Anda di halaman 1dari 60

KAS

(KAS KECIL DAN


REKONSILIASI BANK)
Prepared by Adi Rizfal Efriadi, M.Si., Ak
Dosen Tetap STIE Ahmad Dahlan Jakarta
KAS
(CASH)

ALAT PEMBAYARAN YANG DAPAT TERSEDIA DENGAN


SEGERA DAN BEBAS DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI
KEGIATAN PERUSAHAAN

TERDIRI :
- UANG TUNAI
- DEMAND DEPOSIT
- CEK / BG YG JATUH TEMPO
- INSTRUMEN LAIN YANG
DITERIMA SEBAGAI ALAT BAYAR
KAS (CASH)
Kas: adalah alat pembayaran yang sah, memiliki
2 kriteria, yaitu:
1. Tersedia; berarti kas harus ada dan dimiliki
serta dapat digunakan sehari-hari sebagai
alat pembayaran untuk kepentingan
perusahaan
2. Bebas; setiap item dapat diklasifikasikan
sebagai kas, jika diterima umum sebagai
alat pembayaran sebesar nilai nominalnya.
Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik
yang ada ditangan perusahaan (Cash in
hand) atau ada di bank (bank), Cek, demand
Manajemen Kas

Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini


berarti tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap
posisi kas.

Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning.

Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas
yang harus ada dalam perusahaan.

Earning tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan


kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan.
Selain itu manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan secara ekonomis
KARAKTERISTIK SEBAGAI ALAT BAYAR :

 MUDAH DIPINDAH TANGANKAN


 TIDAK ADA IDENTITAS PEMILIK

PERLU PENGENDALIAN INTERN :


- PERENCANAAN ARUS KAS
- PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS
- PENGENDALIAN KAS MELALUI KAS KECIL
- REKONSILIASI BANK
Perencanaan Kas
Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus
menyiapkan daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan
kegiatan menggunakan kas (pengoperasian dan penginvestasian). Dengan
kata lain manajer harus membuat proyeksi Cash in flow, Cash out flow dan
balance (saldo)

Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:


1. Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin, kas dari
pelunasan utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva
tetap, mengeluarkan obligasi dll
2. Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen,
pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji
karyawan, dll

Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas
yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya
dapat ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang
berlebihan/menganggur
Sistem Pengendalian Internal terhadap Kas
Adalah semua sarana, alat, mekanisme yang digunakan oleh perusahaan
untuk:

1. Mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalah gunaan kas


2. Menjamin ketelitian dan dapat dipercaya/tidaknya data akuntansi
tentang kas
3. Mendorong dicapainya efisiensi, serta
4. Dipatuhinya kebijakan manajemen tentang kas.

Pengawasan akuntansi; berkaitan dengan mengamankan


kekayaan perusahaan, menjamin ketelitian & dapat
dipercaya/tidaknya data akuntansi

Pengawasan
Internal Pengawasan administrasi; berkaitan dengan efisiensi operasi &
kepatuhan terhadap kebijakan manajemen
Prinsip yang berkaitan dengan pengawasan akuntansi:
 Karyawan yang jujur dan kompeten, serta memiliki tanggung jawab
 Tanggung jawab yang terkait harus dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang
terpisah
 Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi pelaksana
 Catatan akuntansi yang memadai harus terselenggara setiap saat
 Melaksanakan rotasi tugas untuk karyawan yang melaksanakan kegiatan klerikal
 Adanya sistem otorisasi
 Adanya kebiasaan yang baik dalam perusahaan

Pengawasan internal thd kas didesain untuk menjamin bahwa:


1. Adanya pemisahan antara bagian-bagian yang menangani kas
2. Semua kas yang diterima harus segera disetor ke bank
3. Pengeluaran kas harus ada otorisasi dan sesuai tujuan
4. Semua pengeluaran kas harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang
jumlahnya kecil menggunakan petty cash
Akuntansi terhadap kas

Untuk menampung transaksi yang menyangkut kas dalam perusahaan,


diselenggarakan akun/rekening berikut:

Kas atau Bank, digunakan untuk menampung transaksi penerimaan


dan pengeluaran kas melalui kasir (di dalam perusahaan), termasuk
penerimaan dari dan pengeluaran (setoran tunai ke bank)

Kas Kecil, Merupakan sejumlah dana yang dibentuk khusus untuk


pengeluaran yang bersifat rutin dan relatif kecil jumlahnya. Kas kecil
yang jumlahnya dibatasi itu, secara periodik atau setiap uang kas kecil
hampir habis diisi kembali

Selisih kas, digunakan untuk menampung perbedaan jumlah fisik kas


berdasarkan cash opname dengan jumlah kas menurut catatan
pembukuannya. Hal ini bersifat sementara saja, sebelum sebab
terjadinya selisih ditemukan
KAS KECIL
 PETTY CASH
SISTEM PENCATATAN :
-IMPREST FUND SYSTEM
(SISTIM DANA TETAP)

-FLUCTUATION SYSTEM
(DANA FLUKTUASI)
KAS KECIL
SISTEM PENCATATAN :
 PETTY CASH
-IMPREST FUND SYSTEM
(SISTIM DANA TETAP)

-FLUCTUATION SYSTEM
(DANA FLUKTUASI)
TRANSAKSI IMPREST FLUKTUASI
1. PEMBENTUKAN KAS KECIL KAS KECIL
KAS KECIL KAS/BANK KAS/BANK

2. PEMAKAIAN TIDAK ADA JURNAL BEBAN ……


BEBAN …….
KAS KECIL
3. PENGGANTIAN BEBAN ….. KAS KECIL
BEBAN ….. KAS/BANK
KAS/BANK
4. AKHIR PERIODE UNTUK PEMAKAIAN TIDAK ADA AJE
PEMBUKUAN KAS KECIL YANG
BELUM DIGANTI
AJE :
BEBAN…..
BEBAN …..
KAS KECIL

DIBUAT
JURNAL BALIK
Kas Kecil (Petty Cash)

Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan
jumlahnya relatif kecil

Sistem dana tetap


Metode pencatatan (imprest fund system)
Kas kecil Sistem dana berfluktuasi
(Fluctuating fund system)
Sistem dana tetap
Pembentukan dana kas kecil Kasir kas kecil diberikan sejumlah
uang. Pada saat kas kecil hampir habis kasir kas kecil membuat
laporan penggunaan dana untuk keperluan pengisian kembali dana
kas kecil. Pengisian dana kas kecil selalu sebesar pengeluaran yang
telah dilakukan. Jadi………….
Jadi besarnya dana kas kecil selalu sama/tetap
Contoh Kasus

Pada tanggal 1 Desember PT. FATA membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 250.000. Berikut di bawah
ini daftar perincian dana kas kecil:

Daftar Perincian Dana Kas Kecil

20 Desember 31 Desember

1. Uang Kertas Rp. 5.000 Rp. 25.000

2. Uang Logam 2.750 2.500

3. Meterai - 3.750

4. Rek Air & Listrik 47.500 52.750

5. Biaya Internetdan Telp/ Email 125.250 93.750

6. Pembelian Supplies Kantor 17.500 20.000

7. Biaya Rapat dan Pertemuan 31.250 47.250

8. Biaya makan/minum kary 25.000 2.750

9. Selisih dana kas kecil (4.250) 2.250

Jumlah dana kas kecil Rp. 250.000 Rp. 250.000


Jurnal yang dibuat
1 Desember Pembentukan dana kas kecil
Dana Kas Kecil Rp. 250.000
Kas (Bank) Rp. 250.000

20 Desember Pengisian kembali dana kas kecil


Biaya Air & Listrik Rp. 47.500

Biaya Internet dan Telp/ Email 125.250


Biaya Supplies Kantor 17.500
Biaya Rapat & Pertemuan 31.250
Biaya Makan Minum Karyawan 25.000
Selisih Kas 4.250
Kas (Bank) Rp 242.250
Jurnal yang dibuat (lanjutan)

31 Desember Mencatat biaya periode 20 – 31 Desember & pengisian kembali dana


kas kecil
Persediaan Suplies Kantor (Meterai) Rp. 3.750
Biaya Air & Listrik 52.570
Biaya Internet dan Telp/ Email 93.750
Biaya Supplies Kantor 20.000

Biaya Rapat & Pertemuan 47.250


Biaya Makan Minum Karyawan 2.750
Selisih Kas 2.250
Kas (Bank) 222.500
Jurnal yang dibuat (lanjutan)

Dimisalkan pada 31 Desember tidak dilakukan pengisian kembali, dan hasil kas opname
menunjukkan informasi yang sama dengan contoh di atas, maka

31 Desember Mencatat biaya periode 20 – 31 Desember & tidak dilakukan


pengisian kembali dana kas kecil
Persediaan Suplies Kantor (Meterai) Rp. 3.750
Biaya Air & Listrik 52.570
Biaya Internet dan Telp/ Email 93.750
Biaya Supplies Kantor 20.000

Biaya Rapat & Pertemuan 47.250


Biaya Makan Minum Karyawan 2.750
Selisih Kas 2.250
Kas Kecil 222.500
Sistem dana berfluktuasi

Pada sistem ini akun kas kecil dipakai untuk mencatat transaksi yang
mempengaruhi jumlah kas kecil, diantaranya:
(1) Pembentukan dana kas kecil, (2) Penggunaan/pengeluaran dana kas
kecil, (3) Pengisian dana kas kecil, (4) penambahan dana kas kecil,
maupun (5) pengurangan/penarikan kembali dana kas kecil.

Pencatatan dilakukan segera setelah terjadi pengeluaran kas kecil, tidak


ditangguhkan s.d. saat pengisian kembali dana kas kecil (spt pada
sisitem dana tetap). Akun kas kecil pada dasarya harus menunjukkan
saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada di kasir
kas kecil.

Oleh karena itu maka pada sistem ini harus diselenggarakan buku jurnal
khusus (tersendiri)
100

80
East
60
West
40
North
20

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
Contoh kasus:

Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Shifa membentuk dana kas kecil


sebesar Rp. 250.000. Berikut transaksi yang berhubungan dengan kas
kecil selama bulan Desember 2015:

5 Desember membayar rekening air & listrik Rp. 47.500


7 Desember membayar rekening telpon & Internet Rp. 125.250
9 Desember dibeli supplies kantor Rp. 17.500
12 Desember Biaya rapat dan pertemuan Rp. 31.250
19 Desember dibayar biaya makan/minum karyawan Rp. 25.000
20 Desember pengisian kembali dana kas kecil, cek sebesar Rp. 196.500
diserahkan kepada kasir kas kecil
23 Desember Dibayar biaya langganan koran Rp. 12.500
27 Desember dibeli Meterai sebesar Rp. 5.000
Jurnal yang dibuat:
Tgl Rincian Debit Kredit
1/12 Kas Kecil Rp. 250.000
Kas (Bank) Rp. 250.000
5/12 Biaya Air & Listrik Rp. 47.500
Kas Kecil Rp. 47.500
7/12 Biaya Telp & nternet Rp. 125.250
Kas Kecil Rp. 125.250
9/12 Supplies Kantor Rp. 17.500
Kas Kecil Rp. 17.500
12/12 Biaya Rapat & Pertemuan Rp. 31.250
Kas Kecil Rp. 31.250
19/12 Biaya Makan & Minum Karyawan Rp. 25.000
Kas Kecil Rp. 25.000
20/12 Kas Kecil Rp. 196.500
Kas (Bank) Rp. 196.500
23/12 Biaya langganan Koran Rp. 12.500
Kas Kecil Rp. 12.500
27/12 Biaya Pos (Meterai) Rp 5.000
Kas Kecil Rp 5.000
Kas kecil

Tgl Rincian Debit Kredit Saldo


1/12 Pembentukan Kas Kecil Rp. 250.000 Rp.250.000
5/12 Air & Listrik 47.500 202.500
7/12 Telepon & Fax 125.250 77.250
9/12 Supplies Kantor 17.500 59.750
12/12 Rapat & Pertemuan 31.250 28.500
19/12 Makan/Minum kary. 25.000 3.500
20/12 Pengisian kas kecil 196.500 200.000
23/12 Langganan Koran 12.500 187.500
27/12 Pos (Metrai) 5.000 182.500

Saldo kas kecil


Pada sistem dana berfluktuasi ini, pada akhir periode tetap harus dilakukan kas
opname.

Apabila dari hasil kas opname ternyata jumlah dana kas kecil berbeda
dengan saldo menurut pembukuan, maka perlu dibuat jurnal
penyesuaian (adjustment).

Contoh:
Pada tgl. 31/12 dilakukan kas opname dan ditemukan:
1. kas bon perjalanan dinas Direktur Utama Rp. 150.000 tertgl. 29/12
2. Uang kertas Rp. 24.750
3. Uang logam Rp. 6.250 Total Rp. 184.750
4. Meterai yang belum terpakai Rp. 3.750

Karena dalam neraca, kas (termasuk kas kecil) harus disajikan sebesar
jumlah uang yang benar-benar ada, maka berdasar kas opname tadi
perlu dibuat jurnal penyesuaian sbb:
Jurnal penyesuaian:

Tgl Rincian Debit Kredit


31/12 Persediaan Meterai Rp. 3.750
Uang muka perjalanan dinas 150.000
Selisih kas*) 1.500
Biaya Pos Rp. 3.750
Kas Kecil 151.500

*) selisih kas: 182.500 – (150.000+31.000)

Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun kas kecil yang harus
disajikan di neraca per 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp.
31.000, sesuai dengan dana kas kecil yang ada (uang logam + uang
kertas)
REKONSILIASI BANK
(BANK RECONCILIATION)

PENCOCOKAN ANTARA SALDO


PEMBUKUAN PERUSAHAAN
DENGAN SALDO BANK

TERDAPAT PERBEDAAN :
- BEDA WAKTU PENCATATAN
- KESALAHAN PENCATATAN
POS-POS YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN
 POS REKONSILIASI

- DEPOSIT IN TRANSIT
- TRANSFER BANK
- OUTSTANDING CHECK
- KOREKSI KESALAHAN
- MEMO DEBIT/KREDIT
PENCATATAN
- NON CASH FUND

UNTUK POS-POS YG
MEMPENGARUHI SALDO
KAS DIBUAT AJE
Perusahaan X
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Desember 200X

Saldo Perush. Rp. xx Saldo R/K Rp. xx


Ditambah : Ditambah :
Penerimaan yg sudah Penerimaan yg sudah
dicatat Bank, perush dicatat perush, bank
belum mencatat belum mencatat
Koreksi kesalahan Rp. xx Koreksi kesalahan Rp. xx
Dikurangi : Dikurangi :
Pengeluaran yg sdh Pengeluaran yg sdh
dicatat bank., perush dicatat perush, bank.
belum mencatat belum mencatat
Koreksi kesalahan (Rp.xx) Koreksi kesalahan (Rp.xx)
Saldo disesuaikan Rp xx Saldo disesuaikan Rp. xx
====== ======
Rekonsiliasi Bank

Dalam pengelolaan kas perusahaan, setiap penerimaan


perusahaan sebaiknya harus disetorkan ke bank dan sebaliknya
pengeluaran perusahaan harus menggunakan cek. Praktek
tersebut sering menyebabkan timbulnya perbedaan antara: saldo
kas menurut catatan perusahaan dan saldo kas menurut catatan
bank. Pada waktu akan menyusun laporan keuangan, perusahaan
harus tahu saldo kas (termasuk kas kecil) yang tepat untuk
dilaporkan di Neraca.
Apabila terjadi perbedaan saldo kas menurut catatan perusahan
dengan bank maka harus diadakan rekonsiliasi bank.
Berikut di bawah ini ikhtisar yang menyebabkan adanya perbedaan
saldo menurut catatan perusahaan dan bank:
No Keterangan Buku Perusahaan Buku Bank

1. Deposit in transit Sudah menambah saldo Belum menambah saldo


(Setoran dalam perjalanan) Kas Kas
2. Out standing check Sudah mengurangi Belum mengurangi
(Cek yang sudah saldo Kas saldo Kas
dikeluarkan oleh perusahaan
tetapi belum dicairkan)
3. Kesalahan pencatatan Pengaruhnya tergantung jenis kesalahan
pencatatannya
4. Tagihan wesel & Bunga Belum menambah saldo Sudah menambah saldo
langsung ditagihkan bank Kas Kas
5. Bunga giro bank Belum menambah saldo Sudah menambah saldo
Kas Kas
6. Biaya administrasi bank Belum mengurangi Sudah mengurangi
saldo Kas saldo Kas
7. Not Sufficient Fund (NSF Sudah menambah saldo Tidak mempengaruhi
Check); Cek kosong kas, harus dikurangi

8. Kekeliruan memasukkan Sudah menambah saldo Belum menambah saldo


setoran rekening giro oleh kas kas
bank
Rekonsiliasi Dua Kolom

Catatan Perusahaan Catatan Bank


Saldo sebelum disesuaikan Rp xxx,- Saldo sebelum disesuaikan Rp xxx,-

Ditambah: Ditambah:
 Bank sudah menambah, Rp xxx,-  Perusahaan sudah Rp xxx,-
perusahaan belum menambah, bank belum
 Kesalahan yg  Kesalahan yg
menyebabkan Rp xxx,- menyebabkan Rp xxx,-
penambahan penambahan
Jumlah penambahan Rp xxx,- Jumlah penambahan Rp xxx,-
Dikurangi: Dikurangi:
 Bank sudah mengurangi, Rp xxx,- • Perusahaan sudah Rp xxx,-
perusahaan belum mengurangi, bank belum
 Kesalahan yg • Kesalahan yg
menyebabkan Rp xxx,- menyebabkan Rp xxx,-
pengurangan pengurangan
Jumlah pengurangan Rp xxx,- Jumlah pengurangan Rp xxx,-
Saldo yang benar Rp xxx,- Saldo yang benar Rp xxx,-
Jenis dan tujuan rekonsiliasi bank

Jenis Rekonsiliasi Tujuan


Rekonsiliasi dua kolom Mencari saldo yang tepat/benar
Rekonsiliasi empat kolom Mencari saldo awal, penerimaan satu periode,
pengeluaran satu periode & saldo akhir yang
sesuai dengan catatan perusahaan
Rekonsiliasi Delapan Mencari saldo awal, penerimaan,
kolom pengeluaran dan saldo akhir yang tepat/
benar

Catatan: Rekonsiliasi dua kolom pada umumnya dibuat oleh


perusahaan, sedangkan rekonsiliasi empat dan delapan kolom
dibuat oleh akuntan pemeriksa (auditor)
Contoh kasus:
PT. “Mahoni” mempunyai kas dan menerima laporan bank untuk bulan Januari 2015 sebagai berikut:

Laporan Bank:
Saldo 1 Januari Rp. 29.447.100
Penerimaan bulan Januari Rp. 106.062.000 (termasuk setoran 30 Desember 2014 yang diterima pada 2 Januari 2015 Rp.
2.577.000 dan pada Januari wesel ditagihkan oleh bank Rp. 2.492.500)
Pengeluaran bulan Januari Rp. 120.640.500 (termasuk cek beredar bulan desember 2014 yang baru dicairkan pada bulan
Januari 2015 Rp. 4.052.500, Biaya bank Rp. 15.800 dan biaya penagihan wesel Rp. 62.500, Serta Cek Kosong Rp.
594.700)
Saldo akhir bulan Januari 14.898.600

Catatan Perusahaan:
Saldo bulan Januari 28.001.600
Penerimaan bulan Januari Rp. 104.285.000 (termasuk setoran 31 Januari diterima bank 1 Februari 2015 Rp. 3.292.500)
Pengeluaran bulan Januari Rp. 119.524.150 (termasuk cek beredar bulan Januari belum dicairkan sampai akhir Januari
Rp. 3.519.150)
Saldo Akhir Rp. 12.762.450
Perusahaan salah mencatat pengeluaran Rp. 230.000, dicatat Rp. 320.000 dalam buku perusahaan (cek sudah ditulis
dengan benar)
Rekonsiliasi dua kolom
PT “Mahoni”
Rekonsiliasi Mencari Saldo Yang Benar
Per 31 Januari 2015

Saldo (akhir) per Rp. 12.762.450 Saldo (akhir) per Rp. 14.898.600
perusahaan bank
Ditambah: Ditambah:
Wesel ditagihkan 2.492.500 Setoran dalam 3.292.500
bank perjalanan
Koreksi kesalahan 90.000

Dikurangi: Dikurangi:
Biaya Bank (15.800) Cek beredar (3.519.150)
Biaya penagihan (62.500)
wesel

Cek kosong (594.700)

Saldi yang benar Rp. 14.671.950 Saldo yang benar Rp. 14.671.950
Rekonsiliasi Empat Kolom

PT ” Mahoni”
Rekonsiliasi Dari Saldo Bank ke Saldo Buku
(Saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir)
Periode bulan Januari 2015
Uraian Saldo awal periode Penerimaan satu Pengeluaran satu Saldo akhir
periode periode
Saldo menurut bank Rp. 29.477.100 Rp. 106. 062.000 Rp. 120. 640. 500 Rp. 14.898.600
Setoran dlm
perjalanan:
1/1/2015 2.577.000 (2.577.000) - -
31/1/2015 3.292.500 - 3.292.500
Cek yang beredar
sampai:
1/1/2015 (4.052.500) - (4.052.500)
31/1/2015 - - 3.519.150 (3.519.150)
Wesel ditagihkan bank - (2.492.500) - (2.492.500)
Biaya Penagihan - - (62.500) 62.500
Biaya Adm Bank - - (15.800) 15.800
Cek kosong - - (594.700) 594.700
Kesalahan catat - - 90.000 (90.000)
Saldo per Perush. Rp. 28.001.600 Rp. 104. 285.000 Rp. 119.524.150 Rp. 12.762.450
Rekonsiliasi Delapan Kolom

PT “Mahoni”
Rekonsiliasi Dari Saldo Bank ke Saldo Buku
(Saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir)
Periode bulan Januari 2015
Uraian Saldo awal periode Penerimaan satu Pengeluaran satu Saldo akhir
periode periode
Saldo menurut bank Rp. 29.477.100 Rp. 106. 062.000 Rp. 120. 640. 500 Rp. 14.898.600
Setoran dlm
perjalanan:
1/1/2015 2.577.000 (2.577.000) - -
31/1/2015 3.292.500 - 3.292.500
Cek yang beredar
sampai:
1/1/2015 (4.052.500) - (4.052.500)
31/1/2015 - - 3.519.150 (3.519.150)
Saldo yg benar Rp. 28.001.600 Rp. 106.777.500 Rp. 120.107.150 Rp. 14.671.950
Saldo menurut Rp. 28.001.600 Rp. 104.285.000 Rp. 119.524.150 Rp. 12.762.450
perusahaan
Wesel ditagihkan bank - 2.492.500 - 2.492.500
Biaya Pengihan - - 62.500 (62.500)
Biaya Adm Bank - - 15.800 (15.800)
Cek kosong - - 594.700 (594.700)
Kesalahan catat - - (90.000) 90.000
Saldo per Perush. Rp. 28.001.600 Rp. 106.777.500 Rp. 120.107.150 Rp. 14.671.950
PIUTANG
Definisi Piutang (receivables):

1. Kieso 2012
Adalah klaim uang , barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak2 lainnya
agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu
paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi
tersebut lebih lama dari satu tahun.
Klasifikasi Piutang menurut Kieso :
- Piutang Dagang ( trade payable) adalah jumlah yang terutang oleh
pelanggan
untuk barang dan jasa yg telah di berikan sbg bagian dari bisnis nornal.

- Piutang Usaha (account receivables) adalah janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang dijual

Klasifikasi Piutang menurut IAI dlm PSAK No.9 Paragraf 07e:


- Piutang usaha (account receivables)
- Piutang lain-lain (non usaha)
Piutang usaha:
merupakan piutang akibat penjualan hasil bidang usaha utama perusahaan

Piutang lain-lain:
adalah piutang yang tidak berasal dari hasil bidang usaha utama perusahaan, seperti:
- Piutang bunga
- Piutang dividen
- Uang muka pegawai
- Uang muka perusahaan cabang/anak

Penilaian Piutang Usaha


Menyangkut masalah penentuan nilai piutang yang harus disajikan di dalam laporan
keuangan, meliputi:
A. Pengakuan piutang mula-mula
B. Taksiran jumlah kerugian piutang
C. Piutang yang tidak sepenuhnya dikuasai perusahaan atau
piutang yang digunakan untuk mencari dana
A. Pengakuan Piutang Mula-mula
Ada tiga cara melakukan pengakuan penjualan yang berpengaruh
terhadap pengakuan jumlah piutang mula-mula, yaitu:
i. Metode kotor
ii. Metode bersih
iii. Metode cadangan
i. Metode kotor, mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa
dipengaruhi oleh potongan yang akan diberikan. Apabila debitur
ternyata mengambil potongan, maka akan diakui sebagai
pengurang jumlah penjualan.
 ii. Metode bersih, mengakui jumlah piutang
setelah dikurangi potongan penjualan. Apabila
ternyata debitur tidak memanfaatkan
potongan, maka akan mengakibatkan
timbulnya kelebihan pembayaran atas
piutang. Kelebihan ini diakui sebagai
penghasilan lain-lain/di luar operasi
 iii. Metode cadangan, mengakui jumlah
piutang sebesar jumlah sebelum dikurangi
potongan, tp penjualan diakui sebesar jumlah
setelah dikurangi potongan. Selisihnya dicatat
sebagai ‘Cadangan potongan penjualan’
Contoh kasus 1:
Pada tanggal 1 Des 2013 PT. Arum menjual barang dengan syarat
3/15 – n/30 dengan harga Rp. 5.000.000,-
Pada tanggal 12 Des 2013 diterima pelunasan piutang dari penjualan
barang tanggal 1 Des 2013
Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat, apabila digunakan ketiga
metode di atas?
Contoh kasus 2:
Pada tanggal 1 Des 2013 PT. Arum menjual barang dengan syarat
3/15 – n/30 dengan harga Rp. 5.000.000,-
Pada tanggal 17 Des 2013 diterima pelunasan piutang dari penjualan
barang tanggal 1 Des 2013
Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat, apabila digunakan ketiga
metode di atas?
Soal Latihan
 Dijual barang dagangandengan syarat
2/10,n/30 pada tanggal 1 Agustus 2015
kepada Toko Jaya sebesar Rp 6.000.000
 Pada tanggal 9 Agustus 2015 Toko Jaya
membayar sebagian utangnya atas barang
yang dibelinya tanggal 1 Agustus 2015
sebesar Rp 4.500.000 dan sisanya akan
dibayar 10 hari kemudian
 Buat Jurnal dengan menggunakan ketiga
metode tersebut.
B. Taksiran Jumlah Kerugian Piutang
Jumlah piutang yang disajikan dalam neraca hendaknya
menunjukkan jumlah bersih yang diperkirakan dapat direalisir (Net
realizable value). Untuk itu harus dilakukan prediksi terhadap
jumlah piutang yang mungkin tidak akan tertagih. Piutang yang
tidak tertagih diakui sebagai kerugian piutang.
Untuk menentukan besarnya piutang yang wajar perlu dibentuk
cadangan penghapusan piutang (Allowance for Bad Debt)
Ada 3 cara untuk menaksir besarnya cadangan penghapusan
piutang:
- Menggunakan analisis umur piutang (Aging Schedule)
- Taksiran dari saldo akhir piutang di Neraca
- Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama satu periode
- Analisis Umur Piutang
Contoh kasus:
Perusahaan ‘Mulia’ pada tanggal 31 Des 2015 mempunyai data
tentang piutang sebagai berikut
Nama Tanggal harus Jumlah Umur piutang
Debitur dilunasi Piutang
A 5 Jan 2016 Rp. 1.500.000
B 10 Sep 2015 2.200.000
C 5 Des 2015 600.000
D 15 Okt 2015 420.000
E 29 Des 2015 1.100.000
F 18 Maret 2015 280.000
G 10 Okt 2015 80.000
H 15 Nov 2015 160.000
I 5 Agst 2015 90.000
J 8 Jan 2015 1.200.000
- Taksiran dari saldo akhir piutang dalam Neraca
Jumlah cadangan kerugian piutang yang ditentukan dari saldo
dalam neraca biasanya disebabkan oleh adanya metode penjualan
yang sering kali dilakukan secara tunai, sehingga apabila timbul
piutang jumlahnya relatif kecil.
Cara menentukan jumlah cadangan kerugian piutang adl sbb:
Contoh:
 Dari Piutang PT. ‘Leo’ sebesar Rp. 7.630.000,
ditaksir 5 % tak tertagih, maka cadangan
kerugian piutang adalah sebesar 5 % X Rp.
7.630.000 = Rp. 381.500.
- Taksiran dari jumlah kredit selama satu periode
 Penentuan jumlah cadangan kerugian piutang
dengan cara ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang sering mengadakan penjualan
dengan cara tidak tunai, sehingga jumlah yang
mungkin tidak tertagih lebih tepat jika
ditunjukkan dari jumlah penjualan
Contoh:
Perusahaan ‘Scorpion’ menjual barang selama satu tahun sebesar Rp.
20.000.000 terdiri dari penjualan tunai Rp. 4.000.000 dan sisanya penjualan
secara kredit. Misalnya cadangan kerugian piutang ditetapkan 2,5 % maka
cadangan kerugian piutangnya adalah 2,5 % X Rp. 16.000.000 = Rp. 400.000.-
Pengakuan dan Pencatatan Kerugian Piutang:
- Metode Langsung (Direct Write off), kerugian piutang diakui dan dicatat ketika
debitur sudah tidak mungkin lagi membayar utangnya
Contoh:
Misalnya Tuan ‘A’ menyatakan tidak bisa membayar Utangnya sebesar Rp.
100.000,- Jurnalnya adl:

Kerugian Piutang Rp. 100.000 -


Piutang Tuan ‘A’ - Rp. 100.000
Apabila Tuan ‘A’ menyatakan bisa membayar kembali utangnya,
maka:
- Apabila pernyataan tsb disampaikan dalam tahun yang sama
dengan dilakukannya penghapusan piutang maka dilakukan jurnal
pembatalan (di-revers)
- Apabila pernyataan disampaikan dalam tahun sesudahnya
dilakukan penghapusan piutang maka, jurnalnya:
Piutang Tuan ‘A’/Kas Rp. 100.000 -
Laba Piutang tak tertagih - Rp. 100.000
- Metode Cadangan (Allowance for Uncollectible Method),
menentukan kerugian piutang pada tanggal laporan keuangan
dengan memperkirakan jumlah tertentu yang tidak bisa ditangih
Jurnal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Pada waktu ditentukannya cadangan kerugian piutang:
Kerugian Piutang Rp. xxx -
Cad. Kerugian Piutang - Rp. xxx
2. Apabila timbul piutang tak tertagih
Cad. Kerugian Piutang Rp. xxx -
Piutang - Rp. xxx
3. Apabila piutang debitur yang telah dihapus membayar
kembali
Piutang Tuan ‘A’/Kas Rp. xxx -
Cad. Kerugian Piutang - Rp. Xxx
Latihan Soal
 PT X mempunyai saldo piutang Rp
84.280.000 prusahaan menetapkan kerugian
piutang 4%
 Dari jumlah piutang tang dihapus ternyata PT
Z menyatakan sanggup untuk membayar dari
jumlah piutangnya sebesar Rp 500.000
 Diminta Hitung beban ketugian piutang
dengan metode langsung dan metode tidak
langsung
 Buat jurnal yang diperlikan
Latihan Soal 2
 Perusahaan XT menjual barang selama
satu tahun sebesar Rp. 35.000.000 terdiri
dari penjualan Kredit Rp. 28.000.000 dan
sisanya penjualan secara Tunai.
Perusahaan menetapkan kerugian piutang
dari penjualan kredit ditetapkan 2 %
 Diminta Hitung beban kerugian piutang
dengan metode langsung dan metode tidak
langsung
 Buat jurnal yang diperlikan
C. Mencari dana dengan Piutang
Apabila perusahaan ingin mengkonversi piutang menjadi kas
sebelum piutang tersebut jatuh tempo/belum dibayar oleh
debitur, maka ada 3 cara yang dapat dilakukan:
1. Menjaminkan piutang (assignment)
2. Menjual piutang (factoring)
3. Menggadaikan piutang (pledging)
 Ad. 1. Menjaminkan piutang
Dalam keadaan ini perusahaan akan memperoleh
jumlah kas tertentu dari penjamin (assignor),
misalnya bank. Perusahaan harus segera
membayar secara berangsur kepada penjamin
apabila piutang sudah tertagih, meliputi pokok
penjamin, biaya pinjaman dan biaya bunga.
Piutang yang dijaminkan mengurangi jumlah
aktiva lancar (modal kerja) di dalam Neraca.
Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan
secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya
penguasaan perusahaan atas piutang tersebut.
Contoh:
Pada tanggal 1 Des 2015 perusahaan ‘Gadis Kembar’
menjaminkan piutang sebesar Rp. 1.000.000 dengan memperoleh
pinjaman bank ‘CBA’ sebesar Rp. 800.000 bunga 12 % per tahun
dari saldo akhir tahun utang berjalan, beban biaya Rp. 5.000
Jurnal:
1 Des 2004 Kas Rp. 795.000 -
Biaya Pinjaman 5.000 -
Utang atas jaminan Piutang Rp. 800.000

Piutang dijaminkan Rp. 1.000.000 -


Piutang - Rp. 1.000.000
30 Des 2004 Kas Rp. 400.000 -
Piutang dijaminkan - Rp. 400.000

Utang atas jaminan Piutang Rp. 400.000 -


Biaya bunga 80.000 *) -
Kas - Rp.
480.000

*) Biaya bunga: 800.000 x 12 % x 1 bulan = 80.000


 Penyajian piutang di jaminan dalam neraca
31 Des 2015 sbb:

Aktiva lancar:
Piutang Rp. xxx.xxx
Piutang dijaminkan Rp. 600.000
Piutang atas jaminan 400.000
200.000+
Rp. xxx.xxx
Apabila utang atas jaminan dilunasi sebelum debitur melunasi
piutangnya maka akun piutang yang dijaminkan dibatalkan:
Piutang Rp. xxx -
Piutang dijaminkan - Rp. Xxx
Ad. 2. Penjualan Piutang
Jika dana diperoleh dengan menjual piutang, maka hak menagih
berpindah dari perusahaan kreditur kepada pihak yang membeli
piutang.
Dalam penjualan piutang pada umumnya ditentukan cadangan dari
retur penjualan dan penurunan harga karena kerusakan dan sudah
diperhitungkan pula kemungkinan tidak tertagihnya sebagian
piutang. Dengan demikian pembeli piutang hanya membayar
sebagian saja dari piutang yang dijual. Rekening piutang yang
dijual harus dihapus dari laporan keuangan.
Contoh:
Pada tgl 1 Des 2016 PT. ‘SIUS’ menjual piutang sebesar Rp.
1.000.000 kepada bank ‘Game’. Bank ‘Game’ membayar Rp.
800.000 dengan discount 5 %, sedangkan Rp. 200.000
ditentukan sebagai cadangan kemungkinan retur penjualan dan
penghapusan piutang.
Jurnal 1 Des 2016:
Kas Rp. 760.000*) -
Biaya Penjualan Piutang 40.000*) -
Piutang pada bank ‘game’ 200.000 -
Piutang - Rp. 1.000.000
*) 5 % x Rp. 800.000 = Rp. 40.000,
Rp. 800.000 – Rp. 40.000 = Rp. 760.000
Apabila timbul pengembalian barang oleh
debitur Rp. 50.000 dan penghapusan piutang
krn tdk tertagih Rp. 60.000, maka jurnalnya:

Retur penjualan Rp. 50.000 -


Cadangan kerugian piutang 60.000 -
Piutang pada bank ‘game’ - Rp. 110.000
Apabila seluruh piutang yang ditagih oleh bank ‘Game’ sudah lunas
maka sisanya menjadi hak perusahaan, dicatat sbb:
Piutang/Kas Rp. 90.000 -
Piutang pada bank ‘Game’ - Rp. 90.000 *)
*) Rp. 1.000.000 – (Rp. 50.000 + Rp. 60.000 + Rp. 800.000) = Rp.
90.000
Ad. 3. Menggadaikan piutang
Kalau dilakukan hal ini piutang tetap dicantumkan sebagai aktiva
lancar seluruhnya hanya diberi catatan masalah penggadaiannya.
Dalam pledging ini utang gadai hanya menandai piutang tersebut,
tetapi pada prinsipnya seperti utang biasa (utang usaha, utang bank,
dsb)
Sumber Bacaan:

Buku Akuntansi Keuangan Menengah/Intermediate karangan:


1. Kieso
2. Harnanto
3. Zaki Baridwan

Anda mungkin juga menyukai