Anda di halaman 1dari 2

Ilustrasi : Pemotongan Pajak Penghasilan Oleh Pedagang Pengumpul

SOAL :
PT Rubber Jaya yang bergerak dalam bidang ekportir karet, melakukan transaksi sebagai
berikut:
1. Tanggal 8 Oktober 2019 membeli bahan olah karet dari PT Perkebunan Nusantara yang
menjual bahan olah karet hasil perkebunan sendiri senilai Rp. 600.000.000,-
2. Tanggal 10 Oktober 2019 membeli bahan olah karet dari Tuan Eko, seorang pedagang
besar yang membeli hasil karet dari petani karet di sekitar daerahnya, senilai Rp.
100.000.000,-
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan terkait transaksi tersebut ?
ULASAN :
- Soal ini menyangkut : Pembelian dari Pedagang Pengumpul dan Bukan Pedagang
Pengumpul
- Siapakah pedagang pengungumpu itu ?
- PT Rubber Jaya melakukan pemungutan PPh Pasal 22 hanya atas transaksi dengan
Tuan Eko karena PT Perkebunan Nusantara tidak termasuk dalam pengertian pedagang
pengumpul.
- Badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan sebagai pemungut PPh Pasal 22
atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari
pedagang pengumpul.
- Pedagang pengumpul adalah badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya
mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan dan
menjual hasil-hasil tersebut kepada badan usaha industri dan/atau eksportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan.

JAWAB :
PPh Pasal 22 yang harus dipungut oleh PT Rubber Jaya adalah:

0,25% x Rp100.000.000,- = Rp250.000,-

Noted :
Kewajiban PT Rubber Jaya :
- Memungut PPh Pasal 22 sebesar Rp. 250.000,00 pada saat pembelian yaitu tanggal 10
Oktober 2019 dan membuat bukti pemungutan PPh Pasal 22;
- Menyetor PPh Pasal 22 yang telah dipungut atas pembelian dari pedagang pengumpul
selama bulan Oktober 2019 paling lambat tanggal 11 Nopember 2019;
- Melaporkan pemungutan PPh Pasal 22 tersebut menggunakan SPT Masa PPh Pasal 22
masa pajak Oktober 2019 paling lambat tanggal 20 September 2019.
Bukti Pungut yang diberikan ke Tuan Eko sbb :

Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak


Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemungut Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
MEDAN POLONIA (1)

BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22


(OLEH BADAN USAHA INDUSTRI/EKSPORTIR TERTENTU)
Nomor : 0001/BP/X/2019 (2)

NPWP : 0 7 - 6 7 7 - 4 5 1 - 8 - 1 2 1 - 0 0 0 (3)

Nama : T U A N E K O

Alamat : J L . G U N U N G M A S N O . 1 A M E D A N

Tarif Lebih
Tinggi
Tarif PPh yang Dipotong
No. Uraian Harga (Rp) 100% (Tdk
ber- (%) (Rp)
NPWP)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Jenis Industri : Penjualan Bruto :
1. Semen
2. Kertas
3. Baja
4. Otomotif
5. Pertanian 100.000.000 0,25% 250.000
6. ……………………………..
Penjualan Barang yang Tergolong
Sangat Mewah : Harga Jual :
7. ……………………………..
Industri/Eksportir : Pembelian Bruto :
8. Sektor ……………………….
9. Sektor ……………………….
Badan Tertentu Lainnya :
10. ……………………………..
11. ……………………………..
JUMLAH 250.000
Terbilang : DUA RATUS LIMA PULUIH RIBU RUPIAH

MEDAN, 10 OKTOBER 2019…. (4)

Pemungut Pajak (5)

NPWP : 0 2 - 2 0 0 - 5 6 4 - 2 - 1 2 1 - 0 0 0

Nama : P T R U B B E R J A Y A

Perhatian
1. Jumlah PPh Pasal 22 yang dipungut di atas Tanda Tangan, Nama dan Cap
merupakan pembayaran di muka atas PPh
yang terutang untuk tahun pajak yang
bersangkutan. Simpanlah Bukti Pemungutan
ini baik-baik untuk diperhitungkan
kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan PPh. DAVID LIM (6)
2. Bukti Pemungutan ini dianggap sah apabila
diisi dengan lengkap dan benar

F.1.1.33.04

Tuan Eko dapat mengkreditkan PPh 22 ini pada SPT Tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai