Anda di halaman 1dari 7

AUDITING DAN PROFESI

AKUNTAN PUBLIK
APR 4

Posted by sibubung
 
AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK
1.      Auditing
Definisi Auditing

Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan
derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

Tipe Audit

Tipe atau jenis Kegiatan audit (auditing) antara lain :

1. Audit Laporan Keuangan


2. Audit Kepatuhan
3. Audit Operasional
Tipe Auditor

Tipe atau jenis pelaku audit (auditor) antara lain :

1. Auditor internal
2. Auditor Independen
3. Auditor pemerintah

1. 2.      Profesi Akuntan Publik


 
Definisi Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik (lihat di bawah) di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan
publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang
Jasa Akuntan Publik.
Kriteria Akuntan Publik

Ada tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh akuntan publik :

 Suatu lembaga pengetahuan spesialis


 Suatu proses pendidikan formal
 Standar untuk admisi
 Suatu kode etik
 Suatu pengakuan status ditandai dengan adanya lisensi atau penugasan khusus.
 Adanya suatu kepentingan public dalam pekerjaan yang dilaksanakan praktisi.
 Suatu pengakuan professional sebagai kewajiban social.
Jasa-Jasa Yang Dihasilakn Oleh Profesi Akuntan Publik

Jasa-jasa yang dihasilkan oleh profesi kantor akuntan publik, yaitu :

Jasa assurance

Jasa atestasi

Jasa Nonassurance

I. Definisi Pengauditan

Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan
asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Dari definisi diatas mengandung 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit,
yaitu:

Proses yang sistematis, auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,
terstruktur dan terorganisir.

Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif, proses sistematis yang dilakukan tersebut
merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang dibuat individu maupun entitas.

Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi, suatu rangkaian pernyataan secara
keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut.

Menentukan tingkat keserasian (degree of correspondence), menghimpun dan mengevaluasi bukti-


bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidak dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Kriteria yang ditentukan, merupakan standar pengukur untuk mepertimbangkan (judgement) asersi-
asersi atau representasi-representasi.

Menyampaikan hasil-hasilnya, dihasilkan melalui laporan tertulis yang mengidikasikan tingkat


kesesuaian antara asersi-sersi kriteria yang telah dientukan.

Para pemakai yang berkepentingan, pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan
temuan-temuan yang menginformasikan melalui laporan audit dan laporan lainya.
I. Profesi Akuntan Publik

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika
perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya
memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul
berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari
masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik
inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak
terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu

Jasa assurance,

Jasa atestasi, dan

Jasa nonassurance.

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan.

Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati
(agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa
perpajakan, jasa konsultasi.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor
independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan
atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang
andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

II. Perkembangan Audit


a) SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahirab pengauditan laporan
keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada
sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan
telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad
ini.

b) Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900

Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai profesi
diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan belas. Para
akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang
berlaku di Inggris.

Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang
disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik harus diaudit.
Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris turut diadopsi
pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris.
Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di
Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.

Tidak adanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yang diberikan
kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke semblin belas menjadi beraneka-
ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua
rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor
biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan, dan laporan
hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada para pemegang
saham. Pemberian laporan kepada pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para
manajer perusahaan hanya mengingikan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan
dan kekeliruan dalam pencatatan tidak terjadi.

c) Perkembangan di Abad Keduapuluh

Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu jumlah
perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin
bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang saham baru
ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda banyak pihak
termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka beranggapan bahwa
pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.

Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I. Sementara itu
kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun
1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu
dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi
American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi
himbauan tentang perlunya akuntansi yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih
banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan
pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak
pernyataan yang dikeluarkan selama abad ke-20.

Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi
pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan
keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor
memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan
yang dirncang untuk menyatakn pendapat tersebut.

d) Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak
dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu,
mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung
hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu
ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama
melalui pendidikan di perguruan tinggi.

Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya
mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip
akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang
mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memliki laporan
keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak
tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-
perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-
undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan
dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh
akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin
meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik).

Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkali-kali
melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan
agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, dengan tetap
mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional.
Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan
itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad
ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi atas laporan
auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian nampak sekali ketika
berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh
Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan
komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat
auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai
jenis audit yang bisa dilakukan oleh seorang auditor.

III. Peranan Internal Audit dalam Perusahaan

Internal Auditing secara menyeluruh mempunyai peranan dalam pencapaian tujuannya, dalam hal
ini pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah:

1) Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi,


keuangan serta operasi.

2) Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang
ditetapkan.

3) Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan dengan baik


dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.

4) Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam
organisasi.

5) Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.

Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu
semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data
yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang
diperiksanya. Sebab itu Internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan
perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujuan
perusahaan.

Adapun tujuan internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:

1) Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien


dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

2) Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dariprosedur intern.
3) Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

4) Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.

5) Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan


perusahaan terhadap penyelewengan.

6) Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/72710159/Rangkuman-Pengauditan-1-Audit-Dan-Profesi-Akuntan-
Publik

http://romadhonisp.wordpress.com/2010/10/18/profesi-akuntan-publik/

http://velyrandyantini.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Drs Halim, Abdul MBA.2001.AUDITING.Bulaksumur:AMP YKPN

Anda mungkin juga menyukai