OLEH KELOMPOK 7 :
Runaway Projects and System Failure merujuk pada banyak proyek yang dilakukan dengan
kekurangan fungsionalitas.
Proyek pengembangan sistem tanpa manajemen yang baik kemungkinan besar akan mengalami
konsekuensi-konsekuensi berikut:
Sistem yang dihasilkan dari proyek yang gagal seringkali tidak digunakan sesuai dengan tujuan awal,
atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Desain sistem dapat gagal menangkap kebutuhan bisnis
yang penting atau tidak dapat meningkatkan kinerja organisasi. Informasi mungkin tidak disediakan
dengan cukup cepat atau dapat diformat dalam cara yang sulit dipahami dan digunakan, atau
mewakili data yang salah. Data mungkin memiliki tingkat ketidakakuratan atau ketidaksesuaian yang
tinggi, informasi dapat salah atau ambigu, atau mungkin tidak terorganisir dengan baik oleh karena
itu Informasi mungkin tidak dapat diakses karena data yang tidak lengkap.
Proyek adalah serangkaian kegiatan terkait yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu
tujuan bisnis dan Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan
teknik untuk mencapai target tertentu dalam batasan anggaran dan waktu yang ditentukan.
1. Ruang Lingkup yang mendefinisikan pekerjaan yang termasuk atau tidak termasuk dalam
suatu proyek.
2. Waktu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
3. Biaya didapat berdasarkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dikalikan
dengan biaya sumber daya manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
4. Kualitas merupakan indikator sejauh mana hasil akhir dari proyek memenuhi tujuan
manajemen.
5. Risiko adalah potensi masalah yang dapat mengancam keberhasilan suatu proyek.
Setiap tingkat manajemen bertanggung jawab atas aspek-aspek spesifik dalam proyek sistem:
Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI) dibentuk dari para manajer untuk
menentukan kebutuhan organisasi. Dibentuk oleh informasi industri
perusahaan/manajer/lingkungan.
PORTFOLIO ANALYSIS
Analisis Portofolio: menginventarisasi semua proyek dan aset sistem informasi organisasi, termasuk
infrastruktur, kontrak outsourcing, dan lisensi.
Digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem alternatif dan berusaha meningkatkan pengembalian
portofolio aset TI dengan menjaga keseimbangan risiko dan pengembalian dari investasi sistem.
SCORING MODELS
Scoring Models berguna untuk memilih proyek-proyek di mana banyak kriteria harus
dipertimbangkan. Paling umum digunakan untuk mengkonfirmasi, merasionalkan, dan mendukung
keputusan.
Capital budgeting merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur nilai investasi dalam proyek
investasi modal jangka panjang dengan mengandalkan ukuran arus kas masuk/keluar perusahaan
seperti proyek modal menghasilkan arus kas tersebut.
Model Penentuan Harga Opsi Riil (Real Options Pricing Models/ROPMs) menggunakan konsep
penilaian opsi yang dipinjam dari industri keuangan.
Opsi pada dasarnya adalah hak, tetapi bukan kewajiban, untuk bertindak pada suatu tanggal di
masa depan. Opsi beli (call option) merupakan opsi keuangan di mana seseorang membeli hak untuk
membeli aset yang mendasarinya dengan harga tetap, pada atau sebelum tanggal tertentu.
Banyak model keuangan tidak sepenuhnya mempertimbangkan biaya-biaya dari gangguan organisasi
yang dihasilkan oleh sistem baru, seperti biaya pelatihan bagi pengguna akhir, dan waktu yang
dihabiskan untuk mengawasi perubahan terkait sistem baru.
Sebagian besar proyek sistem informasi mengalami hambatan karena proses perubahan organisasi
seputar pembangunan sistem tidak ditangani dengan baik. Pembangunan sistem yang sukses
membutuhkan manajemen perubahan yang hati-hati.
Implementasi: merujuk pada semua kegiatan organisasi yang bekerja menuju adopsi, pengelolaan,
dan rutinisasi inovasi.
Analis sistem sebagai agen perubahan (change agent); mengembangkan solusi teknis dan
mendefinisikan konfigurasi, interaksi, aktivitas pekerjaan, dan hubungan kekuasaan dari berbagai
kelompok organisasi, serta berkomunikasi dengan pengguna, mediasi antara kelompok kepentingan
yang bersaing, dan memastikan penyesuaian organisasi terhadap perubahan tersebut selesai.
Hal ini dapat menyebabkan loyalitas organisasi yang berbeda, pendekatan yang berbeda dalam
memecahkan masalah, dan perbedaan dalam penggunaan istilah dan bahasa.
Dukungan dan komitmen manajemen membuat kemungkinan sistem dipersepsikan secara positif
oleh pengguna dan staf layanan informasi teknologi semakin besar.
• Change Management Challenges for Business Process Reengineering. Enterprise Applications and
Mergers and Acquisitions
Tantangan Manajemen Perubahan untuk Rekayasa Proses Bisnis, Aplikasi Perusahaan, dan
Penggabungan dan Akuisisi
• Praktik implementasi yang buruk dan manajemen perubahan yang gagal dalam menangani
kekhawatiran karyawan terhadap perubahan.
• Menghadapi rasa takut/cemas, mengatasi resistensi, dll. Merupakan ancaman besar
terhadap rekayasa ulang
• Penggabungan dan akuisisi, menggabungkan sistem informasi dari dua perusahaan yang
berbeda biasanya memerlukan perubahan organisasi yang signifikan dan proyek sistem
kompleks untuk dikelola.
Langkah pertama yang harus diambil dalam mengatur resiko proyek yaitu mengidentifikasi sifat dan
tingkat risiko yang dihadapi proyek.
Dalam mengelola kompleksitas teknis diperlukan Alat Integrasi Internal (internal integration tools)
yang membantu pengguna dalam menghadapi teknologi yang rumit dan kompleks. Keberhasilan
proyek bergantung pada seberapa baik kompleksitas teknis dapat dikelola
1. Grafik Gantt: mencantumkan aktivitas proyek beserta tanggal mulai dan selesai yang sesuai.
Setiap tugas direpresentasikan sebagai bar horizontal dengan panjang yang proposional
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
2. Diagram PERT: Program Evaluation and Review Technique; yang menggambarkan tugas-
tugas proyek dan hubungan antar tugas. Mencantumkan aktivitas-aktivitas yang terdiri dari
sebuah proyek dan aktivitas-aktivitas yang harus diselesaikan sebelum aktivitas lain dapat
dimulai.
Alat Integrasi Eksternal (externa integration tools): merupakan cara untuk menghubungkan kerja tim
implementasi dengan pengguna di semua tingkatan organisasi.
Strategi implementasi harus mendorong partisipasi dan keterlibatan pengguna serta mengatasi
masalah konterimplementasi, yaitu strategi yang sengaja dilakukan untuk menggagalkan
implementasi sistem atau inovasi di sebuah organisasi.
Dalam perancangan untuk organisasi harus memperhatikan Ergonomi: interaksi antara orang dan
mesin dalam lingkungan kerja. Dan juga Analisis Dampak Organisasi: menjelaskan bagaimana sistem
yang diusulkan akan mempengaruhi struktur organisasi, sikap, pengambilan keputusan, dan
operasional. Hal ini harus diperhatikan agar integrasi sistem informasi dapat berhasil
diimplementasikan dalam organisasi.
Perangkat lunak manajemen proyek (project management software) membantu organisasi melacak
proyek-proyek individu, sumber daya yang dialokasikan, dan biaya yang terkait.
Ada juga Perangkat Lunak Manajemen Portofolio Proyek yang membantu organisasi mengelola
portofolio proyek dan ketergantungan di antara mereka.