Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tahun
Nim :1810020200
PENGEMBANGAN SISTEM
Daur hidup pengembangan sistem terdiri dari beberapa tahap, yaitu : perencanaan
sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem (implementasi dan
operasionaliasi sistem). Tiga tahap, yaitu analisis, desain dan implementasi, merupakan
tahapan pengembangan sistem yang sesungguhnya dan memerlukan waktu bulanan hingga
tahunan. Sedangkan tahap operasionalisasi sistem, bisa mencapai waktu puluhan tahun.
1. Sistem yang dihasilkan harus menghasilkan informasi yang cermat dan tepat waktu
2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang layak
3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi
4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.
Sebelum melakukan pengembangan sistem perlu dilakukan beberapa tahapan agar
nantinya tidak terjadi kegagalan selama proses pengembangan dilakukan dan hasil
pengembangan tersebut dapat digunakan secara optimal. Cara yang dapat ditempuh antara
lain,
pertama perancang sistem harus mempelajari ruang lingkup sistem baru yang dapat
dikembangkan dalam jangka waktu yang memadai. Dalam terminologi teori sistem,
mereka harus menetapkan batas-batas sistem, dan membatasi usaha mereka sampai dengan
komponen-komponen yang terdapat pada batas-batas itu.
Kedua, tim desain harus menggunakan teknik-teknik manajemen desain, seperti anggaran,
bagan Gantt dan diagram PERT & CPM. Dengan menggunakan metode ini, semua
kegiatan yang akan dikerjakan dalam proyek sistem berikut jangka waktu dan biaya
penyelesaian masing-masing kegiatan itu harus ditentukan terlebih dahulu.
Karena penyusunan sistem informasi memerlukan banyak dana dan waktu, sistem yang
dihasilkan harus dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perancang
sistem harus memperhatikan strategi jangka panjang perusahaan agar sistem yang
didesainnya bias mendukung strategi tersebut untuk meraih tujuan jangka panjang
perusahaan.
Untuk menjaga sistem yang dihasilkan benar-benar teruji, pada umumnya perancang
sistem akan mengevaluasi dan mengkaji ulang sistem rancanganya secara periodic dalam
rentang waktu tertentu. Tujuan dari revaluasi dan kaji ulang ini adalah untuk menentukan
apakah sistem tersebut benar-benar dapat diandalkan oleh penggunanya dan apakah
pengguna benar-benar puas atas informasi yang dihasilkan.
“Daur hidup pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi
mulai dari tahap perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan dan tahap penerapan serta
tahap penggunanya.”
Upaya peningkatan kemampuan sistem dapat dilakukan oleh tim atau pihak manajemen
manapun dalam perusahaan. Namun apabila sumberdaya internal tidak memungkinkan,
perusahaan dapat menunjuk akuntan public untuk menangani pengembangan sistem
tersebut. Tim tersebut dapat menyusun sistem baru memperbaiki ataupun memperluas
sistem lama. Hasil pekerjaan ini akan diimplementasikan ke dalam perusahaan dan akan
berlaku untuk beberapa tahun mendatang. Dan apabila terjadi perubahan lagi maka daur
yang sama akan terulang.
Gambar 1. Daur Hidup Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
1. Perencanaan sistem
2. Analisis sistem
3. Desain sistem
4. Implementasi sistem (Implementasi dan operasionalisasi)
1. Perencanaan Sistem
Idealnya, pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana
induk sistem yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem
ke dalam rencana strategis perusahaan. Manajer dan staf perencanaan strategis
harus dapat bekerja sama dengan manajer dan staf akuntansi, dan menuangkan
pokok-pokok pikiran mereka ke dalam suatu rencana strategis bisnis yang
didukung oleh rencana strategis sistem informasi akuntansi yang andal.
Ada 3 alasan proses analisa sistem ini harus dilakukan yaitu : memecahkan
suatu masalah dengan sistem yang ada, memenuhi persyaratan baru akan informasi
dan melaksanakan bentuk teknologi baru.
System Analysis
Implementation Operation
Survey Study Design
Aliran data : tim studi mengumpulkan fakta tentang aliran data dalam sistem dan
melintasi interface terhadap sistem yang lainnya. Aliran data dapat membentuk
dokumen, komunikasi lisan atau catatan computer. Tim studi sistem melakukan
identifikasi dari masing-masing item yang digunakan dalam sistem serta
menentukan data apa yang terkandung pada masing-masing item tersebut, siapa
yang mengirim data dan siapa yang menerimanya.
Keefektifan : tim studi sistem pertama-tama harus membatasi dengan jelas
sasaran sistem yang ada untuk mengukur keefektifan kemudian mengumpulkan
data tentang sistem yang dapat digunakan untuk mengukur keefektifan tadi.
Data ini mungkin obyektif seperti statistic deskriptif tentang operasi sistem atau
subyektif seperti pendapat para pemakai tentang manfaat sistem itu sendiri.
Efisiensi : tim studi mencari cara untuk memperbaiki efisiensi sistem, meskipun
efisiensi mungkin sulit diukur, tim itu kadang-kadang dapat menghitung
efisiensi sebagai perbandingan output sistem dengan input sistem. Kontrol
internal : merupakan ukuran yang ditetapkan oleh organisasi untuk
menyelamatkan asset, menjamin keakuratan data, meningkatkan efisiensi, dan
mendorong kepatuhan dengan kebijakan pimpinan.
3. Desain Sistem
Desain sistem adalah proses penyusunan spesifikasi untuk sistem baru yang
diusulkan dari rekomendasi yang dibuat selama analisis sistem.
Fase desain sistem terdiri dua aktivitas yaitu :
a. Desain sistem secara umum yang menyediakan diskripsi konseptual tingkat
tinggi mengenai bagaimana seharusnya sistem bekerja.
b. Spesifikasi terinci dimana tim desain membuat deskripsi terinci mengenai
sistem secara tertulis. Ada tiga fungsi utama selama spesifikasi terinci yaitu :
pemilihan peralatan, penetuan software dan laporan manajemen.
System Design
Detai
Preliminary l Operation
System Implementation
Systems Specification
Analysis Design
Fase operasi adalah jangka waktu selama masa sistem berfungsi sebagai
pemberi informasi akuntansi. Ada 3 aktivitas selama operasi yaitu pemeriksaan
pascaimplementasi, pemeliharaan sistem, akuntansi atas biaya operasi sistem
Implementation
Programming
Operation
String
Testing
Testing
and Review
Training
1. Prototyping
Prototyping adalah proses menghasilkan sebuah ide atau gagasan bagi pembuat
maupun pemakai potensial tentang cara system yang akan berfungsi dalam bentuk
lengkapnya.
a) Prototype jenis I
Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi system operasional. Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
b) Prototype jenis II
Prototype jenis II yang merupakan suatu model yang dapat dibuang yang
berfungsi sebagai cetak baru bagi system operasional.
Langkah-langkah yang terdapat pada Prototype jenis II, tiga langkah pertama
sama seperti untuk prototype untuk jenis I. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
Menggunakan RAD, sistem dan dengan biaya rendah. Tim pendesain bekerja
dengan menggunakan perangkat Computer Aided Software Engineering (CASE).
Paket program ini dapat mengotomisasi berbagai proses yang diperlukan selama
pengembangan sistem. Setiap proses ini diselesaikan oleh perangkat CASE yang
berbeda. Perngakat-perangkat itu ada yang digunakan khusus untuk membuat data
flow diagram, untuk membantu manajemen proyek, untuk merancang dan
mengelola file, input dan output data, untuk membuat kode computer serta
mengelola dokumentasi sistem.
Tahapan yang tercakup dalam metode RAD sama dengan tahapan yang dilakukan
dalam pengembangan sistem, tetapi pada umumnya dilaksanakan dengan
melibatkan pengguna dengan lebih intensif dan memanfaatkan teknik prototype
secara berulang-ulang sampai kebutuhan pengguna terpenuhi.
Pertemuan 14
Implementasi Sistem, Operasi dan Pengendalian
GARIS BESAR
Jika proses sistem desain telah dijalankan dengan cermat dan penuh perhitungan,
tahap implementasi sistem akan berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Adalah mustahil
untuk mengantisipasi seluruh potensi permasalahan yang mungkin terjadi selama tahap
implementasi.Oleh karena itu, penundaan dan permasalahan yang terkait dengan
implementasi adalah sesuatu yang rutin terjadi. Sebagai contoh, sebuah rencana desain
mungkin membutuhkan instalasi sebuah sistem komputer baru. Jika pengiriman sistem baru
tersebut terlambat melebihi waktu pengiriman yang telah ditentukan dalam rencana umum,
maka seluru implementasi proyek dapat tertunda.
Dikarenakan banyak permasalahan dapat terjadi selama implementasi sistem, rencana
formal dan pengendalian dalam tahap implementasi harus dibuat. Gambar 11.1 implementasi
sistem: (1) menetapkan rencana dan pengendalian, menunjukkan (2) telah direncanakan, dan
(3) menindak lanjuti dan mengevaluasi sistem pelaksanaan sistem yang baru. Pada akhirnya,
sistem yang telah diimplementasi harus senantiasa dikaji ulang dan dikendalikan.
Analisis dan
Perencanaan
Sistem
Desain Sistem
Pengendalian
dan Kaji Ulang
sistem
IMPLEMENTASI SISTEM
Pelatihan Karyawan
Semua implementasi sistem yang berhasil memberikan perhatian yang
cukup besar dan pada pelatihan karyawan. Dalam banyak kasus, implementasi
sistem mengharuskan rekrutmen dan pelatihan bagi karyawan baru. Sementara di
kasus lainnya, para karyawan yang sudah ada pun harus diajari bagaimana bekerja
dengan format, dan prosedur laporan yang baru.
Namun demikian jangan berlebihan melihat arti penting dari pelatihan
yang memadai. Anda tidak boleh mengasumsikan bahwa para karyawan akan
berinisiatif belajar sendiri menggunakan sistem. Jika mereka tidak dilatih
secukupnya mereka pun akan menolak sistem baru. Oleh karena itu kesuksesan,
seluruh proyek pengembangan sistem di pengaruhi oleh pelatihan yang memadai.
Perusahaan pada umumnya akan menjumpai sejumlah pilihan yang terkait
dengan penggunaan dan pelatihan karyawan. Sebagai contoh, pihak manajemen
berada dalam kondisi untuk memutuskan apakah perusahaan harus memekerjakan
seorang karyawan baru untuk suatu posisi tertentu atau melatih kembali karyawan
yang ada saat ini. Dalam banyak kasus ditemukan bahwa adalah lebih baik untuk
melatih kembali karyawan yang ada saat ini. Ada beberapa alasan yang
mendukung hal tersebut
Operasi paralel adalah proses mengoperasikan sistem yang baru dan yang
lama secara simultan. Seluruh transaksi diproses dikedua sistem, kemudian hasil
yang diperoleh dari masing-masing sistem dibandingkan. Perbedaan hasil dari
kedua sistem mengindikasikan adanya masalah dalam sistem yang baru. Operasi
paralel memiliki keunggulan sebagai pendekatan yang paling aman namun ia
sangat mahal dan mungkin tidak efektif biaya. Konvensi modular adalah proses
pengujian bertahap disetiap sekmen dalam sistem baru.
A. Seleksi Proyek
Jika sumber daya sebuah organisasi terbatas, maka sumber daya
pengembangan proyek harus dialokasikan pada proyek-proyek yang mampu
memberikan manfaat terbesar bagi organisasi. Seleksi proyek biasanya merupakan
tanggung jawab dari komite pengarah atau unit organisasi lainnya yang bertujuan
memastikan adanya partisipasi aktif pengguna dalam proses seleksi. Perkiraan return
on investment (ROI) atau pengembalian atas investasi yang dilakukan sering
merupakan kriteria pemilihan yang penting. Sekali sebuah proyek disetujui untuk
dikembangkan, sebuah tim proyek harus dibentuk untuk mulai bekerja.
B. Tim Proyek
Tenaga kerja adalah sumber daya dasar di setiap proyek sistem. Salah satu tugas
penting dalam proyek manajemen adalah menyusun dan membentuk sebuah tim
proyek yang sesuai.
Tanggungjawab Pimpinan Proyek
Pimpinan proyek memiliki tanggung jawab langsung pada komite pengarah
dalam hal kemajuan proyek dan penyelesaiannya. Anggota-anggota tim proyek
terdiri dari pimpinan proyek, analisis, dan programer dari departemen sistem
informasi serta satu atau lebih partisipan yang berasal dari unit-unit dalam
organisasi yang menjadi target proyek. Pimpinan proyek harus tetap menjaga
kontak dengan manajer departemen pengguna utama yang memiliki tanggung
jawab untuk proyek tersebut. Pimpinan proyek juga harus tetap berkomunikasi
dengan teknisi-teknisi dengan keahlian khusus. Tanggung jawab utama pimpinan
proyek adalah merencanakan, menyusun jadwal, dan mengawasi proyek.
Perencanaan meliputi penguraian proyek dan pengalokasian sumberdaya.
Pengaturan jadwal adalah pengaturan kegiatan-kegiatan proyek sesuai rencana
yang telah disusun, pengaturan aktivitas secara krologis, serta rincian tanggung
jawab bagi setiap anggota proyek. Pengaturan jadwal proyek biasanya dikejakan
dengan menggunakan bantuan gantt chart atau network chart sepert PERT
CHART. Pengawasan proyek meliputi pelaporan waktu dan kemajuan proyek
dan juga pelaporan status proyek secara berkala pada tingkatan manajemen yang
lebih tinggi. Sistem akuntansi proyek adalah salah satu alat yang digunakan oleh
pimpinan proyek untuk mengetahui tanggung jawabnya atas pengawasan proyek
yang dipimpinnya.
Ketidakpastian Proyek
Permasalahan utama yang di hadapi oleh setiap tim proyek adalah
ketidakpastian yang berkaitan dengan aplikasi sebuah proyek. Untuk ini para
teknisi harus beekerja sama dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan data
system. Para pengguna sering kali tidak menyadari bahwa permasalahan yang
muncul akan memicu sebuah proyek baru lagi dan pada kenyataannya para
pengguna sering tidak mengetahun data apa saja yang mereka gunakan berkaitan
dengan tanggung jawab pengambilan keputusan, untuk alasan–alasan seperti ini
tatap muka antara pengguna dan desainer menentukan tingkat ketidakpastian.
Tugas tim proyek adalah mengurangi seluruh ketidakpastian mengoordinasi
berbagai aktivitas yang di kerjakan oleh setiap bagian dalam proyek dan
menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah di tentukan dan pada biaya yang
dapat di terima.
C. Menguraikan Proyek Menjadi Tugas dan Tahapan
Untuk merencanakan dan mengendalika sebuah proyek dengan efektif di
butuhkan uraian tugas–tugas yang ada ke dalam sebuah rincian tugas dan tahapan.
Jika sebuah proyek telah dengan baik di urai dalam komponen-komponen yang lebih
kecil dalam sebuah siklus hidup system, maka proyek tersebut makin mudah untuk
dikendalikan dan di pahami oleh siapa saja. Tidak ada metode standar untuk
menguraikan sebuah proyek ke dalam aktivitas-aktivitas yang lebih rinci,
sebagaimana juga tidak ada daftar rincian yang standar untuk membuat tahapan-
tahapan siklus hidup pengembangan system. Ada beberapa alasan untuk hal ini yaitu
adanya perbedaaan pendapat, perbedaan paket komersial manajemen proyek dan
perbedaan kebutuhan untuk proyek-proyek tertentu.
Tujuan penguraian proyek adalah untuk memfalitasi penugasan dan
pengawasan tenaga kerja dan sumber daya proyek lainnya.
D. Estimasi Waktu
Mengestimasi dengan akurat waktu penyelesaian sebuah system merupakan suatu
hal yang sulit karena adanaya ketidakpastian dalam pengembangan system. Estimasi
yang buruk terhadap waktu penyelesaian tugas akan membatasi efektifitas teknik-
teknik manajemen proyek yang di gunakan. Akurasi estimasi waktu penyelesaian
proyek sebagian tergantung pada pengalaman manajemen proyek terdahulu dalam
sebuah organisasi. Sikap yang paling tepat dalam mengestimasi waktu adalah
menerima apapun hasil estimasinya mempersiapkan diri untuk sering merevisi
sementara proyek tersebut untuk berjalan.
Teknik-Teknik Pengukuran Kerja
Pendeketan paling mudah untuk mengestimasi adalah menebak, yang berarti
tidak ada perhitungan resmi yang di gunakan. “tebakan estimasi” di dasarkan pada
pengalaman terdahulu dalam proyek atau tugas sejenisnya. Pendekatan–
pendekatan lainnya yang bisa di gunakan untuk mengestimasi biasanya
berdasarkan pada konsep pengukuran kerja. Pengukuran kerja meliputu empat
langkah dasar yaitu:
Tingkat Rincian
Jika terlalu banyak detail yang dibutuhkan oleh sistem akuntansi proyek, maka
biaya overhead untuk menjalankan sistem ini akan terlalu tinggi, dan biasanya
orang-orang yang terlibat dalam proyek akan bersikap antagonis dengan data yang
dibutuhkan. Sebaliknya, jika terlalu sedikit detail yang tersedia, hasilnyapun akan
bersifat ambigu.
PENGENDALIAN TERHADAP SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI
NONFINANSIAL
Sejumlah faktor yang terkait dengan sistem informasi merupakan hal penting bagi
management dari sisi pengawasan, namun tidak dapat diukur dengan satuan moneter. Hal ini
termasuk ukuran kinerja untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan personel. Pengukuran
kinerja perangkat keras meliputi utilasi sistem, sytem downtime, dan responsivitas sistem.
Statistik utilasi merupakan hal yang sangat penting karena iya mengindikasikan adanya
sumbatan atau kebutuhan untuk melakukan ekspansi sistem. Dan laporan statistik utilasi pada
berbagai waktu ( dalam satu hari ) dpat membantu pihak management untuk mengatur
jadwal. Downtime adalah persentase waktu yang dapat digunakan oleh mesin. Sederhananya
downtime adalah laporan total jumlah jam kerja mesin tidak bekerja dalam suatu bulan. Dan
rata-rata waktu antara kegagalan dan rata-rata waktu untuk memperbaiki sistem juga
termasuk di dalam laporan tersebut. Sebuah sistem yang terlalu banyak mengalami downtime
dapat menyebabkan banyak masalah serius termasuk kerugian bisnis. Faktor penting non
kuantitatif lainnya adalah kinerja perangkat lunak. Pendekatan paling baik adalah melakukan
survei sistem terhadap pengguna dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan kemudahan penggunaan, fungsionalitas dan pemudahan pengguna untuk mengakses
sistem. Kinerja perangkat lunak harus senantiasa dimonitor karena lingkungan senantiasa
berubah, yang dapat mengubah kepuasan pengguna. Terakhir, melakukan pengendalian yang
terkait dengan para personil. Jenis laporan yang dibutuhkan:
1. Laporan kinerja sepesialis entri data. Laporan ini meliputi beberapa laporan statistik
seperti jumlah data yang dimasukan per jamnya atau jumlah record data yang
dimasukkan per jamnya.
2. Laporan yang mengefaluasi efisiensi para operator sistem. Laporan ini meliputi
beberapa laporan statistik yang terkait dengan beberapa faktor seperti lama waktu
yang diperlukan untuk memproses sebuah pita data atau efektifitas mengoperasikan
pekerjaan yang telah dijadwalkan dengan tepat waktu.
3. Laporan-laporan yang terkait dengan mengefisiensi personel yang memperbaiki
perangkat keras. Laporan tersebut meliputi beberapa laporan statistik tentang jumlah
pekerjaan perbaikan dan rata-rata lama waktu yang dibutuhkan, yang terurai dalam
beberapa kategori perbaikan.
A. Auditing Sistem Informasi
Fokus petugas audit haruslah pada sistem informasi itu sendiri dan validitas
serta akurasi data yang diproses dalam sistem. Minat akuntan dalam proses audit
sistem cenderung berfokus pada pengendalian internal. Pendekatan umum nya adalah
pertama-tama berusahalah mendapatkan deskripsi rinci sistem pengendalian internal,
biasanya dengan menggunakan kuesioner pengendalian internal. Kemudian auditor
akan melakukan pengujian kelayakan.
B. Memelihara dan Memodifikasi Sistem
Salah satu alasan melakukan perubahan adalah tidak mungkin untuk dapat
memperkirakan semua kontingensi selama tahap desain. Kondisi lingkungan dan
informasipun membutuhkan perubahan. Akhirnya, hampir semua program komputer
mengandung beberapa bugs. Bugs adalah kesalahan program komputer yang
mungkin tidak terdeteksi sampai dengan sistem tersebut betul-betul mulai beroperasi.
Perangkat lunak ini, setelah dimodifikasi, harus dikaji ulang secara cermat dan
kemudian dipasang oleh seseorang yang independem. Seluruh modifikasi sistem
tersebut harus secara cermat pula didokumentasikan. Dokumentasi ini harus meliputi
alasan dilakukannya perubahan, perubahan yang dilakukan, dan orang yang
menyetujui perubahan. Hal ini berarti dokumentasi manual pengguna dan
pemrograman sistem harus pula diperbarui.
PERTEMUAN 15