Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Disusun untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu :

Dr.Aep Saepudin, S.Ag, S.E, M.M, Ak.CA

Disusun Oleh :

1. Lita Novia NPM. 2003009

2. Siti Nurhakiki NPM. 2003013

3. Haeny Habibah NPM. 2003017

4. Fadhila Rosyidatul A’la NPM. 2003022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MIFTAHUL HUDA SUBANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“akutansi keuangan daerah”.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah pembelajaran akutansi Sektor Publik
Pada Pendidikan dasar. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga informasi ini dapat memberikan informasi mengenai ’’akutansi keuangan


daerah’’ dan bermanfaat bagi para pembacanya.Atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Subang, 27 november 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah ....................................................... 3
2.2 Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Keuangan Daerah .................................... 4
2.3 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ........................................................... 5
2.4 Tujuan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) ................................... 7
2.5 Laporan Keuangan Daerah ........................................................................... 7
2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan Daerah .......................................................... 8
2.7 Sistem pencatatan laporan keuangan Daerah ................................................. 9
2.8 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah ............................................................ 11
2.9 Contoh Laporan Keuangan Daerah ............................................................. 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................. iii
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah – Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai
informasi dalam ranka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh
pihak-pihak eksternal entitas pemda.
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); badan pengawas keuangan; investor, kreditur,
dan donatur; analisis ekonomi dan pemerhati pemda; rakyat; pemda lain; dan
pemerintah pusat yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan
daerah.
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar
akuntansi tertentu pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis
akuntansi merupakan salah satu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal ini
disebabkan karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan suatu transaksi
dilakukan, yang dikenal dalam tata buku keuangan daerah selama era pra reformasi
keuangan daerah.
Dari definisi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi, maka dapat diketahui bahwa akuntansi terdiri atas
beberapa tahap. Setelah tahap terakhir selesai, maka selanjutnya akan berputar
kembali ke tahap pertama, dan terus seperti itu. dengan kata lain, akuntansi adalah
suatu siklus atau urutan tahap-tahap yang terus berulang. Tahap-tahap yang ada
dalam siklus akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam definisi di
atas, karena tahap-tahap dalam definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap-
tahap yang ada dalam siklus akuntansi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Akuntansi Keuangan Daerah ?
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam Keuangan Daerah ?
3. Apa yang dimaksud dengan Sistem Keuangan Pemerintah Daerah ?
4. Apa tujuan dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ?
5. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Daerah ?
6. Apa saja jenis-jenis Laporan Keuangan Daerah ?
7. Seperti apa Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Daerah ?
8. Bagaimana Siklus Akuntansi Keuangan Daerah ?
9. Seperti apa Laporan Keuangan Daerah ?

1.3 Tujuan
1. Memahami tentang apa itu Akuntansi Keuangan Daerah.
2. Mengetahui siapa saja pihak yang telibat dalam Keuangan Daerah.
3. Mengetahui tentang apa itu Sistem Keuangan Pemerintah Daerah.
4. Mengetahui tujuan dari Sistem Keuangan Pemerintah Daerah.
5. Mengetahui tentang apa itu Laporan Keuangan Daerah.
6. Mengetahui apa saja jenis Laporan Keuangan Daerah.
7. Mengetahui seperti apa Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Daerah.
8. Mengetahui siklus Akuntansi Keuangan Daerah.
9. Mengetahui contoh dari Laporan Keuangan Daerah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah


Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah – Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai
informasi dalam ranka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh
pihak-pihak eksternal entitas pemda.
Sedangkan menurut Abdul Halim dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Keuangan Daerah tahun 2004 yang diterbitkan oleh Salemba Empat menjelaskan
bahwa :
“Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi
ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi)
yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi
yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah (kabupaten,
kota, atau provinsi).”

Menurut Erlina Rasdianto (2013:6) sistem akuntansi keuangan daerah adalah


sebagai berikut:
“Sistem akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi
proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan
belanja daerah (APBD)”.

Sedangkan didalam Kepmendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 23 ayat 1,


mengemukakan:

“Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana yang dimaksud pada ayat


(1) meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.”

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akuntansi


keuangan daerah merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan yang
disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh yang ditinjau untuk
menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh

3
pihak intern dan pihak ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan
ekonomi.

2.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Keuangan Daerah


1) Pihak yang melaksanakan sistem akuntansi keuangan daerah
 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD).
SKPD merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusunan
laporan keuangan dan menyampaikannya kepada kepala daerah melalui
PPKD. Oleh karena itu, SKPD menyelenggarkan Sistem Akuntansi-SKPD
untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD yang terdiri dari LRA, LO,
Neraca, LPE, dan CaLK.
 Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan
oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD)
Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (SA-PPKD) yang
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan
menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD,
LP-SAL, LO-PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD, dan
b. SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan
mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD)
dan melakukan proses konsolidasi laporan keuangan dari laporan
keuangan seluruh SKPD dan laporan keuangan PPKD menjadi laporan
keuangan pemda.yang terdiri dari LRA (laporan realisasi APBD), LP-
SAL, LO, Neraca Pemda, LPE, LAK, dan CaLK Pemda.

2) Pihak – Pihak yang memerlukan sistem akuntansi keuangan daerah


Menurut Abdul Halim (2007:30) Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang
memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut
antara lain adalah :
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

4
Adalah badan yang memberikan otorisasi kepada Pemerintah Daerah untuk
mengelola keuangan daerah.
 Badan pengawas keuangan
Adalah badan yang melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan
daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang termasuk dalam badan
ini adalah: Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).
 Investor, kreditur, dan donator
Badan atau organisasi baik pemerintahan, lembaga keuangan, maupun
lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber
keuangan bagi Pemerintah Daerah.
 Analisis ekonomi dan pemerhati pemda
Yaitu pihak-pihak yang menaruh perhatian atas aktivitas yang dilakukan
Pemerintah Daerah, seperti: Lembaga Pendidikan (termasuk perguruan
tinggi termasuk akademisnya), ilmuan, peneliti, konsultan, LSM dan lain-
lain.
 Rakyat
Rakyat disini adalah kelompok masyarakat yang perhatian kepada aktivitas
pemerintah khususnya yang menerima pelayanan Pemerintah Daerah atau
yang menerima produk atau jasa dari Pemerintah Daerah.
 Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat memerlukan laporan keuangan Pemerintah Daerah untuk
menilai pertanggungjawaban Gubernur sebagai wakil pemerintah (Pasal 2
PP No. 108/2000).
 Pemerintah Daerah (Kabupaten, Kota, dan Provinsi)
Pemerintah Daerah saling berkepentingan secara ekonomi misalnya dalam
hal melakukan pinjaman.

2.3 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah


Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah sekurang-kurangnya
meliputi: Prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran
kas, prosedur akuntansi selain kas, akuntansi asset dan penyajian laporan

5
keuangan. Menurut Halim (2010:43) SAKD secara garis besar terdiri atas
empat prosedur akuntansi yaitu :
1) Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/Atau SKPKD
2) Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Prosedur akuntansi pengeluaran adalah serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transasksi dan/ atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD.
3) Prosedur Akuntansi Aset Tetap/Barang Milik Daerah
Prosedur akuntansi asset adalah serangkaian proses, baik manual
maupun komputerisasi, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, hingga pemeliharaan, rehabilitas, penghapusan,
pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap
asset yang dikuasai/digunakan skpd dan/atau SKPKD. Prosedur
akuntansi asset digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolan
asset yang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.
4) Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses,
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada
SKPD dan/atau SKPKD.
5) Penyajian Laporan Keuangan
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh
pemerintah daerah adalah untuk memberikan informasi yang digunakan
dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagi
bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.
6
Dari beberapa prosedur di atas menandakan bahwa untuk menghasilkan
informasi.

2.4 Tujuan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)


Setiap entitas laporan keuangan mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode laporan. Nurlan (2008:28)
menyatakan bahwa tujuan SAKD adalah:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pemerintah dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajerial
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi palaksanaan kegiatan
suatu entitas pemerintah dalam periode pelaporan, sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh aktiva, kewajiban dan entitas pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
3. Pengawasan
Akuntansi pemerintahan harus memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan
efisien.
Secara spesifik, hasil dari SAKD tersebut ialah adanya suatu laporan keuangan
daerah. Tujuan laporan keuangan daerah adalah menyediakan informasi yang
berguna. Selain itu juga laporan keuangan digunakan untuk menunjukkan
keakuntabilitasan suatu entitas yang ditujukan kepada sumber daya yang
dipercayakan .

2.5 Laporan Keuangan Daerah


Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan daerah dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan (PP No. 71 Tahun 2010). Menurut Permendagri No.13 Tahun 2006
“laporan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

7
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut”

2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan Daerah


Telah diketahui bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun
2006. Laporan keuangan tersebut adalah:
 Laporan Realisasi Anggaran
Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Pelaporan
mencerminkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan
ketaatan terhadap pelaksanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan pendapatan pemerintah daerah selama satu periode,
belanja, surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan
anggaran.
 Laporan Neraca
Adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi
pada suatu saat (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
 Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi tentang sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara
kas, selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, pembiayaan, dan non-anggaran.
 Catatan Atas Laporan Keuangan
Disajikan secara sistematis sesuai dengan Stándar Akuntansi Pemerintahan, di
mana setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Kas, harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan
atas Laporan Keuangan. Di samping itu juga mencakup informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain

8
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi
pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.

2.7 Sistem pencatatan laporan keuangan Daerah


1) Single Entry
Sering juga disebut dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku. Dalam
sistem ini, pencatatan transaksi akuntansi dilakukan dengan mencatatnya satu
kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi
Penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada
sisi Pengeluaran.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sistem pencatatan single entry
dilakukan oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik di level
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem ini hanya sebagai alat kontrol sistem
akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan
SKPD (PPK SKPD) dan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
Adapun kelebihan dari pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah
dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain dalam
menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol.

2) Double Entry

9
Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini,
pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan
sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi
Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit berada di sebelah kanan.
Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit. Hal
yang sama dilakukan untuk mencatat belanja.
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana, dan pendapatan.
Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan
akan dilakukan pada sisi kredit, sedangkan jika mengakibatkan berkurangnya
utang, maka pencatatan dilakukan pada sisi debit. Hal serupa ini dilakukan
untuk ekuitas dana dan pendapatan.
Contoh Pencatatan Double Entry
Kasus: Dinas Kesehatan membayar Gaji bulan Mei senilai Rp 120.000.000,00.

3) Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran. Jadi sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK
SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut
pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa
anggaran.

10
Contoh Pencatatan Triple Entry
Kasus : Dinas Kesehatan membayar Gaji bulan Mei senilai Rp 120.000.000,00.

2.8 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah


1) Input berupa bukti memorial, surat tanda setoran, dan surat perintah pencairan
dana.
2) Proses system akuntansi keuangan daerah dilakukan dilakukan dengan
menggunakan catatan seperti buku jurnal umum, buku jurnal penerimaan kas,
buku jurnal pengeluaran kas, buku besar, dan buku besar pembantu.
3) Output system akuntansi keuangan daerah berupa laporan keuangan yang
meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.

11
2.9 Contoh Laporan Keuangan Daerah
1. Laporan Realisai Anggaran

12
2. Laporan Neraca

13
3. Laporan Arus Kas

14
4. Catatan Atas Laporan Keuangan

PEMERINTAH PROVINSI / KABUPATEN KOTA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PERIODE 31 DESEMBER 20XX

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double
entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan
proses menjurnal. Dalam menjurnal, encatat harus menjaga persamaan dasar
akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.
Akuntansi adalah suatu sistem, yang tujuannya adalah menghasilkan informasi
dalam bentuk laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah terdiri atas laporan
perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, laporan aliran kas, dan neraca.
Akuntansi, di samping merupakan sistem, juga merupakan siklus. Artinya,
akuntansi terdiri atas tahap-tahap tertentu dan setelah selesainya tahap-tahap
tersebut, kegiatan berulang kembali seduai dengan urutan tersebut. Tahap-tahap
yang terdapat dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi, jurnal, posting,
neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan,
penutupan, dan neraca saldo setelah penutupan.
Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup
sebelum penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran
kas, dan neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut

iii
DAFTAR PUSTAKA

Halim,Abdul, (2004).Akuntansi Keuangan daerah.Salemba Empat.


AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH | My World (wordpress.com)
https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-keuangan-daerah/
https://www.harmony.co.id/blog/penjelasan-akuntansi-keuangan-daerah-dan-metode-
pencatatannya
https://desangeposari.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/144-Laporan-Keuangan-Desa-
Ngeposari-Tahun-2015

iv
v

Anda mungkin juga menyukai