MENGELOLA PROYEK
Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Disusun Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Mengelola Proyek” yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Penyusun
1
BAB 14 : MENGELOLA PROYEK
2
komponen tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam tugas-tugas, dan waktu
penyelesaian tugas tersebut juga ditentukan oleh manajemen proyek.
Biaya (cost) manajemen proyek meliputi biaya sumber daya manusia yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek dalam kurun waktu dan lingkup kerja
tertentu, biaya perangkat keras, dan perangkat lunak. Manajemen proyek
bertanggung jawab untuk membuat anggaran dan mengawasi penggunaan biaya
proyek.
3
STRUKTUR MANAJEMEN UNTUK PROYEK SISTEM INFORMASI
Tingkat paling rendah dari struktur manajemen untuk proyek sistem informasi
adalah tim proyek yang terdiri atas analis sistem, pakar bidang bisnis pengguna
4
akhir, programmer aplikasi, dan mungkin juga pakar basis data. Setiap tim proyek
bertanggung jawab atas masing-masing proyeknya, dan beberapa tim proyek akan
diawasi oleh manajemen proyek yang terdiri atas manajer sistem informasi dan
manajer pengguna akhir.
Analisis portofolio
Setiap altrnatif proyek memiliki manfaat dan resiko masing-masing,sehingga
perlu dilakukan analisis portofolio untuk mengevaluasi alternatif-alternatif proyek
sistem. Stiap perusahaan tentu menginginkan sistem yang memiliki manfaat
tinggi, sehingga dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi pula,namun
dengan resiko yang rendah.
Model penilaian
Model penilaian digunakan untuk memilih proyek-proyek yang memiliki banyak
kriteria untuk dipertimbangkan,dengan cara memberikan untuk masing-masing
kriteria tersebut kemudian menghitung jumlah tertimbangnya. Model ini
membutuhkan banyak pertimbangan kualitatif,sehingga perlu melibatkan para ahli
yang memahami permasalahan dan teknologi
5
14.3 MENENTUKAN NILAI BISNIS DARI SISTEM INFORMASI
Model penentuan harga opsi nyata menggunakan konsep hak opsi seperti yang
ada pada industri keuangan. Dalam konsepnya, penggeluaran awal untuk
teknologi menciptakan hak untuk memeroleh keuntungan terkait dengan
pengembangan dan pelaksanaan teknologi tersebut dimasa depan. Dimana
memberikan fleksibilitas kepada manajer untuk menguji TI dengan prototipe
untuk mendapatkan pengetahuan lebih mengenai risiko proyek sebelum
berinvestasi lebih besar dalam implementasi secara keseluruhan. Kekurangannya
adalah kurangnya kemampuan dalam memperkirakan variabel kunci yang
memengaruhi nilai opsi, termasuk arus kas yang diperkirakan dan perubahan-
perubahan dalam biaya implementasi.
6
14.4 MENGELOLA RESIKO PROYEK
Ukuran proyek, semakin besar proyek akan semakin besar pula resikonya.
Karena memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.
Struktur proyek, pada proyek yang terstruktur kebutuhan pengguna dapat
diketahui dengan jelas sehingga output dan proses dari sistem dapat
ditentukan dengan mudah.
Tingkat keahlian teknis, jika staf sistem informasi dan tim proyek tidak
memiliki keahlian teknis yang mencukupi atas proyek sistem yang
diusulkan maka sangat mungkin sistem akan mengalami permasalahan
teknis atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjalankan
sistem baru.
Konsep Implementasi
Implementasi mengacu pada semua aktivitas organisasi yang bekerja menuju
adopsi, pengelolaan, dan rutinitas inovasi, seperti sistem informasi baru. Dalam
proses implementasi, analis sistem adalah agen perubahan. Analis tidak hanya
mengembangkan solusi teknis namun juga mengubah konfigurasi, interaksi,
aktivitas kerja, dan hubungan kekuasaan dari berbagai kelompok organisasi.
Analis adalah katalisator untuk keseluruhan proses perubahan dan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat menerima perubahan
yang diciptakan oleh sistem baru.
7
sistem sesuai dengan prioritas dan persyaratan bisnis mereka, dan lebih banyak
kesempatan untuk mengendalikan hasilnya. Kedua, mereka cenderung bereaksi
positif terhadap sistem yang telah selesai karena mereka telah menjadi peserta
aktif dalam proses perubahan. Memasukkan pengetahuan dan keahlian pengguna
mengarah pada solusi yang lebih baik. Hubungan antara pengguna dan spesialis
sistem informasi secara tradisional menjadi masalah bagi upaya penerapan sistem
informasi. Spesialis pengguna dan sistem informasi cenderung memiliki latar
belakang, minat, dan prioritas yang berbeda. Ini disebut sebagai celah komunikasi
perancang pengguna. Perbedaan ini menyebabkan loyalitas organisasi yang
berbeda, pendekatan pemecahan masalah, dan kosa kata.
8
dikelola. Pemimpin proyek membutuhkan pengalaman teknis dan administratif
yang berat. Mereka harus bisa mengantisipasi masalah dan mengembangkan
hubungan kerja yang lancar antara tim yang didominasi tim teknis. Tim harus
berada di bawah kepemimpinan manajer dengan latar belakang teknis dan
manajemen proyek yang kuat, dan anggota tim harus sangat berpengalaman.
Pertemuan tim harus dilakukan sesering mungkin.
1. Diagram Gantt
Diagram Grantt merinci daftar aktivitas proyek beserta waktu dimulai dan
lamanya aktivitas tersebut dilakukan, serta sumber daya manusia yang diperlukan.
Diagram Grantt menampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan)
dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas
yang dikerjakan.
9
Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
a. Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas.
b. Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis.
c. Mudah menentukan waktu kendur.
d. Penjadwalan proyek berbasis komputer.
Karena tujuan sistem baru adalah untuk memperbaiki kinerja organisasi, proyek
sistem informasi harus secara eksplisit membahas cara-cara di mana organisasi
akan berubah saat sistem baru dipasang, termasuk pemasangan intranet, ekstranet,
dan aplikasi Web. Selain perubahan prosedural, transformasi fungsi pekerjaan,
struktur organisasi, hubungan kekuasaan, dan lingkungan kerja harus
direncanakan secara hati-hati. Area dimana user interface dengan sistem
memerlukan perhatian khusus, dengan kepekaan terhadap masalah ergonomi.
Ergonomi mengacu pada interaksi orang dan mesin di lingkungan kerja. Ini
mempertimbangkan disain pekerjaan, masalah kesehatan, dan antarmuka
pengguna sistem informasi akhir.
Desain Socioteknis
Salah satu cara untuk menangani masalah manusia dan organisasi adalah dengan
menggabungkan praktik perancangan sosioteknik ke dalam proyek sistem
informasi. Desainer menetapkan seperangkat solusi desain teknis dan sosial secara
terpisah. Rencana disain sosial mengeksplorasi struktur kelompok kerja yang
10
berbeda, alokasi tugas, dan desain pekerjaan individual. Solusi teknis yang
diusulkan dibandingkan dengan solusi sosial yang diusulkan. Solusi yang paling
sesuai dengan tujuan sosial dan teknis dipilih untuk disain akhir. Desain
sosioteknik yang dihasilkan diharapkan dapat menghasilkan sistem informasi
yang memadukan efisiensi teknis dengan kepekaan terhadap kebutuhan organisasi
dan manusia, yang menyebabkan kepuasan kerja dan produktivitas lebih tinggi.
11