Anda di halaman 1dari 11

BAB

4
PENILAIAN SURAT BERHARGA

KOMPETENSI UMUM
Mahasiswa memahami dann dapat menjelaskan mengenai penilaian surat
berharga jangka panjang dan perhitungan rate of return surat berharga dalam
investasi.

DESKRIPSI SINGKAT
Bab ini menjelaskan jenis-jenis surat berharga, penilaian surat-surat berharga
berupa saham dan obligasi, dan penilaian rate of return untuk surat-surat berharga.

A. Pengertian Surat Berharga


Surat berharga adalah bentuk investasi jangka pendek dari kelebihan dana yang
dimiliki oleh perusahaan. Menurut Widoatmojo (2009:83) Obligasi bentuk investasi
yang memberikan penghasilan tetap sebaliknya sekuritas yang memberikan
penghasilan tidak tetap disebut saham. Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan
perusahaan dalam jangka panjang dan memberikan bunga. Sedangkan saham adalah
surat bukti kepemilikan perusahaan dalam jangka panjang.
Tabel 2.1
Karateristik saham dan obligasi
Faktor saham Obligasi
Status Bukti kepemilikan Bukti hilang

Kepentingan terhadap Berkepanjangan terhadap tujuan Hanya berkepentingan terhadap


emitem dan misi perusahaan keamanan pinjaman

Umur Tidak terbatas Mempunyai jatuh tempo

Pendapatan Deviden Bunga


Dibayar bila untung Laba/rugi tetap dibayar
Potensi laba sulit diukur Pendapatan bunga mudah dihitung

Perlakuan pajak Deviden adalah laba setelah Bunga dikeluarkan dulu sebagai biaya
ditingkat emitem dikurangi pajak sebelum pajak diperhitungkan

Harga hak suara Lebih berfluktuatif Relatif lebih stabil

Klaim dalam likuidasi Memiliki hak suara Tidak memiliki hak suara
Inferior Superior atau didahulukan hak klaim

10
B. Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau
lembaga-lembaga lain yang mempunyai nilai nominal tertentu dan akan dibayar
selama jangka waktu tertentu.
Obligasi mempunyai ciri-ciri:
1) Nilai nominal (face value) yaitu jumlah nilai yang akan dibayarkan pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo
2) Pembayaran bunga kupon (coupen interest) yang akan dibayarkan secara
periodik tahunan, semesteran atau kuartalan
3) Mempunyai jangka panjang dalam melunasi obligasinya dan biasanya
berjangka panjang

𝐶 𝐶 𝐶+𝑁
P0 = (1+𝑟)1 + + .......................... + (1+𝑟)𝑛
(1+𝑟)2

Dimana :
P0 = harga yang layak bagi investor saat ini
C = bunga obligasi (Rp)
N = Nilai nominal obligasi
r = return diharapkan

Misalnya seseorang membeli obligasi dengan nilai nominal 150.000 berjangka


waktu 4 tahun dan memberikan bunga sebesar 20% per tahun. Maka berapa nilai
obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh temponya? Jika return yang diisyaratkan
sebesar 30% maka berapa harga yang layak ?
aliran kas tahun 1 sampai tahun 4 sebesar 20% x Rp.150.000 = 30.000 dan diakhir
tahun akan menerima dana sebesar nilai nominal sebesar 150.000, sehingga dapat
digambarkan sebagai berikut:
tahun 1 = 30.000
tahun 2 = 30.000
tahun 3 = 30.000
tahun 4 = 30.000 + 150.000

𝐶 𝐶 𝐶+𝑁
P0 = + + .......................... +
(1+𝑟)1 (1+𝑟)2 (1+𝑟)𝑛

11
30.000 30.000 30.000 30.000+150.000
P0 = (1+0,30)1 + + +.
(1+0,30)2 (1+0,30)3 (1+0,30)4

30.000 30.000 30.000 180.000


P0 = (1,30)
+ + +.
(1,69) (2,20) (2,86)

P0 = 23,07 + 17,75 + 13,63 + 62,93

P0 = 117,38

Harga yang layak sebesar 117,38, lebih rendah dari nilai nominal 150.000.
disebabkan pembeli menginginkan tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding dengan
bunga obligasi. Bila keuntungan yang diharapkan lebih rendah dari bunga obligasi,
maka harga yang bersedia dibayar oleh pembeli lebih besar dibanding nilai nominal.
Jika isyarat return sebesar 15% maka harga yang layak adalah:

30.000 30.000 30.000 30.000+150.000


P0 = (1+0,15)1 + + +.
(1+0,15)2 (1+0,15)3 (1+0,15)4

30.000 30.000 30.000 180.000


P0 = (1,15)
+ + +.
(1,32) (1,52) (1,75)

P0 = 26,00 +22,72 + 19,73 + 102,8

P0 = 145,51

1. Model Penilaian Obligasi


a) Obligasi dengan pembayaran kupon secara tahunan
Akan memberikan serangkaian penerimaan bunga kupon (i), yang tetap setiap
tahun hingga tanggal jatuh tempo serta nilai nominal (M) pada saat jatuh
tempo.
b) Pendekatan discounted cash flow
Mengatakan bahwa nilai obligasi adalah present value dari semua penerimaan
akibat membeli obligasi. Present Value dari serangkaian penerimaan kupon
adalah present value annuity, sedangkan present value dari nilai nominal M
adalah present value biasa.
1 𝑀
VB = PV = Ʃ (1+𝐾𝑑) + (1+𝐾𝑑)𝑛

Atau VB = I (PVIFA.k.n) + M (PVIF, k,n)

12
Dimana :
VB = Nilai obligasi
I = Pembayaran bunga obligasi/ kupon
M = Nilai nominal obligasi
Kd = Suku bunga yang berlaku
N = Usia obligasi yang tersisa

Contoh:
Obligasi dengan usia 3 tahun, dengan nilai nominal sebesar Rp.1000, memberikan
kupon Rp.50 setiap tahun, suku bunga yang berlaku di pasar 7%.
Jawab:
0 = PV?
1 = Rp.50
2 = Rp.50
3 = Rp.50+ 1.000

VB = 50(PVIFA,7%,3) + 1.000 (PVIF,7%,3)


= 50 (2,6243) + 1.000(0,8163)
= Rp. 947,52

2. Perubahan Harga Obligasi


Obligasi yang baru diterbitkan biasanya dijual sama atau mendekati harga atau
nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena harga obligasi yang diberikan hampir
sama dengan suku bunga yang berlaku di pasar. Suku bunga berlaku dipasar adalah
tingkat keuntungan investor pada suatu obligasi (Kd)
Default Risk adalah resiko bahwa investor menderita kerugian karena penerbit
obligasi tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman (nilai nominal)

Contoh soal:
Obligasi dengan bunga 15% nilai nominal Rp.1000 usia ekonomis 15 tahun dan suku
bunga yang berlaku 15%.
Jawab:
M = 1000
I = 15%

13
N = 15 tahun
Kd = 15%
V= I (PVIFA, k,n) + M (PVIF, k,n)
I = 15% x M
= 15% x 1000 = 150
V= I (PVIFA, k,n) + M (PVIF, k,n)
= 150 (5,8474) + 1000 (0,1229)
= 877,11 + 122,9 = 1000

Kesimpulan :
- Jika bunga obligasi = tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada
obligasi (Kd) maka nilai obligasi = nilai nominal
- Jika bunga obligasi > Kd maka harga obligasi > nilai nominalnya
- Jika bunga obligasi < Kd maka harga obligasi < nilai nominalnya.

Contoh soal:
Dengan data pada contoh sebelumnya, setahun setelah obligasi diterbitkan. maka
hitunglah berapa nilai obligasi jika : 1)Kd tetap 15% , 2) Kd = 10% dan 3) Kd = 20%

Catatan:
- Obligasi Diskon (discount bonds) adalah Obligasi yang dijual dibawah nilai
nominalnya.
- Obligasi premi (premium bonds) adalah obligasi yang dijual diatas nilai nominal
- Berapapun Kd berlaku, harga obligasi diskon dan obligasi premi akan kembali ke
nilai nominalnya. Karena pada saat jatuh obligasi jatuh tempo pemegang obligasi
hanya akan menerima nilai nominal saja.
- interest rate risk artinya resiko kerugian akibat turunnya harga obligasi karena
kenaikan suku bunga. Semakin panjang usia obligasi, semakin besar perubahan
harga obligasi tersebut jika terjadi perubahan Kd. Jadi obligasi yang berusia lebih
tinggi memiliki interest rate risk yang lebih tinggi.

3. Yield To Maturity Obligasi


1) Yield to maturuty obligasi adalah suku bunga atau tingkat keuntungan yang
dinikmati investor pada obligasi jika obligasi tersebut disimpan hingga tanggal
jatuh tempo. YMT tidak lain adalah Kd atau suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan semua penerimaan di masa mendatang kerena kita membeli
obligasi.

14
2) Interest atau current yield adalah tingkat keuntungan yang dinikmati
𝐼
pemegang obligasi dari bunga obligasi. CY =
𝑃0

Dimana :
CY = Current Yield
P0 = harga obligasi awal tahun
I = bunga obligasi selama 1 tahun

3) Capital Gains Yield adalah tingkat keuntungan akibat perubahan harga


obligasi. Capital gains yield bernilai negatif artinya adanya kerugian akibat
perubahan harga obligasi.
𝑃1−𝑝0
CGY = 𝑃0
Dimana :
P1 = Harga obligasi pada akhir tahun
P0 = harga obligasi pada awal tahun

Yield to maturity = current yield + capital gains yield


YTM = CY + CGY

Contoh soal:
PT. Cinta mempunyai sejumlah dana yang menganggur yang akan ditanamkan pada
obligasi PT. Kasih. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal Rp.400.000/lembar,
memberikan coupen rate sebesar 20% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun.
Berapa harga yang harus di bayar oleh PT. Cinta bila diinginkan jika:
a) Tingkat keuntungan diharapkan 16%
b) Tingkat keuntungan sebesar 21%

Jawab:
Nilai nominal (N) = Rp. 400.000
Bunga 20% x Rp.400.000 = 80.000
Bila r yang diinginkan 16% maka =

80.000 80.000 80.000+400.000


P0 = (1+0,16)1 + (1+0,16)2
+ (1+0,16)3

80.000 80.000 480.000


P0 = 1,16
+ 1,35
+ 1,57

15
P0 = 68,96 + 59,25 + 305,7

P0 = 433

Bila r yang diinginkan 21% maka =


80.000 80.000 80.000+400.000
P0 = (1+0,21)1 + (1+0,21)2
+ (1+0,21)3

80.000 80.000 480.000


P0 = + +
1,21 1,46 1,77

P0 = 66,11 + 54,79 + 271,2

P0 = 392

C. Penilaian Saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan
tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden, dan
deviden ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh
keuntungan. Berbeda dengan dengan penghasilan penghasilan bunga yang mudah
dihitung, maka laba yang diperoleh perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena
itu saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap.
Misalnya harga saham saat ini sebesar Rp.8.000/lembar dan diharapkan akan
memberikan deviden Rp.1000 di tahun depan. Pada tahun depan tersebut
diperkirakan harga saham menjadi 8.600. dengan demikian keuntungan yang
diharapkan dapat dihitung dengan

𝐷1 𝑃1−𝑃0
r = 𝑃0 + 𝑃0

1000 8.600−8.000
r = 8.000 + 8.000

r = 0,20 x 100 = 20%

𝑫𝟏 𝑷𝟏
dengan rumus diatas bisa dinyatakan: P0 = (𝟏+𝒓) + (𝟏+𝒓)

8000 8600
P0= (1+0,2) + (1+0,2)

P0= 8.000

16
Artinya harga P0 dipengaruhi oleh deviden D1 dan P1 dipengaruhi oleh D2 dan
seterusnya, sehingga kalau seorang investor menginginkan memiliki saham untuk
jangka waktu n tahun, maka dapat dirumuskan :

𝑫𝟏 𝑫𝟐 𝑫𝒏
P0 = (𝟏+𝒓)𝟏 + (𝟏+𝒓)𝟐 + … … … … … … … (𝟏+𝒓)𝒏

P0 = harga saham saat ini,


D1 = deviden saham saat ini
Pn = harga saham pada tahun ke n
r = tingkat keuntungan yang diharapkan

Note: jika ingin mendapat harga yang layak tetap menggunakan rumus yang sama.

Untuk menaksir deviden dari tahun ke-1 sampai tahun ke-n perlu aadanya
penyederhanaan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Keuntungan tidak berubah tiap tahunnya
2. Tidak semua saham dibagi, tapi ada sebagian yang ditahan dengan asumsi laba
ditahan konstan.
3. Laba yang ditahan akan diinvestasikan lagi, sehingga menghasilkan laba yang
mengakibatkan deviden terus meningkat.

𝑫𝟏 𝑫𝟏(𝟏+𝒈) 𝑫𝟏 (𝟏+𝒈)𝒏−𝟏
P0 = (𝟏+𝒓)𝟏 + (𝟏+𝒓)𝟐
+ ………………… (𝟏+𝒓)𝒏

g = pertumbuhan deviden

jika n tak terhingga maka persamaan tersebut merupakan penjumlahan drai deret
ukur dengan kelipatan (1+g)/(1+r) sehingga rumusnya adalah :

𝑫𝟏 𝟏
P0 = (𝟏+𝒓)𝟏 + 𝟏−𝒈
𝟏− +𝒓)
𝟏−𝒓

𝐷1 𝐷1
P0 = (𝑟−𝑔) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟 = + 𝑔
𝑃0

Contoh soal:
PT. Asmara saat ini memiliki harga pasar sebesar Rp.12.600/lembar, diperkirakan
akan memberikan deviden sebesar Rp.1.400/lembar.
a. Berapa tingkat keuntungan investor bila harga jual diproyeksikan sebesar 13.200.

17
b. Pada harga jual berapakan sebaiknya dijual jika keuntungkan yang diinginkan
sebesar 20%.
c. Berapa tingkat keuntungan jika tingkat pertumbuhan sebesar 5%

Diketahui :
D1 = 1.400/lembar
P1 = 13.200
P0 = 12.600
g = 5%

Jawab:

a. Keuntungan yang diharapkan


𝐷1+𝑃1− 𝑃0
Er = 𝑃0

1.400+13.200−12.600
Er = 12.600

20000
Er = 12.600

Er = 0,15 x 100%

Er = 15%

b. 20% x 12.600 = P1 –(12.600-1.400)


2520 = P1- 11.200
P1 = 11.250 + 2520
P1 = 13.720

c. Keuntungan yang diharapkan


𝐷1
𝑟= + 𝑔
𝑃0

Er = 1400/12.600 + 5%
Er = 0,16 x 100%
Er = 16%

RANGKUMAN
Surat berharga adalah bentuk investasi jangka pendek dari kelebihan dana yang
dimiliki oleh perusahaan. Obligasi bentuk invest yang memberikan penghasilan tetap

18
sebaliknya sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap disebut saham.
Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan perusahaan dalam jangka panjang dan
memberikan bunga. Sedangkan saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan
dalam jangka panjang. Jenis surat berharga yang paling dikenal adalah saham dan
obligasi, Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan
penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk
deviden, dan deviden ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila
perusahaan memperoleh keuntungan. Berbeda dengan dengan penghasilan
penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka laba yang diperoleh perusahaan sulit
diukur potensinya. Oleh karena itu saham merupakan sekuritas yang memberikan
penghasilan tidak tetap. Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan
oleh perusahaan atau lembaga-lembaga lain yang mempunyai nilai nominal tertentu
dan akan dibayar selama jangka waktu tertentu.

EVALUASI
1. Perusahaan akan membeli obligasi yang dijual PT. Lematang dengan nilai
nominal Rp.250.000/lembar. Obligasi tersebut memberikan bunga secara tetap
18% pertahun dengan jangka waktu pelunasan selama 4 tahun.
Diminta :
a. Hitunglah harga yang layak bagi perusahaan bila keuntungan sebesar 21%
b. Menghitung harga yang layak bagi perusahaan bila diinginkan keuntungan
sebesar 15%.
2. PT. Banten Indah menjual sahamnya dengan harga pasar saat ini sebesar Rp.6.850
perlembar. Diprediksi akan memberikan deviden sebesar Rp.750/lembar. Dari
data tersebut diminta menghitung:
a. Besarnya keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut jika perkiraan harga
jual saham Rp.7.300/lembar.
b. Harga jual saham yang layak jika keuntungan yang diisyaratkan sebesar 18%

19
DAFTAR PUSTAKA

Brigham. 2011. Dasar Dasar Manajeme Keuangan. Buku 1. Ed.11. Jakarta: Salemba
Empat.
Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Cet ke-2. Bandung,
Indonesia: Alfabeta.

Gitosudarmo, Indriyo. Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi. Ke-4. Yogjakarta,


Indonesia: BPFE

Timothy. Josepp. 2002. Financial Management: Principle and Practice Second


Edition. Prentice Hall Profesional Technical Refrence.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Pengantar dan Studi Kasus.
Bogor, Indonesia: Ghalia Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai