Anda di halaman 1dari 55

AKUNTANSI UNTUK PUSAT, AGEN DAN CABANG.

Agen adalah suatu perwakilan yang bekerja sebagai


suatu unit organisasi penjualan lokal pada suatu daerah tertentu dibawah pengawasan kantor pusat. ...
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan pendapatan dan biaya
kantor pusat.26 Mei 2016

https://www.academia.edu/4915985/BAB_8_AKUNTANSI_untuk_KANTOR_PUSAT_dan_KANTOR_CABA
NG

lailia nur chasanah

Kamis, 26 Mei 2016

AKUNTANSI UNTUK PUSAT, AGEN DAN CABANG

AKUNTANSI UNTUK PUSAT, AGEN DAN CABANG

A. Akuntansi Untuk Pusat dan Agen

Agen adalah suatu perwakilan yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal pada suatu
daerah tertentu dibawah pengawasan kantor pusat. Agen tidak mengadakan pencatatan secara
komplit, tetapi pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan
dan pengeluaran kas. Penerimaan kas pada suatu agen berasal dari hasil penjualan barang dagangan
tetapi berasal dari kantor pusat sebagai pengisian dana untuk modal kerja guna membiayai operasi
agen. Pengeluaran kas pada suatu agen guna membiayai operasi, biasanya dicatat dalam beberapa
rangkap dan tembusannya diberikan kepada kantor pusat. Persediaan barang dagangan yang ada pada
suatu agen, bukan merupakan persediaan barang untuk dijual, tetapi hanya berupa sampel
(contoh/monster) saja. Apabila terjadi pesanan dari pembeli, pesanan tersebut diterima oleh agen untuk
dikirimkan langsung kekantor pusat untuk dimintakan persetujuan. Jika semua syarat sudah dipenuhi,
kantor pusat akan mengirimkan barang pesanan tersebut kepada pembeli bersama-sama faktur
penjualannya tanpa melalui agen.

Untuk mencatat transaksi yang terjadi pada suatu agen digunakan sistem saldo tetap, yaitu semua
transaksi dicatat atas nama kantor pusat sehingga tidak disediakan rekening tersendiri. hanya saja setiap
transksi yang berhubungan dengan agen diberikan tanda atau diberi nama agen yang bersangkutan.
semua transaksi akan dibukukan oleh kantor pusat. Pembukuan transaksi-transaksi dengan agen oleh
kantor pusat dapat menggunakan dua metode pencatatan yaitu:

1. Laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan melalui agen dicatat secara terpisah, dan

2. Laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan mmelalui agen dicatat secara tidak terpisah.
Untuk tujuan pengendalian intern dan penilaian kinerja kantor pusat, sebaiknya digunakan metode yang
kedua yaitu laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi yang diperoleh kantor pusat
sendiri. Apalagi bila kantor Agennya lebih dari satu. Dalam praktik yang sering digunakan adalah metode
yang pertama atau laba/rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
Penjelasan dari kedua metode adalah sebagai berikut:

1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat

Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan pendapatan dan biaya
kantor pusat. Sehingga tidak bisa diketahui laba atau rugi kantor agen secara tersendiri. Bila metode ini
yang digunakan, kantor pusat hanya dapat mengetahui laba atau rugi secara total/keseluruhan.

2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat

Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari pendapatan dan biaya kantor
pusat. Sehingga laba atau rugi kantor agen bisa diketahui secara individual. Apabila metode ini yang
dipakai maka diperlukan rekening tersendiri. Rekening-rekening yang dibutuhkan bila digunakan metode
ini antara lain:

a. Modal kerja kantor agen

b. Penjualan kantor agen

c. BPP kantor agen

d. Biaya pemasaran kantor agen

e. Biaya administrasi dan umum kantor agen

Apabila kantor pusat mempunyai Kantor Agen lebih dari satu, maka dapat digunakan salah satu dari cara
berikut:

a. rekening masing-masing kantor agen disendirikan atau diberikan kode berbeda.

b. Kantor pusat hanya memakai satu rekening buku besar untuk seluruh Kantor Agen, sedangkan
untuk masing-masing kantor agen hanya dibuatkan rekening pembantu.

Hubungan Kantor Pusat Dan Agen:

1. Operasi (Usaha) Suatu Agen

a. Beroperasi sebagai organisasi penjualan lokal di bawah petunjuk kantor pusat


b. Biaya operasi diperoleh berupa modal kerja dari kantor pusat. Pengawasan modal kerja (kas agen)
digunakan Imprest Fund System.

c. Diserahkan pertanggung jawaban untuk operasi pengawasan piutang, pembuatan faktur penjualan
dan atau menagih piutang dagang.

2. Akuntansi Suatu Agen. Akuntansi di agen


tidak diperlukan pembukuan lengkap, kegiatan meliputi pengikhtisaran modal kerja yang diterima dan
digunakan, serta mencatatnya penjualan kepada langganan. Akuntansi suatu agen di selenggarakan
pada buku – buku kantor pusat, dengan cara :

a. Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen tidak ditentukan secara terpisah. Cara ini
menunjukkan bahwa seluruh transaksi penjualan ( rekening penjualan ) dan biaya -biaya ( rekening biaya
) yang terjadi di tiap agen, dicatat dalam rekening pembukuan seperti halnya dengan transaksi –
transaksi penjualan dan biaya reguler yang terjadi di kantor pusat. Pada penutupan buku, saldo laba
atau rugi menunjukan Catatan hasil operasi kombinasi yaitu hasil operasi di tiap agen dan hasil operasi
di kantor pusat.

b. Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen ditentukan secara terpisah. Cara ini
menunjukan bahwa diperlukan rekening rekening khusus pembukuan untuk agen, terutama
rekening penghasilan untuk mencatat semua transaksi penjualan dan rekening biaya untuk
mencatat semua biaya yang terjadi pada agen. Apabila kantor pusat mempunyai beberapa agen, maka
rekening penghasilan dan rekening biaya diselenggarakan sbg rekening kontrol ( buku besar),
sedangkan rekening penghasilan dan biaya untuk tiap agen diselenggarakan sbg rekening rekening
pembantu (tambahan). Pada penutupan buku, saldo laba atau rugi menunjukan Catatan hasil operasi
tiap agen.

B. Akuntansi Untuk Pusat dan Cabang

Berbeda dengan agen, cabang mempunyai otonomi sendiri dalam hal menyelenggarakan pembukuan .
cabang berusaha dan bekerja sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.Dalam usahanya tersebut, cabang
diberi modal kerja oleh kantor pusat, baik berupa uang kas, barang-barang dangangan maupun aktiva-
aktiva lainnya.

Otonomi yang lain diberikan kepada cabang oleh kantor pusat adalah:

- Cabang dapat membeli sendiri barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintaan barang dagangan yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat.
- Cabang dapat melakukan aktipitas penjualan mulai dari usaha untuk mendapatkan pembeli,
mengirimkan barang dagangan beserta pembuatan pakturnya,menagi piutangnya, dan menyimpan uang
hasil dari penjualan tersebut.

Dalam hubungan antara kantor pusat dan cabang, dikenal adanya sistem sentralisasi dan sistem
desentralisasi. Pada sistem sentralisasi, proses terjadinya transaksi pembukuan dan proses-proses
pencatatan lainnya sama seperti pada hubungan kantor pusat dan agen yang telah diuraikaan
dimuka.Pada sistem desentralisasi, cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri sehingga
proses terjadinya transaksi, pembukuan dan proses pembuatan laporan dilaksanakan seperti halnya
perusahaan-perusahaan pada umumnya.

Hubungan antara kantor pusat dan cabang akan tampak pada rekening timbal balik (reciprocal
account), yaitu rekening buku besar yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak. Rekening timbal
balik tersebut adalah dikantor pusat mempunyai rekening”R/K-kantor cabang”, sedang dicabang
mempunyai rekening”R/K-kantor pusat”.

Penggunaan masing-masing rekening tersebut adalah sbb:

1. Dikantor pusat terdapat rekening “ R/K kantor cabang “yang menggunakannya adalah:

Debit :

- Untuk mencatat pengiriman uang atau pengiriman barang (dropping) kekantor cabang.

- Untuk mencatat pembebanan biaya kepada kantor cabang.

- Untuk mencatat pengakuan laba dari operasi kantor cabang.

Kredit:

- Untuk Mencatat penerimaan uang dari kantor cabang.

- Untuk mencatat penerimaan kiriman barang atau pengembalian barang dari kantor cabang

- Untuk mencatat pengakuan rugi dari operasi kantor cabang.

2. Dikantor cabang terdapat rekening”R/K- kantor pusat” yang penggunaannya adalah sbb:

Debit :

- Untuk mencatat pengiriman atau setoran uang kekantor pusat.

- Untuk mencatat pengembalian barang atau pengiriman barang ke kantor pusat.


- Untuk mencatat rugi operasi cabang pada saat penutupan untuk dilaporkan ke kantor pusat.

Kredit:

- Untuk Mencatat penerimaan uang dari kantor pusat.

- Untuk mencatat penerimaan dropping barang ke kantor pusat.

- Untuk mencatat laba operasi cabang pada saat penutupan untuk dilaporkan ke kantor pusat.

Kantor pusat adakalanya menginvestasikan sebagian aktiva tetap kepada kantor cabang. Apabilah
terjadi hal yang demikian, maka diperlukan sama seperti pengiriman barang dagangan. Halini
disebabkan karena pengiriman aktiva tetap akan dinvestasikan yang sefatnya tetap serta menyangkut
jangka waktu lebih dari satu periode akuntasi, sehingga transaksi yang demikian tidak boleh
menggunakan rekening “R/K- Kantor cabang” ataupun”R/K-akntor pusat”.

Pengiriman kekayaan ( selain barang dagangan) kekantor cabang, pada saat pengiriman akan dicatat
sbb: Aktiva tetap- kantor cabang………………………….Rp XX

Aktiva tetap………………………………………………..Rp XX

Sedangkan untuk kantor cabang akan mencatat: Aktiva


tetap…………………………………………...Rp XX

Aktiva tetap kantor pusat…………………………………..Rp XX

Apabila investasi selain barang dagangan yang sipatnya jangka panjang dilakukan oleh kantor pusat,
maka kantor pusat akan menjurnal: Investasi tetap –kantor cabang…………………………Rp
XX

Aktiva tetap/saham/surat berharga……………………………Rp XX

Sedangkan untuk kantor cabang akan mencatat sbb:

Aktiva tetap/saham/surat-surat berharga……………Rp XX

investasi tetap dari kantor pusat………………………………….Rp XX

C. Pengiriman Uang ( Transfer Kas ) Antar Cabang


Pengiriman uang antar cabang ini dapat terjadi karena cabang yang satu mengirimkan sejumlah uang
kepada cabang yang lain baik atas kemuan sendiri mauppun kemauan atas kantor pusat. Apabila
sejumlah uang sudah di kirimkan ke cabang yang lain,kedua cabang yang terlibat dalam transaksi
pengiriman tersebut tidak perlu membuat rekening khusus yang menyebutkan nama atau tempat
masing-masing cabang tetapi transaksi tersebut akan di tangani oleh kantor pusat dengan berdasarkan
otorisasi yang diberikan.

Pencatatan di lakukan oleh masing-masing pihak yaitu cabang penerima akan mengkredit rekening “R/K
–kantor pusat” seperti halnya pada saat menerima dopping kas dari pusat dan mendebet rekening kas.
Untuk cabang pengiriman akan mendebit rekening “R/K-kantor pusat ” ,sebagai mana halnya dia
menyatorkan uang ke pusat dan mengkredit rekening kas. Sedangkan untuk kantor pusat sendiri akan
membut jurnal antar cabang yaitu dengan mengkredit rekening “ R/K –kantor cabang pengiriman” dan
mendebit rekening R/K – kantor cabang penerima”.

D. Pengiriman Barang Antar Cabang

Pengiriman barang adalah pengiriman barang dagangan (transfer of merchandise), seperti halnya pada
transfer kas pengiriman barang dagangan antara cabang ini otorisasi tetap ada pada kantor pusat. Untuk
pengiriman barang dagangan ini, menimbulkan masalah tersendiri yaitu ongkos angkut untuk
pengiriman barang dagangan dari cabang pengirim dari cabang penerima.

Dalam hal pengiriman barang-barang dari pusat ke cabang biasanya ongkos angkutnya untuk barang-
barang tersebut di perhitungkan dan menjadi beban untuk kantor cabang yaitu ditambahkan pada harga
barang-barang yang bersangkutan. Tetapi dalam hal pengiriman barang antar cabang di lakukan atas
perintah kantor pusat, maka perlakuan terhadap ongkos angkut barang tersebut di atur sebagai berikut :

1. Ongkos angkut barang dari cabang pengirim ke cabang penerima, terlebih dahulu dibayar oleh
cabang pengirim dan nantinya akan di perhitungkan sebagai beban kantor pusat.

2. Cabang penerima akan dibebani ongkos angkut sebesar ongkos angkut apabila barang tersebut
langsung di kirim dari kantor pusat, bukan sebesar ongkos angkut dari cabang pengirim.

3. Apabila terjadi selisi ongkos angkut antar cabang pengirim ke cabang penerima dengan ongkos
angkut dengan kantor pusat langsung ka cabang penerima, maka selisih ongkos angkut tersebut
dibebankan ke kantor pusat dan di catat kedalam rekening “ selisih Ongkos Angkut Barang Antar
Cabang”.

E. Pengiriman Barang ke Cabang di Nota di Atas Harga Pokoknya


Tujuan pengiriman barang kecabang dinota diatas harga pokoknya dimaksudkan untuk menutup
sebagian ongkos pengurusan dan ongkos pengawasan serta menutup biaya-biaya administrasi yang
menyangkut hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang. Apabila barang dikirim kecabang dicatat
diatas harga pokoknya, maka nilai barang yang diterima oleh cabang akan dicatat lebih tinggi dari harga
pokoknya yang seharusnya. akibatnya adalah laba yang dilaporkan oleh cabang sebenarnya lebih rendah
dari yang sesungguhnya. demikian pula laporan mengenai persedian akhir barang dagang yang masih
ada dicabang, tidak sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya.

Oleh Karena Itu Lah, Maka Informasi Atau Data-Data Mengenai Pengiriman Barang kecabang yang
dinota diatas harga pokoknya harus dikum pulkan dan disimpan oleh kantor pusat untuk digunakan
dalam proses penyesuain pada saat akan disusun laporan keuangan. Selisih yang ada antara “harga
pokok” Menurut kantor pusat dengan “Harga diatas nota” untuk cabang, dicatat kedalam rekening
“Cadangan kenaikan harga barang cabang” pada buku kantor pusat.

F. Masalah Barang yang di Nota di Atas Harga Pokok, Belum Semuanya Habis Terjual Oleh Cabang

Apabila terjadi bahwa barang dangangan yang dikirimkan kecabang yang dinota atas harga pokok belum
berhasil dijual seluruhnya oleh cabang, maka dalam hal ini barang yang belum terjual tersebut melekat
pada persediaanakhir milik cabang. kantor pusat dalam hal ini harus segera mengadakan penyesuain
terhadap rekening-rekening “dagang kenaikan harga barang cabang” dan penyesuain terhadap harga
pokok dan laba yang dilaporkan oleh cabang. Pada akhir periode, sesaat setelah cabang melaporkan
jumlah barang dagangan yang dikirim dari pusat yang terjual beserta laporan laba ruginya, maka kantor
pusat akan segera menghitung kembali harga pokok yang seharus nya dari barang dagangan yang telah
dijual oleh cabang, kemudian setelah itu menghitung laba atau rugi yang sebenarnya dan segera
mengurangi atau menyesuaikan rekening “ cadangan kenaikan harga barang cabang”.

G. Rekonsiliasi antara Kantor pusat dan cabang

Prosedur Pembuatan Rekonsiliasi:

1. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu besar, misalnya transaksi:

a. Pengiriman kas dari kantor cabang masih dalam perjalanan

b. Pengembalian barang dagangan dari kantor cabang masih dalam perjalanan

c. Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor cabang telah dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.
d. Pembebanan biaya kepada kantor cabang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

e. Pengakuan laba kantor cabang yang terlalu besar atau rugi yang terlalu kecil.

2. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu kecil, misalnya transaksi:

a. Penagihan piutang kantor pusat yang dilakukan oleh kantor cabang.

b. Laba kantor cabang yang belum diakui atau diakui terlalu kecil oleh kantor pusat.

c. Pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat.

d. Pengiriman aktiva dari kantor pusat ke kantor cabang yang terlalu kecil.

e. Pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pusat yang terlalu besar.

f. Rugi kantor cabang yang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

3. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor Pusat terlalu besar, misalnya transaksi:

a. Penagihan piutang kantor cabang yang dilakukan oleh kantor pusat dicatat terlalu besar.

b. Pengirirman barang dagangan dari kantor Pusat yang dinilai terlalu besar oleh kantor cabang.

c. Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor Pusat telah dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.

d. Pembebanan biaya kepada kantor pusat yang dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.

4. Penyebab yang berakibat oleh saldo rekening koran kantor pusat terlalu kecil, misalnya transaksi:

a. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat yang masih dalam perjalanan.

b. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang.

c. Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor pusat telah dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.

d. Pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang.

(Nathasya Br 2011 - 012 - 149, Nathania Katherine 2011 - 012 - 158, Nathania Raisha 2011 - 012 - 440)

Di dalam sistem akuntansi untuk hubungan kantor pusat – kantor cabang, antara rekening koran kantor
pusat dengan rekening koran kantor cabang tidak selalu sama jumlahnya oleh karena itu harus dibuat
rekonsiliasi dari kedua rekening tersebut. Jadi rekonsiliasi adalah prosedur pengecekan, pembandingan
dan analisa terhadap perbedaan atau selisih yang terjadi antara rekening koran kantor pusat dan kantor
cabang.

H. Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Antara Pusat dan Cabang

Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabang,
dibuatlah “Kertas Kerja Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan” yang berisi kolom-kolom:

1. Akun Kantor Pusat.

2. Akun Kantor Cabang.

3. Eliminasi Debet dan Kredit.

4. Kolom Neraca Gabungan atau Laporan Laba-Rugi Gabungan.

Kantor Pusat dan Cabang: Pencapaian tujuan pemasaran Agen (Agency) atau Cabang (Branch).
Perbedaan Agen dan cabang :

1. Agen Cabang

a. fungsi penerima pesanan

b. persediaan berupa sample

c. syarat-syarat penjualan ditentukan pusat

d. modal kerja diberi pusat

e. wewenang transaksi

f. mempunyai persediaan

g. memberikan syarat-syarat penjualan

h. transaksi pembayaran sendiri.

2. Hubungan Agen dan Pusat :

Agen hanya menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan
pusat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi di agen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. ditentukan secara terpisah

b. ditentukan secara tidak terpisah.

3. Hubungan Cabang dan Pusat :

Bekerjanya suatu cabang diantaranya adalah :

a. Cabang diberi modal kerja

b. Cabang dapat membeli kebutuhan barang dagangan

c. Cabang dapat melakukan aktivitas penjualan

Sistem Akuntansi Cabang :

a. Sentralisasi. Pembukuan sepenuhnya dilakukan oleh kantor Pusat.

b. Desentralisasi. Cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada


cabang.

c. mengeliminasi saldo rek R/K Pusat dan R/K Cabang dan hutang pihutang pusat cabang.

d. menjumlahkan saldo-saldo rekening aktiva dan hutang.

Laba/ Rugi :

a. mengeliminasi Pengiriman brg Pusat dan Pengiriman brg Cabang dan rekening pendapatan dan
biaya-biaya pusat cabang

b. menjumlahkan saldo pendapatan dan biaya.

Penyesuaian dari perkiraan silang Saldo perkiraan cabang dalam buku kantor pusat dan saldo perkiraan
kantor pusat dalam buku cabang munkin tidak menunjukkan saldo yang bersilangan pada suatu
saat,karena data-data tertentu antar kantor yang telah dicatat oleh kantor yang satu belum tentu
dicatat oleh kantor yang lain.

Data –data yang harus dipertimbangkan dalam mencocokan dua perkiraan silang antara lain:

a. debit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat.

b. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debit yang sama pada perkiraan kantor pusat.

c. Debit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor
cabang.
d. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debit yang sama pada kantor cabang.

I. Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan antara Pusat dan Cabang Apabila Barang Dagangan di
Cabang di Nota/di Catat di Atas Harga Pokok

Apabila barang untuk cabang oleh kantor pusat dicatat diatas harga pokoknya, maka pada saat akan
disusun laporan keuangan gabungan akan menimbulkan beberapa masalah yang harus diperhatikan,
yaitu :

a. Persediaan akhir maupun awal barang-barang di cabang yang berasal dari pusat

b. Kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan, disusun berdasarkan neraca saldo (trial
balance) dari pusat dan cabang.

http://lailianc33.blogspot.com/2016/05/akuntansi-untuk-pusat-agen-dan-cabang.html?m=1

Daftar Pustaka

1. Sabeni, A. 1997. Pokok Pokok Akuntansi Lanjutan. Yogjakarta: Liberty

2.
https://www.academia.edu/4915985/BAB_8_AKUNTANSI_untuk_KANTOR_PUSAT_dan_KANTOR_CABA
NG

3. https://amar20.files.wordpress.com/2008/12/akuntansi-pusat-dan-cabang.pdf

4. http://harjo820.blogspot.co.id/2015/03/akuntansi-untuk-agenpusat-dan-cabang.html

ALL FRIENDSTER

ALL FRIENDSTER
Hubungan Kantor Pusat,Agen dan Cabang

HUBUNGAN KANTOR

PUSAT, AGEN dan CABANG

Irwandi, S.E., M.S.Ak.

A. PENGERTIAN

Salah satu usaha perusahaan dalam memperluas daerah pemasaran adalah dengan cara membuka
kantor agen atau kantor cabang di luar daerah. Dengan demikian pelayanan kepada konsumen dapat
menjangkau kebeberapa daerah yang lebih luas

Agen merupakan organisasi yang dibentuk perusahaan sebagai perwakilan yang hanya berfungsi
menampung order dari pembeli dan meneruskan ke perusahaan di kantor pusat. Berbeda dengan agen,
cabang merupakan organisasi yang mempunyai otonomi sendiri dan berhak menjual barang-barang dari
persediaan yang dibentuk, baik persediaan yang diperoleh dari kantor pusat maupun dari hasil
pembelian sendiri. Namun demikian kantor cabang dalam menjalankan operasinya tetap dikontrol oleh
kantor pusat.

B. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN AGEN

Pembukuan sepenuh dilakukan di kantor pusat, dan rugi-laba dapat ditentukan secara terpisah atau
dapat juga rugi-laba tidak ditentukan secara terpisah.

Perhatikan contoh di bawah ini :


Transaksi yang dilakukan Kantor Pusat Jakarta dengan Agen di Lampung selama bulan April 2005 sebagai
berikut :

1. Kantor pusat mengirim sample barang ke kantor agen Lampung dengan harga pokok Rp 3.000,00

2. Kantor pusat mengirim kas ke agen Lampung sebagai modal kerja sebesar Rp 1.500,00

3. Dilakukan penjualan barang atas konsumen agen Lampung dengan harga faktur dari kantor pusat Rp
30.000,00 dan harga pokok penjualan sebesar Rp 22.500,00.

4. Pengisian kembali modal kerja agen Lampung, terdiri dari :

- Beban administrasi Rp 1.000,00

- Beban lain-lain Rp 350,00

Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut :

Keterangan : Saldo rekening “Pengiriman barang kepada Agen Lampung” dilaporkan sebagai
pengurang Jumlah Barang Siap Dijual pada saat penyusunan Harga Pokok Penjualan

C. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG

Pengolahan data transaksi yang terjadi di kantor cabang bisa dilaksanakan dengan sistem sentralisasi
atau desentralisasi.

Sistem pencatatan dengan cara sentralisasi, pembukuan sepenuhnya dilakukan oleh kantor pusat,
kantor cabang hanya mengumpulkan dokumen-dokumen dasar yang selanjutnya dikirim ke kantor
pusat. Lain halnya dengan sistem desentralisasi, kantor cabang menyelenggarakan pembukuan atas
transaksi-transaksinya sendiri seperti pada perusahaan yang beridiri sendiri.

Perhatikan contoh di bawah ini :

Transaksi yang dilakukan PT MAXIMA antara kantor pusat dan kantor cabang X selama tahun 2004
sebagai berikut :
1. Cabang X menerima uang tunai Rp 6.000,00 dari kantor pusat sebagai modal kerja.

2. Cabang X menerima barang dagang dari kantor pusat sebesar harga pokok Rp 12.000,00

3. Pembelian peralatan kantor oleh kantor cabang X secara tunai Rp 4.000,00

4. Penjualan barang dagang oleh kantor cabang X sebesar Rp 13.000,00, diterima tunai Rp 5.000,00
sisanya secara kredit.

5. Diterima per kas dari debitur sebesar Rp 5.000,00

6. Kantor cabang X membayar beban gaji Rp 1.100,00, sewa kantor Rp 800,00 listrik dan air Rp 100,00,
dan beban lain-lain Rp 500,00

7. Kantor cabang X mengirim uang tunai ke kantor pusat sebesar Rp 5.000,00

8. Biaya yang dikeluarkan kantor pusat dibebankan ke kantor cabang X berupa beban asuransi Rp 400,
brosur dan katalog Rp 600, beban iklan Rp 500 dan beban bunga Rp 1.500

9. Penyesuaian per 31 Desember 2004 :

a. Persediaan akhir Rp 5.100,00

b. Penyusutan peralatan kantor Rp 100,00

10. Penutupan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya

11. Pemindahan saldo rugi-laba ke rekening kantor pusat

12. Pengakuan laba kotor kantor cabang oleh kantor pusat

13. Pemindahan saldo laba operasi cabang X ke rekening “Ikhtisar rugi-laba”

Jurnal yang diperlukan baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang X sebagai berikut :

D. LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN


Laporan keuangan gabungan yang dimaksud adalah laporan keuangan gabungan antara kantor pusat
dan kantor cabang. Sekalipun masing-masing kantor pusat dan kantor cabang membuat laporan
keuangan, namun untuk melihat gambaran secara menyeluruh dan bulat mengenai hasil usaha dan
posisi keuangan perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dibuatkan laporan keuangan
gabungan antara kantor pusat dengan kantor cabang-cabangnya.

Daftar Lajur

Daftar lajur atau kertas kerja digunakan untuk mempermudah dalam menggabungkan saldo rekening-
rekening pembukuan di kantor pusat dan di kantor cabang. Dalam daftar lajur memuat kolom eliminasi
yang digunakan untuk mengeliminasi (menghapus) rekening timbal balik.

Rekening timbal balik yang ada di neraca :

1. Pembukuan di Kantor Cabang, dengan nama rekening “R/K kantor pusat” (bersaldo normal Kredit)

2. Pembukuan di Kantor Pusat, dengan nama rekening “R/K kantor cabang” (bersaldo normal Debit)

Rekening timbal balik yang ada di rugi-laba :

1. Pembukuan di Kantor Cabang, dengan nama rekening “Pengiriman barang dari kantor pusat”
(bersaldo normal debit) dan “Beban Bunga” (debit)

2. Pembukuan di Kantor Pusat, dengan nama rekening “Pengiriman barang ke kantor cabang” (bersaldo
normal kredit) dan “Pendapatan Bunga “ (kredit)

Perhatikan data di bawah ini :

Laporan Rugi-Laba PT CINTA DAMAI baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang untuk tahun buku
2004 sebagai berikut :

Laporan Neraca PT CINTA DAMAI baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang untuk tahun buku 2004
sebagai berikut :
Untuk membuat Laporan Keuangan Gabungan Pusat dan Cabang, maka terlebih dahulu membuat Daftar
Lajur, seperti sebagai berikut :

DAFTAR LAJUR RUGI-LABA GABUNGANN

Berdasarkan Daftar Lajur rugi-laba gabungan, maka selanjutnya menyusun Laporan Rugi-Laba
Gabungan, seperti di bawah ini :

PT CINTA DAMAI

Laporan Rugi-Laba Gabungan

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2004

Penjualan Rp 7.800.000,00

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan barang dagang, awal Rp 550.000,00

Pembelian Rp 5.500.000,00 +

Jumlah Barang Siap Dijual Rp 6.050.000,00

Persediaan barang dagang, akhir Rp 1.210.000,00 -

Jumlah Harga Pokok Penjualan Rp 4.840.000,00 -

Laba Kotor Rp 2.960.000,00

Beban-Beban Usaha Rp 2.040.000,00 -


Laba Usaha Rp 920.000,00

http://allfriendster.blogspot.com/p/blog-page_26.html?m=1

PENDIDIKAN AKUNTANSI

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 “HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG PROSEDUR
UMUM”

- Agustus 10, 2017

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

“HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG PROSEDUR UMUM”

Disusun Oleh:

AL-WAHFI SUHADA SIPAHUTAR

ANNE NOVITA MANIK


Kelas A 2015

logo-universitas-negeri-medan.jpeg

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

PERBEDAAN AGEN DAN CABANG

Pembentukan unit penjualan yang menyalurkan dapat mengambil bentuk sebagai agen penjual
ataupun sebagai cabang. Organisasi penjualan hanya mengambil pesanan untuk barang serta jasa, dan
yang beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat disebut agen, penjual.
Sedangkan organisasi penjualan, yang menjual barang-barang dari persediaan yang diselenggarakan
sendiri dan yang bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independent) disebut cabang.

OPERASI AGEN PENJUAL


Agen penjual yang beroperasi semata-mata hanya sebagai organisasi penjualan local dibawah
pengawsan lansung kantor pusat, pada umumnya tidak menyelenggarakan persediaan kecuali contoh
dari jenis produk yang di tawarkan untuk dijual.

Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan ke kantor pusat untuk
disetujui. Jika harga dan syarat kredit dapat diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan
mengirimkan barangnya kepada pelanggan bersangkutan.

AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL

Dalam penggunaan system imprest untuk dana kerja agen penjual, kantor pusat menulis
selembar cek kepada agen penjual sebesar dana kerja. Pembentukan dana ini dicatat dalam buku kantor
pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual dan mengkredit perkiraan kas. Apabila
kantor pusat menyerahkan aktiva lain daripada uang kas kepada agen penjual, maka kantor pusat
mendebet perkiraan aktiva yang ditetapkan pada agen penjual.

Ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mendapatkan pembentukan agen penjualan dan ayat-
ayat jurnal untuk mencatat kegiatan unit penjualan ini, aumsikan bahwa tanggal 1 Maret, General
Traders Inc., membentuk sebuah agen penjual di Toledo. Pendapatan dan beban agen penjual ini di
catat dalam perkiraan tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil operasi agen penjual serta kantor
pusat ditetapkan pada tiap akhir bulan transaksi agen penjual.

Transaksi Agen Penjualan

Buku Kantor Pusat

1. Maret

Penerimaan dana kerja dari kantor pusat

Dana Kerja – Agen Penjual Toledo $ 10.000

1 – 31 Maret

Pesanan dikirim agen penjual disetujui kantor pusat dan diisi kantor pos
Piutang Usaha ……………….$ 5.000

Penjualan A.P Toledo …………$ 5.000

Penagihan kas oleh kantor untuk kepentingan agen penjual

Kas……………………$ 3.000

Piutang Usaha …………..$ 3.000

Pengeluaran kas oleh kantor pusat untuk kepentingan agen penjual

Gaji dan Komisi A.P Toledo 250

Sewa A.P Toledo 200

Bahan –bahan iklan A.P Toledo 450

31 Maret

Pengisian kembali dana kerja berdasarkan pembayaran voucher beban yang dikirimkan oleh agen
penjual oleh kantor pusat

Gaji dan Komisi A.P Toledo $3.50

Macam – macam biaya A.P Toledo 200

Kas……………………………….$550

Ayat – ayat jurnal transaksi yang

Mengikhtisarkan transaksi agen penjual


Dana untuk penyesuaian agen penjual harga pokok barang yang ditetapkan pada penjualan agen
penjual $ 3.500. bahan iklan yang ada mendekati 2/3 yang di terima

HPP A.P Toledo…………$ 350

Pengiriman barang dagang

A.P Toledo……………………….$ 350

Pemakaian bahan iklan A.P

Toledo……………$ 150

Bahan iklan A.P Toledo $ 150 1/3 x 450

Penjualan A.P Toledo $5000

L/R A.P Toledo $5000

Laba dan rugi A.P Toledo $4.650

HPP A.P Toledo $3.500

Gaji & Komisi A.P Toledo 600 ( 350 + 250)

Sewa A.P Toledo 200

Pakai bahan iklan A.P Toledo 150

Macam2 biaya A.P Toledo 200

Laba dan rugi A.P Toledo $ 350

Ikhtisar Rugi laba 350

(5000 – 4650)
Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian disusun, kemudian perkiraan pendapatan dan beban agen
penjual ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba agen penjual. Perkiraan ikhtisar rugi laba masing-
masing agen penjual kemudian, dipindahkan ke perkiraan ikhtisar rugi-laba umum, dimana laba atau
rugi kegiatan kantor pusat juga akan diikhtisarkan.

OPERASI CABANG

Meskipun suatu cabang teroperasi sebagai unit usaha tersendiri, namun masih berada dibawah
pengendalian kantor pusat.

Kantor pusat memperlengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan aktiva lainnya
yang mungkin dibutuhkan. Kantor cabang dapat memebeli barang dagangan dari pihak luar dalam
memenuhi kebutuhan local tertentu, untuk barang-barang yang tidak tersedia dari unit afiliasi. Cabang
mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelanggannya, dan melakukan penagihan atas piutang
usaha, dan jumlah ang di depositokan ke rekening banknya sendiri.

Dalam beberapa hal, kantor pusat dapat mengemban tanggung jawab untuk menagih piutang
usaha cabang, atau cabang dapat diharuskan untuk menyetorkan penerimaan kasnya ke kredit kantor
pusat dan melakukan pembayaran per kas dari suatu dana kerja yang diselenggarakan berdasarkan
system imprest.

AKUNTANSI UNTUK CABANG

Sistem akuntansi cabang dapat menetapkan

1. Penyelenggaraan catatan cabang dikantor pusat

2. Penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun di kantor pusat

3. Penyelenggaraan catatan cabang dicabang sendiri

Untuk mengilustrasikan akuntansi bagi operasi cabang, bahwa pada tanggal 1 Oktober Southern Supply
Company Of Los Angeles membuka cabang. Pertamanya di San Diego. Cabang-cabang lainnya
direncanakan untuk dibuka di masa mendatang. Cabang harus menyelenggarakan buku tersendiri dan
harus mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat pada tiap akhir bulan. Barang dagangan harus
difaktur dengan harga pokok. Inventaris cabang harus dimasukkan dalam buku kantor pusat. Cabang
harus dibebani 6% atas investasi kantor pusat di cabang ini pada tiap awal bulan. Transaksi cabang no. 1
dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku cabang dan kantor pusat diperlihatkan di
bawah ini. Penjelasannya diberikan kemudian.

Transaksi kantor cabang


Buku kantor pusat

Buku kantor pusat

1 Oktober

(1) Penerimaan Uang kas dari kantor pusat

Cabang No.1..$6.000

Kas ………..….$6.000

Kas …..$6.000

Kantor pusat…..$6.000

(2) Penerimaaan Barang Dagangan Dari Kantor Pusat, Yang Difakturkan Dengan Harga Pokok $ 12.000

Cabang No 1..$12.000

Pengiriman

Brg Dagangan

Kec Cbg No.1..$12.000

Pengiriman

Brg Dagangan

Dari ktr pusat…..$12.000

Kantor pusat.….$12.000

(3) pembeliaan inventaris kantor oleh cabang per kas yang harus dicatat dalam buku kantor pusat

Inventaris

Cabang No.1 …$3.000

Cabang No.1........$3.000

Kantor usaha….$6.500

Penjualan …..…$6.500
2 – 31 Oktober

(4) (a) Penjualan dengan kredit

(b) Penagihan atas piutang usaha

Piutang usaha…$6.500

Penjualan ………$6.500

Kas …$3.500

Piutang usaha $3.500

(5) Pembayaran beban

Gaji & Komisi tenaga

Penjualan …..$400

Sewa ………...$200

Macam-macam

Beban ……….$150

Kas………………$750

(6) Pengiriman uang kekantor pusat

Kas ……………$2.000

Cabang N0.1……$2.000

Ktr Pusat.$ 2.000

Kas ……………...$2.000

(7) Beban cabang yang dikirimkan oleh kantor pusat

(a) Asuransi Aktiva cabang $35

(b) Penyusutan investaris $50


(c) Pajak atas Aktiva cabang $25

(d) Iklan $300

(e) bunga 6% untuk satu beban pada inventaris cabang sebesar $ 18.000 pada tanggal 1 oktober $90

Cabang No.1..$ 500

Asuransi dibayar dimuka $ 35

Ak penyusutan inventaris

Cabang No.1 $ 50

Hutang Pajak $ 25

Iklan $ 300

Pendapatan

Bunga cbg no.1 $ 90

Asuransi …...$35

Beban Peny

Inventaris $50

Pajak $25

Iklan $300

Beban bunga

Kantor pusat $90

Kantor pusat $500

(8) ayat-ayat jurnal penyesuaian & penutup data-data untuk penyesuaian cabang :

Persediaan barang dagangan 31/10/$8.400


Cabang No.1 $ 1.650

Laba dan Rugi


Cabang No.1 $ 1.650

Laba dan rugi

Cabang No. 1 $ 1.650

Ikhtisar L/R

Laba dan rugi $1.650

Persediaan brg

Dagangan $ 8.400

Ikhtisar R/L $ 8.400

Penjualan $ 6.500

Ikhtisar R/L $ 6.500

Ikhtisar R/L $ 13.250

Laba pengiriman Barang dagangan dari kantor pusat $ 12.000

Gaji & komisi tenaga penjualan …….$ 400

Sewa …………..$ 200

Macam-macam

Beban …………$ 150

Asuransi dibayar

Dimuka…………$ 35

Ak penyusutan

Inventaris

Cabang No.1 $ 50

Hutang pajak $ 25

Iklan $ 300
Bunga cbg no 1 $ 90

Ikhtisar R/L $1.650

Kantor Pusat $ 1.650

1. Penyerahan aktiva lain daripada barang Dagangan Oleh Kantor Pusat ke Cabang.

Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain daripada barang dagangan dan
aktiva ini harus ditatat dalam buku cabang, maka kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan
mengkredit perkiraan aktiva bersangkutan. Apabila aktiva yang harus dicatat dalam kantor pusat, maka
dibuka sebuah perkiraan aktiva untuk cabang.

Buku cabang. Pada penerimaan lain dari pada barang dagangan yang harus dicantumkan dalam buku
cabang, cabang mendebet perkiraan aktiva dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Apabila aktiva yang
dikirimkan ini harus dicatat dalam buku kantor pusat, maka cabang tidak membuat jurnal apa pun,
tetapi harus menyelenggarakan catatan memorandum untuk aktiva ini.

2.Penyerahan Barang Dagangan Oleh Kantor Pusat Ke Kantor Cabang

Buku Besar Pusat. Apabila barang dagangan dikirimkan ke cabang, maka kantor pusat mendebet
perkiraan cabang dan mengkredit Perkiraan Pengeriman Barang Dagangan ke Cabang.

Buku Cabang. Atas penerimaan barang dagangan dari kantor pusat, cabang mendebet perkiraan
pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dengan harga faktur dan mengkredit perkiraan kantor
pusat.

3.pembelian aktiva oleh cabang yang harus dicantumkan dalam buku kantor pusat

Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat diberitahu oleh cabang mengenai pembeliaan aktiva yang harus
digunakan dicabang tetapi harus dicatat dalam buku kantor pusat, maka kantor pusat mendebet
perkiraan aktiva yang dimaksud dan mengkredit perkiraan cabang.

Buku Cabang. Atas pembelian aktiva yang harus dicatat dalam buku kantor pusat, cabang mendebet
perkiraan kantor pusat dan mengkredit perkiraan kas atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan.

4. dan (5) Transaksi Sekarang yang hanya Menyangkut Cabang dan Pihak Luar

Buku Kantor Pusat. Transaksi yang menyangkut cabang dan pihak luar selama periode yang berjalan
tidak membutuhkan ayat-ayat jurnal dalam buku kantor pusat.
Buku Cabang. Transaksi cabang dan pihak luar selama periode yang berjalan dicatat dalam buku cabang
dengan cara biasa.

6. Pengiriman uang oleh Kantor Cabang ke Kantor Pusat

Buku Kantor Pusat. Atas penerimaan uang kas dari cabang, kantor pusat mendebet perkiraan kas dan
mengkredit perkiraan cabang. Penerimaan aktiva lain daripada uang kas dicatat dengan mendebet
perkiraan aktiva yang bersangkutan dan mengkredit perkiraan cabang.

Buku Cabang . pada pengiriman uang ke kantor pusat, cabang mendebet perkiraan kantor pusat dan
mengkredit perkiraan Kas. Pengiriman aktiva lainnya oleh cabang ke kantor pusat dan mengkredit
perkiraan aktiva yang bersangkutan.

7. Beban Cabang yang Diberitahu Oleh Kantor Pusat

Buku Kantor Pusat

(a) Pembebanan pada cabang untuk asuransi yang telah dibayar dalam panjar oleh kantor pusat yang
harus disertai dengan pengkreditan perkiraan asuransi yang dibayar dimuka.

(b) Pembebanan pada cabang untuk penyusutan atas inventaris cabang yang dicantumkan dalam buku
kantor pusat, yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan Akumulasi Penyusutan Inventaris
cabang.

(c) Pembebanan pada cabang untuk pajak atas aktiva cabang yang harus dibayar oleh kantor pusat
pada tanggal dimasa mendatang yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan Pajak yang
terutang;

(d) Pembebanan iklan yang telah dibayar oleh kantor cabang dan dimasukkan dalam perkiraan beban
iklan, yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan beban iklan

(e) Pembebanan pada cabang untuk bunga atas investasi di cabang, yang harus disertai dengan
pengkreditan perkiraan pendapatan bunga, cabang.

Buku Cabang. Pada pemberitahuan beban yang harus ditetapkan dalam buku cabang, cabang mendebet
perkiraan beban yang bersangkutan dan mengkredit perkiraan kantor pusat.

8. Penetapan Laba Bersih atau Rugi Bersih Cabang.

Buku kantor pusat. Apabila cabang melaporkan laba bersih untuk suatu periode, maka kantor pusat
mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan laba dan rugi cabang. Rugi bersih dicatat dengan
mendebet perkiraan laba dan rugi cabang dan mengkredit perkiraan cabang. Perkiraan laba-rugi untuk
masing-masing cabang selanjutnya ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba kantor pusat.

Buku Cabang. Pada akhir periode, dilakukan penyesuaian yang diperlukan serta perkiraan pendapatan
dan beban ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba dengan cara biasa. Saldo dalam perkiraan ikhtisar
rugi-laba kemudian dipindahkan ke perkiraan kantor pusat.

Penyusunan Rugi Laba atau Rugi Bersih Cabang dan Kantor Pusat

Kantor pusat dan cabang biasanya menyusun neraca dan perhitungan rugi-laba pada akhir
periode. Perkiraan investasi cabang tercantum sebagai aktiva dalam neraca kantor pusat. Laba masing-
masing cabang dapat dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba segera setelah hasil operasi kantor
pusat dilaporkan sebagai berikut:

Laba bersih dari operasi sendiri……………………… $ 5.140

Ditambah : Laba cabang

Laba bersih-cabang No. 1……………………. $ 1.650

Total Laba ………………………………………………..……... $ 7.790

Perhitungan rugi-laba dapat dilampirkan pada perhitungan rugi-laba kantor pusat sebagai skedul
yang memberikan rincian untuk mendukung jumlah bersih yang dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba
kantor pusat.

Perhitungan Rugi Laba Penyusunan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Cabang

Perhitungan rugi-laba pada kantor pusat dan cabang harus disatukan agar dapat menunjukkan
secara lengkap dan menyeluruh posisi keuangan perusahaan dan hasil operasinya. Posisi keuangan
dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila masing-masing pos aktiva dan kewajiban dari bermacam-
macam cabang dinyatakan sebagai saldo investasi cabang dan digabungkan dengan pos-pos kantor
pusat.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan kantor pusat, pos-pos berlawanan antar kantor
tertentu perlu dieliminasi karena perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan
ditetapkan sebagai kesatuan tunggal.

Pada penyusunan perhitungan rugi-laba gabungan, Pengiriman Barang Dagangan dari kantor
pusat dan perkiraan pengiriman barang dagangan ke cabang dieliminasi, karena saldo perkiraan ini
mengihtisarkan transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan
dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Penyediaan Neraca Lajur akan memudahkan eliminasi pos-pos
antar kantor dan penggabungan pos-pos yang sama.

Contoh Neraca Lajur Gabungan untuk Southern Supply Company:

Southern Supply Co

Neraca Lajur untuk Neraca Gabungan

31 Oktober 19877

Kantor

Cabang

Eliminasi

Debet Kredit

Neraca

Gabungan

Debet

Kas ……………………….

Piutang……………………
Persediaan barang dagangan………………….

Asuransi yang dibayarkan dimuka cabang No.1……...

Cabang No.1

Inventaris, Kantor Pusat….

Inventaris, Cabang No.1….

$ 6.250

18.000

30.000

150

15.500

14.000
3.000

$ 3.750

3.000

8.400

$ 15.150
$ 10.000

21.000

34.400

150

14.000

3.000

Kredit

Akumulasi Penyusutan Inventaris

Kantor Pusat…………

Akumulasi Penyusutan

Inventaris

Cabang No.1…………
Hutang Usaha ……………

Pajak yang terutang………

Kantor Pusat……………...

Modal Saham……………..

Laba yang Ditahan……….

$ 86.550

$9.100

50

23.300

200
25.000

28.000

$ 86.550

$ 15.150

$ 15.150
$ 15.150

$ 15.150
$ 15.150
$ 15.150

$ 86.550
$ 86.550

Southern Supply Co

Neraca Gabungan untuk Kantor Pusat dan Cabang

31 Oktober 1987

Aktiva

Kewajiban Dan Modal Pemegang Saham

Kas ………………………....$ 10.000

Piutang ………………………21.000

Persediaan barang dgg….38.400

Asuransi dibayar dimuka……..150

Inventaris ………$17.000

Dikurangi akumulasi

Penyusutan …….9.150 7.850


Total aktiva $77.400

Kewajiban

Hutang Usaha …………………....$23.000

Pajak Yang Terutang…......................200

Total Kewajiban $23.200

Modal Pemegang Saham

Modal Saham ……….$25.000

Laba Yang Ditahan ..$28.000 53.900

Total Kewajiban Dan Modal $77.400

Pemegang Saham

Southern Supply Co

Neraca Lajur untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan

Untuk bulan yang Berakhir Per 31 Oktober 1987


Kantor

Cabang

Eliminasi

Perhitungan

Cabang

No.1

Debit

Kredit

rugi laba

gabungan

Penjualan …………………………

$24.000

$6.000

$30.000

Harga Pokok Penjualan

Penjualan barang dagangan


1 Oktober ……………………

$38.000

$38.000

Pembelian…………………………

16.000

$16.000

Pengiriman barang dagangan

dari kantor pusat


$12.000

$12.000

$54.000

54.000

Dikurangi pengiriman barang

dagangan ke cabang No.1…….

(12.000)

12.000

Barang dagangan yang tersedia


untuk dijual …………………….

$42.000

$12.000

$54.000

Dikurangi persediaan barang

38.000

dagangan ,31 oktober …………

(30.000)

(8.400)
Harga Pokok Penjualan ……….

$12.000

3.600

$15.600

Laba Kotor………………………..

$12.000

2.900

$14.900

Beban
Gaji dan Komisi tenaga penjual

$1.900

$400

$2.300

Sewa…………………………….

1.000

200

1.200

Iklan……………………………..

800

300

1.100

Penyusutan Inventaris…………

400

50

450
Asuransi…………………………

250

35

285

Pajak…………………………….

150

25

175

Macam-macam biaya………….

1.450

150

1.600

Total Beban……………………..
$5.950

$1.160

$7.110

Laba Oprasi………………………

$6.050

$1.740

$7.790

Ditambah pendapatan Bunga,

Cabang No.1…………………….

90
90

Dikurangi biaya bunga, kantor

Pusat…………………………….

90

90

Laba Bersih

$6.140

$1.650
$12.090

$12.090

$7.790

Southern Supply Co

Perhitungan Rugi-Laba Gabungan untuk kantor dan cabang

Untuk bulan yang Berakhir Per 31 Oktober 1987

Penjualan ……………………………………………………………………………...$ 30.500

Harga Pokok Penjualan:

Penjualan barang dagangan, 1 oktober………….....$38.000

Pembeliaan ………………………………………..............$16.000

$54.000

Barang Dagangan tersedia untuk dijual, 31 oktober...38.000 15.000

$14.000

Beban

Gaji dan komisi tenaga penjual..................................$2.300

Sewa ..............................................................................$1.200

Iklan ................................................................................$1.100

Penyusutan investaris....................................................$ 450

Asuransi ..........................................................................$ 285

Pajak............................................................................... $ 175

Macam –macam biaya .............................................. 1.600 $ 7.110


Laba bersih................................................................................ $ 7.790

Penyesuaian dari perkiraan silang

(adjustment of Reciprocal Accounts)

Saldo perkiraan cabang dalam buku kantor pusat dan saldo perkiraan kantor pusat dalam buku
cabang mungkin tidak menunjukkan saldo yang bersilang pada suatu saat, karena data-data tertentu
antar kantor yang telah dicatat oleh kantor yang satu belum dicatat oleh kantor yang lain.

Data – data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi (mencocokkan) dua perkiraan
silang tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan

2. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor pusat

3. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan cabang

4. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak di ikuti dengan debet yang sama pada perkiraan.

Untuk ilustrasi, prosedur yang harus diikuti dalam rekonsiliasi perkiraan cabang dan kantor pusat,
asumsikan tanggal 31 Desember, yaitu akhir fiskal, tetapi sebelum penutupan perkiraan, perkiraan
cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut.

Dalam buku kantor pusat

Cabang

30 Nop . Saldo..............................$ 1.500 17 Des Diterima uang kas

(1) 28 Des. Dikirim barang dari cabang..................$ 1.500

Dagangan ke cabang 3.000 (2) 22 Des. Penagihan piutang


Usaha cabang.......................750

Dalam Buku Cabang

Kantor Pusat

15 Des. Dikirim uang kas 30 Nop Saldo...............$10.500

Ke kantor pusat....................$ 1.500 (4) 26 Des.Koreksi –laba bersih yang di

(3)30 Des.Dikirim uang kas kantor tetapkan terlalu rendah untuk tahun

Pusat 500 yang lalu 200

Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. debet pada perkiraan cabang tidak diseratai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat.
Ayat jurnal yang dibutuhkan dalam buku cabang tanggal 31 desember :

Pengiriman barang Dagangan dari Kantor

Pusat dalam perjalanan ....................$3.000

Kantor Pusat......................................$3.000

b. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama dalam perkiraan kantor
pusat. Kantor pusat telah mendebet perkiraan kas dan mengkredit cabang sebesar $750 atas penagihan
piutang usaha yang dicatat dalam buku cabang. Tanggal 31 Desember diperlukan jurnal:

Kantor Pusat.....................................................$750

Piutang Usaha............................................$750

c. debet pada perkiraan cabang tidak diikuti dengan kredit yang sama dalam perkiraan cabang.
Cabang telah mendebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit perkiraan kas sebesar $500 atas
penerimaan uang kas ke kantor pusat. Tanggal 31 Des diperlukan jurnal:
Kas dalam perjalanan ....................................$500

Cabang......................................................$500

d. kredit pada perkiraan kantor pusat tidak dengan kredit yang sama dalam perkiraan cabang.
Cabang telah mendebet perkiraan sebesar laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah untuk untuk
periode yang lalu, diperlakukan jurnal:

Cabang ...........................................................$200

Laba yang ditahan.................................$200

Setelah ayat-ayat jurnal dibuat, maka perkiraan silang menjadi cocok seperti terbaca berikut ini:

Buku Kantor Pusat Buku Cabang

Perkiraan Perkiraan

Cabang Kantor Pusat

Saldo sebelum penyesuaian................$11.250 $8.700

Penyesuaian :

Penambahan

Barang dagang yang dikirim ke cabang 3.000

Laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah

Cabang – tahun lalu. ..............................200

$11.450 $11.700

Pengurangan

Pengiriman uang kas ke kantor pusat (500)

Penagihan piutang cabang oleh (750)

Kantor pusat...............................................

Saldo Koreksi $10.950 $10.950


http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-hubungan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai