A. Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan-tujuan pelaporan yang internal.
B. Laporan keuangan dari kesatuan usaha itu disiapkan oleh kombinasi pernyataan cabang
buku kantor pusat -kantor pusat memegang akuntansi untuk investasinya di dalam cabang
melalui satu perkiraan asset berjudul "investasi di dalam cabang," atau hanya "cabang."
buku cabang -cabang mempunyai suatu klien ekuitas yang timbal balik berjudul 'kantor pusat'
yang mengggantikan ekuitas yang umum memegang akuntansi. suatu penurunan klien cabang di
buku kantor rumah tersebut harus disertai oleh suatu penurunan klien kantor rumah tersebut di
buku cabang.
Akuntansi untuk kantor pusat dan cabang dikombinasikan di dalam menyiapkan laporan
- Menetapkan hal timbal balik antara kantor pusat dan cabang memegang buku
- Menghapus laba yang belum direalisasi dari transfer-transfer antara kantor pusat dan cabang
A. Buku kantor pusat - Barang dagangan ditransfer ke cabang menunjukkan satu investasi
tambahan di dalam cabang dan klien cabang didebet. Kredit yang terkait ke "kiriman untuk
cabang" klien. Kiriman untuk cabang adalah suatu kontra akun pembelian di buku kantor rumah
tersebut.
B. Buku cabang -Cabang mendebit "kiriman dari kantor pusat," satu akun persediaan, dan
Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman barang dagangan kepada lokasi penjualan akhir merupakan biaya persediaan
1. Jika kantor pusat membayar biaya pengiriman tersebut,maka biaya pengiriman tersebut dicatat
di debit pada akun kantor cabang dan mencatat hutang atau kas di kredit. Cabang mendebit
biaya pengiriman yang masuk dan mencatat Akun kantor pusat di kredit.
2. Jika Cabang yang membayar biaya pengiriman, maka pembayaran tersebut dicatat dan
meningkatkan (kredit) akun kantor Cabang. Kantor cabang tidak melakukan pencatatan
pengiriman tersebut.
Kelebihan biaya pengiriman - Biaya-biaya yang terjadi untuk mengirim barang dagangan antara
kantor rumah tersebut dan cabang atau antara cabang oleh karena kekurangan-kekurangan
dalam beberapa lokasi-lokasi atau karena barang dagangan yang cacat dikembalikan bukanlah
biaya persediaan untuk cabang. Tuntutan kelebihan angkut tersebut harus di bebankan ke
"kerugian di tuntutan angkut yang berlebihan "di buku kantor pusat tersebut.
A. jika kantor rumah tersebut membayar jasa tersebut maka akan bermanfaat bagi cabang,
kantor rumah tersebut perlu mengalokasikan biaya antara kantor pusat dan cabang.
B. jika cabang yang membayar jasa tersebut maka akan bermanfaat untuk kedua-duanya yaitu
kantor cabang dan pusat tersebut, biaya itu harus dialokasikan dengan sebanding;seimbang
antara keduanya.
Perusahaan induk dapat mengirim barang kepada anak perusahaan berdasarkan harga atau
Contoh 1: Induk perusahaan mengirim barang yang berharga $60.000 kepada anak
perusahaannya dimana anak perusahaan membayar nilai tersebut 19X2. Pada 31 Desember
barang yang tersisa pada persediaan barang anak perusahaan adalah satu pertiga dari jumlah
pengiriman.
Pada akhir periode, berdasarkan harga persediaan dari kantor cabang yang dapat dilaporkan
sebesar $20.000 tidak ada penyesuaian untuk keuntungan tidak nyata adalah perlu
Contoh 2: Kantor pusat mengirim barang dengan harga $60.000 kepada kantor cabang dimana
harganya di mark up menjadi 110%, tetapi catatan pengiriman untuk pengiriman kepada kantor
cabang dicatat sesuai harganya. Kantor pusat menggunakan perkiraan laba yang tak
terealisasikan (atau beban). Pada 31 Desember barang yang tersisa pada persediaan barang
Pada akhir tahun 19X2 persediaan kantor cabang sebesar $22.000 termasuk keuntungan tak
terealisasi sebesar $2.000 dan keuntungan untuk 19X2 terlalu rendah dari $4.000 yang telah
terealisasi ketika barang dagangan dari kantor cabang telah dijual kembali ke perusahaan lain.
Kantor pusat harus mengurangi beban atau perkiraan keuntungan yang tak terealisasi menjadi
$2.000 dalam neraca pada akhir periode dan menyesuaikan keuntungannya untuk keuntungan
Contoh 3: Kantor pusat mengirim barang dengan harga $60.000 kepada anak perusahaan
sebesar 110% dari harga. Kantor pusat mencatat pengiriman tersebut sebesar $66.000 pada
kedua perkiraan pengiriman kepada kantor cabang. Pada 31 Desember barang yang tersedia
pada persediaan kantor di cabang adalah satu pertiga dari jumlah pengiriman.
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Pembentukan unit penjualan yang menyalurkan dapat mengambil bentuk sebagai agen atau pun
sebagai cabang. Perbedaan antara kedua bentuk ini didasarkan pada fungsinya dan pada kebebasannya
(independensi) dalam melaksanakan fungsi-fungsi. Organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan
untuk barang serta jasa, dan yang beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat
disebut agen penjualan. Sedangkan organisasi penjualan, yang menjual barang-barang dari persediaan
yang diselenggarakan sendiri dan yang bekerja sebagai kesauan usaha yang bebas disebut cabang
Agen penjualan yang beroperasi semata-mata hanya sebagai organisasi penjualan lokal di bawah
pengawasan langsung kantor pusat, pada umumnya tidak menyelenggarakan persediaan kecuali contoh
dari jenis produk yang ditawarkan untuk di jual. Contoh barang dagangan yang ditawarkan sebagai
promosi diberikan oleh kantor pusat. Agen penjualan biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk
membayar biaya yang dapat dibayar dengan lebih mudah melalui agen penjual. Sistem sistem seringkali
digunakan untuk mengendalikan uang kas agen penjual
Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan ke kantor pusat untuk di
setujui. Jika harga jual dan syarat kredit dapat diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan
mengirimkan barangnya kepada pelanggan ybs. Beban operasi agen penjual lainnya selain beban operasi
yang dibayar oleh agen penjual dari dana kerjanya dipenuhi oleh kantor pusat.
AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL
Agen penjual tidak membutuhkan penyelenggaraan seperangkat buku yang lengkap. Cukup dengan
penyelenggaraan ikhtisar penerimaan dan pengeluaran dana kerja serta catatan penjualan kepada
pelanggan. Ikhtisar pengeluaran dana kerja yang disertai dengan bukti pendukung dalam bentuk
voucher yang dibayar dikirimkan ke kantor pusat. Apabila manajer lokal dan atau tenaga penjual lokal
memberi imbalan sesuai dengan volume penjualan yang diselesaikan, maka catatan penjualan
mendukung informasi ini.
Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain daripada uang kas ke agen maka kantor pusat
mendebet perkiraan aktiva yang ditetapkan pada agen penjual, seperti perabot agen penjual, contohan
agen penjual, dan supplies agen penjual kemudian mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan
untuk harga pokok barang yang diberikan.
Kantor pusat dapat mencatat transaksi agen penjual dalam perkiraan pendapatan dan beban yang
digunakan untuk transaksinya sendiri, jika tidak dikehendaki perusahaan ikhtisar operasi agen penjual.
Setelah perkiraan ini ditutup, maka perkiraan ikhtisar laba –rugi melaporkan hasil operasi gabungan.
Jika kantor pusat ingin menetapkan laba bersih masing-masing agen penjualannya dan laba bersihnya
sendiri, maka kantor puat dapat menyelenggarakan perkiraan pendapatan dan beban tersendiri untuk
masing-masing unit jual. Catatan pelengkap mengenai harga pokok penjualan yang dijual oleh masing-
masing unit penjualan juga harus diselenggarakan. Catatan pelengkap ini memberikan data-data untuk
penyusunan ayat-ayat jurnal yang membebani masing-masing agen penjual dan kantor pusat dengan
harga pokok barang yang ditetapkan pada masing-masing penjualan.
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, perusahaan melakukan pemetaan wilayah sehingga
dapat diketahui pasar potensial bagi produk atau jasa yang dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini dapat
diketahui market share (bagian pasar yang dapat dimasuki) dari produk atau jasa yang
dihasilkan/ditawarkan perusahaan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangkap peluang dari
market share yang sudah diketahui ini antara lain dengan cara membuka kantor agen atau bahkan
membuka kantor cabang.
Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor agen hanya berfungsi mencarikan
pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen dilakukan langsung oleh kantor pusat.
Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen ke kantor pusat. Kantor cabang mempunyai
wewenang yang lebih luas dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor
cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Wewenang yang lebih
besar lagi adalah kantor cabang dapat membeli barang dagangan dari luar.
Perbedaan paling mendasar pencatatan yang dilakukan kantor cabang dan kantor agen berhubungan
dengan kewenangan masing-masing dalam menangani konsumen akhir.
Sehubungan dengan transaksi penjualan termasuk menerima pembayaran secara langsung dari
konsumen akhir, sedangkan kantor agen tidak mempunyai kewenangan melakukan transaksi penjualan.
Pencatatan akuntansi hanya dilakukan oleh kantor pusat. Kantor cabang melaksanakan pembukuan
tersendiri karena Kantor cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Kantor
agen dalam melakukan kegiatannya memperoleh fasilitas dari kantor pusat. Salah satu fasilitas tersebut
adalah berupa uang yang merupakan modal kerja bagi kantor agen. Oleh karena itu, pencatatan yang
dilakukan oleh kantor agen hanya sebatas pertanggung jawaban atas modal kerja dari kantor pusat.
Karena modal kerja dari kantor pusat diterima dalam bentuk uang tunai, maka dalam pengelolaannya
seperti mengelola kas kecil dengan sistem imprest. Bukti-bukti pemakaian modal kerja harus
dikumpulkan oleh kantor agen karena laporan ke kantor pusat dibuat berdasarkan bukti-bukti yang
dikumpulkan tersebut.
Metode yang dapat dipakai oleh kantor pusat dalam melakukan pencatatan
Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi Kantor Pusat.
Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
Untuk tujuan pengendalian intern dan penilaian kinerja kantor pusat, sebaiknya digunakan metode yang
kedua yaitu laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi yang diperoleh kantor pusat
sendiri. Apalagi bila kantor Agennya lebih dari satu. Dalam praktik yang sering digunakan adalah metode
yang pertama atau laba/rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan pendapatan dan biaya
kantor pusat. Sehingga tidak bisa diketahui laba atau rugi kantor agen secara tersendiri. Bila metode ini
yang digunakan, kantor pusat hanya dapat mengetahui laba atau rugi secara total/keseluruhan.
2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari pendapatan dan biaya kantor
pusat. Sehingga laba atau rugi kantor agen bisa diketahui secara individual. Apabila metode ini yang
dipakai maka diperlukan rekening tersendiri. Rekening-rekening yang dibutuhkan bila digunakan metode
ini antara lain:
b. Kantor pusat hanya memakai satu rekening buku besar untuk seluruh
Kantor Agen, sedangkan untuk masing-masing kantor agen hanya dibuatkan rekening pembantu
Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara kantor pusat dan
kantor cabang. Kantor puat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan kantor
cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang.
Seperti dijelaskan di bagian sebelumnya bahwa kantor cabang mempunyai kewenangan dalam
melakukan transaksi penjualan. Oleh karena itu, kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri.
Jadi baik kantor pusat maupun kantor cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri.
Pencatatan ini hanya berguna untuk pihak intern kantor pusat maupun kantor cabang. Untuk
kepentingan pihak ekstern kantor pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu laporan keuangan yang
berisi kinerja keuangan gabungan dari kantor pusat dan kantor cabang.
Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya berupa modal kerja awal saja,
investasi yang ditanamkan oleh kantor pusat ke kantor cabang meliputi semua kebutuhan awal kantor
cabang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor (pihak
penyandang dana) dan kantor cabang sebagai Investee (pihak penerima dana). Oleh karena itu,
diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan kantor cabang untuk
menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat menggunakan nama rekening kantor
cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang
merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang.
Dalam membuat laporan konsolidasi rekening
Banyak perusahaan menggunakan harga transfer di atas harga pokok untuk pengiriman internal ke
cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer di atas harga pokok untuk
pengiriman internal ke cabang-cabang mereka.
Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer pada harga jual normal, sementara yang lainnya
menggunakan mark-up standar. Ada juga perusahaan yang menetapkan harga transfernya melalui
formula-formula yang kompleks.
Alasan yang mendasari penetapan harga transfer di atas harga pokok, antara lain adalah agar lokasi
pendapatan antar unit dalam perusahaan dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan
dengan efisien dan agar margin laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan dengan sebenarnya.
Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga transfer di atas harga
pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus disesuaikan dengan biaya aktual dari barang
yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun tambahan laba cabang atau laba yang belum direalisasi.
Sebagai contoh, kantor pusat PT. SHAKIRA mengirim barang dagangan sejumlah Rp. 100.000.000 ke
cabangnya di Bukittinggi dengan mark-up sebesar 20%di atas harga pokok. Ayat jurnal yang harus
dibuat:
Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga di atas pokok tidak mengubah
hubungan resiprokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi mempengaruhi hubungan akun
pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat pencatatan akun ”pengiriman ke Cabang”
dikredit sebesar biaya sedangkan akun ”pengiriman dari kantor pusat” didebit sebesar harga transfer.
Perbedaan pada akun ini disebabkan adanya mark-up yang ditunjukkan pada akun laba belum direalisasi
cabang.
Misalkan saldo akun di bawah ini muncul pada PT. Shakira dan cabang pada tanggal 31 Desember 2008
sebelum penyesuaian.
Penjualan 160.000.000
Biaya 20.000.000
Penjualan 160.000.000
Biaya 30.000.000
(untuk menutup akun nominal dan mentransfer saldo ke akun kantor pusat)
Informasi ini digunakan oleh kantor pusat untuk mencatat laba cabang:
Kantor pusat juga menyesuaikan akun laba belum direalisasinya untuk mendapatkan Rp. 2000.000 laba
yang belum direalisasi pada persediaan akhir cabang (12.000.000 – (12.000.000/120%)
(untuk menyesuaikan akun laba belum direalisasi ( 20.000.000-2000.000) dan laba cabang
Setelah ayat jurnal ini dibukukan, akun laba belum direalisasi akan memiliki saldo 2000.000 sama
dengan saldo laba yang belum direalisasi pada persediaan cabang bukittinggi. Akun laba cabang
bukittinggi menunjukkan saldi 40.000.000. jumlah ini merupakan laba cabang berdasarkan harga pokok
perhitungannya adalah demikian:
Penjualan 160.000.000
Kantor pusat melakukan penyesuaian pada akhir tahun untuk mengurangi akun pengiriman ke
kantor cabang pada dasar biaya, memasukkan akun beban untuk keuntungan tak terealisasi di
dalam persediaan akhir cabang itu, dan melakukan penyesuaian laba perusahaan pada kantor
cabang yang terealisasi dengan menaikkan harga pada barang dagangan yang dijual kepada
entitas lain.