kompartemen Akuntan Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik.
Tujuan di bentukinya Kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar dapat
melaksanakan fungsi dan perannya sebagai Akuntan Publik yang profesional dan selalu
memutarhirkan pengetahuannya terutama di bidang Akuntansi dan Pengauditan.
Akuntan Beregister Negara
Untuk melindungi kepentingan publik, pemakaian gelar Akuntan di Indonesia di atur dalam
sebuah Undang-Undang No. 34 Tahun 1954. Menurut memori penjelasan Undang-Undang
tersebut, pengaturan pemakaian gelar ini dimaksudkan agar gelar Akuntan tidak di gunakan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki pengetahuan yang memenuhi syarat untuk
menjalankan pekerjaan yang biasa di lakukan Akuntan.
E. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Organisasi Profesi bertugas menyusun standar dan aturan yang wajib di laksanakan oleh para
anggota dan praktisi lainnya. Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang pertama. SPAP tersebut terdiri dari:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Himpunan Pernyataan (Pronouncements) International Auditing And Assurance
Standards Board (IAASB)
Himpunan pernyataan yang di terbitkan oleh IAASB terdiri dari:
1. International Standards On Auditing (ISAs) yang di terapkan dalam audit atas informasi
keuangan historis
2. International Standards On Review Engagements (ISREs) yang di terapkan dalam review
atas informasi keuangan historis
3. International Standards On Assuranc Engagements (ISAEs) yang di terapkan dalam
penugasan asurans selain dari audit atau review atas informasi keuangan historis
4. International Standards On Related Services (ISRSs) yang di terapkan dalam penugasan
kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang di sepakati atas informasi dan
penugasan lain yang berkaitan yang di tetapkan IAASB
5. International Standards On Quality Control (ISQCs) yang di terapkan untuk semua jasa
dalam lingkup standar penugasan IAASB
F. Standar Pengendalian Mutu
Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor Akuntansi Publik, organisasi profesi mewajibkan
KAP untuk memiliki sistem pengendalian mutu. IAASB adalah menerbitkan International
Standard On Quality Control (ISQC). Secara garis besar struktur ISQC adalah sebagai
berikut :
 Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif
 Tujuan
 Definisi
 Ketentuan
 Penerapan dan Penjelasan Lain
Ada beberapa kutipan yang penulis anggap paling penting untuk di pahami oleh setiap orang
yang berminat untuk merintis karir sebagai Akuntan Publik :
1. Lingkup ISQC
 ISQC berhubungan dengan tanggung jawab KAP untuk sistem pengendalian mutu
untuk audit dan review atas laporan keuangan, dan penugasan asurans serta jasa lain
yang bersangkutan
 Pernyataan IAASB lain menempatkan standar dan pedoman lain mengenai tanggung
jawab personel KAP tentang prosedur mutu untuk penugasan spesifik
 Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang di rancang untuk mencapai
tujuan serta prosedur yang di perlukan untuk mengimplementasikan dan memantau
kesesuaian dengan kebijakan tersebut
2. Otoritas ISQC
 ISQC berlaku bagi semua KAP Akuntan Profesional dalam kaitannya dengan audit
dan review laporan keuangan, dan penugasan asurans dan jasa lain yang berhubungan
3. Tujuan
 Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu adalah
untuk memberikan asurans yang layak bahwa :
a. KAP dan Personalianya mematuhi standar profesional serta ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku
b. Laporan yang di terbitkan KAP atau Partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi
yang di harapkannya

4. Ketentuan
ISQC memuat 47 ketentuan yang terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
o Penerapan, dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
o Elemen sistem pengendalian mutu
o Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
o Ketentuan etika yang relevan
o Penerimaan klien dan berkelanjutan hubungan dengan klien serta penugasan khusus
o Sumber Daya Manusia
o Pelaksanaan penugasan
o Dokumentasi sistem pengendalian mutu
5. Elemen sistem pengendalian mutu
KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yang mencakup
kebijakan dan prosedur yang mengatur setiap elemen di bawah ini :
a. Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
b. Ketentuan etika yang relevan
c. Penerimaan dan berkelanjutan hubungan dengan klien serta penugasan tertentu
d. Sumber Daya Manusia
e. Pelaksanaan penugasan
f. Pemantauan
Diskusi
1. Pertanyaan :
Seberapa Penting Peranan Audit dalam Sebuah Perusahaan?
Jawaban :
Perusahaan harus menggunakan audit yang tujuannya untuk mengetahui seberapa baik
laporan keuangan yang ada perusahaan tersebut. Dan kebutuhan audit semakin meningkat,
hal ini dikarenakan semakin terbuka dimana kepemilikan terhadap entitas usaha yang terdiri
dari saham dan investasi dapat dimiliki oleh berbagai pihak investor. Oleh karena itu, laporan
keuangan sangat penting bagi sebuah perusahaan terlebih jika ada perusahaan lain yang ingin
menanam saham pada perusahaan tersebut. Para investor akan melihat seberapa baiknya
laporan keuangan perusahaan tersebut agar para investor bisa mendapat keuntungan.
2. Pertanyaan :
Dalam pengauditan laporan keuangan langkah apa saja yang perlu dilakukan, dan coba
jelaskan standart pelaporan dalam audit
Jawaban :
Tahapan Audit Laporan Keuangan
a. Penerimaan Perikatan Audit
Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka kedua
belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili oleh
manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang
harus dibuat dan disetujui bersama.
b. Perencanaan Proses Audit
Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya yang harus diketahui auditor.
Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan
seperti:
• Memahami bisnis dan industri klien
• Melakukan prosedur analitik
• Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
• Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian
c. Pelaksanaan Pengujian Audit
Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya melaksanakan
pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian
pengendalian dan pengujian substantif.
Singkatnya pengujian analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan
informasi bisnis klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian
pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas
pengendalian internal klien. Standar pelaporan dalam audit terdiri dari empat item,
diantaranya:
• Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Hasil laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
• Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
• Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.
3. Pertanyaan
Bagaimana pertimbangan yang perlu dilakukan dalam perusahaan , apakah bukti audit sudah
kompeten?
Jawaban :
Menurut kelompok kami, pertimbangan bukti audit yang sudah kompeten bisa di dasarkan
pada
1. Relevansi (Relevance). bukti audit yang relevan haruslah sesuai jika digunakan untuk
maksud tertentu, yang berarti harus berhubungan dengan tujuan auditor. Jika tujuan
auditor adalah untuk menentukan keberadaan suatu persediaan, auditor bisa mendapatkan
buktinya dengan melakukan observasi langsung pada persediaan tersebut.
2. Sumber Perolehan (Sources), sumber informasi sangat berpengaruh pada kompetensi
bukti audit. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti adalah : 1)
Jika sumber informasi didapatkan dari sumber independen di luar perusahan, 2) Semakin
efektif struktur pengendalian internal perusahaan, maka semakin besar jaminan yang
diberikan atas keandalan data akuntansi dan laporan keuangan, 3) Pengetahuan auditor
secara pribadi dan secara langsung dari pemeriksaan fisik, pengamatan, penghitungan,
dan inspeksi lebih meyakinkan daripada informasi yang didapat secara tidak langsung.
3. Ketepatan Waktu (Timeliness), ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal
penggunaan bukti audit. Kriteria ini menjadi penting khususnya untuk memverifikasi
aktiva lancar, utang lancar, dan akun surplus-defisit karena bisa mengecek apakah cut off
sudah dilakukan dengan tepat.
4. Objektivitas (Objectivity), bukti audit yang objektif dipandang lebih kompeten jika
dibandingkan dengan bukti audit yang bersifat subjektif. Untuk menilai objektivitas bukti
audit, diperlukan juga penilaian atas kualifikasi personal yang memberikan bukti tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta :

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.

Anda mungkin juga menyukai