KELOMPOK 2
NAMA : NIM :
1. Gede Eka Yasa 1607532016
2. Kadek Indri Pradnyavita 1607532020
3. Dwiki Vernanda Krisanayana Putra 1607532022
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
2018
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FUNGSI PENGAUDITAN
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Diketahui bahwa pada sekitar
awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah
lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.
Perkembangan di abad duapuluh sangatlah pesat karena revolusi Industri di Ingrgis telah
memasuki usia yang ke 50 tahun. Perusahaan di Inggris mulai merasakan maanfaat dari jasa Audit
itu sendiri. Namun dikalangan pemegang saham terjadi kesalah pahaman dengan apa fungsi Audit
itu. Profesi Auditor di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I. Sementara
itu kesalah pahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun
1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu
dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi
American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi
himbauan tentang perlunya Auditorsi yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih
banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan
pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi Auditorsi di Amerika Serikat dari sekian banyak
pernyataan yang dikeluarkan selama abad ke-20.
Profesi Auditorsi di Indonesia masih tergolong baru. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga Auditorsi dengan sendirinya hampir tidak
dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu,
mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung
hingga Indonesia merdeka. Auditorsi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu
ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan Auditorsi sistem Amerika mulai dikenal, terutama
melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Perkembangan Auditorsi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Auditor
Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Auditorsi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan
Auditor (NPA). Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988
semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang
akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh Auditor publik. Pada
tahun yang sama Undang – Undang Pasar modal pun lahir juga.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Maka dari itu Pemerintah
mulai memperkenalakan Auditorsi mulai dari SMA dan pengenalan Audit dilakukan di Perguruan
Tinggi.
Jasa asuransi adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para
pengambil keputusan.
JASA ATESTASI
Jasa atestasi adalah jenis jasa ansurans yg dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan
suatu laporan tertulis yg menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat
oleh pihak lain.
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yg dilakukan auditor.
Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yg berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku.
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yg diberikan kantor
kantor akuntan publik.
Kantor kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi. Kebanyakan dari
jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan
membutuhkan asurans independen tentang informasi lainnya.
Kebanyakan jasa asuransi yg diberikan kantor kantor akuntan publik tidak merupakan jasa
atestasi. Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan
memberikan jaminan atas informasi yg akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya adalah
bahwa akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak mengenai
keandalan pernyataan tertulis yg dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.
Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yg pada umumnya tidak
merupakan jasa asuransi. Tiga contoh jenis jasa bukan asuransi yg sering diberikan kantor kantor
akuntan publik adalah jasa akuntansi&pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa asuransi seringkali nampak tumpang-tindih. Tujuan
utama penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen,
sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa asuransi adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
C. DEFINISI PENGAUDITAN DAN JENIS JENIS PENGAUDITAN
DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yg
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yg telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yg berkepentingan.
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yg diaudit telah mengikuti
prosedur/aturan tertentu yg ditetapkan oleh pihak yg berwenang.
3. Audit Operasional
Adalah pengkajian(review) atas setiap bagian dari prosedur dan mereka yg diterapkan suatu
organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
JENIS-JENIS AUDITOR
Sesuai dengan latar belakang dan kompetensi mereka di bidang akuntansi dan auditing
para auditor BPKP memberikan layanan audit, antara lain:
1. Audit khusus untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik tindak pidana korupsi dan
penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD/Badan Usaha lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
5. Audit terhadap kegiatan yang daananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.
2 Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja padaa suatu entitas (perusahaan) dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit yang dilakukan
terutama ditunjukan untuk membantu manajemen entitas tempat dimana ia bekerja, sama
seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk congress. Pada umumnya mereka wajib
memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur utama) atau ada
pula yang melapor pada pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan.
Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan
mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan
audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih dari 100
karyawan yang memikul tanggung jawab berlainan, termasuk di banyak bidang di luar
akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki
keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.
Menurut Undang-undang No 5 tahun 2011 akuntan public adalah akuntan yang telah
memperoleh izin menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
a. Jasa Atestasi
1) Jasa audit umum atas laporan keuangan.
2) jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
3) jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforman
4) jasa rewiew atas laporan keuangan
5) jasa atestasi lainnya
b. Jasa non-atestasi
Jasa yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,keuangan,
manajemen, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi akuntan public
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada tanggal 4 Juni 2007 , secara resmi IAPI di terima sebagai anggota asosiasi yang
pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, pemerintah republic Indonesia melalui peraturan
menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan
public yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, menyusun dan menerbitkan
standar professional dan etika akuntan public, serta menyelenggrakan program pendidikan
berkelanjutan bagi seluruh akuntan public di Indonesia.
Misi IFAC
Misi IFAC adalah melayani kepentingan umum dengan memberikan sumbangan untuk
pengembangan, pengadopsian dan penerapan standard serta pedoman internasional berkualitas
tinggi, memberi sumbangan bagi pengembangan organisasi profesi akuntansi dan kantor
akuntan yang kuat dan bagi praktik berkualitas tinggi oleh akuntan professional mendorong
nilai – nilai profesi akuntan seluruh dunia menyuarakan persoalan – persoalan kepentingan
umum di mana kepakaran profesi akuntan sangat relevan.
Visi IFAC
Visi IFAC adalah menjadikan profesi akuntan global diakui kepemimpinannya dalam
pengembangan organisasi, pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat dan
berkesinambungan.
IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standard (independent standard – setting boards)
yaitu:
Untuk mengembangkan standard bermutu tinggi bagi kepentingan umum, semua badan
membuat standard tersebut di atas melakukan dua process yang ketat, terbuka, efisien dan
efektif semua badan pembuat standard yang independen tersebut (IAASB, IAESB, IESBA,
Dan IPSASB) mempunyai Consultative Advisory Groups yang bertugas memberikan sudut
pandang kepentingan umum dan terdiri dari masyarakat luas secara kolektif IAASB, IAESB,
IESBA, dan IPSASB dikenal sebagai Public Interest Activity Comnittees (komite kegiatan
kepentingan umum) Badan – badan tersebut diawasi oleh Public Interest Oversight Board.
G. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
Organisasi profesi bertugas menyusun standard dan aturan yang wajib dilaksanakan oleh
para anggota dan praktis lainnya. Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standard
ini di susun oleh suatu komite dalam organisasi IkatanAkuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama
Norma Pemeriksaan Akuntan. Hal tersebut di tanggapi poleh Ikanatan Akuntan Indonesia dengan
mengambil dua keputusan penting yaitu:
(1) Mengubahnama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan
(2) Mengubah Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Standar Profesional Akuntan Publik.
Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tersebut
terdiri atas:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit IndustriKhusu
Masing – masing standard di atas dirinci dalam bentuk pernyataan standard yang di
sebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), Dan
Pernyataan Standar Jasa Akuntasi dan Review (PSJAR). Dalam kelahirannya yang pertamaini
pernyataan standard yang diterbitkan terdiri dari PSA No. 1 sampai No. 60, PSAT No. 1 sampai
No. 5 dan PSAR No. 1 Standar auditing tersebut sebagaian besar mengadopsi standard auditing
yang berlaku di Amerika Serikat sebagaimana di tetapkan oleh The Auditing Standar Board
(ASB), Sebuah badan penyusun standard yang berada di bawah The AICPA (American Insitute
of Certified Public Accountants)
Sejalan dengan datangnya era globalisasi dan sejalan pula dengan komitmen sebagai
anggota IFAC setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan Internaticnal Standards on Auditing (ISA) yang di terbitkan oleh
Internatinal Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar audit yang baru.
IAPI adalah menerjemahkan ISA kedalam bahasa Indonesia dengan diberi judul “Standar
Profesional Akuntan Publik” (SPAP). Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013 Indonesia secara
resmi mengadopsi ISA.
1. International Standards on Auditing (ISAs) yang di terapkan dalam audit atas informasi
keungan histori
2. International Standards on Review Engagements (ISREs) yang di terapkan dalam review atas
informasi keuangan histori
3. International Standards on Assurance Engagements (ISAEs) yang di terapkan dalam penugasan
asurans selain dari audit atau review atas informasi keuangan histori.
4. International Standards on Related Services (ISRSs) yang di terapkan dalam penugasan
kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang disepakiti (agreed upon procedures)
atas informasi dan penugasan lain yang berkaitan yang di tetapkan IAASB
5. International Standards on Quality Control (ISQCs) yang di terapkan untuk semua jasa dalam
lingkup Standar Penugasan IAASB
Secara kolektif ISAs, ISREs, ISAEs, dan ISRSs disebut sebagai Standar Penugasan IAASB
(IAASB’s Engagement Standards) Kelima standar tersebut di atas di himpun dalam Hanbook of
International Quality Control, Auditing Review, Other Assurance and related Services Pronouncements
(Edisi2013,volume 1 dan 2)
LINGKUP ISQC
- ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk system pengendalian mutu untuk
audit dan review atas laporan keuangan dan penugasan asurans serta jasa lain yang
bersangkutan. ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.
- Pernyataan IAASB lain menetapkan standard Dan pedoman lain mengenai mutu untuk tipe
penugasan spesifik. Sebagai contoh, ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu
untuk audit atas laporan keuangan.
- Sistem pengendalian mutu terdiri dari bijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan serta
prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan
kebijakan tersebut.
TUJUAN
- Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu system pengendalian mutu adalah untuk
memberikan ansurans yang layak bahwa :
(a) KAP dan personalianya mematuhi standar professional serta ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku dan
(b) Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
KETENTUAN
ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13- ISQC 1.59) yang terbagi dalam beberapa kategori
sebagai berikut: