Anda di halaman 1dari 4

A.

JASA PENJAMINAN (ASSURANCE SERVICES)

Jasa penjaminan adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa
penjaminan untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan sebagai dasar
keputusan yang akan mereka lakukan.

B. JASA ATESTASI

Jasa atestasi (attestation services) adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan profesi
akuntan publik atau auditor independen dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain.
Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu:

1. Audit atas Laporan Keuangan Historis


2. Penelaahan (Review) atas Laporan Keuangan Historis
3. Jasa Atestasi Lainnya

C. JASA PENJAMIN LAINNYA

Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan profesi akuntan publik atau auditor
independen tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi, yaitu
auditor harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai
para pengambil keputusan

D. JASA BUKAN PENJAMINAN (NON-ASSURANCE SERVICES)

Jasa bukan penjaminan adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik atau auditor
independen yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.

E. SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


a. Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir
tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah
tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem
Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.

Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut
hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika
Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu
oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di
pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan
yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit
atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan
kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan
perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun
yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan peran
akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di
pasar modal (perusahaan publik).

Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

JENIS-JENIS AUDIT

1. audit laporan keuangan


audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh
dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan laporan tersebut telah di sajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi secara umum (GAAP)

2. audit kepatuhan

audit kepatuhan (compliance audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa
bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah
sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. kriteria yang di tetapkan dalam
audit jenis ini dapat berasal dari berbagai sumber.

3. audit operasional

audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan


mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektifitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu

JENIS-JENIS AUDITOR

1. auditor independen
2. auditor internal
3. auditor pemerintah

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut AK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana diubah


dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan
Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.

STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Hirarki organisasi yang umumsnya dijumpai di kantor-kantor akuntan publik terdiri dari
partner, manajer, supervisor, senior, atau in-charge auditor, dan asisten.

PERSYARATAN AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

(Pasal 6 SK. Menkeu No. 43/1997):

1. Berdomisili di wilayah Indonesia


2. Memiliki Register Akuntan
3. Menjadi anggota IAI
4. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselengkarakan oleh IAI
5. Memiliki pengalaman kerja min. 3 tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit
umum sekurang-kurangnya 3000 jam denga reputasi baik
6. Telah menduduki jabatan manaje atau ketua tim dalam audit umum sekurang-
kurangnya 1 tahun.
7. Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada koperasi Jasa Audit.

ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) yang keanggotaannya terutama terdiri dari para akuntan yang bekerja pada
berbagai bidang kegiatan. Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut,
IAI mebentuk empat kompartmen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu:
Kompartmen Akuntan Pendidik, Kompartmen Akuntan Sektor Publik.

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Ada 4 macam standar profesional yang diterbitkan oleh IAI sebagai aturan mutu pekerjaan
akuntan publik, yaitu:

1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan review
4. Pedoman Audit Industri Khusus

STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Sebagai upaya menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi
mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman,
organisasi profesi menetapkan 9 elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan oleh
KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendapatkan keyakinan yang
memadai tentang kesesuaian dengan standar profesional dalam menjalankan pengauditan dan
jasa akuntansi serta review.

Anda mungkin juga menyukai