Anda di halaman 1dari 8

1.

PRINSIP-PRINSIP PENGUNGKAPAN
FASB Concept Statement No. 1 menyatakan bahwa beberapa informasi yang
bermanfaat lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa lainnya lebih
baik disajikan dengan menggunakan media pelaporan keuangan selain laporan
keuangan. Sebagai contoh, meskipun laba dan arus kas telah tersedia dalam laporan
keuangan, namun para investor mungkin lebih baik melihat perbandingan hal itu
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, yang bisa ditemui pada artikel
berita atau laporan perusahaan perantara (broker).
Pengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun
untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah
memengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi
yang berguna sehingga tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan. Prinsip
pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi atau kepentingan
bagi kebanyakan investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan.
Menurut Skinner, subyek pengungkapan penuh meliputi:
1) Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi
2) Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk
mengidentifikasi hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas
3) Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau metode
penerapannya dan dampak dari perubahan semacam itu
4) Aktiva, kewajiban,biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dengan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau
pejabat yang memiliki hubungan istimewa dengan entitas pelaporan tersebut
5) Aktiva, kewajiban, dan kewajiban kontinjen
6) Transaksi keuangan atau non operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca
yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas tersebut
sebagaimana diindikasikan dalam laporan akhir tahun.
Prinsip pengungkapan penuh mencakup:
1. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme (conservatism principle) adalah suatu prinsip
pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai
batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan andal.Prinsip
konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap pesimistis secara
umum ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Konservatisme
adalah nilai yang dijunjung tinggi di masa lalu dibandingkan di masa ini. Nilai
tersebut mengarah pada provinsi atau kewajiban atau keduanya yang arbitrer dan
tidak konsisten. Konservatisme saat ini lebih dipandang sebagai pedoman untuk
diikuti dalam situasi luar biasa, dan bukan sebagai aturan umum untuk diterapkan
secara kaku dalam semua situasi.
2. Prinsip materialitas
Prinsip materialitas (materiality principle) adalah suatu prinsip pengecualian
atau modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa transaksi dan memiliki kejadian
dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani dengan sangat cepat, tanpa
memperdulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau tidak. Materialitas berfungsi sebagai pedoman implisit bagi akuntan dalam
hal apa yang sebaiknya diungkapkan dalam laporan keuangan, sehingga
memungkinkan akuntan tersebut untuk memutuskan apa yang tidak penting atau apa
yang tidak jadi masalah berdasarkan biaya pencatatan, akurasi laporan keuangan, dan
relevansi bagi pengguna.
3. Prinsip Keseragaman dan komparabilitas
Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencapai komparabilitas laporan
keuangan dengan mengurangi keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur
akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Dukungan utama
untuk Keseragaman (uniformity) adalah klaim bahwa hal itu akan:
a) Mengurangi keragaman penggunaan prosedur akuntansi dan
ketidakcukupan praktik-praktik akuntansi.
b) Memungkinkan perbandingan yang berarti atas laporan keuangan dari
perusahaan yang berbeda.
c) Memperbaiki kepercayaan pengguna dalam laporan keuangan.
d) Mengarah pada intervensi dan peraturan pemerintah mengenai praktik
akuntansi.
Dukungan utama untuk fleksibilitas (flexibility) adalah klaim bahwa:
a) Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk mencerminkan
transaksi yang sama yang terjadi dalam banyak kasus memiliki risiko
menyembunyikan perbedaan yang penting antar kasus.
b) Perbedaan dalam situasi atau variable situasi membutuhkan perlakuan yang
berbeda, sehingga pelaporan eprusahaan dapat menanggapi situasi dimana
transaksi dan kejadian terjadi. Kedua prinsip tersebut gagal karenaposisi
ekstrem mereka terhadap masalah pelaporan keuangan.
4. Ketetapan waktu dari laba dan konservatisme akuntansi
Ketetapan waktu dari laba akuntansi (timelines of accounting earnings) telah
didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba
ekonomi periode sekarang. Sementara laba ekonomi (economic income) dan laba
akuntansi (accounting income) yang dijumlahkan selama umur dari perusahaan adalah
identik,keduanya berbeda dalam jangka pendek.

2. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Dalam Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 1 tentang penyajian
laporan keuangan, paragraph 70 mengatakan:
“Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan
atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan
untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta
pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.”
Catatan merupakan alat akuntan untuk merinci atau menjelaskan pos-pos yang
disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan. Informasi yang berkaitan dengan pos-
pos spesifik dari laporan keuangan dapat dijelaskan dalam istilah kualitatif, dan data
pelengkap yang bersifat kuantitatif dapat disediakan untuk memperluas informasi dalam
laporan keuangan. Pembatasan yang dikenakan oleh lembaga pengaturan keuangan atau
perjanjian kontraktual dasar juga dapat dijelaskan dalam catatan. Walaupun catatan dapat
bersifat teknis dan sulit dipahami, namun hal itu memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pemakai laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
2. Informasi yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Semakin lengkap informsi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (full
disclosure) maka pembaca laporan keuangan akan semakin mengerti kinerja keuangan
perusahaan.

3. PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ATAU KEJADIAN KHUSUS


Transaksi pihak yang terkait, kesalahan danj ketidakwajaran, serta tindakan
melawan hukum merupakan masalah yang sensitif dan sulit. Akuntan/auditor yang
bertanggung jawab atas pelaporan jenis transaksi ini harus sangat berhati-hati untuk
memastikan keseimbangan antara hak perusahaan pelapor dan kebutuhan pemakai
laporan keuangan.
Transaksi pihak yang terkait terjadi apabila suatu perusahaan melakukan transaksi
dimana salah satu pihak yang melakukan transaksi itu mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi kebijakan pihak lainnya secara signifikan, atau dimana pihak yang tidak
terlibat dalam transaksi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan kedua
pihak yang melakukan transaksi.
Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya
format hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai. FASB
Statement No. 57 mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak terkait yang
material :
1. Sifat hubungan pihak yang terlibat.
2. Uraian tentang transaksi untuk setiap periode dimana laporan laba rugi
disajikan.
3. Jumlah uang yang terlibat dalam transaksi untuk setiap periode di mana laporan
laba rugi disajikan
4. Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca
yang disajikan
Banyak perusahaan terlibat dalam transaksi pihak terkait. Namun, kesalahan,
ketidakseimbangan, dan aksi illegal adalah kasus luar biasa alih-alih kasus umum dalam
transaksi seperti ini. Kesalahan (errors) didefinisikan sebagai kesalahan yang tidak
disengaja, sedangkan ketidakwajaran adalah distorsi laporan keuangan yang disengaja.
Jika kesalahan ditemukan, maka laporan keuangan harus dikoreksi. Tindakan melawan
hukum mencakup hal-hal seperti kontribusi politik yang illegal, praktek suap, pemberian
komisi, serta pelanggaran hukum dan peraturan lainnya. Dalam situasi ini, seorang
akuntan/auditor harus mengevaluasi kelayakan pengungkapan dalam laporan keuangan.

4. LAPORAN INTERIM
Salah satu sumber informasi lainnya bagi investor adalah laporan interim. Laporan
interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari satu tahun. Bursa saham,
SEC, dan profesi akuntansi telah mengambil peranan yang aktif dalam mengembangkan
pedoman untuk penyajian informasi interim. SEC memerintahkan perusahaan tertentu
untuk melaporkan Form 10 Q, yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan data
kuartalan yang sama dengan yang diungkapkan dalam laporan tahunan. SEC juga
mengharuskan perusahaan untuk mengungkapakan informasi kuartalan tertentu dalam
catatan atas laporan keuangan tahunan.
Akan tetapi, karena sifat jangka pendek dari informasi dalam laporan ini terdapat
kontroversi tentang pendekatan umum yang harus digunakan. Satu pihak (yang
mempunyai pandangan terpisah) percaya bahwa setiap periode interim harus
diperlakukan sebagai periode akuntansi yang terpisah. Transaksi akuntan harus
dilaporkan pada saat terjadinya, dan pengakuan beban tidak boleh berubah dengan
periode waktu yang dicakup.
Pihak lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa laporan
interim merupakan bagian integral dari laporan tahunan, dan penangguhan serta akrual
harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi selama satu tahun penuh.

5. PELAPORAN PERAMALAN DAN PROYEKSI KEUANGAN


Dalam tahun-tahun terakhir ini, tuntutan masyarakat investor akan informasi yang
lebih banyak dan baik berfokus pada pengungkapan ekspetasi perusahaan di masa depan.
Pengungkapan tersebut mengambil salah satu dari dua bentuk.
1. Peramalan Keuangan.
Peramalan keuangan adalah satu set laporan keuangan prospektif yang
menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas, sesuai dengan
pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut. Peramalan keuangan didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung
jawab yang mencerminkan kondisi-kondisi yang diyakininya akan terjadi dan arah
tindakan yang diperkirakan akan diambil.
2. Proyeksi Keuangan
Proyeksi keuangan adalah laporan-laporan keuangan prospektif yang menyajikan
perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas dengan satu atau lebih
asumsi hipotesis, sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang
bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. Proyeksi keuangan didasarkan atas
asumsi pihak yang bertanggung jawab yang mencerminkan kondisi-kondisi yang
diyakininya akan terjadi dan arah tindakan yang diperkirakan akan diambil dengan
memandang satu atau lebih asumsi hipotesis.
Perbedaan antara peramalan keuangan dan proyeksi keuangan adalah bahwa
peramalan keuangan mencoba memberikan informasi tentang apa yang diharapkan
terjadi, sedangkan proyeksi keuangan dapat memberikan informasi tentang apa yang
mungkin terjadi, walaupun tidak harus sesuatu yang diharapkan terjadi.
Argumen-argumen yang mendukung penerbitan peramalan :
a) Keputusan investasi berdasarkan ekspetasi atau harapan di masa depan, karena itu
informasi tentang masa depan memudahkan pengambilan keputusan yang lebih
baik
b) Peramalan sudah diedarkan secara informal, tetapi tidak terkendali, seringkali
menyesatkan, dan tidak tersedia secara merata kepada seluruh investor. Situasi
yang membingungkan ini harus dikendalikan
c) Situasinya kini berubah dengan cepat sehingga informasi historis tidak lagi
memadai untuk keperluan prediksi.
Argumen-argumen yang menolak penerbitan peramalan :
a) Tidak seorangpun yang dapat mengetahui masa depan. Oleh sebab itu meskipun
peramalan memberikan kesan kebenaran tentang masa depan namun tetap terbukti
salah pada akhirnya
b) Organisasi hanya akan berusaha untuk memenuhi peramalan yang telah
diterbitkannya, dan tidak berusaha untuk mencapai hasil terbaik demi kepentingan
pemegang saham
c) Jika peramalan terbukti tidak akurat, maka akan muncul berbagai tuduhan dan
mungkin tindakan hokum
d) Pengungkapan peramalan akan merugikan organisasi karena memberikan
informasi tidak hanya kepada investor, tetapi juga kepada para pesaing (asing dan
lokal)
SEC telah mengindikasikan bahwa perusahaan diperbolehkan (tidak diharuskan)
untuk memasukkan peramalan laba dalam pelaporan yang diajukan kepada SEC. untuk
mendorong manajemen mengungkapkan jenis informasi ini, SEC telah menerbitkan peraturan
perlindungan (safe-harbor rule). Peraturan tersebut memberikan perlindungan kepada
perusahaan yang menyajikan peramalan yang salah selama proyeksi tersebut disiapkan atas
dasar yang masuk akal dan diungkapkan dengan maksud yang baik. Akan tetapi, safe harbour
rule tidak bekerja dengan baik dalam prakteknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/23716644/Akuntansi_Keuangan_2_Pengungkapan_dalam_lapora
n_keuangan

http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/pengungkapan-penuh-dalam-pelaporan.html

https://pradipha.blogspot.com/2014/04/pengungkapan-penuh-laporan-keuangan.html

http://ekonomikomiko.blogspot.com/2014/05/pengungkapan-dalam-laporan-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai