Disusun untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“akutansi keuangan daerah”.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah pembelajaran akutansi Sektor Publik
Pada Pendidikan dasar. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Akuntansi Keuangan Daerah ?
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam Keuangan Daerah ?
3. Apa yang dimaksud dengan Sistem Keuangan Pemerintah Daerah ?
4. Apa tujuan dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ?
5. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Daerah ?
6. Apa saja jenis-jenis Laporan Keuangan Daerah ?
7. Seperti apa Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Daerah ?
8. Bagaimana Siklus Akuntansi Keuangan Daerah ?
9. Seperti apa Laporan Keuangan Daerah ?
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang apa itu Akuntansi Keuangan Daerah.
2. Mengetahui siapa saja pihak yang telibat dalam Keuangan Daerah.
3. Mengetahui tentang apa itu Sistem Keuangan Pemerintah Daerah.
4. Mengetahui tujuan dari Sistem Keuangan Pemerintah Daerah.
5. Mengetahui tentang apa itu Laporan Keuangan Daerah.
6. Mengetahui apa saja jenis Laporan Keuangan Daerah.
7. Mengetahui seperti apa Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Daerah.
8. Mengetahui siklus Akuntansi Keuangan Daerah.
9. Mengetahui contoh dari Laporan Keuangan Daerah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pihak intern dan pihak ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan
ekonomi.
4
Adalah badan yang memberikan otorisasi kepada Pemerintah Daerah untuk
mengelola keuangan daerah.
Badan pengawas keuangan
Adalah badan yang melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan
daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang termasuk dalam badan
ini adalah: Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).
Investor, kreditur, dan donator
Badan atau organisasi baik pemerintahan, lembaga keuangan, maupun
lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber
keuangan bagi Pemerintah Daerah.
Analisis ekonomi dan pemerhati pemda
Yaitu pihak-pihak yang menaruh perhatian atas aktivitas yang dilakukan
Pemerintah Daerah, seperti: Lembaga Pendidikan (termasuk perguruan
tinggi termasuk akademisnya), ilmuan, peneliti, konsultan, LSM dan lain-
lain.
Rakyat
Rakyat disini adalah kelompok masyarakat yang perhatian kepada aktivitas
pemerintah khususnya yang menerima pelayanan Pemerintah Daerah atau
yang menerima produk atau jasa dari Pemerintah Daerah.
Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat memerlukan laporan keuangan Pemerintah Daerah untuk
menilai pertanggungjawaban Gubernur sebagai wakil pemerintah (Pasal 2
PP No. 108/2000).
Pemerintah Daerah (Kabupaten, Kota, dan Provinsi)
Pemerintah Daerah saling berkepentingan secara ekonomi misalnya dalam
hal melakukan pinjaman.
5
keuangan. Menurut Halim (2010:43) SAKD secara garis besar terdiri atas
empat prosedur akuntansi yaitu :
1) Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/Atau SKPKD
2) Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Prosedur akuntansi pengeluaran adalah serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transasksi dan/ atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD.
3) Prosedur Akuntansi Aset Tetap/Barang Milik Daerah
Prosedur akuntansi asset adalah serangkaian proses, baik manual
maupun komputerisasi, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, hingga pemeliharaan, rehabilitas, penghapusan,
pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap
asset yang dikuasai/digunakan skpd dan/atau SKPKD. Prosedur
akuntansi asset digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolan
asset yang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.
4) Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses,
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada
SKPD dan/atau SKPKD.
5) Penyajian Laporan Keuangan
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh
pemerintah daerah adalah untuk memberikan informasi yang digunakan
dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagi
bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.
6
Dari beberapa prosedur di atas menandakan bahwa untuk menghasilkan
informasi.
7
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut”
8
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi
pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
2) Double Entry
9
Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini,
pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan
sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi
Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit berada di sebelah kanan.
Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit. Hal
yang sama dilakukan untuk mencatat belanja.
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana, dan pendapatan.
Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan
akan dilakukan pada sisi kredit, sedangkan jika mengakibatkan berkurangnya
utang, maka pencatatan dilakukan pada sisi debit. Hal serupa ini dilakukan
untuk ekuitas dana dan pendapatan.
Contoh Pencatatan Double Entry
Kasus: Dinas Kesehatan membayar Gaji bulan Mei senilai Rp 120.000.000,00.
3) Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran. Jadi sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK
SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut
pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa
anggaran.
10
Contoh Pencatatan Triple Entry
Kasus : Dinas Kesehatan membayar Gaji bulan Mei senilai Rp 120.000.000,00.
11
2.9 Contoh Laporan Keuangan Daerah
1. Laporan Realisai Anggaran
12
2. Laporan Neraca
13
3. Laporan Arus Kas
14
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double
entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan
proses menjurnal. Dalam menjurnal, encatat harus menjaga persamaan dasar
akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.
Akuntansi adalah suatu sistem, yang tujuannya adalah menghasilkan informasi
dalam bentuk laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah terdiri atas laporan
perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, laporan aliran kas, dan neraca.
Akuntansi, di samping merupakan sistem, juga merupakan siklus. Artinya,
akuntansi terdiri atas tahap-tahap tertentu dan setelah selesainya tahap-tahap
tersebut, kegiatan berulang kembali seduai dengan urutan tersebut. Tahap-tahap
yang terdapat dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi, jurnal, posting,
neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan,
penutupan, dan neraca saldo setelah penutupan.
Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup
sebelum penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran
kas, dan neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
v