Anda di halaman 1dari 13

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANSI

KELOMPOK 2

NAMA : NIM :
1. Gede Eka Yasa 1607532016
2. Kadek Indri Pradnyavita 1607532020
3. Dwiki Vernanda Krisanayana Putra 1607532022

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
2018
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FUNGSI PENGAUDITAN

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Diketahui bahwa pada sekitar
awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah
lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

PENGAUDITAN INDEPENDEN SEBELUM TAHUN 1990

Kelahiran fungsi pengauditan di mulai oleh negara Inggris. Kemudian Inggris


memperkenalkannya di benua Amerika pada abad pertengahan limabelas. Para Auditor di Amerika
Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit persis seperti yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang
disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik harus diaudit.
Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris turut
diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang
berlaku di Inggris. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang
disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai
manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.

PERKEMBANGAN DI ABAD KEDUAPULUH

Perkembangan di abad duapuluh sangatlah pesat karena revolusi Industri di Ingrgis telah
memasuki usia yang ke 50 tahun. Perusahaan di Inggris mulai merasakan maanfaat dari jasa Audit
itu sendiri. Namun dikalangan pemegang saham terjadi kesalah pahaman dengan apa fungsi Audit
itu. Profesi Auditor di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I. Sementara
itu kesalah pahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun
1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu
dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi
American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi
himbauan tentang perlunya Auditorsi yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih
banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan
pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi Auditorsi di Amerika Serikat dari sekian banyak
pernyataan yang dikeluarkan selama abad ke-20.

PERKEMBANGAN PENGAUDITAN DI INDONESIA

Profesi Auditorsi di Indonesia masih tergolong baru. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga Auditorsi dengan sendirinya hampir tidak
dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu,
mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung
hingga Indonesia merdeka. Auditorsi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu
ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan Auditorsi sistem Amerika mulai dikenal, terutama
melalui pendidikan di perguruan tinggi.

Perkembangan Auditorsi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Auditor
Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Auditorsi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan
Auditor (NPA). Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988
semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang
akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh Auditor publik. Pada
tahun yang sama Undang – Undang Pasar modal pun lahir juga.

Seiring perkembangan perusahaan di Indonesia, IAI telah banyak melakukan


penyempurnaan peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang mana Indonesia saat itu berkibalat pada
peraturan yang dibuat oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang
prinsip Auditorsi dan standar audit yang disebut Standar Auditorsi Keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Auditor Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Auditorsi yang dibentuk IAI
secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Auditorsi Keuangan (PSAK).

Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Maka dari itu Pemerintah
mulai memperkenalakan Auditorsi mulai dari SMA dan pengenalan Audit dilakukan di Perguruan
Tinggi.

B. JASA ASURANSI DAN PENGAUDITAN

Jasa asuransi adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para
pengambil keputusan.

JASA ATESTASI

Jasa atestasi adalah jenis jasa ansurans yg dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan
suatu laporan tertulis yg menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat
oleh pihak lain.

Adapun 3 bentuk atestasi yaitu :


1. Audit atas laporan keuangan historis
2. Review atas laporan keuangan historis
3. Jasa atestasi lainnya.

Audit atas laporan keuangan historis

Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yg dilakukan auditor.
Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yg berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku.

Review atas laporan keuangan historis

Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yg diberikan kantor
kantor akuntan publik.

Jasa atestasi lainnya

Kantor kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi. Kebanyakan dari
jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan
membutuhkan asurans independen tentang informasi lainnya.

JASA ASURANSI LAINNYA

Kebanyakan jasa asuransi yg diberikan kantor kantor akuntan publik tidak merupakan jasa
atestasi. Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan
memberikan jaminan atas informasi yg akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya adalah
bahwa akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak mengenai
keandalan pernyataan tertulis yg dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.

JASA BUKAN ASURANSI

Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yg pada umumnya tidak
merupakan jasa asuransi. Tiga contoh jenis jasa bukan asuransi yg sering diberikan kantor kantor
akuntan publik adalah jasa akuntansi&pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.

Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa asuransi seringkali nampak tumpang-tindih. Tujuan
utama penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen,
sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa asuransi adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
C. DEFINISI PENGAUDITAN DAN JENIS JENIS PENGAUDITAN
DEFINISI PENGAUDITAN

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yg
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yg telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yg berkepentingan.

Proses sistematis. Kata “sistematis” mengandung implikasi yg berkaitan dengan berbagai


hal, yaitu : bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian penting dari
proses audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan dan
penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk
mencapai tujuan-tujuan audit tersebut saling berkaittan, dan bahwa seling keterkaitan tersebut
menuntut auditor untuk membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif. Kegiatan mendapat dan


mengevaluasi bukti merupakan hal yg paling utama dlm pengauditan. Jenis bukti yg diperoleh dan
kriteria yg digunakan u/ mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit yg satu dengan audit
lainnya, tetapi semua audit berpusat pada proses mendapatkan dan mengevaluasi bukti. Dalam
audit laporan keuangan, bukti tentang tingkat kesesuaian antara asersi dlm laporan keuangan
dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum terdiri dari data akuntansi(seperti jurnal dan buku
besar) dan informasi pendukung(seperti faktur, check, dsb).

Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi.Asersi/pernyataan yg dibuat


manajemen perusahaan yg melekat pada seperangkat laporan keuangan adalah subyek dari audit
atas laporan tersebut.

Tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yg telah ditetapkan.Segala sesuatu yg


dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk merumuskan suatu
pendapat auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
yg telah diaudit.

Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yg berkepentingan. Hasil akhir dari


segala macam audit adalah suatu laporan yg berisi informasi bagi para pembacanya mengenai
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi yg dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yg telah
disepakati sebagai dasar evaluasi.
JENIS-JENIS AUDIT

1. Audit Laporan Keuangan


Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan-yaitu informasi kuantitatif yg akan diperiksa-dinyatakan sesuai dengan kriteria
tertentu yg telah ditetapkan.
2. Audit Kesesuaian

Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yg diaudit telah mengikuti
prosedur/aturan tertentu yg ditetapkan oleh pihak yg berwenang.

3. Audit Operasional

Adalah pengkajian(review) atas setiap bagian dari prosedur dan mereka yg diterapkan suatu
organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

D. AUDITOR DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIC

JENIS-JENIS AUDITOR

Auditor daapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:


1 Auditor Pemerintahan
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada
instansi-instansi pemerintah.

Sesuai dengan latar belakang dan kompetensi mereka di bidang akuntansi dan auditing
para auditor BPKP memberikan layanan audit, antara lain:
1. Audit khusus untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik tindak pidana korupsi dan
penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD/Badan Usaha lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
5. Audit terhadap kegiatan yang daananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.

2 Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja padaa suatu entitas (perusahaan) dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit yang dilakukan
terutama ditunjukan untuk membantu manajemen entitas tempat dimana ia bekerja, sama
seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk congress. Pada umumnya mereka wajib
memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur utama) atau ada
pula yang melapor pada pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan.

Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan
mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan
audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih dari 100
karyawan yang memikul tanggung jawab berlainan, termasuk di banyak bidang di luar
akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki
keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.

3 Auditor Independen (Akuntan Publik)


Tanggungjawab utama auditor independen adalah melakukan fungsi pengauditan atas
laporan keuangan yang diterbitkan antitas. Pengauditan ini dilakukan untuk perusahaan terbuka
(perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalu pasar modal), perusahaan-
perusahaan besar, dan juga perusaahaan-perusahaan kecil, dan organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba.

Menurut Undang-undang No 5 tahun 2011 akuntan public adalah akuntan yang telah
memperoleh izin menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
a. Jasa Atestasi
1) Jasa audit umum atas laporan keuangan.
2) jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
3) jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforman
4) jasa rewiew atas laporan keuangan
5) jasa atestasi lainnya

b. Jasa non-atestasi
Jasa yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,keuangan,
manajemen, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi akuntan public
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. ORGANISASI PROFESI AKUNTAN DI INDONESIA


Organisasi profesi akuntan di berbagai Negara di dunia sangat beranekaragam, baik struktur
organisasi, keanggotaan, maupun kegiatannya. Pada awalnya di Indonesia terdapat satu organisasi
profesi akuntansi yaitu Ikata Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan pada tanggal 23 Desember
1957. Organisasi ini beranggotakan mereka yang bergelar akuntansi dan memiliki nomor registrasi
akuntansi sesuai dengan Undang-undang No. 34 tahun 1954 sampai dengan 2010, jumlah
akuntansi di Indonesia baru akan mencapai 10.000 orang.

Pada tanggal 4 Juni 2007 , secara resmi IAPI di terima sebagai anggota asosiasi yang
pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, pemerintah republic Indonesia melalui peraturan
menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan
public yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, menyusun dan menerbitkan
standar professional dan etika akuntan public, serta menyelenggrakan program pendidikan
berkelanjutan bagi seluruh akuntan public di Indonesia.

AKUNTAN BEREGISTER NEGARA

Untuk melindungi kepentingan public, pemakaian gelar “akuntan” di Indonesia diatur


dalam sebuah Undang – undang yaitu Undang – undang Nomor 34 tahun 1954. Menurut memori
penjelasan undang –undang tersebut, pengaturan pemakaian gelar ini dimaksudkan agar gelar
akuntan tidak digunakan oleh sembarangan orang yang tidak memiliki pengetahuan yang
memenuhi syarat untuk menjalankan pekerjaan yang biasa di lakukan akuntan. Dalam undang-
undang itu ditetapkan pula bahwa tiap- tiap akuntan berjizah wajib mendaftarkan namanya untuk
dimuat dalam suatu register negara yang diadakan oleh kementerian keuangan, mereka yang
namanya terdaftar dalam register tersebut diberi nomor register akuntan.

F. MENGENAL ORGANISASI IFAC

Saat ini IAPI merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC),


organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 2,5 juta akuntan yang bernaung
dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAPI
memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang di tetapkan demi
kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. Komitmen ini telah mulai direalisasi
antara lain pada tahun 2008 Dewan Standar Profesi IAPI menerbitkan kode etik profesi akuntan
public yang merupakan terjemahan dengan modifikasi dari Code of Ethics Lor Professional
Accountants yang di tetapkan International Ethics Standard Board for Accountants (IESBA) untuk
menggantikan kode etik yang berlakus elama ini. Sementara itu IAI juga melakukan kegiatan
kearah konvergensi dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang di tetapkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB), IFRS Sudah mulai diberlakukan untuk
perusahaan – perusahaan public di Indonesia mulaitahun 2012. Terakhir IAPI juga
mengimplementasikan International Standards on Auditing ISA) yang di tetapkan International
Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) mulai tahun 2013.
IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977 di Munich Jerman pada saat berlangsungnya
World Congress of Accountants (KongresAkuntanSedunia) yang ke XI Misi danVisi IFAC adalah
sebagai berikut :

Misi IFAC

Misi IFAC adalah melayani kepentingan umum dengan memberikan sumbangan untuk
pengembangan, pengadopsian dan penerapan standard serta pedoman internasional berkualitas
tinggi, memberi sumbangan bagi pengembangan organisasi profesi akuntansi dan kantor
akuntan yang kuat dan bagi praktik berkualitas tinggi oleh akuntan professional mendorong
nilai – nilai profesi akuntan seluruh dunia menyuarakan persoalan – persoalan kepentingan
umum di mana kepakaran profesi akuntan sangat relevan.

Visi IFAC

Visi IFAC adalah menjadikan profesi akuntan global diakui kepemimpinannya dalam
pengembangan organisasi, pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat dan
berkesinambungan.

BADAN – BADAN PEMBUAT STANDAR IFAC

IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standard (independent standard – setting boards)
yaitu:

1. The International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB)


2. The International Accounting Education Standards Board (IAESB)
3. The International Ethics Standards Board for Accounting (IESBA)
4. The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

Untuk mengembangkan standard bermutu tinggi bagi kepentingan umum, semua badan
membuat standard tersebut di atas melakukan dua process yang ketat, terbuka, efisien dan
efektif semua badan pembuat standard yang independen tersebut (IAASB, IAESB, IESBA,
Dan IPSASB) mempunyai Consultative Advisory Groups yang bertugas memberikan sudut
pandang kepentingan umum dan terdiri dari masyarakat luas secara kolektif IAASB, IAESB,
IESBA, dan IPSASB dikenal sebagai Public Interest Activity Comnittees (komite kegiatan
kepentingan umum) Badan – badan tersebut diawasi oleh Public Interest Oversight Board.
G. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)

Organisasi profesi bertugas menyusun standard dan aturan yang wajib dilaksanakan oleh
para anggota dan praktis lainnya. Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standard
ini di susun oleh suatu komite dalam organisasi IkatanAkuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama
Norma Pemeriksaan Akuntan. Hal tersebut di tanggapi poleh Ikanatan Akuntan Indonesia dengan
mengambil dua keputusan penting yaitu:

(1) Mengubahnama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan
(2) Mengubah Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Standar Profesional Akuntan Publik.

Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tersebut
terdiri atas:

1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit IndustriKhusu

Masing – masing standard di atas dirinci dalam bentuk pernyataan standard yang di
sebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), Dan
Pernyataan Standar Jasa Akuntasi dan Review (PSJAR). Dalam kelahirannya yang pertamaini
pernyataan standard yang diterbitkan terdiri dari PSA No. 1 sampai No. 60, PSAT No. 1 sampai
No. 5 dan PSAR No. 1 Standar auditing tersebut sebagaian besar mengadopsi standard auditing
yang berlaku di Amerika Serikat sebagaimana di tetapkan oleh The Auditing Standar Board
(ASB), Sebuah badan penyusun standard yang berada di bawah The AICPA (American Insitute
of Certified Public Accountants)

Sejalan dengan datangnya era globalisasi dan sejalan pula dengan komitmen sebagai
anggota IFAC setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan Internaticnal Standards on Auditing (ISA) yang di terbitkan oleh
Internatinal Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar audit yang baru.
IAPI adalah menerjemahkan ISA kedalam bahasa Indonesia dengan diberi judul “Standar
Profesional Akuntan Publik” (SPAP). Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013 Indonesia secara
resmi mengadopsi ISA.

Sehubungan dengan perkembangan terakhir sebagaimana diuraikan di atas, buku ini


akan mengacu pada ISA yang terjemahan resminya termuat dalam Standard Professional
Akuntan Public (SPAP) yang di terbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Isi
standard audit versi ISA dibahas Bab 2.

HIMPUNAN PERNYATAAN (PRONOUNCEMENTS) INTERNATIONAL AUDITING


AND ASSERANCE STANDARDS BOARD (IAASB)

IAASB menerbitkan sejumlah pernyataan (pronouncements) yang berkaitan dengan


audit, review, jasaasuransi lain dan penugasan jasa lainnya yang dilaukan sesuai dengan
Standar Internasional. Standar – standar tersebut tidak mengesampingkan undang – undang
atau peraturan lokal yang mengatur audit laporan keuangan histori atau penugasan asurans atas
informasi lain di suatu negara yang harus diikuti sesuai dengan standard nasional negara yang
bersangkutan. Dalam situasi di mana undang – undang atau peraturan local berbeda dari, atau
bertentangan dengan Standar IAASB atas suatu subyek tertentu, suatu penugasan yang di
lakukan sesuai dengan undang – undang atau peraturan local tidak akan secara otomatis sesuai
dengan Standar IAASB, kecuali apabila akuntan prosefional telah sesuai penuhnya dengan
semua standard yang relevan dengan penugasan,

Himpunan pernyataan yang di terbitkan oleh IAASB terdiridari :

1. International Standards on Auditing (ISAs) yang di terapkan dalam audit atas informasi
keungan histori
2. International Standards on Review Engagements (ISREs) yang di terapkan dalam review atas
informasi keuangan histori
3. International Standards on Assurance Engagements (ISAEs) yang di terapkan dalam penugasan
asurans selain dari audit atau review atas informasi keuangan histori.
4. International Standards on Related Services (ISRSs) yang di terapkan dalam penugasan
kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang disepakiti (agreed upon procedures)
atas informasi dan penugasan lain yang berkaitan yang di tetapkan IAASB
5. International Standards on Quality Control (ISQCs) yang di terapkan untuk semua jasa dalam
lingkup Standar Penugasan IAASB

Secara kolektif ISAs, ISREs, ISAEs, dan ISRSs disebut sebagai Standar Penugasan IAASB
(IAASB’s Engagement Standards) Kelima standar tersebut di atas di himpun dalam Hanbook of
International Quality Control, Auditing Review, Other Assurance and related Services Pronouncements
(Edisi2013,volume 1 dan 2)

H. STANDAR PENGENDALIAN MUTU


Profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu system pengendalian mutu. Sebagai
pedoman, IAASB telah menerbitan ISQC (Internasional Standart on Quality Control) No.1 yang
berlaku tanggal 1 januari 2009. Secara garis besar struktur ISQC adalah sebagai berikut:

- Pendahuluan yang terdiri dari lingkup,otoritas, dan tanggal efektif.


- Tujuan
- Definisi
- Ketentuan
- Penerapan dan penjelasan lain

LINGKUP ISQC

- ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk system pengendalian mutu untuk
audit dan review atas laporan keuangan dan penugasan asurans serta jasa lain yang
bersangkutan. ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.
- Pernyataan IAASB lain menetapkan standard Dan pedoman lain mengenai mutu untuk tipe
penugasan spesifik. Sebagai contoh, ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu
untuk audit atas laporan keuangan.
- Sistem pengendalian mutu terdiri dari bijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan serta
prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan
kebijakan tersebut.

TUJUAN

- Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu system pengendalian mutu adalah untuk
memberikan ansurans yang layak bahwa :
(a) KAP dan personalianya mematuhi standar professional serta ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku dan
(b) Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi yang
dihadapi.

KETENTUAN

ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13- ISQC 1.59) yang terbagi dalam beberapa kategori
sebagai berikut:

- Penerapan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan


- Elemen system pengendalian mutu
- Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
- Ketentuan etika yang relevan
- Penerimaan klien dan berkelanjutan hubungan dengan klien serta penugasan khusus
- Sumber daya manusia
- Pelaksanaan penugasan
- Dokumentasi system pengendalian mutu

Anda mungkin juga menyukai