DISUSUN OLEH:
NURHAYATI (229350038)
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
TAHUN AJARAN 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, dengan judul
“SUPPLY CHAIN MANAGEMENT” yang dibina oleh Bapak Firmansyah, SE., MM. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
Latar Belakang......................................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................................5
Tujuan..................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..........................................................................................................................7
A. Konsep Dasar Supply Chain Management....................................................................7
B. Permasalahan Dalam Rantai Pasokan Global.............................................................10
C. Etika Dalam Supply Chain Management.....................................................................11
D. Manajemen Risiko dalam Supply Chain......................................................................12
E. Manajemen Kualitas dalam Supply Chain..................................................................14
F. Pengelolaan Persediaan dalam Supply Chain.............................................................16
G. Transportasi dan Distribusi dalam Supply Chain........................................................18
H. Teknologi Informasi dalam Supply Chain...................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................24
Studi Kasus.............................................................................................................................24
Keberhasilan Implementasi Supply Chain Management....................................................24
BAB IV....................................................................................................................................26
PENUTUP................................................................................................................................26
Kesimpulan.........................................................................................................................26
Saran..................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompleks, global, dan berubah dengan cepat
telah mendorong kebutuhan akan pendekatan yang lebih terintegrasi dan strategis dalam
mengelola rantai pasokan. Sebelum adanya konsep Supply Chain Management (SCM),
banyak perusahaan hanya fokus pada upaya internal mereka, seperti pengendalian biaya
produksi, meningkatkan efisiensi operasional, atau pemasaran produk mereka.
Namun, dengan semakin kompleksnya rantai pasokan modern yang melibatkan berbagai
mitra bisnis di berbagai lokasi geografis, pendekatan tradisional tersebut tidak lagi efektif.
Terjadi kebutuhan untuk berkolaborasi dengan pemasok, produsen, distributor, dan
pengecer untuk memastikan kelancaran aliran material, informasi, dan nilai tambah dari
awal hingga akhir.
Munculnya konsep Supply Chain Management sebagai pendekatan strategis dan terintegrasi
untuk mengelola seluruh rantai pasokan berasal dari pengakuan bahwa efisiensi dan
keunggulan kompetitif perusahaan tidak dapat dicapai secara terisolasi. Pengambilan
keputusan yang efektif, koordinasi yang baik, dan integrasi proses bisnis yang solid
diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasokan secara keseluruhan.
Selain itu, perubahan teknologi informasi yang pesat juga telah berkontribusi pada
pengembangan SCM. Kemampuan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis
data secara real-time memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan visibilitas yang lebih
baik terhadap seluruh rantai pasokan mereka. Teknologi juga memfasilitasi komunikasi dan
kolaborasi yang lebih efektif antara mitra bisnis dalam rantai pasokan.
Dalam konteks globalisasi dan persaingan yang meningkat, SCM menjadi kunci penting
dalam mencapai keunggulan kompetitif. Perusahaan yang berhasil menerapkan SCM
4
mampu mengoptimalkan kinerja rantai pasokan mereka, mengurangi biaya, meningkatkan
responsibilitas terhadap permintaan pelanggan, meningkatkan kualitas produk, dan
memberikan kepuasan pelanggan yang lebih baik.
Dengan demikian, latar belakang SCM adalah hasil dari kebutuhan akan pendekatan yang
terintegrasi, strategis, dan berkolaborasi dalam mengelola rantai pasokan modern yang
kompleks. Konsep ini terus berkembang seiring dengan perubahan lingkungan bisnis dan
teknologi, memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan yang menerapkannya
dengan baik.
Rumusan Masalah
5
Tujuan
Dengan rumusan masalah dan tujuan tersebut, makalah ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang konsep dan penerapan Supply Chain Management (SCM)
serta memberikan wawasan praktis tentang bagaimana SCM dapat diterapkan dalam
lingkungan bisnis untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam SCM, fokusnya bukan hanya pada aliran fisik barang, tetapi juga pada
pertukaran informasi yang akurat dan waktu yang tepat antara semua pihak yang
terlibat. SCM melibatkan strategi perencanaan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan persediaan, transportasi, produksi, distribusi, pengadaan, serta
pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam rantai pasok.
7
Pentingnya Supply Chain Management (SCM)
8
berkoordinasi, dan saling mendukung, perusahaan dapat memperkuat
hubungan bisnis, membangun kepercayaan, dan menciptakan sinergi yang
saling menguntungkan.
6. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif: SCM dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Dengan mengoptimalkan rantai pasok, perusahaan
dapat menawarkan produk yang lebih baik, memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan lebih baik, dan memberikan layanan yang lebih unggul dibandingkan
pesaing. SCM juga memungkinkan perusahaan untuk berinovasi, merespons
perubahan pasar dengan cepat, dan mencapai diferensiasi yang signifikan.
9
dan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, perusahaan dapat
mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan meningkatkan tanggung
jawab sosial perusahaan.
5. Inovasi dan Keunggulan Kompetitif: SCM mendorong inovasi dan membantu
perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif. Dengan berkolaborasi dengan
mitra bisnis, berbagi informasi, dan memanfaatkan teknologi terkini,
perusahaan dapat mengembangkan solusi kreatif, mempercepat pengenalan
produk baru ke pasar, dan mencapai diferensiasi yang signifikan dari pesaing.
6. Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik: SCM membantu perusahaan mengelola
risiko yang terkait dengan rantai pasok. Dengan meningkatkan visibilitas dan
pengendalian, perusahaan dapat merespons perubahan pasar, mengatasi
gangguan operasional, dan mengurangi ketidakpastian yang dapat
mempengaruhi kinerja rantai pasok.
7. Peningkatan Hubungan Bisnis: SCM mendorong kolaborasi dan hubungan yang
lebih erat antara perusahaan dan mitra bisnis dalam rantai pasok. Melalui
hubungan yang kuat, perusahaan dapat membangun kepercayaan, memperluas
jaringan, dan memperoleh manfaat jangka panjang dari kerja sama yang saling
menguntungkan.
10
Risiko dalam Supply Chain Management (SCM) merujuk pada kemungkinan
terjadinya gangguan, ketidakpastian, atau perubahan yang dapat mempengaruhi
kinerja dan kelancaran operasional rantai pasokan. Risiko-risiko ini dapat berasal
dari berbagai sumber, termasuk perubahan pasar, kegagalan pemasok, perubahan
permintaan pelanggan, bencana alam, gangguan transportasi, atau perubahan
kebijakan regulasi.
11
Strategi mitigasi risiko
Strategi mitigasi risiko dalam SCM dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan
dampak negatif risiko terhadap rantai pasokan. Beberapa strategi mitigasi risiko
yang umum meliputi:
12
C. Manajemen Kualitas dalam Supply Chain
13
Ada beberapa metode pengukuran kualitas yang dapat digunakan dalam SCM,
termasuk:
Beberapa alat dan teknik yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas dalam
SCM meliputi:
14
Dengan menerapkan manajemen kualitas yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, meminimalkan cacat atau kegagalan, dan mencapai kinerja yang lebih
baik dalam rantai pasokan.
15
1. Model EOQ (Economic Order Quantity): Menghitung jumlah pesanan
optimal untuk mengurangi biaya persediaan dengan mempertimbangkan
biaya pesanan dan biaya penyimpanan.
2. Model JIT (Just-in-Time): Menerapkan pendekatan persediaan minimum
dengan mengirimkan barang pada saat yang tepat untuk menghindari
kelebihan persediaan.
3. Model MRP (Material Requirements Planning): Menggunakan peramalan
permintaan dan waktu pengiriman untuk mengelola persediaan dengan
tepat guna dan menghindari kekurangan persediaan.
Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi persediaan dalam SCM
meliputi:
16
1. Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR): Kolaborasi
antara pemasok dan pengecer untuk merencanakan dan mengoptimalkan
persediaan secara bersama-sama.
2. Vendor-Managed Inventory (VMI): Pemasok mengelola persediaan langsung
di lokasi pelanggan, memantau dan mengisi ulang persediaan secara
proaktif.
3. Lean Supply Chain: Menerapkan prinsip-prinsip Lean untuk menghilangkan
pemborosan dan meningkatkan aliran persediaan yang efisien.
4. Cross-Docking: Mengirim barang langsung dari pemasok ke pelanggan tanpa
penyimpanan di pusat distribusi, mengurangi persediaan yang perlu
disimpan.
5. Penggunaan teknologi dan sistem informasi: Menerapkan sistem
manajemen persediaan otomatis dan terintegrasi untuk meningkatkan
visibilitas dan akurasi persediaan.
17
2. Pengiriman tepat waktu: Transportasi yang efisien memastikan pengiriman
barang secara tepat waktu, memenuhi kebutuhan pelanggan dan menjaga
kelancaran operasional.
3. Meningkatkan responsifitas: Dengan transportasi yang efektif, perusahaan
dapat merespon perubahan permintaan atau kebutuhan pelanggan dengan
cepat.
4. Mengurangi biaya: Pengelolaan transportasi yang baik dapat mengurangi
biaya pengiriman, penyimpanan persediaan, dan pemborosan dalam rantai
pasokan.
Pengelolaan rute dan jaringan distribusi penting untuk memastikan efisiensi dan
kelancaran transportasi dalam SCM. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengelolaan rute dan jaringan distribusi meliputi:
18
2. Konsolidasi dan desolidasi: Menggabungkan muatan dari berbagai pemasok
atau pelanggan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi
transportasi.
3. Pemilihan pusat distribusi: Menentukan lokasi yang strategis untuk pusat
distribusi agar dapat melayani pelanggan dengan efisien.
4. Sistem manajemen transportasi (TMS): Menggunakan sistem otomatis
untuk mengelola rute, pelacakan pengiriman, dan manajemen dokumen
terkait transportasi.
1. Waktu pengiriman: Mengukur waktu yang diperlukan untuk barang tiba dari
titik asal ke tujuan.
2. Keterlambatan pengiriman: Menghitung frekuensi atau durasi
keterlambatan pengiriman barang.
3. Kualitas layanan: Mengukur kepatuhan terhadap kebutuhan pelanggan,
seperti tingkat kerusakan atau cacat barang selama transportasi.
4. Biaya pengiriman: Memonitor biaya transportasi dan membandingkannya
dengan anggaran atau standar yang ditetapkan.
19
Teknologi informasi memainkan peran krusial dalam Supply Chain Management
(SCM) dengan memberikan alat dan sistem untuk mengelola informasi,
mengkoordinasikan aktivitas, dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan.
Peran teknologi informasi dalam SCM meliputi:
20
penghitungan persediaan, pengaturan level reorder, dan pemantauan
aliran persediaan.
3. Sistem Manajemen Gudang (Warehouse Management System):
Mengoptimalkan operasi gudang, termasuk penerimaan barang,
penyimpanan, pengambilan, dan pengiriman barang dengan menggunakan
teknologi seperti barcode atau RFID.
4. Sistem Manajemen Transportasi (Transportation Management System):
Mengelola operasi transportasi, termasuk perencanaan rute, penjadwalan
pengiriman, pelacakan pengiriman, dan manajemen dokumen terkait
transportasi.
Tantangan yang dapat dihadapi dalam penggunaan teknologi informasi dalam SCM
meliputi:
21
1. Biaya dan kompleksitas implementasi: Implementasi teknologi informasi
dalam SCM memerlukan investasi finansial dan sumber daya manusia yang
signifikan.
2. Keamanan dan privasi data: Perlindungan terhadap kebocoran data dan
serangan siber menjadi perhatian penting dalam penggunaan teknologi
informasi dalam SCM.
Namun, penggunaan teknologi informasi dalam SCM juga memberikan keuntungan yang
signifikan, antara lain:
Dengan memahami tantangan dan keuntungan penggunaan teknologi informasi dalam SCM,
perusahaan dapat mengambil langkah yang tepat dalam menerapkan solusi teknologi
informasi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan mereka.
22
BAB III
Studi Kasus
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Tbk (TMMIN) adalah perusahaan manufaktur
otomotif terkemuka yang berbasis di Indonesia. Perusahaan ini telah mengimplementasikan
berbagai teknologi informasi dalam rantai pasokannya untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas operasional. Salah satu kasus yang menarik terkait dengan penerapan teknologi
informasi dalam SCM di TMMIN adalah penggunaan Sistem Manajemen Rantai Pasok
Terintegrasi.
TMMIN mengadopsi sistem manajemen rantai pasok terintegrasi yang mencakup modul
perencanaan persediaan, manajemen persediaan, manajemen produksi, dan manajemen
distribusi. Melalui sistem ini, TMMIN berhasil meningkatkan koordinasi dan kolaborasi
antara berbagai departemen dan mitra bisnis dalam rantai pasokannya. Beberapa aspek
penting dari kasus ini adalah sebagai berikut:
23
Informasi tentang persediaan barang, tingkat reorder, dan lead time pemasok
tersedia dalam sistem, memungkinkan TMMIN mengoptimalkan persediaan dan
menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak perlu.
3. Koordinasi Produksi yang Terintegrasi: Sistem manajemen rantai pasok terintegrasi
memungkinkan TMMIN mengkoordinasikan kegiatan produksi dengan pelanggan
dan pemasok. Informasi permintaan dari pelanggan dapat diakses secara real-time,
sehingga TMMIN dapat merespon dengan cepat dan mengatur jadwal produksi
sesuai kebutuhan.
4. Manajemen Distribusi yang Efektif: TMMIN menggunakan sistem manajemen
distribusi yang terintegrasi untuk mengoptimalkan pengiriman produk ke dealer dan
pelanggan. Informasi tentang status pengiriman, rute pengiriman, dan waktu
pengiriman tersedia dalam sistem, memastikan pengiriman tepat waktu dan akurat.
Dampak dari penerapan teknologi informasi dalam SCM di TMMIN adalah peningkatan
efisiensi, penurunan biaya operasional, dan peningkatan kepuasan pelanggan. Dengan
visibilitas yang lebih baik atas aktivitas dan informasi yang akurat, TMMIN dapat mengambil
keputusan yang lebih baik dan lebih cepat dalam perencanaan, produksi, dan distribusi.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya penerapan teknologi informasi dalam SCM untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dan mencapai keunggulan kompetitif. PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia, Tbk telah mengambil langkah maju dengan mengadopsi sistem
manajemen rantai pasok terintegrasi, dan kesuksesan implementasi ini menjadi contoh
inspiratif bagi perusahaan lain dalam industri otomotif dan sektor manufaktur secara
umum.
24
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas beberapa aspek penting dalam Supply Chain Management
(SCM), yaitu manajemen risiko, manajemen kualitas, pengelolaan persediaan, transportasi
dan distribusi, serta teknologi informasi. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Tbk
(TMMIN) menjadi contoh kasus yang mengilustrasikan penerapan konsep SCM dalam
operasional perusahaan otomotif.
Dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin kompleks, perusahaan perlu
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip SCM untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Manajemen risiko membantu perusahaan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola
risiko yang dapat mempengaruhi kinerja SCM. Manajemen kualitas penting untuk
memastikan produk atau layanan yang memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga
membangun kepercayaan pelanggan.
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Chopra, S., & Meindl, P. (2016). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operation. Pearson.
Mentzer, J. T., Stank, T. P., & Esper, T. L. (2008). Supply chain management and its
relationship to logistics, marketing, production, and operations management.
Journal of Business Logistics, 29(1), 31-46.
27