Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


(ABC) DAN MANAJEMEN BERDASARKAN
AKTIVITAS (ABM)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


ANDI PUTRI DIANA C 301 19 109
HENDRY ROYNALDY C 301 19 140

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

EKONOMI AKUNTANSI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan nikmat-Nya yang tidak terhitung sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC) Dan Manajemen Berdasarkan
Aktivitas (ABM) yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kami menghaturkan
permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun sangat
mengharapkan bagi pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah dengan judul “Perhitungan Biaya
Berdasarkan Aktivitas (ABC) dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM)” dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Terima kasih.

Palu, September 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1 Peran strategis dari perhitungan biaya aktivitas................................................................3
2.2 Langkah pengembangan sistem ABC & manfaatnya.......................................................5
2.3 Menentukan biaya produk menurut metode volume, metode aktivitas dan
membandingkan keduanya................................................................................................7
2.4 Activity based management (ABM) dan activity based cost (ABC) digunakan dalam
perusahaan manufaktur.....................................................................................................7
2.5 Pendekatan berbasis aktivitas untuk analisis profitabilitas pelanggan..............................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................14
3.2 Penutup .............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan
pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai
bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan
penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang
berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan. Metode ABC (Activity
Based Costing) merupakan system tive lain terhadap metode pembiayaan tradisional atas
biaya overhead.
Dalam analisis profitabilitas pelanggan ini dihitung revenue (pendapatan) yang
dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu
(lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya
akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal
(maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu
menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan
sumbangan profit bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana peran strategis dari perhitungan biaya aktivitas?
1.2.2 Bagaimana langkah pengembangan sistem ABC & manfaatnya?
1.2.3 Bagaimana menentukan biaya produk menurut metode volume, metode aktivitas
dan membandingkan keduanya?
1.2.4 Bagaimana activity based management (ABM) dan activity based cost (ABC)
digunakan dalam perusahaan manufaktur?
1.2.5 Bagaimana pendekatan berbasis aktivitas untuk analisis profitabilitas pelanggan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui peran strategis dari perhitungan biaya aktivitas.
1.3.2 Untuk mengetahui langkah pengembangan sistem ABC & manfaatnya.

1
1.3.3 Untuk mengetahui biaya produk menurut metode volume, metode aktivitas dan
membandingkan keduanya.
1.3.4 Untuk mengetahui activity based management (ABM) dan activity based cost
(ABC) digunakan dalam perusahaan manufaktur.
1.3.5 Untuk mengetahui pendekatan berbasis aktivitas untuk analisis profitabilitas
pelanggan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran strategis dari perhitungan biaya aktivitas


a. Peran strategis dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) merupakan
metode untuk menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi
yang relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan dalam organisasi pemerintahan
dan nirlaba.  Tetapi apabila, seperti biasanya, pemanfaatan aktivitas-aktivitas ini tidak
dibebankan secara proporsional kepada jumlah unit yang diproduksi, beberapa
manajer akan dibebankan terlalu tinggi dan manajer lain dibebankan terlalu rendah
menurut pendekatan berdasarkan volume. Pertimbangan lainnya adalah bahwa metode
berdasarkan volume menyediakan insentif yang kecil bagi manajer untuk
mengendalikan biaya tidak langsung.

b. Peran strategis dari perhitungan biaya berdasarkan volume


Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus untuk
beberapa perusahaan. Pendekatan ini biasanya tepat digunakan ketika biaya langsung
merupakan biaya utama dari produk atau jasa dan aktivitas yang mendukung proses
produksi dari produk atau jasa yang relatif sederhana, berbiaya rendah, dan homogen
melintasi berbagai lini produk. Hal ini mungkin terjadi, contohnya, bagi produsen
komoditas yang memiliki satu atau beberapa lini produk yang homogen-contohnya,
suatu perusahaan yang memproduksi produk kertas atau perusahaan yang
memproduksi produk pertanian tertentu.
Demikian pula, perusahan jasa profesional (kantor pengacara dan kantor akuntan
publik) mungkin tidak membutuhkan ABC karena biaya tenaga kerja untuk staf
profesional merupakan biaya terbesar bagi perusahaan, dan tenaga kerja mudah
ditelusuri ke klien (objek biaya). Bagi perusahaan selain perusahaan jasa profesional,
pendekatan ABC sering menjadi pilihan: pendekatan berdasarkan volume akan
menyebabkan ketidakakuratan yang sangat signifikan dalam biaya produk-beberapa
produk akan dibebankan terlalu tinggi dan produk lainnya akan dibebankan terlalu
rendah karena penggunaan aktivitas tidak dalam proporsi terhadap volume output.

3
c. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
Untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya, kita perlu memahami hubungan
antara sumber daya, aktivitas, dan produk atau jasa. Banyak sumber daya yang
digunakan pada operasi dapat ditelusuri ke masing-masing produk atau jasa dan
diidentifikasi sebagai biaya bahan baku langsung dan atau biaya tenaga kerja
langsung. Sebagian besar biaya overhead hanya berkaitan dengan produk atau jasa
akhir secara tidak langsung. Sistem perhitungan biaya mengidentifikasi biaya dengan
aktivitas yang mengonsumsi sumber daya dan membebankan biaya sumber daya pada
objek biaya seperti produk, jasa, atau tempat penampungan biaya perantara
berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada objek biaya tersebut.
1. Sumber daya, aktivitas, penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya, dan
penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas
Aktivitas (activity) merupakan tugas atau tindakan spesifik dari pekerjaan yang
dilakukan. Aktivitas dapat berupa satu tidakan atau batch dari beberapa tindakan.
Contohnya, memindahkan persediaan dari bengkel kerja A ke bengkel kerja B
merupakan aktivitas yang mungkin hanya membutuhkan satu tindakan. Persiapan
produksi merupakan aktivitas yang dapat mencakup beberapa tindakan. Aktivitas
yang sering kali dicatat pada apa yang disebut dengan kamus aktivitas. Suatu
ilustrasi aktivitas utama dalam rantai pasokan internal perusahaan ditunjukkan oleh
Supply Chain Council pada apa yang disebut dengan SCOR (Supply Chain
Operations Reference) pada situs Council.
Sumber daya (resource) merupakan elemen ekonomis yang dibutuhkan atau
dikonsumsi dalam melaksanakan aktivitas. Gaji dan perlengkapan, merupakan
sumber daya yang dibutuhkan atau digunakan dalam melaksanakan aktivitas
produksi.
Penggerak daya (cost driver) merupakan faktor yang menyebabkan atau
mengaitkan perubahan biaya dari aktivitas. Karena penggerak biaya menyebabkan
atau berkaitan dengan perubahan biaya, jumlah penggerak biaya yang terukur atau
terhitung merupakan dasar yang sangat baik untuk membebankan biaya sumber
daya pada aktivitas dan membebankan biaya dari aktivitas ke objek biaya.
Penggerak biaya dapat berupa penggerak biaya untuk konsumsi sumber
daya atau penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas. Penggerak biaya untuk
konsumsi sumber daya (resource consumption cost driver) merupakan ukuran
jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas. Penggerak biaya ini
4
adalah penggerak biaya untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
oleh atau berkaitan dengan suatu aktivitas ke aktivitas atau tempat penampungan
biaya tertentu. Contoh penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya adalah jumlah
barang yang dibeli atau dijual, perubahan desain produk, dan jumlah mesin.
Penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas (activity consumption cost
driver) mengukur jumlah aktivitas yang dilakukan untuk suatu objek biaya.
Penggerak biaya tersebut digunakan untuk membebankan biaya aktivitas dari
tempat penampungan biaya ke objek biaya. Contoh penggerak biaya untuk
konsumsi aktivitas adalah jumlah jam mesin dalam proses produksi produk X, atau
jumlah batch yang digunakan untuk memproduksi produk Y.

2. Prosedur pembebanan biaya dua tahap


Prosedur pembebanan biaya dua tahap (two stage cost
assignment) membebankan biaya sumber daya seperti biaya overhead pabrik ke
tempat penampungan biaya aktivitas dan kemudian ke objek biaya untuk
menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap objek biaya. Suatu perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan
volume dalam hal mengaitkan penggunaan sumber daya pada aktivitas dan
mengaitkan biaya aktivitas produk, jasa, atau pelanggan.
Kesimpulan, sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari
sistem perhitungan biaya berdasarkan volume pada dua hal: Pertama, sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mendifinisikan tempat penampungan biaya
sebagai aktivitas dan juga bukan sebagai pusat biaya pabrik atau deartemen
produksi. Kedua, penggerak biaya yang digunakan sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya
merupakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas atau aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk objek biaya.

2.2 Langkah pengembangan sistem ABC & manfaatnya


Mengembangkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membutuhkan tiga
tahap :
1. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktivitas
Tahap pertama dalam mendesain sistem ABC adalah melakukan analisis aktivitas
untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas perusahaan. Melalui analisis
5
aktivitas, perusahaan mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukannya untuk
menjalankan operasinya. Tingakatan aktivitas :
a. Aktivitas tingkat unit dilakukan pada setiap satu unit produk atau jasa perusahaan.
b. Aktivitas tingkat kelompok dilakukan pada setiap batch atau kelompok unit produk
atau jasa.
c. Aktivitas tingkat produk mendukung proses produksi produk atau jasa spesifik.
d. Aktivitas tingkat fasilitas mendukung operasi secara umum.
2. Membebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak biaya untuk
konsumsisumber daya untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Penggerak biaya untukkonsumsi sumber daya biasanya mencakup jumlah (1) jam
tenaga kerja untuk aktivitas tenagakerja yang intensif; (2) karyawan untuk aktivitas
yang terkait dengan penggajian; (3) persiapan untuk aktivitas yang terkait dengan
batch, (4) perpindahan untuk aktivitas penanganan bahan baku; (5) jam mesin
untuk aktivitas perbaikan dan pemeliharaan, serta (6) luas lantai per meter persegi
untuk aktivitas perawatan secara umum dan kebersihan.
3. Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Tahap terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya
keobjek biaya berdasarkan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas yang tepat.
Outputnyaadalah objek biaya untuk aktivitas yang dilakuakan oleh perusahaan atau
organisasi.
Manfaat utama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami banyak
perusahaan di antaranya adalah:
1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.
2. Pengambilan keputusan yang lebih baik.
3. Perbaikan proses.
4. Estimasi biaya.
5. Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan.
Masing-masing dari manfaat tersebut dapat berkontribusi secara signifikan kepada
kompetisi perusahaan dengan membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih
baik serta mengimplementasikan strateginya.

6
2.3 Menentukan biaya produk menurut metode volume, metode aktivitas dan
membandingkan keduanya
a. Perhitungan biaya berdasarkan volume
Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead
pabrik (factory overhead—FOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung (direct labor
hours—DLH).
b. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
Dalam menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, HBT
mengidentifikasi aktivitas, biaya yang dianggarkan, dan penggerak biaya untuk
konsumsi aktivitas—informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Tahap 3:
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

2.4 Activity based management (ABM) dan activity based cost (ABC) digunakan dalam
perusahaan manufaktur
Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management—ABM) mengelola
sumber daya dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta
meningkatkan kompetisi dan profitabilitas perusahaan. Manajemen berdasarkan aktivitas
menarik perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama yang
berfokus pada efisiensi dan efektifitas dari proses dan aktivitas bisnis utama.
Aplikasi ABM dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: ABM operasional dan
ABM strategis. ABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat utilitas
aktiva serta menurunkan harga. Aplikasi ABM operasional menggunakan teknik
manajemen seperti analisis aktivitas, perbaikan proses bisnis, manajemen kualitas total,
dan pengukuran kinerja.
Analisis Aktivitas. Perusahaan melakukan suatu aktivitas karena salah satu dari
berbagai alasan sebagai berikut:
1.  Dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi produk, jasa, atau memuaskan permintaan
pelanggan.
2. Dibutuhkan untuk menopang organisasi.
3. Dinilai menguntungkan bagi perusahaan
Aktivitas bernilai tambah tinggi (high-value-added- activity) meningkatkan nilai
produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Penghapusan aktivitas bernilai tambah
tinggi menurunkan nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Memasukkan
pelapis pada suku cadang, menuangkan cairan logam ke dalam cetakan, dan menyiapkan
7
lahan untuk penanaman merupakan contoh aktivitas bernilai tambah tinggi. Memasang
piranti lunak untuk melindungi komputer dari komukasi internet yang tidak beraturan
merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi bagi pelanggan yang terganggu dengan
adanya email yang tidak diinginkan. Mendesain, memproses, serta mengirimkan produk
dan jasa merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi.
Aktivitas bernilai tambah rendah (low-value-added activity) menghabiskan waktu,
sumber daya, atau ruang, tetapi menambahkan sedikit kontribusi untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan. Jika dihapuskan, nilai atau kepuasan pelanggan berkurang sedikit
atau tidak berubah. Memindahkan bagian antarproses, waktu tunggu, perbaikan, dan
pengerjaan ulang merupakan contoh-contoh aktivitas bernilai tambah  rendah.

2.5 Pendekatan berbasis aktivitas untuk analisis profitabilitas pelanggan


ABC/ABM dikenal paling baik aplikasinya untuk menghitung biaya produk, tetapi
banyak perusahaan menemukan bahwa hal tersebut juga sangat bermanfaaat untuk
menentukan biaya atas melayani pelanggan dan sebagai dasar untuk mengevaluasi
profibilitas pelanggan tertentu atau kelompok pelanggan terpilih. Mengapa pendekatan
tersebut penting? Sebagian besar manajer setuju  bahwa 80 persen dari laba mereka
berasal dari 20 persen pelanggan terbaiknya, dan yang paling penting 20 persen dari
pelanggan mereka tidak menguntungkan!
Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis) mengidentifikasi
aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta menentukan profitabilitas setiap
pelanggan atau kelompok pelanggan. Di sini, pelayanan pelanggan mencakup seluruh
aktivitas untuk melengkapi penjualan dan memuaskan pelanggan, seperti periklanan,
penjualan melalui telepon, pengiriman, penagihan, pengumpulan,  pelayanan melalui
telepon, penyelidikan,  dan bentuk lain dari pelayanan pelanggan. Analisis profibilitas
pelanggan memungkinkan manajer untuk :
1. Mengindentifikasi pelanggan yang paling menguntungkan
2. Mengelola biaya pelayanan dari setiap pelanggan
3. Memperkenalkan produk dan jasa baru yang menguntungkan
4. Menghentikan produk, jasa, atau pelanggan yang tidak menguntungkan
5. Mengarahkan bauran pembelian pelanggan pada lini produk dan jasa dengan margin
yang lebih tinggi
6. Menawarkan diskon dengan tujuan untuk memperoleh volume penjualan yang lebih
besar bagi pelanggan dengan biaya pelayanan yang rendah
8
7. Memilih jenis pelayanan penjualan yang akan disediakan

Analisis biaya pelanggan (customer cost analysis) mengidentifikasikan aktivitas dan


penggerak biaya untuk melayani pelanggan sebelum dan setelah penjualan, tidak
termasuk biaya produk. Secara tradisional, biaya-biaya ini tersembunyi dalam fungsi
dukungan bagi pelanggan, pemasaran, dan penjualan. ABC/ABM membantu manajer
untuk memahami biaya-biaya yang mereka hasilkan untuk melayani pelanggan.
 Aktivitas yang berbeda-beda seringkali mempunyai penggerak biaya yang berbeda-
beda. Berdasarkan aktivitas dan penggerak biaya pada pelanggan yang dilakukan untuk
memperoleh dan menyelesaikan transaksi, biaya-biaya pelanggan dapat diklarifikasikan
ke dalam kategori sebagai berikut:
1. Biaya pelanggan tingkat unit- sumber daya yang dikonsumsi untuk setiap unit yang
dijual kepada pelanggan. Contohnya mencakup komisi penjualan berdasarkan jumlah
unit terjual atau dolar yang terjual, biaya pengriman ketika biaya pengangkutan
didasarkan pada jumlah unit yang dikirimkan, dan biaya penyimpanan kembali dari
setiap unit yang diretur.
2. Biaya pelanggan tingkat kelompok produk – sumber daya yang dikonsumsi untuk
setiap transaksi penjualan. Contohnya mencakup biaya pemprosesan pesanan, biaya
penagihan, dan pencatatan retur penjualan atau penyisihan setiap kali terjadi retur atau
penyisihan yang diperbolehkan.
3. Biaya mempertahankan pelanggan – sumber daya dikonsumsi untuk melayani
pelanggan tenaga memperhatikan jumlah, unit atau batch produk yang terjual.
Contohnya adalah biaya perjalanan tenaga penjualan untuk mendatangi pelanggan
biaya pemprosesan laporan bulanan, dan biaya penagihan atas pembayaran yang
terlambat.
4. Biaya saluran distribusi – sumber daya yang dikonsumsi pada setiap saluran distribusi
yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani pelanggan. Contohnya adalah biaya
operasional gudang regional untuk melayani pelanggan utama dan pusat distribusi
yang tersentralisasi untuk melayani toko-toko ritel kecil.
5. Biaya mempertahankan penjualan – sumber daya yang dikonsumsi untuk
mempertahankan aktivitas penjualan dan pelayanan yang tidak dapat ditelusuri pada
setiap unit, kelompok produk, pelanggan atau saluran distribusi. Contohnya adalah
pengeluaran umum perusahaan untuk aktivitas penjualan, gaji, tunjangan, dan bonus
manajer penjualan umum.
9
Tampilan 1.1 menunjukan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, penggerak
biaya dan masing-masing tariff, serta kategori biaya dari setiap aktivitas di Winsome
Office Supply. Aktivitas-aktivitas ini didasarkan pada hasil kajian saksama terhadap
pengeluaran penjualan, administrasi, dan umum serta transaksi pelanggan selama tiga
tahun terakhir. Tampilan 1.2  menunjukan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan
yang dialami Winsome dalam penjualan kepada ketiga pelanggan utamanya, yaitu
GereCo., HomeServ Inc., dan Advance Tek.
Baik biaya aktivitas pelanggan, kategori biaya, maupun penggerak biayanya
dilustrasikan pada tampilan 1.1 dan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan yang
terperinci, yang dilaporkan pada tampilan 1.2, memberikan dasar untuk menganalisis
biaya pelanggan. Tampilan 1.3 menunjukkan analisis biaya pelanggan bagi ketiga
pelanggan Winsome.
Seperti yang diilustrasikan pada tampilan 1.2 dan 1.3, biaya untuk melayani pelanggan
sering kali berbeda karena mereka tidak membutuhkan jumlah pelayanan yang sama.
Jumlah pembelian ketiga pelanggan ini dari Winsome relative sama. Namun, biaya untuk
malayani pelanggan ini berkisar antara $1.555 hingga $20.395.
Tampilan 1.1 Aktivitas  yang  Berkaitan  dengan  Pelanggan, Penggerak Biaya, Tarif 
Biaya, dan Kategori Biaya pada Winsome Office Supply.

10
Tampilan 1.2 Aktivitas  yang  Berkaitan  dengan  Pelanggan untuk Para Pelanggan
Terpilih pada Winsome Office Supply

Tampilan  1.3 Analisis Aktivitas Pelanggan pada Winsome Office Supply

11
Tampilan 1.4 Nilai Seumur Hidup Pelanggan dan Ekuitas Pelanggan

Tampilan 1.4  menunjukkan  bagaimana  cara  menentukan  profabilitas  pelanggan 


pada  suatu  titik  waktu  tertentu. Banyak perusahaan kini melihat pentingnya
memandang nilai jangka panjang dari pelanggan, kontribusi yang diharapkan terhadap
laba selama periode sepenuhnya dimana perusahaan mempertahankan pelanggan. Kondisi
ini disebut juga nilai seumur hidup pelanggan (customer lifetime value—CLV) dan nilai
tersebut dikalkulasikan sebagai nilai sekarang bersih dari seluruh estimasi laba di masa
yang akan datang dari pelanggan. Nilai sekarang digunakan karena laba dari pelanggan
diharapkan berlanjut untuk beberapa tahun. Untuk menyediakan ukuran nilai pelanggan
relevan yang lebih menyeluruh dan strategis, CLV memperhitungkan ekspektasi

12
perusahaan mengenai pertumbuhan potensial laba di masa yang akan datang bagi
pelangaan.
Perluasan dari CLV adalah ekuitas pelanggan (customer equity—CE) yang merupakan
jumlah dari CLV untuk seluruh pelanggan perusahaan. Ekuitas merek (brand
equity) merupakan persepsi terhadap produk dan jasa perusahaan yang tidak dijelaskan
oleh atribut yang obyektif. Ekuitas merek dibentuk dengan strategi pemasaran
perusahaan. Sub- penggerak utama dari ekuitas merek adalah kesadaran merek, sikap
pelanggan terhadap merek, dan persepsi pelanggan terhadap etika merek. Ekuitas merek
dalam konteks strategi perusahaan.
Ekuitas retensi (retention equity) terdiri dari program dan aktivitas untuk membangun
hubungan yang meningkatkan loyalitas pelanggan—program loyalitas yang memberikan
manfaat istimewa bagi pelanggan yang sering membeli, program daya tarik yang
memungkinkan pelanggan untuk memperoleh manfaat berupa harga produk yang rendah
dari perusahaan lain, serta pelayanan pelanggan yang konsisten di antaranya.

13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan
metode untuk menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi yang
relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh perusahaan
yang bergerak dalam bidang industri dan dalam organisasi pemerintahan dan nirlaba.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead
pabrik (factory overhead—FOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung (direct labor
hours—DLH).
Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis) mengidentifikasi
aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta menentukan profitabilitas setiap
pelanggan atau kelompok pelanggan

3.2 Saran
Pemakalah sadar akan kekurangan isi makalah ini, makalah ini pun sangat jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah memohon maaf jika banyak
kesalahan dalam makalah ini, kami juga memohon kepada dosen dan teman-teman untuk
memberikan masukan yang membangun guna untuk memperbaiki makalah ini
kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J. David E. Stout. Gary Cokins. 2011.Manajemen Biaya: Penekanan


Strategis.Jakarta: Salemba Empat.
https://tugaskuliahlagi.blogspot.com/2020/09/makalah-perhitungan-biaya-
berdasarkan.html
https://www.academia.edu/37325181/Manajemen_Biaya_Bab_5_Perhitungan_Biaya_
Berdasarkan_Aktivitas_dan_Analisis_Profitabilitas_Pelanggan

15

Anda mungkin juga menyukai