Anda di halaman 1dari 6

RENATA DAHLIANA

041911333102
RESUME SIA WEEK 12
Systems Development Activities
A. Mengelola Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC) adalah model
untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi secara
hati-hati dari aktivitas-aktivitas lama. Lima tahap dari model ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Strategi Sistem. Langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi sistem yang
memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis strategis dari organisasi. Hal ini
diperoleh dari misi perusahaan, analisis tekanan kompetitif terhadap perusahaan, dan keadaan
pasar saat ini. Kebutuhan ini mencerminkan postif relative perusahaan guna mempertahankan
keunggulan strategisnya.
2. Insiasi Proyek. Insiasi proyek adalah proses penilaian proposal sistem untuk melihat
konsistensinya dengan rencana sistem strategis dan dievaluasi kelayakannya dan biaya-
manfaatnya. Alternatif desain konseptial dipertimbangkan dan yang dipilih kemudian
dimasukkan ke tahap konstruksi SDLC.
3. Pengembangan di dalam Perusahaan. Langkah pengembangan di dalam perusahaan
mencakup analisis kebutuhan pengguna, desain proses dan basis data, pembuatan tampilan
pengguna, pemrogaman aplikasi, serta pengujian dan implementasi sistem yang sudah
lengkap.
4. Paket Komersial. Jika sifat proyek dan kebutuhan pengguna mengizinkan, kebanyakan
perusahaan akan mencari paket peranti lunak komersial yang sudah dikodekan, daripada
mengembangkan sistem dari nol. Ada berbagai keuntungan yang akan didapatkan oleh
perusahaan yang bisa mengimplementasikan peranti lunak komersial. Di antaranya adalah
biaya awal yang lebih rendah, waktu implementasi yang lebih singkat, pengendalian yang
lebih baik, dan pengujian yang ketat oleh pemasok.
5. Pemeliharaan dan Dukungan. Pemeliharaan mencakup perolehan dan implemantasi versi
peranti lunak terbaru dari paket komersial serta modifikasi terhadap sistem yang ada agar
dapat mengakomodasi perubahan dalam kebtuhan pengguna.
Partisipan Dalam Pengembangan Sistem
Partisipan dalam pengembangan sistem dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu:
1. Profesional sistem adalah analis sistem, desainer sistem, dan pemrogram. Orang-orang ini
adalah yang membangun sistem.
2. Pengguna akhir adalah orang-orangyang akan menggunakan sistem yang dibangun.
3. Pemegang kepentingan adalah individu yang berada di dalam atau di luar perusahaan yang
berhubungan dengan sistem tersebut, tetapi bukan merupakan pengguna akhir.

B. Strategi Sistem
Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem individual denagn
tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan strategis sistem secara serius
membentuk komisi pengarah untuk memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proyek sistem.
Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama yaitu menilai kebutuhan informasi strategis
perusahaan, mengembangkan rencana sistem strategis, dan membuat rencana tindakan.
1. Menilai Kebutuhan Informasi Strategis
Kebutuhan Bisnis Strategis
a. Visi dan misi. Pengembangan strategi bisnis memerlukan pemahaman mengenai visi
manajemen atas, yang telah mambentuk strategi bisnis organisasi.
b. Analisis industri dan kompetensi. Analisis industri memberikan analisis faktor-faktor
penggerak yang memengaruhi industri dan kinerja organisasi.
c. Analisis kompetensi memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi, seperti yang terlihat dalam empat filter strategis: Sumber daya, Infrastruktur,
Produk/jasa, Pelanggan
2. Mengembangkan deskripsi arsitektur. Arsitektur sistem adalah struktur komponen,
keterkaitannya, serta prinsip dan petunjuk yang mengatur desain dan evolusinya sepanjan
waktu. Deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal dari sistem informasi yang diatur dengan
cara tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi property structural dari sistem dan
mendefinisikan komponen atau blok bangunan yang membentukan sitem informasi secara
keseluruhan.
3. Umpan Balik. Tahap-tahap utama dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengenali Masalah
 Manajemen reaktif. Manajemen reaktif menanggapi masalah tersebut hanya ketika
masalah tersebut mencapai status kritis dan tidak dapat lagi diabaikan.
 Manajemen proaktif. Manajemen proaktif tetap waspada terhadap tanda-tanda yang
tidak terlihat dari masalah, dan secara agresif mencari-cari cara untuk memperbaiki
sistem organisasi.
b. Mendefinisikan Masalah. Manajer harus menghindari godaan untuk melakukan loncatan
logika, dari pengenalan gejala ke definisi masalah. Penting sekali untuk tetap berpikiran
terbuka dan mencegah mengambil keputusan tentang sifat masalah yang dapat menarik
perhatian dan sumber daya dalam keputusan-keputusan yang keliru.
c. Menentukan Tujuan Sistem. Kebutuhan informasi pengguna perlu ditetapkan dalam
bentuk tujuan operasional untuk sistem informasi yang baru.
d. Kelayakan Proyek Pendahuluan.Studi pendahuluan kelayakan proyek dilakukan
ditahap awal untuk menentukan apakah sebuah proyek baik diteruskan atau tidak.
 Kelayakan teknis..Kelayakan teknis berhubungan denagn apakah sistem tersebut
dapat dikembangkan dengan teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan
teknologi baru.
 Kelayakan ekonomi. Kelayakan ekonomi berkaitan dengan ketersediaan dana untuk
menyelesaikan proyek.
 Kelayakan hukum. Kelayakan hokum mengidentifikasikan setiap konflik antara
proposal yang diusulkan dan kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung
jawab hukumnya.
 Kelayakan operasional. Kelayakan operasional menunjukkan tingkat kecocokan
antara prosedur-prosedur perusahaan yang ada saat ini serta keahlian personel dan
persyaratan operasional dari sistem yang baru.
 Kelayakn jadwal. Kelayakan jadwal berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
mengimplementasikan proyek dalam kerangka waktu yang diterima.
e. Menyiapkan Proposal Proyek Formal. Proposal proyek sistem memberikan dasar bagi
manajemen untuk memutuskan apakah akan meneruskan sebuah proyek atau tidak.
4. Mengembangkan Rencana Sistem Strategis
Setelah mengumpulkan dan mendokumentasikan input dari rencana bisnis, isu-isu hukum,
dan umpan balik pengguna, para anggota dari komisi pengarah dan profesional sistem
mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing proposal.  Hal ini mencakup penilaian manfaat,
biaya dan implikasi strategis dari masing-masing proyek terhadap organisasi. Pengembangan akan
dilanjutkan bagi proposal yang menunjukan potensi yang paling besar.
5. Mengumpulkan Fakta
Fakta sistem dibagi dalam kelas-kelas berikut ini :
 Sumber Data. Termasuk dalam kelas ini adalah entitas eksternal, seperti pelanggan atau
pemasok, juga sumber internaldari departemen lain.
 Pengguna. Termasuk dalam kelompok ini adalah para manajer dan pengguna operasional
 Tempat Penyimpanan Data. Adalah file, basis data, akun, dan dokumen sumber yang
digunakan dalam sistem.
 Proses. Tugas pemrosesan adalah kegiatan operasional manual atau komputer yang
mewakili keputusan atau tindakan yang digerakkan oleh informasi
 Arus Data. Berbagai dokumen dan laporan diantara sumber data, tempat penyimpanan
data, tugas-tugas pemrosesan, dan pengguna.
 Pengendalian. Pengendalian akuntansi dan operasional dan dapat juga berbagai prosedur
manual atau komputer.
 Tingkat Kesalahan. Kesalahan terkait dengan volume transaksi.
 Biaya Sumber daya. Terdiri dari biaya tenaga kerja, waktu komputer, bahan (seperti
faktur), dan overhead langsung.
 Kemacetan Dan Redudansi Operasi. Analisi harus menunjukkan titik-titik, dimana arus
data datang secara bersamaan dan membuat kemacetan.
6. Teknik Pengumpulan Fakta
Teknik-teknik tersebut antara lain sebagai berikut:
 Observasi
 Patisipasi Pekerjaan
 Wawancara Personel
 Peninjauan Dokumen Utama

C. Langkah Analisis
Merupakan sebuah proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan fakta.
Analis secar simultan melakukan analisis ketika dia mengumpulkan fakta. Hanya dengan mengetahui
adanya masalah saja menunjukkan menunjukkan adanya pemahaman akan norma atau situasi yang
diinginkan. Oleh karena itu,sulit untuk menentukandi titik mana survei akan berakhir dan analisis
dimulai.
1. Laporan Analisis
Laporan anlisis sistem tidak menspesifikasikan desai sistem yang diusulkan secara terperinci.
Misal, sistem tidak menspesifikasika metode-metode pemrosesan, media penyimpanan, struktur
record, dan perincian lain yang diperlukan untuk merancang sistem fisik. Sebaliknya, laporan ini
tetap berada pada level objektif untuk menghindaricditempatkannya hambatan-hambatan buatan
pada tahap desain konseptual. Beberapa desai mungkin dapat memenuhi kebutuhan pengguna,
dan proses pengembangannya harus dibebaskan untuk dapat memeriksa semua aspek ini.
2. Melakukan studi kelayakan dan terperinci
Penguji harus melakukan studi kelayakan terperinci(detailed feasibility study). Objectivitas
merupakan hal yang esensial bagi penilaian yang adil bagi setiap desain. Kelompok ini harus
terdiri dari menager proyek, seorang perwakilan pengguna sistem, dan profesional sistem yang
bukan merupakan bagian dari proyek tetapi memiliki keahlian dalam bidang-bidang tertentu yang
dicakup oleh study kelayakan.
 Kelayakan Tekhnis.
 Kelayakan Hukum.
 Kelayakan Operasional.
 Kelayakan jadwal. 
 Kelayakan Ekonomi.
3. Melakukan Analisis Biaya-Manfaat. 
Analisis biaya manfaat(cost-benefit analysis) membantu menejemen menentukan apakah(dan
sampai seberapa besar) manfaat yang dapat diterima dari sistem yang diusulkan akan melebihi
biayanya. Teknik ini secara berkala akan didgunakan untuk menaksir nilai keuangan yang
diharapkan dari investasi bisnis.
4. Membandingkan Biaya Dan Manfaat.
Langkah berikutnya dalam analisis biaya-manfaat adalah membandingkan biaya dan manfaat
yang didefinikasi dalam dua langkah yag pertama.Dua metode yang paling umum digunakan
untuk mengevaluasi sistem infomasi adalah nilai sekrang bersih dan pembayaran kembali.

D. Akuntan Dalam Pengelolaan SDLC.


Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua alasan. Pertama, pembuatan sistem
informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yang memerlukan sumber daya keuangan dan
sumber daya manusia. Kedua yang lebih menekankan bagi para akuntan adalah produk yang
dihasilkan SLDC. Kualitas sistem informasi akutansi berhubungan langsung dengan aktifitas SLDC
yang menghasilkannya. Sitem ini digunakan untuk menyajikan informasi akutansi ke pengguna
eksternal dan insternal.

1. Peran Akuntan Dalam Strategi Sistem.


Auditor meninjau strategi sistem secara rutin. Sejarah telah menunjukkan bahwa perencanaan
sistem yang hati-hati merupakan aktifitas yang berbiaya efektif dalam mengurangi resiko
terjadinya sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak efisien, dan tidak efektif. Baik
auditor eksternal maupun auditor insternal memiliki perhatian khusus atas produk yang dihasilkan
oleh sitem tersebut.
2. Peran Akuntan Dalam Desain Konseptual.
Akuntan memainkan peran penting dalam konsepptual sistem. Akuntan harus mengetahui
implikasi pengendalian dari setiap desain alernatif dan memastikan bahwa konvensi akutansi dan
persyaratan hukum dapat terpenuhi. Beberapa teknik audit komputer mensyaratkan sistem untuk
didesain dengan fitur-fitur audit tertentu. Fitur-fitur ini memerlukan sumber daya dan perlu
dipertimbangkan pada saat desain konseptual.
3. Peran Akuntan Dalam Pemilihan Sistem.
Kelayakan ekonomi dari sistem yang diusulkan merupakan perhatian utama bagi akuntan.
Secara khusus akuntan harus memastikan bahwa:
a. Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan manfaat
penghematan biaya.
b. Tingkat bunga yang masuk akal digunakan dalam mengukur nilai sekarang dari arus kas.
c. Biaya satu kali dan biaya berulang dilaporkan dengan lengkap dan akurat.
d. Umur ekonomis yang realistis digunakan dalam membandingkan beberapa proyek.
Manfaat yang tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang masuk akal.

Anda mungkin juga menyukai