Anda di halaman 1dari 31

Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor

Cabang
BAB VIII
Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Pendahuluan

Kantor Cabang (branch) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh


kantor pusat (home office) dimana cabang didirikan dilokasi yang berbeda
dengan lokasi kantor pusat Kantor cabang di berikan hak otonomi oleh
kantor pusat untuk mengatur dan mengelola kegiatan bisnisnya seperti
membeli dan memasarkan barangnya ke konsumen.
Hal yang harus diperhatikan adalah kantor cabang berbeda dengan agen
penjualan. Agen penjualan adalah perwakilan perusahaan tetapi agen tidak
memiliki hak otonomi untuk mengatur dan mengelola bisnisnya. Jadi agen
hanya merupakan bagian dari perusahaan yang bertugas untuk menerima
order pembelian dari konsumen dan meneruskan ke perusahaan untuk
diselesaikan. Sehingga, hubungan dengan kantor pusat antara cabang dan
agen serta pencatatan akuntansi juga berbeda.

Perbedaan agen penjualan dan kantor cabang, disajikan dalam table 3.1. berikut
ini :
Agen Penjualan Kantor
Cabang
1. Pembukuan Buku kas, penerimaan dan pengeluaran Pembukuan lengkap
2. Persediaan Tidak mempunyai persediaan Mempunyai persediaan
3.Kebijakan Penjualan dan Piutang Ditentukan pusat Menentukan sndiri
4. Modal Kerja Dikirim pusat dan tidak mengurus uang tunai selain Mengelola uang tunai dan melaks
modal kerja yang diberikan oleh kantor pusat atas inisiatif sendiri.
Tabel 3.1 Perbedaan agen penjualan dan kantor cabang

Akuntansi Agen Penjualan


Agen penjualan tidaklah memerlukan pembukuan yang lengkap untuk
mencatat kegiatan-kegiatannya yang terbatas. Pencatatan akuntansi yang
diperlukan untuk kegiatan agen hanyalah untuk penerimaan dan pengeluaran
kas, dimana perlakukan sama dengan system kas kecil. Untuk transaksi
penjualan yang dilakukan agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan
penjualan, dan biaya lainnya dicatat dalam system akuntansi kantor pusat
hanya saja diberi tanda nama agen yang bersangkutan dengan transaksi
tersebut.
Buku ini, tidak membahas secara mendalam akuntansi untuk agen
penjualan. Pembahasan buku ini difokuskan pada akuntansi untuk kantor
cabang dan kantor pusat.

Akuntansi Kantor Cabang

Pembukuan kantor cabang dibuat terpisah dengan kantor pusat, hal ini
digunakan untuk tujuan pelaporan pihak internal perusahaan. Tetapi untuk
kepentingan pihak eksternal perusahaan, maka perlu dibuat penggabungan
pelaporan keuangan untuk kantor pusat dan kantor cabang. Proses
penggabungan laporan keuangan tersebut sama dengan proses
penggabungan laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak.
Kantor cabang akan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan
kegiatan usahannya pada pembukuan yang diselenggarakan sendiri. Hanya
saja untuk transaksi kantor cabang yang ada hubungannya dengan kantor
pusat maka akan menimbulkan rekening timbal balik (Reciprocal Account)
yaitu rekening yang muncul di pembukuan kantor pusat dan pembukuan
kantor cabang.
Hubungan timbale balik rekening ini merupakan hubungan yang
berkelanjutan. Setiap kantor pusat menambah (mendebet) rekening timbal
balik maka kantor cabang juga harus menambah (mengkredit) rekening
timbal baliknya, demikian juga halnya jika akan menurunkannya. Satu-
satunya sebab terjadinya perbedaan/selisih diantara rekening timbale balik
ini karena adanya perbedaan waktu dan kesalahan dalam mencatat
transaksi di kedua buku tersebut.
Rekening timbal balik yang muncul dari transaksi yang dilakukan oleh
kantor pusat dan kantor cabang, antara lain sebagai berikut :
a. Rekening Kantor Cabang (Branch) dan Rekening Kantor Pusat (Home
Office) yang mencerminkan asset bersih cabang.
Rekening “Kantor Cabang” muncul pada buku kantor pusat, merupakan
rekening asset yang mencerminkan investasi yang dilakukan oleh kantor
pusat dalam asset bersih kantor cabang. Jika kantor pusat melakukan
pengiriman asset bersih ke kantor cabang maka asset bersih kantor cabang
menjadi bertambah sehingga rekening “kantor cabang” akan dicatat
sebelah debit, demikian juga sebaliknya,
Sedangkan rekening “Kantor Pusat” muncul pada buku kantor cabang,
merupakan rekening modal yang menggambarkan modal kantor pusat
dalam asset bersih kantor cabang. Jika kantor cabang menerima
pengiriman asset dari kantor pusat maka modal kantor pusat dalam asset
bersih kantor cabang menjadi bertambah sehingga rekening “Kantor
Pusat” akan dicatat di sebelah kredit, demikian juga sebaliknya.
Ringkasan penjelasan rekening timbal balik untuk rekening “Kantor
Cabang dan rekening “Kantor Pusat” disajikan pada tabel 3.2
Rekening Rekening
Kantor Cabang Kantor Pusat
Pembukuan Di Kantor Pusat Di Kantor Cabang
Sisi Debet Pengiriman asset ke kantor cabang Pengiriman asset ke kantor pusat
Pembebanan biaya Pengakuan rugi kantor cabang
Pengakuan laba Kantor Cabang
Sisi Kredit Penerimaan asset dari kantor Penerimaan asset dari kantor pusat
cabang Pengakuan laba kantor cabang
Pengakuan rugi kantor cabang

b. Rekening Pengiriman ke Kantor Cabang (Shipment to Branch) dan


Rekening Pengiriman dari Kantor Pusat (Shipment from Home Office)
mencerminkan persediaan barang dagangan.
Rekening Pengiriman ke Kantor Cabang muncul pada buku kantor pusat
dan rekening Pengiriman dari Kantor Pusat muncul pada buku kantor
cabang. Jika ada pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang, maka persediaan barang dagangan kantor pusat akan berkurang
sehingga rekening pengiriman ke Kantor Cabang akan di kreditkan.
Kantor cabang yang menerima pengiriman barang dagangan dari kantor
pusat, akan mendebet rekening pengiriman dari Kantor Pusat karena
persediaan barang dagangan kantor cabang bertambah. Demikian juga
sebaliknya jika terjadi pengembalian barang dagangan dari kantor cabang
ke kantor pusat.
Rekening ini berguna untuk menentukan harga pokok penjualan dari
kantor pusat dan kantor cabang secara terpisah, tetapi karena merupakan
rekening timbal balik maka harus dilakukan eliminasi ketika menyusun
laporan keuangan.

Ringkasan penjelasan rekening timbal balik untuk rekening “Pengiriman


ke Kantor Cabang dan rekening “Pengiriman dari Kantor Pusat” disajikan
pada tabel 3.3.
Rekening Rekening
Pengiriman ke Kantor Pengiriman ke Kantor
Cabang Pusat
Pembukuan Di Kantor Pusat Di Kantor Cabang
Sisi Debet Pengembalian barang dari kantor Penerimaan barang dari kantor pusat
cabang
Sisi Kredit Penerimaan barang dari kantor Pengembalian barang dari kantor Pusat
cabang

Tabel 3.3 Rekening Pengiriman ke Kantor Cabang dan Rekening Pengirimsn dari Kantor Pusat

Jurnal Penyesuaian dan Eliminasi untuk


Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Penyesuaian berarti pencatatan atau pengakuan (jurnal dan posting) data-


data transaksi tertentu pada akhir periode sehingga jumlah rupiah yang
terdapat dalam tiap rekening menjadi sesuai dengan kenyataan pada akhir
periode tersebut dan laporan keuangan yang dihasilkan menggambarkan
keadaan yang senyatanya pada tanggal laporan neraca (evi, 2007).
Penyesuaian yang dibuat dinyatakan dalam bentuk ayat jurnal
penyesuaian. Prinsip yang diperlukan dalam membuat jurnal penyesuaian
dengan demikian adalah untuk melakukan penyesuaian semua perkiraan
pendapatan dan biaya pada suatu dasar akrual dan melakukan pembukuan
lanjutan ke Buku Besar.
Ayat jurnal penyesuaian ini dibuat untuk memperoleh kecocokan antara
pendapatan dan biaya dalam penentuan laba bersih pada periode berjalan
dan untuk mendapatkan laporan yang akurat terhadap posisi Aktiva, Utang
dan Modal pada akhir periode tersebut.

Berikut ini adalah pos-pos yang memerlukan penyesuaian :


1. Pos Penangguhan
 Beban yang ditangguhkan (deffered expenses) atau biaya dibayar dimuka
(prepaid expenses).
Merupakan pos yang sejak awal dicatat sebagai aktiva tetapi diharapkan
menjadi beban dikemudian hari atau selama operasi normal bisnis. Contoh
: Perlengkapan dan Asuransi dibayar dimuka (Persekot Asuransi).
 Pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) atau pendapatan
diterima dimuka (unearned revenues).
Merupakan pos yang sejak awal dicatat sebagai kewajiban tetapi
diharapkan menjadi pendapatan dikemudian hari atau selama operasi
normal bisnis. Contoh : Sewa diterima dimuka.
2. Pos Akrual
 Beban Akrual/Kewajiban Akrual
Adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam akun. Contoh
: Upah akrual yang terutang kepada karyawan.
 Pendapatan Akrual/aktiva Akrual
Adalah pendapatan yang sudah dihasilkan tetapi belum dicatat dalam
akun. Contoh : honor jasa yang telah diberikan oleh pengacara tetapi
belum ditagih kepada klien pada akhir periode.

Eliminasi berarti proses pencaatan yang dilakukan dengan tujuan untuk


menghilangkan atau meniadakan rekening timbal balik tertentu sehingga
rekening tersebut menjadi memiliki saldo nol (0). Eliminasi dilakukan
dengan cara membuat jurnal eliminasi.
Dalam akuntansi untuk kantor pusat dan kantor cabang, seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, hanya diperlukan dua jurnal eliminasi.
Jurnal tersebut dibutuhkan pertama untuk membuat rekening timbal balik
pada kantor pusat dan kantor cabang dengan mengeliminasi laba/rugi
cabang dengan mengurangkan/menambahkan rekening cabang dengan
saldonya sebelum penyesuaian. Kedua, untuk mengeliminasi rekening
“Kantor Pusat” dan rekening “Kantor Cabang”.

Kasus Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang serta Pembahasannya.

PT. Maju Jaya adalah perusahaan berkembang yang bergerak di industri


makanan, berkedudukan di Jakarta. Karena reaksi pasar yang bagus
terhadap produknya maka PT. Maju Jaya pada awal Desember 2009
mendirikan Kantor Cabang baru di Solo.

Berikut ini adalah transaksi yang terjadi di Cabang Solo selama bulan Desember
2009.
Tanggal Kejadian / Transaksi
1 Des 09 Menerima kas Rp 40.000.000 dari kantor pusat
Membayar sewa kantor untuk 1 tahun sebesar Rp 6.000.000
2 Des 09 Menerima kiriman barang dagangan dari kantor pusat sebesar Rp 32.000.000
Membeli eralatan kantor dari expriva yang digunakan untuk kegiatan administrasi perusahaan, dengan taksira
tahun dengan harga Rp 7.500.000 secara tunai.
Membeli per kas perlengkapan kantor dari Toko Gramedia sebesar Rp 1.500.000
4 Des 09 Membeli barang dagangan secara kredit dari garuda group sebesar Rp 20.000.000
6 Des 09 Menjual barang dagangan secara tunai kepada Toko Agung dan Toko Tarudin masing-masing sebesar Rp
32.500.000
15 Des 09 Karena kantor pusat kekurangan barang, maka cabang mengembalikan barang dangan kiriman dari kantor
10.000.000
20 Des 09 Membayar pembelian tgl 4 Desember 2009 sebesar Rp 10.000.000
31 Des 09 Mengirimkan uang ke kantor pusat sebesar Rp 30.000.000
Membayar gaji pegawai sebesar Rp 12.000.000
Perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 575.000
Hasil perhitungan fisik persediaan diketahui persediaan dari kantor pusat dan garuda group sebesar Rp 1
2.000.000
Perusahaan melakukan pencatatan persediaan secara periodik.

Berikut ini disajikan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian PT. Maju Jaya, per
31 Desember 2009.
Pencatatan transaksi selama bulan Desember 2009 pada pembukuan
Kantor Pusat dan Kantor Cabang disajikan dalam tabel 3.4

PT. Maju Jaya dan Cabang Solo


Jurnal Umum
Desember 2009
(dalam Rp dan 000)

Tgl Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Solo


1 Cabang Solo 40.000 Kas 34.000
Kas Persekot Sewa 6.000
40.000 Kantor Pusat 40.0000
(mencatat transaksi penerimaan uang dari Kantor
(mencatat transaksi pengiriman uang ke Pusat dan pembayaran sewa)
Cabang Solo)
2 Cabang 32.000 Pengiriman dari Kantor Pusat 32.000
Pengiriman ke cabang solo Peralatan 7.500
32.000 Perlengkapan 1.500
(mencatat transaksi pengiriman barang Kantor Pusat 32.000
dagangan ke cabang solo) Kas 9.000
(mencatat transaksi pembelian barang dagangan
dari kantor pusat dan transaksi pembelian
peralatan dan peralatan secara tunai)
4 Pembelian 20.000
Utang Dagang 20.000
(mencatat transaksi pembelian barang dagangan
dari pemasok lain secara kredit)
6 Kas 60.000
Penjualan 60.000
Tabel 3.4 Jurnal Umum PT. Maju Jaya dan Cabang Solo
PT. Maju Jaya dan Cabang Solo Jurnal Umum
Desember 2009 (dalam Rp dan 000)
Tabel 3.4 Jurnal Umum PT. Maju Jaya dan Cabang Solo (lanjutan)
Pada akhir periode yaitu tanggal 31 Desember 2009, Cabang Solo
melakukan perhitungan Harga Pokok Penjualannya.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Cabang Solo
Persediaan, 1 Desember 2009 Rp 0
Pembelian Rp 20.000.000
Pengiriman dari Kantor Pusat Rp 22.000.000
Barang Tersedia di Jual Rp 42.000.000
Persediaan, 31 Desember 2009 (Rp 12.000.000)

Harga Pokok Penjualan Rp 30.000.000

Berikut ini disajikan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian PT. Maju Jaya
(Cabang Solo), per 31 Desember 2009.

PT. Maju Jaya (Cabang Solo)


Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian Per 31 Desember
2009
(dalam Rp dan 000)
PT. Maju Jaya dan Cabang Solo
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian dan Eliminasi Per 31 Desember 2009
(dalam Rp dan 000)
PT. Maju Jaya dan Cabang Solo
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian dan Eliminasi
Per 31 Desember 2009
(dalam Rp dan 000)
Berikut ini disajikan laporan keuangan gabungan antara PT. Maju Jaya dan
Kantor Cabang Solo untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.
Akuntansi Untuk Pengiriman Barang Dagangan
Diatas Harga Pokok

Kantor pusat ketika melakukan transaksi pengiriman barang dagangan ke


kantor cabang sering kali menetapkan kebijakan untuk mengirimkan
barang dagangan tersebut pada harga transper. Penetapan harga transper.
Penetapan harga transfer setiap perusahaan
Tertentunya berbeda-beda tergantung dari kebijakan yang sudah dibuat
oleh perusahaan. Ada perusahaan.yang menetapkan harga transfer pada
harga pokoknya dan ada juga beberapa perusahaan yang menetapkan harga
diatas harga pokok barang yang dikirimkan.

Kebijakan penetapan harga transfer diatas harga pokok dibuat oleh


perusahaan dengan tujuan agar alokasi pendapatan antar unit dalam
perusahaan dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan
dengan efisien dan agar margin laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan
sesuai dengan sesungguhnya.

Perlakuan akuntansi untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang untuk


transaksi pengiriman barang dagangan diatas harga pokok yaitu Kantor
Pusat akan mencatat transaksi pengiriman barang dagangan dengan
mencatat sebesar harga pokok sedangkan Kantor Cabang akan mencatat
sebesar harga transfer sehingga Kantor Cabang pencatatan Harga Pokok
Penjualan (HPP) menjadi tinggi dan labanya menjadi rendah maka perlu
dibuatkan Ayat jurnal Penyesuaian pada akhir periode.
Perlakuan akuntansinya akan dijelaskan secara mendetail dibawah ini
dengan menggunakan contoh kasus sebagai ilustrasinya.

Contoh Kasus Pengiriman Barang Dagangan Diatas Harga Pokok

PT. Indomarco adalah perusahaan berkembang di industri makanan,


memiliki cabang di Yogyakarta. Berikut ini transaksi PT. Indomarco
dengan Cabang Yogyakarta.

Tanggal Kejadian/Transaksi
1 Jan 10 PT. Indomarco mengirim barang dagangan dengan harga pokok senilai Rp 200.000.000 ke
Cabang. Pengiriman ini dilakukan dengan mark up 20% diatas harga pokok.
31 Jan 10 Penjualan Cabang Yogyakarta selama bulan ini adalah sebesar Rp 320.000.000 dan biaya-nya
sebesar Rp 30.000.000.
31 Jan 10 Hasil perhitungan fisik persediaan di Cabang Yogyakarta adalah sebesar Rp 24.000.000.

PT. Indomarco dan Cabang Yogyakarta


Jurnal Umum
Januari 2010
(dalam Rp dan
000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Yogyakarta


1 Jan Cabang Solo 240.000 Pengiriman dari Kantor Pusat 240.000
Pengiriman ke Cabang Yk 200.000 Kantor Pusat
Laba yang belum direalisasi 40.000
(mencatat pengiriman ke cabang Yogyakarta) (mencatat penerimaan barang dari kantor pu
31 Jan Kas 290.000
Biaya 30.000
Penjualan
(mencatat penjualan dan biaya)
31 Jan Cabang Yk 74.000 Penjualan 320.000
Laba Cabang Yk 74.000 Persediaan 24.000
(mencatat t ransfer laba Yogyakarta) Pengiriman dari Kantor Pusat
Biaya
Laba yang belum direalisasi 36.000 Kantor Pusat
Laba Cabang Yk 36.000 (mencatat jurnal
(mencatat penyesuaian untuk merealisasi Penutup)
Laba yang belum direalisasi)

Perhitungan :

Realisasi Laba = (Harga transfer-persed akhir) x Laba belum direalisasi


Harga transfer

= Rp 240.000.000 - Rp 24.000.000 x Rp 40.000.000 =


Rp
36.000.000 Rp 240.000.000

Total Laba Kantor Cabang = Rp 74.000.000 + Rp 36.000.000 = Rp 110.000.000

Latihan soal : Pengiriman Barang Dagangan Diatas Harga Pokok

PT. Elok yang berkedudukan di Bandung memiliki kantor cabang di


Cirebon. Selama tahun 2009, PT Elok mengirimkan barang dagangan
pada harga transfer sebesar Rp 150.000.000 kepada Cabang Magelang.
Harga transfer tersebut adalah harga setelah di mark-Up sebesar 20% di
atas harga pokok.

Jika penjualan Cabang Cirebon selama tahun 2009 adalah sebesar Rp


240.000.000 dan biaya biaya lain yang terjadi pada cabang adalah sebesar
Rp 45.000.000
Selain itu informasi pada akhir tahun menunjukkan jumlah persediaan di
gudang Cabang Cirebon sebesar harga transfernya yaitu Rp 18.000.000.

Asumsi: seluruh persediaan Cabang Cirebon merupakan kiriman dari


Kantor Pusat dan perusahaan menggunakan system pencatatan persediaan
secara periodik.

Diminta :

 Buatlah Jurnal yang diperlukan untuk transaksi diatas baik untuk


Kantor Pusat maupun Kantor Cabang Cirebon!
 Hitung juga saldo akun laba/rugi Cabang Cirebon pada akhir tahun
2009!

Biaya – Kantor Pusat & Kantor Cabang

Kantor pusat maupun kantor cabang dalam kegiatan operasional


perusahaan pastilah mengeluarkan biaya-biaya untuk menghasilkan
pendapatan misalnya saja biaya pengiriman barang dagangan, biaya
promosi, biaya pensiun dan umum, dan lain-lain.

Berikut adalah contoh kasus yang dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk
melakukan pencatatan biaya dan pengalokasian biaya-biaya yang terjadi di
dalam kantor Pusat dan kantor Cabang.

Contoh kasus: Biaya kirim barang

Ongkos kirim yang dibayar Kantor Pusat sebesar Rp 2.500.000, untuk


mengirim barang dagangan ke kantor cabang senilai 12,5% dari harga
pokok Rp 20.000.000.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(dalam Rp dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Kantor Cabang


Cabang 27.500 Pengiriman dari Kantor Pusat 25.000
Pengiriman ke cabang 20.000 Biaya Kirim 2.500
Laba yg belum direalisasi 5.000 Kantor Pusat 27.500
Kas 2.500 (untuk mecatat penerimaan barang dari kantor
(untuk mencatat pengiriman barang ke kantor cabang) pusat)

Apabila ½ persediaan tidak terjual pada akhir tahun yaitu sebesar


transfernya Rp 12.500.000. Atas sisa persediaan tersebut, kantor pusat
meminta kantor cabang Untuk mengembalikannya karena ada kekurangan
persediaan pada Kantor Pusat.

Analisis
Persed 25.000.000
Ongkos
yob2.500.000

Kantor Pusat Kantor


Cabang

Persed 12.500.000
Ongkos 1.250.000
Jika tidak ada kesalahan Kantor Pusat dalam mengalokasikan persediaan,
maka biaya kirim yang dibebankan hanyalah sebesar Rp 1.250.000, tetapi
pada kenyataannya biaya kirim yang terjadi sebesar Rp 3.750.000
sehingga terjadi kerugian pembebanan biaya kirim sebesar Rp 2.500.000

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai


berikut : (dalam Rp dan 000)
Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Kantor Cabang
Pengiriman ke Cabang 10.000 Kantor Pusat 15.000
Laba yg belum direalisasi 2.500 Pengiriman dari Kantor Pusat 12.500
Kerugian pembebanan biaya kirim 2.500 Biaya Kirim 1.250
Cabang 15.000 Kas 1.250
(untuk mencatat penerimaan barang di kantor (untuk mencatat pengembalian barang ke
cabang) kantor pusat)

Contoh kasus kesalahan Keputusan Manajemen dalam Mendistribusikan


Barang ke Cabang.

Kantor Pusat Mentari Jakarta mengirimkan barang dagangan ke Cabang


Cirebon Rp 100.000.000 dan membayar ongkos kirim sebesar Rp
4.000.000.

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

(dalam Rp dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Kantor Cabang Cirebon


Cabang Cirebon 104.000 Pengiriman dari Kantor Pusat 100.000
Pengiriman ke Cab.Crb 100.000 Biaya Kirim 4.000
Kas 4.000 Kantor Pusat 104.000
(untuk mencatat pengiriman barang ke kantor (untuk mencatat pengiriman barang ke kantor pusat)
Cabang)

galami kehabisan
rebon. Ongkos kirim dari Cirebon ke Semarang Rp 2.000.000 dibayar oleh Cabang Semarang. Ongk

Analisis

Kantor Pusat

Cabang Cirebon Cabang


Semarang
Jika barang tersebut langsung dikirim ke Cabang Semarang, maka biaya
kirim dari Kantor Pusat ke Cabang Semarang hanyalah sebesar Rp
5.000.000. tetapi karena ada barang dikirim dari Kantor Pusat (Jakarta) ke
Cabang Cirebon terlebih dahulu baru kemudian Cabang Cirebon
mengirimkan ke Cabang Semarang, maka biaya kirim yang terjadi adalah
sebesar Rp 6.000.000 sehingga terjadi kerugian pembebanan biaya kirim
sebesar Rp 1.000.000.

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

(dalam Rp dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Cirebon


Pengiriman ke Cab Cirebon Kantor Pusat 106.000
100.000 Pengiriman dari Kantor Pusat 100.000
Cabang Semarang Biaya Kirim 4.000
105.000 Kas 2.000
Kerugian Pembebanan (untuk mencatat Tranfer barang ke Cabang Semarang)
Bi.Kiriam 1.000
Cabang Pembukuan Cabang Semarang
Cirebon
106.000
Pegiriman dari Kantor Pusat 100.000
Pengiriman ke
Biaya Kirim 5.000
Cab.Semarang 100.000
Kantor Pusat 105.000
(untuk mencatat penerimaan barang dari Kantor Pusat melalui Cabang
(untuk mencatat transfer barang Cirebon).
dagangan dari Cabang Cirebon ke
Cabang Semarang

Alokasi Biaya – Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Cabang Cirebon membayar Rp 10.000.000 untuk biaya promosi yang


berhubungan dengan penjualan. Biaya promosi tersebut dibagi sama rata
antara Kantor Pusat dan Cabang Cirebon.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(dalam Rp dan 000)
Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Cirebon
Biaya Promosi 2.500 Biaya Promosi 2.500
Cabang Cirebon 2.500 Kantor Pusat 2.500
Kas 5.000
(untuk mencatat biaya promosi) (untuk mencatat biaya promosi)

Biaya pension dan biaya umum yang terjadi di Kantor Pusat masing-
masing sebesar Rp 100.000.000 dan Rp 240.000.000.

Dari transaksi terse but, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
dalam Rp dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Cirebon


Biaya Pensiun 100.000 -No Entry –
Biaya Umum 240.000
Kas 340.000

(untuk mencatat biaya promosi)


Biaya pensiun dan biaya umum yang terjadi di Kantor Pusat tersebut
dialokasikan ke Cabang Cirebon dan Cabang Semarangmasing-masing
sebesar 25%.

Perhitungan :
25% x Rp 100.000.000
= Rp 25.000.000
25% x Rp 240.000.000
= Rp 60.000.000
Rp 85.000.000
(25%+25%x Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000
(25%+25%x Rp 240.000.000 = Rp
120.000.000

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

(dalam RP dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Cirebon


Cabang Cirebon 85.000 Biaya Pensiun 25.000
Cabang Semarang 85.000 Biaya umum 60.000
Biaya Pensiun 50.000 Kantor Pusat 85.000
Biaya Umum 120.000 (untuk mencatat alokasi biaya pension dan umum
dari Kantor Pusat)

(untuk mengalokasikan biaya pensiun dan umum Pembukuan Cabang Semarang


ke CabangCirebon dan Cabang Semarang)
Biaya Pensiun 25.000
Biaya Umum 60.000
Kantor Pusat 85.000
(untuk mencatat alokasi biaya pension dan umum
dari Kantor Pusat)

Latihan soal: Biaya & Alokasi Biaya – Kantor Pusat dan Kantor Cabang

PT. Ciki Food Jakarta mengirimkan sejumlah barang ke Cabang Bandung


seharga Rp 500.000.000. Ongkos angkut barang kiriman tersebut dari
Jakarta ke Bandung adalah sebesar Rp 20.000.000. beberapa hari
kemudian Kantor Pusat memerintahkan Cabang Bandung agar barang
kiriman barang dikirimkan ke Cabang Garut. Biaya angkut dari Jakarta ke
Garut adalah Rp 22.000.000, sedangkan biaya angkut dari Bandung ke
Garut adalah Rp 8.000.000.

Kantor Pusat memiliki biaya gaji dan biaya listrik, telp dan air masing-
masing sebesar Rp 195.000.000 dan Rp 152.500.000, biaya ini
dialokasikan ke Kantor Pusat sama rata.

Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut


!

Soal Komprehensif dan Pembahasannya.


Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang

PT. Sany dan Cabang


Neraca Per 31 Desember 2008
(dalam Rp 000)
Catatan: Setengah dari Rp 19.200.000 persediaan cabang pada tanggal 31
Desember 2008 diterima dari pemasok setempat dan sisanya diterima dari
Kantor Pusat pada harga transfer.

Transaksi-transaksi yang terjadi antara Kantor Pusat PT. Sany dan Kantor
Cabang Semarang selama tahun 2009 adalah sebagai berikut :
1. Penjualan kredit PT. Sany untuk tahun 2009 berjumlah Rp 338.100.000
dimana Rp 240.000.000 adalah penjualan Kantor Pusat dan Rp 98.100.000
adalah penjulan Cabang Semarang.
2. Pembelian Kredit Kantor Pusat dan Cabang selama tahun 2009 masing-
masing senilai Rp 246.000.000 dan Rp 24.000.000. Kantor Pusat
mengirim barang dagangan ke Semarang sebesar Rp 48.000.000 dengan
harga transfer Rp 60.000.000
3. Penagihan yang berhasil dilakukan oleh Kantor Pusat sebesar Rp
234.000.000 sedangkan Cabang sebesar Rp 95.700.000
4. Cabang Semarang selama tahun 2009 mentransfer kas Rp 66.000.000 ke
Kantor Pusat.
5. Pembayaran Utang oleh Kantor Pusat Rp 252.000.000 dan cabang Rp
25.200.000.
6. Selama tahun 2009 Kantor Pusat membayar biaya Operasi Rp 24.000.000
dan cabang Semarang membayar sebesar Rp 2.400.000. dari biaya operasi
yang dibayar Kantor Pusat Rp 1.200.000 dialokasikan ke Cabang
Semarang.
7. Total biaya penyusutan selama satu tahun Rp 9.600.000 dimana sebesar
Rp 1.800.000 dialokasikan ke Cabang
8. Persediaan akhir tahun Kantor Pusat Rp 30.000.000 sedangkan Kantor
Cabang Semarang Rp 12.000.000 dimana setengah persediaan cabang
merupakan barang yang diperoleh dari pusat.

Diminta:
1. Buatlah jurnal untuk setiap transaksi untuk Kantor Pusat dan Kantor
Cabang!
2. Hitunglah Harga Pokok Penjualan untuk Kantor Pusat dan Kantor
Cabang!
3. Hitunglah Laba/Rugi yang diperoleh Kantor Cabang!
4. Buatlah Kertas Kerja untuk PT. Sany Kantor Pusat dan Kantor Cabang
untuk tahun berakhir 31 Desember 2009!
5. Susunlah Laporan Keuangan Komperatif untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2009!
PT. Sany dan Cabang Semarang
Jurnal Umum
2009
(dalam Rp dan 000)

Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Cabang Semarang


1 Piutang Dagang 240.000 Piutang Dagang 98.100
Penjualan 240.000 Penjualan 98.100
(mencatat transaksi penjualan) (mencatat transaksi penjualan)
2 Pembelian 246.000 Pembelian 24.000
Utang Dagang 246.000 Utang Dagang 24.000
(mencatat transaksi pembelian barang) (mencatat transaksi pembelian barang)
Cabang Semarang 60.000 Pengiriman dari Kantor Pusat 60.000
Pengiriman ke Cabang Semarang 48.000 Kantor Pusat 60.000
Laba Belum Direalisasi 12.000 (mencatat transaksi pengiriman barang dari Kantor
(mencatat transaksi pengiriman barang ke Pusat)
Cabang)
3 Kas 234.000 Kas 95.700
Piutang Dagang 234.000 Piutang Dagang 95.700
(mencatat transaksi penerimaan uang dari (mencatat transaksi pelunasan Piutang)
Cabang)
4 Kas 66.000 Kantor Pusat 66.000
Cabang Semarang 66.000 Kas 66.000
(mencatat transaksi penerimaan uang dari (mencatat pengiriman uang ke Kantor Pusat)
Cabang)
5 Utang Dagang 252.000 Utang Dagang 25.200
Kas 252.000 Kas 25.200
(mencatat transaksi pelunasan utang) (mencatat transaksi pelunasan utang)
6 Biaya Operasi 24.000 Biaya Operasi 2.400
Kas 24.000 Kas 2.400
(mencatat biaya operasi) (mencatat biaya operasi)
Cabang Semarang 1.200 Biaya Operasi 1.200
Biaya Operasi 1.200 Kantor Pusat 1.200
(mencatat alokasi biaya dari Kantor Pusat)
7 Cabang Semarang 1.800 Biaya Operasi 1.800
Biaya Operasi 7.800 Kantor Pusat 1.800
Akumulasi Penyusutan 9.600 (mencatat alokasi biaya penyusutan dari Kantor Pusat)
(mencatat alokasi biaya penyusutan ke
Cabang)
8 Cabang Semarang 1.500 Penjualan 98.100
Laba Cabang Semarang 1.500 Persediaan, 31 Des 09 12.000
(mencatat transfer laba cabang) Persediaan, 1 Jan 09 19.200
Laba belum direalisasi 12.720 Pengiriman dari Kantor Pusat 60.000
Laba Cabang Semarang 12.720 Pembelian 24.000
(mencatat realisasi laba cabang) Biaya Operasi 5.400
Penjualan 240.000 Kantor Pusat 1.500
Persediaan, 31 Des 09 30.000 (mencatat jurnal penutup)
Pengiriman ke Kantor Cabang 48.000
Laba Cabang Semarang 14.220
Persediaan, 1 Jan 09 24.000
Pembelian 246.000
Biaya Operasi 15.000
(mencatat Jurnal Penutup)

Perhitungan
% Mark up = Rp 60.000.000 - Rp 48.000.000 x 100% = 25%
Rp 60.000.000
Realisasi Laba = Rp 60.000.000 - Rp 6.000.000 x Rp 12.000.000
Rp 60.000.000
= Rp 10.800.000 + Rp 1.920.000
= Rp 12.720.000
PT. Sany dan Cabang Semarang
Jurnal Eliminasi
Tahun 2009
1 Laba belum direalisasi Rp 1.920.000
Harga Pokok Penjualan Rp 1.920.000
(mengeliminasi laba belum direalisasi pada persediaan awal Cabang)
2 Laba belum direalisasi Rp 12.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 12.000.000
(mengeliminasi laba belum direalisasi pada pengiriman ke cabang pada tahun berjalan)
3 Harga Pokok Penjualan Rp 1.200.000
Persediaan Rp 1.200.000
(mengeliminasi laba belum direalisasi pada persediaan akhir cabang)
4 Kantor Pusat Rp 48.600.000
Kantor Cabang Rp 48.600.000
(mengeliminasi saldo rekening “Kantor Pusat” dan “Kantor Cabang”)
PT. Sany dan Cabang Semarang
Neraca Saldo Penyesuaian dan Eliminasi
Per 31 Desember 2009
(dalam Rp dan 000)

PT. Sany dan Cabang Semarang


Neraca Saldo Penyesuaian dan Eliminasi
Per 31 Desember 2009
(dalam Rp dan 000)

Berikut ini disajikan laporan keungan gabungan antara PT Sany dan Cabang Semarang untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2009.

PT. Sany dan Cabang Semarang


Laporan Laba Rugi Komperatif
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009
Penjualan Rp 338.100.000
Biaya Usaha
Harga Pokok Penjualan Rp 270.480.000
Biaya Operasi Rp 36,000.000
Total Biaya Usaha Rp 306.480.000
Laba UsahaRp31.620.000

PT. Sany dan Cabang Semarang


Laporan Perubahan Laba Ditahan Komperatif
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009
Laba Ditahan, 1 Januari 2009 Rp 29.280.000
Laba Tahun 2009 Rp 31.620.000
Laba Ditahan, 31 Desember 2009 Rp 60.900.000

PT. Sany dan Cabang Semarang


Laporan Neraca Komperatif
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009
Aset Lancar
Kas Rp 69.300.000
Piutang Dagang-Neto Rp 86.400.000
Persediaan Rp 40.800.000
Total Aset Lancar Rp 196.500.000
Aset Tetap – Netp Rp 74.400.000
Total Aset Rp 270.900.000
Kewajiban
Utang Dagang Rp 15.600.000
Kewajiban Lain-lain Rp 14.400.000
Total Kewajiban Rp 30.000.000
Modal
Modal Saham Rp 180.000.000
Laba Ditahan, 31 Des 09 Rp 60.900.000
Total Modal Rp 240.000.000
Total Kewajiban + Modal Rp 270.000.000

Latihan: Soal Kantor Pusat dan Kantor Cabang PT Mangga

Informasi khusus dari Neraca Saldo PT. Mangga dan Cabang tgl 31
Desember 2009 disajikan berikut ini. Neraca saldo ini mencakup periode
dari tgl 1-31 Desember 2009.

Cabang memperoleh sebagian barang dari kantor pusat (yaitu 20% di atas
harga pokok kantor pusat) dan sebagian lagi dari pemasok luar.
Kantor Pusat Cabang
Penjualan Rp 60.000.000 Rp 30.000.000
Pengiriman ke Cabang 8.000.000 -
Laba belum direalisasi 3.600.000 -
Pembelian 35.000.000 5.500.000
Pengiriman dari Kantor Pusat - 9.600.000
Persediaan, 1 Desember 2008 20.000.000 15.000.000
Biaya 14.000.000 6.000.000

Informasi tambahan :
Persediaan barang 31 Desember 2009, HO Rp 20.000.000 dan Cabang Rp
10.000.000
1. Berapa jumlah persediaan cabang 1 Des 2009 yang mencerminkan
pembelian dari luar dan berapa banyak yang menggambarkan berasal
dari HO (pada harga pokok dan mark up) ?
2. Persediaan akhir cabang terdiri dari barang yang dikirim dari HO Rp
8.400.000 dan sisanya dari pemasok luar.
3. Buatlah laporan laba rugi Cabang supaya diketahui total laba/rugi cabang
!
4. Buatlah jurnal penutup untuk Cabang dan Kantor Pusat

Anda mungkin juga menyukai