Anda di halaman 1dari 15

PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTANSI PUBLIK

Dosen Pengampu:

Ulfa Nurhayani, S.E., M.Si/ Se., M.Pd/ Rini Herlina, M.Si,Ak,CA

Oleh : Kelompok 4

1. Fauziah panggabean (7193342005)


2. Essi Simatupang (7193342020)
3. Suhairo Nasution (7193342027)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

Kata Pengantar
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul” Pengauditan dan
Profesi Akuntan Publik. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah kami yaitu “ Pemeriksaan Akuntansi”

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan


dan wawasan kita semua khususnya dalam hal Pemeriksaan Akutansi. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas, karena
keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum seberapa.

Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas
perhatian nya kami mengucapkan Terimakasih.

Medan, 24 Agustus 2021

Kelompok 4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Profesi Akuntan Publik Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti
pengakuan atau pernyataan di muka umum.Menurut Buchori dalam Harefa (1999) konsep
profesi mengandung dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan sifat
kegiatan, di dalam dimensi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan mencari nafkah
(occupation) dan kegiatan untuk kesenangan semata-mata (hobi atau kegemaran). Dimensi
kedua berkaitan dengan tingkat kemahiran, yang dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kegiatan
yang dilakukan dengan tingkat kemahiran yang sangat tinggi, kemahiran sedang, dan
kemahiran rendah atau tidak memiliki kemahiran sama sekali. Akuntan publik adalah akuntan
yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di
Indonesia.

B. Rumusan masalah

1. Jasa perjaminan?
2. Sejarah fungsi pengauditan?
3. Definisi audit?
4. Jenis audit?
5. Jenis auditor?
6. Kantor akuntansi publik (KAP) dan organisasi profesi akuntansi publik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jasa perjaminan


2. Untuk mengetahui sejarah fungsi pengauditan
3. Untuk mengetahui definisi audit
4. Untuk mengetahui jenis audit
5. Untuk mengetahui jenis auditor
6. Untuk mengetahui Kantor akuntansi publik (KAP) dan organisasi profesi akuntansi
publik

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Audit Menurut Para Ahli :


1. Menurut (Sukrisno Agoes , 2004), Audit adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi
dan bukti pendukung, dalam rangka memberikan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan.
2. Menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), Auditing sebagai proses
pengumpulan dan evaluasi bukti informasi yang dapat diukur pada suatu
entitas ekonomi yang membuat kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan informasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh independen dan kompeten.
3. Menurut (Mulyadi , 2002), Auditing adalah proses yang sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan
kegiatan ekonomi dan kegiatan dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara laporan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.
A. JASA PENJAMINAN

Adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi


bagi para pengambil keputusan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengambilan keputusan membutuhkan jasa penjaminan guna
membantu memperbaiki keandalan dan relefansi informasiyang di gunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa penjaminan memilikinilai karena
memberi jaminan bersifat independen dan tidak bisa dengan informasiyang di
periksanya. Jasa penjaminan dapat diberikan oleh kantor-kantor akuntansi
publik KAP atau profesinal-profesional lainya.

Kantor-kantor akuntansi publik udah puluhan tahun memberi berbagai macam


jasa penjaminan berupa penjaminan atas informasi laporan keuangan histori.
Akhir-akhir ini, kantor-kantor akuntansi publik semakin sering mendapat
penugasan untuk memberikan jasa penjaminan atau informasi. Seperti misalnya
penjaminan rentang pengawasan web site.

Jasa Atestasi
Adalah jenis jasa penjaminan yg dilakukan KAP dengan menerbitkan suatu
laporan tertulis yg menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan
tertulis yg dibuat oleh pihak lain. bentuk atestasi yaitu :

1. audit atas laporan keuangan historis,


2. atas laporan keuangan historis, dan
3. jasa atestasi lainnya.

Audit atas laporan keuangan historis


Adalah salah satu bentuk jasa atestasi yg dilakukan auditor. Dalam pemberian
jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yg berisi pernyataan pendapat
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yg berlaku umum.

Review atas laporan keuangan historis


Adalah jenis lain dari jasa atestasi yg diberikan kantor KAP.

Jasa Penjaminan Lainnya


Kebanyakan jasa penjaminan lain yg diberikan kantor KAP tidak merupakan
jasa atestasi. Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus
independen dan memberikan jaminan atas informasi yg akan dipakai para
pengambil keputusan.

Jasa bukan penjaminan


KAP juga memberikan berbagai jenis jasa lain yg pada umumnya tidak
merupakan jasa penjaminan. 3 contoh jenis jasa bukan penjaminan yg sering
diberikan kantor KAP adalah jasa akuntansi&pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi manajemen.

Jasa Penjaminan Lainnya


Kebanyakan jasa penjaminan lain yg diberikan kantor KAP tidak merupakan jasa atestasi.
Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan
memberikan jaminan atas informasi yg akan dipakai para pengambil keputusan.
Perbedaannya adalah bahwa akuntan publik tidak diminta u/ menerbitkan laporan tertulis dan
penjaminan tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis yg dibuat pihak lain dalam
kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.

Jasa Bukan Penjaminan


KAP juga memberikan berbagai jenis jasa lain yg pada umumnya tidak merupakan jasa
penjaminan. 3 contoh jenis jasa bukan penjaminan yg sering diberikan kantor KAP adalah
jasa akuntansi&pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Antara jasa
konsultasi manajemen dan jasa penjaminan seringkali nampak tumpang-tindih. Tujuan utama
penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen,
sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa penjaminan adalah untuk memperbaiki kualitas
informasi.

B. SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke 15. Pengauditan independen sebelum tahun
1900 kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Keharusan untuk
diaudit datang dari badan yg mengatur pasar modal yg disebut Securities adn Exchange
Commision (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas
laporan keuangan.

Perkembangan di abad ke20


Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia 1.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yg
memuat cetak ulang suatu dokumen yg disusun oleh American Institute of Accooountant (yg
selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants/AICPA
tahun 1957) yg berisi himbauan ttg bagaimana mengaudit neraca. Ini merupakan pernyataan
pertama yg dikeluarkan oleh profesi akuntansi di AS dari sekian banyak pernyataan yg
dikeluarkan selama abad ke20

Perkembangan pengauditan di Indonesia


Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia (PA) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut
hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansidan standar audit yg berlaku di AS.

C. DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistematis u/ mendapatkan dan mengevaluasi bukti yg
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
obyektif menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yg telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yg berkepentingan.

Proses sistematis.
strategi audit merupakan bagian penting dari proses audit, bahwa perencanaan audit dan
strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan dan penilaian bukti u/ tujuan audit
tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk mencapai tujuan-tujuan audit
tersebut saling berkaittan, dan bahwa seling keterkaitan tersebut menuntut auditor u/
membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif.


Kegiatan mendapat dan mengevaluasi bukti merupakan hal yg paling utama dlm pengauditan.

Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi.


Asersi/pernyataan yg dibuat manajemen perusahaan yg melekat pada seperangkat laporan
keuangan adalah subyek dari audit atas laporan tersebut.

Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yg telah ditetapkan.


Segala sesuatu yg dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama, yaitu u/
merumuskan suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yg telah diaudit.

Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yg berkepentingan.


Hasil akhir dari segala macam audit adalah suatu laporan yg berisi informasi bagi para
pembacanya mengenai tingkat kesesuaian antara asersi-asersi yg dibuat oleh klien dengan
kriteria tertentu yg telah disepakati sebagai dasar evaluasi.

D. Jenis – Jenis Audit

Audit dibagi kedalam beberapa jenis.

1. Jenis Audit ditinjau dari Luas Pemeriksaan

Berikut jenis-jenis audit ditinjau dari luas pemeriksaan.

 Pemeriksaan Umum (General Audit)

Adalah pemeriksaaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang indipendent dengan tujuan dapat menilai sekaligus memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan.

 Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Merupakan suatu pemeriksaan yang hanya terbatas hanya pada permintaan audit yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

2. Jenis Audit Ditinjau dari Bidang Pemeriksaan

Berikut jenis-jenis audit ditinjau dari bidang pemeriksaan.

 Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan


suatu entitas dengan tujuan memberikan pendapat (opini) tentang laporan tersebut apakah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 Audit Operasional (Management Audit)


Adalah jenis pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan. Meliputi kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional manajemen yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk
mengetahui kegiatan operasi yang dilakukan berjalan secara efektif dan efisien.

 Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Yaitu jenis pemeriksaan yang tujuanya untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati
peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku baik yang di tetapkan oleh pihak intern
maupun pihak ekstern entitas/perusahaan.

Audit ketaatan berfungsi untuk menentukan sejauh mana perusahaan mentaati peraturan,
kebijakan, peraturan pemerintah bahkan hukum yang harus dipatuhi oleh entitas yang di
audit.

 Audit Sistem Informasi

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang
melakukan proses data akuntansi.

Umumnya menggunakan system Elektronik Data Processing (EDP). Auditor harus


memperhatikan hal-hal berikut :

1) Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan computer baik program,


komunikasi, atau data dari akses yang tidak sah, modifikasi bahkan penghancuran.
2) Pengembangan program yang dilakukan atas otorisasi khusus dan umum dari pihak
manajemen perusahaan.
3) Pemrosesan transaksi, file, laporan dan catatan computer dengan akurat dan lengkap.
4) Data file laporan yang tersimpan di computer sangat dijaga kerahasiaanya.

 Audit Forensik

Tujuan dilakukan audit forensic adalah sebagai upaya pencegahan terjadinya kecurangan
(fraud). Hal yang dapat dilakukan audit forensik termasuk :

1) Investigasi criminal
2) Indikasi kecurangan dalam bisnis atau karyawan
3) Mengetahui kerugian suatu bisnis,
 Audit Investigasi

Yang dimaksud audit investigasi adalah serangkaian kegiatan mengenali (recorganized),


menidentifikasi (Identify) dan menguji (examine) fakta-fakta dan informasi yang ada guna
mengungkap kejadian yang sebenarnya.

Dalam rangka pembuktian demi mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang
dapat merugikan keuangan suatu entitas (organisasi/perusahaan/negara/daerah).
 Audit Lingkungan

Menurut (Kep. Men. LH 42/1994) audit lingkungan adalah proses manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik, tercatat (terdkumentasi), serta obyekttif, tentang bagaimana suatu
kinerja manajemen organisasi yang bertujuan memfasilitasi kendali manajemen terhadap
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pemanfaatan kebijakan usaha terhadap
perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.

3. Audit ditinjau dari Kelompok Pelaksana Audit (Auditor)

Berikut jenis – jenis audit ditinjau dari kelompok pelaksana audit.

 Auditor Internal

Mempunyai tugas membantu manajemen puncak (top management) dalam mengawasi asset
(saveguard of asset) dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

Bekerja untuk perusahaan yang mereka audit, oleh karena itu tugas auditor intern adalah
mengaudit manajemen perusahaan termasuk compliance audit.

 Auditor Ekstern

Bekerja untuk lembaga / kantor akuntan publik (pihak ke-3) yang statusnya diluar struktur
perusahaan yang mereka audit dan bekerja secara independent dan objektif. Umumnya
auditor ekstern menghasilkan laporan financial audit.

 Auditor Pajak

Mempunyai tugas melakukan ketaatan wajib pajak yang diaudit menurut undang-undang
perpajakan yang berlaku.

Di Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah naungan
Departemen Keuangan Republik Indonesia.

 Auditor Pemerintah

Adalah lembaga yang mempunyai tugas menilai kewajaran informasi laporan keuangan
instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan penggunaan asset milik pemerintah.

Audit instansi pemerintah umumnya dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

E. Jenis – Jenis Auditor

Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas
laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Auditor Pemerintah

a. Badan Pemeriksa keuangan (BPK) adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

Fungsi dan tugas nya adalah :

1) Sebagai general audit atas pemda/pusat termasuk BUMN dan BUMD


2) Complience audit atas audit investigasi atas sebuah kasus
3) Eksternal audit pemerintah

b. Badan Pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP)

tugasnya adalah sebagai auditor internal pemerintah untuk manajemen audit (memberikan
rekomendasi agar perusahaan lebih efisien, dan tidak memberikan opini auditor)

c. Inspektorat Jendral Departemen keuangan sebagai auditor internal departemen keuangan

d. Badan pengawasan daerah tingkat I dan II sebagai audit internal daerah tingkat I dan II

e. Auditor pajak sebagai complience audit terhadap peraturan per undanga-undangan


perpajakan

Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi "untuk
memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil Pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan
badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap
independen."

2. Auditor Intern

merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai
pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen
perusahaan tempat dimana ia bekerja.

3. Auditor Independen atau Akuntan Publik

adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan (General Audit).

Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public,
perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor
Akuntan Publik (KAP).

4. Auditor Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik
Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan
hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan.

Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus.
Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk
menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.

F. Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Organisasi Profesi Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik

A. Definisi

Kantor akuntan publik (KAP) adalah BADAN USAHA baik itu perseorangan atau
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang Akuntan Publik untuk
memberikan jasa sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, menggunakan nama
(salahseorang) Akuantan Publik pendirinya dan memperoleh ijin usaha.

Sebuah KAP selalu menggunakan nama pendirinya. Bila badan usahanya berbentuk
perseorangan, maka otomatis nama KAP nya sama dengan nama pendirinya yang sudah pasti
seorang Akuntan Publik. Bila badan usahanya berbentuk persekutuan, maka nama KAP nya
menggunakan nama salahseorang pendirinya yang juga seorang Akuntan Publik.

KAP yang berbentuk usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dikelola oleh 1 (satu)
orang Akuntan Publik berkewarganegaraan Indonesia. Sedangkan untuk yang berbentuk
Persekutuan perdata, Firma dan bentuk usaha lain, hanya dapat didirikan dan dikelola jika
paling sedikit 2/3 dari seluruh Rekan merupakan Akuntan Publik, dan hanya dapat dipimpin
oleh Akuntan Publik berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang
bersangkutan dan berdomisili sesuai dengan domisili KAP.

B. Perizinan KAP

Peraturan yang mengatur tantang Kantor Akuntan Publik ini adalah UU no.5 tahun 2011.
Dalam Undang-undang itu tepatnya pasal 18 disebutkan perizinan usaha KAP. Yang isinya
adalah:

1) Izin usaha KAP diberikan oleh Menteri.


2) Syarat untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut:
3) mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha
persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP
yang berbentuk usaha perseorangan;
5) mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang
akuntansi;
6) memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;
7) membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan,
dengan mencantumkan paling sedikit:
8) alamat Akuntan Publik;
9) nama dan domisili kantor; dan
10) maksud dan tujuan pendirian kantor;
11) memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, huruf c, atau huruf d, yang
paling sedikit mencantumkan:
12) nama Rekan;
13) alamat Rekan;
14) bentuk usaha;
15) nama dan domisili usaha;
16) maksud dan tujuan pendirian kantor;
17) hak dan kewajiban sebagai Rekan; dan
18) penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan di antara Rekan.
19) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

Suatu KAP bisa dicabut perizinannya karena:

 Pemimpin KAP mengajukan permohonan pencabutan izin;


 KAP dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha;
 Izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dicabut;
 Izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dicabut;
 Domisili KAP berubah; atau
 Terdapat dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar yang
diberikan pada saat mengajukan permohonan izin usaha KAP.

C. Kerja Sama KAP

KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAP lainnya untuk membentuk suatu jaringan
yang disebut OAI. Pembentukan OAI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
akta pendirian yang dibuat oleh dan di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia yang paling
sedikit memuat:

Tujuan OAI yang mencakup pengembangan metodologi jasa asurans dan sistem
pengendalian mutu;

 Hak dan kewajiban KAP yang menjadi anggota OAI;


 Program pendidikan dan pelatihan bagi anggota OAI; dan
 Pendirian OAI bersifat berkelanjutan.
OAI harus didaftarkan pada Menteri dengan mengajukan permohonan tertulis dan
melampirkan Akta Pendirian dengan mencantumkan nama KAP yang menjadi anggota.
Menteri membatalkan status terdaftar OAI apabila OAI bubar.

Seperti yang disebutkan di dalam UU tentang KAP, KAP wajib mempunyai paling sedikit 2
(dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang akuntansi; Mempunyai kantor atau
tempat untuk menjalankan usaha; Memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu; dan
Memasang nama lengkap kantor pada bagian depan kantor.

Dalam memberikan jasa asurans, Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta
bebas dari benturan kepentingan. Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi dalam KAP
wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari klien. Kewajiban ini
dikecualikan apabila digunakan untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri. Menteri wajib
menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan Publik dan/atau Pihak
Terasosiasi.

Selain kewajiban yang harus dilakukan oleh KAP, ada juga hal-hal yang dilarang dilakukan
oleh KAP, seperti:

 Melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA yang telah melakukan kerja sama
dengan KAP lain;
 Mencantumkan nama KAPA atau OAA yang status terdaftar KAPA atau OAA
tersebut pada Menteri dibekukan atau dibatalkan;
 Memiliki Rekan non-Akuntan Publik yang tidak terdaftar pada Menteri;
 Membuka kantor dalam bentuk lain, kecuali bentuk kantor cabang; dan
 Membuat iklan yang menyesatkan.

D. Pembinaan dan Pengwasan

Menteri berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP,
dan cabang KAP. Dalam melakukan pembinaan, Menteri berwenang:

 Menetapkan peraturan atau keputusan yang berkaitan dengan pembinaan Akuntan


Publik, KAP, dan cabang KAP;
 Menetapkan kebijakan tentang SPAP, ujian profesi akuntan publik, dan pendidikan
professional berkelanjutan;
 Melakukan tindakan yang diperlukan terkait dengan SPAP, penyelenggaraan ujian
sertifikasi profesi akuntan publik dan pendidikan profesional berkelanjutan, untuk
melindungi kepentingan public;
 Dalam melakukan pemeriksaan, Menteri berwenang untuk meminta keterangan,
informasi dan/atau dokumen kepada Pihak Terasosiasi, serta meminta keterangan,
informasi dan/atau dokumen kepada asosiasi profesi.
 Pemeriksaan hanya dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan
Publik, KAP, dan cabang KAP terhadap Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya, serta SPAP. Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib menjaga
kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan Publik yang diperiksa.
 Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP dilarang menolak atau menghindari
pemeriksaan dan menghambat kelancaran pemeriksaan. Akuntan Publik, KAP,
dan/atau cabang KAP yang diperiksa wajib memperlihatkan dan meminjamkan kertas
kerja, laporan dan dokumen lainnya serta memberikan keterangan yang diperlukan
termasuk kertas kerja yang berkaitan dengan nasabah penyimpan dan simpanannya
pada bank.

Organisasi Profesi Akuntan Publik

Organisasi Resmi Profesi Akuntan Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Indonesian Institute of Accountants) adalah organisasi profesi
akuntan di Indonesia. Kantor sekretariatnya terletak di Graha Akuntan, Menteng, Jakarta.

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun
1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta,
Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957.
Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan
perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia.

BAB III
Penutup
Kesimpulan
Auditing dan profesi akuntan public merupakan suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti – bukti secara
obyektif mengenai pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu
berpedoman pada tiga hal yakni : norma pemeriksaan akuntan, prinsip
akuntansi Indonesia, kode etik profesi. Norma pemeriksaan akuntan
merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntansi.
Saran

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/profesi-akuntan/

https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/jenis-jenis-audit-dan-auditor/

https://www.ekonomiakuntansi.id/2009/03/jenis-jenis-auditor.html

Anda mungkin juga menyukai