Pengauditan I
BAB I & II
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahirab pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa
pada sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru
terjadi pada abad ini.
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan belas.
Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik
harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model
Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama
dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua perusahaan
publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit.
Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut Securities
and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat
auditor atas laporan keuangan.
Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa
itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga
semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang
saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda
banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka
beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada
waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun
1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai
dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya
pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk
memliki laporan keuangan yang telah diaudit.
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam dunia
usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi
akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan
standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus
menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini
telah mencapai 56 buah.
Jasa Asurans adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan
sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu mereka mencari jasa asurans untuk
meningkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan basis pengambilan keputusan.
Jasa Asurans dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain.
Contoh jasa asurans yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk
oleh organisasi konsumen (Non profit organization), jasa pemeringkatan televisi (television
rating), dan lain-lain.
JASA ATESTASI
Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan profesi akuntan publik adalah jasa atestasi.
Jasa Atestasi adalah jasa yang diberikan oleh profesi akuntan publik dimana profesi akuntan
publik akan mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi
tertulis yang dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.
Sedangkan asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain. Laporan Keuangan (LK) historis adalah
asersi manajemen. Manajemen menyatakan bahwa LK sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum (PABU).
kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor – kantor akuntan publik tidak
merupakan jasa atestasi. Jasa – jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik
harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai para
pengambil keputusan. Perbedaannya adalah bahwa akuntan publik tidak diminta untuk
menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak mengenai kendala pernyataan tertulis yang dibuat
pihak lain.
Jasa bukan asurans adalah jasa yang dihasilkan oleh AP (Akuntan Publik) yang
didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan atau bentuk lain dari keyakinan.
a. Jasa Perpajakan. KAP (Kantor Akuntan Publik) membantu klien menyusun Surat
Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) untuk PPh, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dll.
c. Jasa Akuntansi dan Pembukuan. Banyak perusahaan kecil dengan staf akuntansi terbatas
menyerahkan pembuatan laporan keuangannya kepada KAP, atau melakukan tugas-tugas
pembukuan.
DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan engan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antar asersi tersebut dengan krteria yang telah
ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
JENIS – JENIS PENGAUDITAN
1. Audit kinerja
Yaitu audit yang dilakukan oleh auditor untuk mengetahui seberapa efesien dan
efektifnya kegiatan operasional pada suatu perusahaan. Dalam hal ini seorang auditor
diharapkan bisa melakukan pengamatan yang obyektif dan hasilnya koprehensif terhadap
kegiatan operasional pada perusahaan atau entitas. Audit kinerja dilakukan untuk
mendapatkan sekaligus mengevaluasi bukti-bukti yang telah ditemukan dengan tujuan
untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Audit laporan keuangan
Yaitu audit yang dilakukan oleh auditor terhadap laporan-laporan keuangan pada suatu
perusahaan, apa laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan atau belum. Hasil dari audit ini nantinya akan disampaikan kepada pihak
eksternal misalnya seperti para pemegang saham perusahaan tersebut.
3. Audit kepatuhan
Adalah audit yang dilakukan untuk melihat kegiatan pada suatu perusahaan apakah sudah
sesuai dengan ketentuan, peraturan dan persyaratan yang berlaku misalnya seperti
perjanjian yang telah ditetapkan dan apakah telah sesuai dengan undang-undang pada
suatu negara. Kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan pada audit ini, berasal dari sumber-
sumber yang berbeda. Misalnya bersumber dari manajemen yang berbentuk prosedur-
prosedur pengendalian internal. Audit ini umumnya disebut dengan fungsi audit internal
karena dilakukan oleh pegawai pada perusahaan tersebut.
1. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada
instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang
Dasar 1945 yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas
dan mandiri.. ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan
merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan
dapat bersikap independen.
b. Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND,
dan Badan Pengawasan Daerah.
2. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada
perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan
juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
1. Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang
juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.
2. Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2
orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-
masing sekutu disebut Rekan (bahasa Inggris: Partner) dan salah seorang sekutu
bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
3. bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik yang diatur
dalam Undang-Undang.
Untuk Kantor Akuntan Publik yang berbentuk persekutuan, selain syarat-syarat tadi, juga harus
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disebut IAI, adalah organisasi profesi yang menaungi
seluruh Akuntan Indonesia. Sebutan IAI dalam Bahasa Inggris adalah Institute of Indonesia
Chartered Accountants. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan
Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor publik, akuntan
sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak, akuntan
forensik, dan lainnya.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:
Pengertian IFAC
IFAC adalah organisasi global untuk profesi akuntansi yang didedikasikan untuk melayani
kepentingan publik dengan memperkuat profesi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan
ekonomi internasional yang kuat. IFAC terdiri dari 179 anggota dan asosiasi di 130 negara dan
wilayah hukum, mewakili sekitar 2,5 juta akuntan dalam praktek publik, pendidikan, layanan
pemerintah, industri, dan perdagangan.
a. Visi IFAC adalah bahwa profesi akuntansi global yang diakui sebagai pemimpin dihargai
dalam pengembangan organisasi yang kuat dan berkelanjutan, pasar keuangan, dan
ekonomi.
b. Misi IFAC adalah untuk melayani kepentingan publik dengan: memberikan kontribusi
bagi pengembangan standar kualitas tinggi dan bimbingan; memfasilitasi adopsi dan
pelaksanaan standar kualitas tinggi dan bimbingan, memberikan kontribusi bagi
pengembangan organisasi akuntansi profesional yang kuat dan perusahaan akuntansi dan
tinggi kualitas praktek oleh akuntan profesional, dan mempromosikan nilai akuntan
profesional di seluruh dunia, dan berbicara tentang isu-isu kepentingan publik.
Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang dikembangkan pada saat itu
lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis. Perubahan pesat yang terjadi di
lingkungan bisnis di awal dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan
publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa
akuntansi dan review. Di samping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi
akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi masyarakat juga
terus meningkat.
Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua
keputusan penting yang dibuat oleh IAI pada pertengahan tahun 1994 : (1) perubahan nama dari
Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan (2)
perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke Standar
Profesional Akuntan Publik.
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika. Pernyataan
standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik
sejak bulan Mei 2000. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan
keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). Dengan demikian, PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-
masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan
panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.
Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik
tergantung pada berbagai faktor antara lain ukuran kantor akuntan publik, tingkat otonomi yang
diberikan kepada stafnya dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan
mempertimbangkan biaya dan manfaat.
Kantor akuntan publik wajib mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu yang dibahas
berikut ini, sejauh yang diterapkan dalam praktiknya, penetapan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutunya. Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama lain. Oleh
karena itu, praktik pemekerjaan kantor akuntan publik memengaruhi kebijakan pelatihan. Praktik
pelatihan memengaruhi kebijakan promosi. Praktik kedua kategori tersebut memengaruhi
kebijakan supervisi. Praktik supervisi memengaruhi kebijakan pelatihan dan promosi. Kantor
akuntan publik wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai:
a. Independensi
b. Penugasan personel
c. Konsultasi
d. Supervisi
e. Pemekerjaan (hiring)
f. Pengembangan professional
g. Promosi
i. Inspeksi
Suatu kantor akuntan publik bergabung (merger) dengan atau mengakuisisi praktik kantor
akuntan publik lain, kantor akuntan publik gabungan tersebut harus memberikan perhatian
khusus kepada aspek pengendalian mutunya. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kantor
akuntan publik gabungan harus dievaluasi untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur
tersebut tetap dapat diterapkan dalam kondisi lingkungan yang telah berubah. Perhatian khusus
tersebut juga harus diberikan kepada aspek pengendalian mutu apabila kantor akuntan publik
berpisah.
BAB II
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar
bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai assurance service.
Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu mengetahui standar yang
digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam mengaudit laporan keuangan.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit juga memiliki keterbatasan tertentu dan beberapa
penyimpangan dari standar laporan audit dan auditor harus mengetahui semuanya.
Dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan audit, ada beberapa kondisi di mana
audit independen atas laporan keuangan perlu dilakukan. Kondisi-kondisi ini dapat menciptakan
resiko informasi, untuk itu audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan dengan cara menekan resiko informasi.
Oleh karena itu perusahaan mebutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk itu
kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai audit laporan keuangan dan tanggung jawab
auditor.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan
industry klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan
keuangan manajemen,sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataan nya
laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas,hasil operasi,serta arus kas
secara wajar sesuai dengan GAPP,.Auditor bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti,serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang
dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atau laporan keuangan.Tujuan utama audit
laporana keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru ,melainkan untuk menambah
keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Suatu audit laopran keuangan yang dilakukan seseuai GAAS memiliki sejumlah
keterbatasan yang melekat.Slah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan
ekonomi yang wajar.Berikut ini adalah dua batasan ekonomi penting yang dimaksud :
Biasanya laopran auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga
sapai lima minggu setelah tanggal nerraca.Hambatan waktu ini dapat memengaruhi jumlah bukti
yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca berdampak pada laporan
keuangan.Lebih lagi,hanya tersedia waktu yang demikian singkat untuk memisahkan
ketidakpastian yang ada pada tanggal laopran keungan.
Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan.Berikut adalah dua keterbatasn penting yang berkaitan dengan
kerrangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
2. Estimasi akuntansi
Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi,dan tidak seorang pun
termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu.Suatu audit tidak
dapat menambhakan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan keuangan apabila faktor-faktor
tersebut.
PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat
kelompok penting, yaitu :
1. Manajemen
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan data
rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap asersi
manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang berarti auditor
tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja
menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat
digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling melengkapi.
Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen harus,
(1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu
pekerjaan auditor internal.
4. Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai
pengguna utama laporan audit.
STANDAR AUDIT
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi
tanggungjawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan histori. Standar tersebut
mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain persyaratan kompetensi dan
independensi, pelaporan, dan bukti.
LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor sangat penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan
mengomunikasikan temuan auditor. Pengguna laporan keuangan mengandalkan pada laporan
auditor untuk mendapatkan asurans tentang keuangan entitas (perusahaan).
Suatu laporan auditor wajar tanpa pengecualian berisi sembilan bagian sebagai berikut:
1. Judul laporan. Standar audit mewajibkan bahwa laporan auditor harus memiliki sebuah
judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan seorang
auditor independen.
2. Pihak yang dituju. Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak-pihak yang
untuk mana laporan tersebut disusu, seringkali kepada pemegang saham atau pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola laporan keuangannya diaudit.
3. Paragraf Pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus: (a)
mengidentifikasikan entitas yang laporan keuangannya diaudit; (b) menyatakan bahwa
laporan keuangan telah diaudit; (c) mengidentifikasi judul setiap laporan keuangan yang
menjadi bagian dari laporan keuangan; (d) merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasannya; dan (e) menyebutkan tanggal atau periode yang
dicakup oleh setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan.
4. Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Laporan auditor harus mencakup
satu bagian dengan judul “tanggungjawaba Manajemen” atas laporan keuangan. Bagian
dari laporan auditor ini menjelaskan tanggungjawab pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
5. Tanggungjawab Auditor. Laporan auditor menyatakan bahwa tanggungjawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk
mengontraskannya dengan tanggungjawab manajemen atas penyusunan laporan
keuangan.
6. Opini Auditor. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “opini”.
7. Tanggungjawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakn tanggungjawab pelaporan
lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap
tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk melaporkan laporan keuangan, maka
tanggungjawab pelapora lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu bagian terpisah
dalam laporan auditor yang diberi judul “pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan
Regulasi”, atau judul lain yang dianggap tepat menurut ini bagian ini.
8. Tanda Tangan Auditor. Laporan auditor harus ditandatangani. Tanda tangan auditor
dilakukan dalam nama kantor akuntan publik (KAP) dan nama rekan.
9. Tanggal Laporan Audit. Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari
tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mendasari
opini auditor atas laporan keuangan.