Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
ABSTRAK............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Definisi Siklus Manajemen Proses Bisnis...............................................................................4
B. Profil Perusahaan........................................................................................................................5
LITERATUR TEORI..........................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................8
A. Manajemen Proses Bisnis HM Sampoerna...............................................................................8
B. Lingkungan Regulasi dan Fiskal HM Sampoerna................................................................9
C. Analisis SWOT PT HM Sampoerna..........................................................................................10
D. Strategi yang Digunakan PT HM Sampoerna.....................................................................11
E. Manajemen Stratejik HM Sampoerna....................................................................................12
KESIMPULAN..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
LINK PUBLIKASI............................................................................................................................20
2
ABSTRAK
3
PENDAHULUAN
Menurut Asosiasi Profesional Manajemen Proses Bisnis, BPM yaitu suatu cara
untuk mengidentifikasi, merancang, melaksanakan, mendokumentasikan, mengukur,
memantau, dan mengendalikan baik proses bisnis otomatis maupun non-otomatis,
tercapai hasil yang konsisten dan target sesuai tujuan strategis sebuah organisasi dengan
metode pendekatan disiplin, melibatkan definisi, perbaikan, inovasi, dan pengelolaan
bisnis yang disengaja, kolaboratif yang semakin didukung untuk mendorong hasil bisnis,
menciptakan nilai, dan memungkinkan sebuah organisasi memenuhi tujuan bisnisnya
dengan lebih banyak ketangkasan. BPM memungkinkan perusahaan menyelaraskan
proses dengan strategi bisnisnya untuk menghasilkan kinerja perusahaan efektif secara
keseluruhan melalui peningkatan aktivitas kerja tertentu baik di departemen tertentu,
seluruh perusahaan, atau di antara organisasi.
4
Dalam siklus tersebut, penyusunan Proses Bisnis diawali dengan aktivitas “Analisis
Kebutuhan” yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas “Perancangan” dengan
menggunakan “Pemodelan Proses”. Apabila penyusunan dan pengembangan model telah
selesai dan telah mememuhi prinsip-prinsip penyusunan, maka Proses Bisnis harus dapat
terimplementasi dengan baik untuk dapat diketahui manfaat dan keberhasilannya. Setelah
teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, selanjutnya
dilakukan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku dan pemberlakuan di Unit Kerja.
Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai. Selanjutnya Proses Bisnis yang terbentuk dilakukan pemantauan secara
berkesinambungan dan evaluasi berdasarkan faktafakta yang ada untuk mengukur
efektivitas dan kehandalannya.
B. Profil Perusahaan
5
Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok
Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012. Pada akhir
2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 28.500
orang. Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret
(“MPS”) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret
Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan.
Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh
Indonesia.
Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami
mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain
di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna,
ditandai dengan 6 HUT kami ke-99 – angka 9 memiliki makna khusus dalam sejarah
Sampoerna – dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain pembukaan dua pabrik
sigaret kretek tangan baru di Jawa Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue
di Pasuruan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna.
6
LITERATUR TEORI
Proses bisnis terdiri atas rangkaian aktivitas yang saling berkaitan. Proses bisnis
membantu perusahaan atau isntansi dalam mencapai tujuan bisnis tertentu. Proses bisnis
dapat dijalankan oleh manusia atau sistem. Pemetaan proses bisnis dibuthkan agar perusahaan
dapat menggambarkna proses bisnis yang ada. Pemetaan proses ini digunakan untuk
mengecaluasi dan melakukan perbaikan terhadap proses bisnis yang saat ini berjalan di
perusahaan (Saputra et al., 2020).
Kegunaan siklus manajemen bisnis proses memiliki tiga tujuan penting, yaitu pertama
digunakan sebagai instrumen untuk menggambarkan bagaimana pekerjaan atau tugas yang
terkait dengan siklus manajemen proses bisnis berkontribusi dengan perusahaan. Yang kedua
adalah siklus manajemen proses bisnis mengelompokkan dan mendeskripsikan penelitan
yang mutakhir. Dan tujuan yang terakhir adalah bagaimana siklus manajemen proses bisnis
berkaitan dengan konsep penting dalam dinamika rutin literatur. Menurut (Wurm et al.,
2021) terdapat 6 proses dalam siklus manajemen proses bisnis :
1. Proses Indentifikasi. Dalam proses ini tim manajemen proses bisnis mengidentifikasi
keseluruhan rangkaian proses bisnis organisasi atau perusahaan yang akan dikelola
dan batas-batasnya.
2. Proses Penemuan merupakan proses bisnis tertentu yang dibuat untuk mencapai
pemahaman bersama antara para pemangku kepentingan yang terlibat tentang
bagaimana pekerjaan akan dilakukan.
3. Proses Analisa. Fase ini berkaitan dengan dengan pemeriksaan proses dengan
penggunaan model proses apa adanya untuk mengidentifikasi masalah, akar
penyebab dan dampak.
4. Proses Mendesain Ulang. Tujuan dari proses ini adalah pengembangan dan desain
proses bisnis yang akan datang dan model proses yang sesuai.
5. Proses Implementasi. Pada proses ini model proses bisnis yang baru akan digunakan
dalam operasi. Impelentasi tersebut didukung oleh manajemen perubahan di satu sisi
dan pengembangan aplikasi teknologi informasi untuk mengeksekusi proses yang
akan datang disisi lain.
6. Proses Pemantauan dan Pengendalian. Tujuan dari fase ini adalah unutk memahami
bagaimana proses dijalankan dan mengambil tindakan korektif, jika diperlukan.
Proses data eksekusi deapat divisualisasikan menggunakan dasbor kinerja yang
memberikan wawasan tentnag berbagai kunci metrik dan masalah proses bisnis.
7
PEMBAHASAN
8
5. Risiko dan Manajemen Risiko : PT HM Sampoerna senantiasa melakukan
pengendalian internal yang efektif dan memadai serta menyusun rencana tak
terduga melalu asuransi sebagai usaha untuk mengurangi risikp usaha yang akan
mempengaruhi output perusahaan secara signifikan.
6. Komunikasi Karyawan : Sampoerna memanfaatkan berbagai media komunikasi,
sepertimajalah triwulan Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna,
suratelektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota Direksi
lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang disebut dengan Sersan,
kegiatan karyawan, perayaan ulang tahunSampoerna dan pertemuan-pertemuan
lainnya.
7. Sekretaris perusahaan dan Hubungan Investor : bertugas membantu direksi dalam
memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan kebijakan pasar modal
dan memastikan bahwa Direksi mendapatkan informasi megenai peruabahan
peraturan pasr modal beserta implikasinya.
9
C. Analisis SWOT PT HM Sampoerna
Visi dari perusahaan ini tercakup pada istilah “Falsafah Tiga Tangan” yang terdiri
atas perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat. Dengan visinya
tersebut, PT HM Sampoerna memiliki misi yaitu memeberdayakan karyawannya secara
baik dan menjadi bisnis rokok terkemuka serta memberikan kontribusi dalam
menyejahterakan masyarakat public melalui program sosialnya.
Analisis SWOT yang kita lakukan berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi
perusahaan di tengah pasar yang sangat kempetitif, diantaranya :
10
c) Tingginya pajak rokok sehingga masyarkat harus mengeluarkan uang lebih
banyak
D. Strategi yang Digunakan PT HM Sampoerna
Adapun strategi yang dilakukan oleh manajemen PT Sampoerna dalam menguasai
pangsa pasar diantaranya :
1) Market Driven Strategy
Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategiyang diaplikasikan
dengan cara memahami pasar, customers danpesaing. PT HM Sampoerna
melakukan strategi ini dengan mayakini bahwa customer adalah raja yang
seharusnya dipenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Selain itu, setelah
mendapat pangsa pasar yang luas, perusahaan melakukan usaha bagaimana
mempunyai loyalitas dari customer. Hal tersebut dilakukan dengan cara
melakukan observvasi pasar untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar,
membuat suatu invoasi baru pada produknya yang sesuai dengan keinginan
customer dan pasar serta mempertahankan atau meningkatkan kualitas produknya.
PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market Driven Strategy sejak
kemunculan produk A mild. Produk A mild merupakan salah satu implementasi
dari market driven strategy dikarenakan produk A mild memiliki keunikan
tersendiri dengan kandungan nikotin dan tar yang rendah. Produk A mild memilki
keunikan tersendiri dilihat dari tema komunikasi pertamanya “Taste of the Future”
yang ingin mencirikan produk A mild memiliki perbedaan yang bukan rasa tetapi
juga sebuah gaya hidup masa depan.
11
mereka konsumsi. Caraini terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali
lipat, darisebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batangper
bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mildpun terus naik.
Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualansebanyak 9,8 miliar batang, atau
4,59% total penjualan rokoknasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah
mengambil porsi16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi
salah satu produk unggulan dari Sampoerna dengan penguasaan pasar sekitar
50%,.
3) Memberi Customer Value pada Produknya
Customer valuediimplementasikan dengan cara limited edition pada
beberapaproduk sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi
limitededition pada produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya Amild
limited edition, Sampoerna memberikan nilai tambah dengan memberikan
tampilan yang berbeda dari bungkus rokok biasa dantercantum jokes pada
bungkus rokok limited edition tersebut seperti “Kalo cinta itu buta, buat apa ada
bikini”, joke tersebut sangat memberikan nilai tambah kepada para customer
muda. Edisi terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik konsumen
muda dan juga limit edition A-mild diperuntukkan untuk meningkatkan penjualan
A-mild kemasan 12 batang yang cukup rendah dibandingkan A mild kemasan 16
batang.
4) Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kitake instrumen yang
berbeda-beda. Alasan mengapa PT. HMSAMPOERNA Tbk. melakukan
diversifikasi. Diversifikasi produka dalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk
memasarkanb eberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan
sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasiproduk ditujukan:
a. Untuk membuat produk tahan lebih lama,
b. Mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
c. Memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
d. Memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyeraptenaga kerja,
member nilai tambah, pendapatan dan lainsebagainya
E. Manajemen Stratejik HM Sampoerna
Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi merupakan
perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis. Perbedaan dari manajemen strategi
12
dengan manajemen bisnis adalah : kebijakan bisnis lebih pada kegiatan manajerial umum
yang berorientasi dan cenderung melihat pada sisi internal organisasi dengan tujuan untuk
mengintegrasikan semua aktifitas manajerial yang ada. Sedangkan manajemen strategi
merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategik memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan kebijakan bisnis. Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa
manajemen strategi mencakup empat elemen yang meliputi :
PT. HM. Sampoerna juga teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang
baik dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna. Komitmen
tersebut diwujudkan dengan mengembangkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku
tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.
Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam
menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh
afiliasi Philip Morris International Inc., termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan Sampoerna. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi
karyawan diawasi dengan seksama.
Perkembangan sistem dan teknologi informasi yang sangat cepat sekarang ini, dapat
membuat dunia bisnis dan tingkat persaingan akan semakin meningkat, sehingga menjadikan
13
sistem dan teknologi informasi (SI/TI) tersebut memegang peranan penting bagi perusahaan
dalam mencapai tujuan.
Analisis kelayakan
Langkah ini menentukan apakah rencana sistem ini ekonomis dan menguntungkan. PT. HM
Sampoerna menilai apakah sistem yang dirancang lebih menguntungkan membuat atau
membeli dari vendor.
Mendefinisikan keperluan
Langkah ini sangat penting pada pendekatan SDLC. SDLC menyampaikan spesifikasi secara
detail apa yang harus dilakukan dari sistem pada waktu tertentu input harus diterima, input
harus dijual, proses harus dilakukan, dan pelaksanaan harus meyakinkan. Mendefinisikan
keperluan harus lengkap, akurat,dan detail karena akan digunakan untuk mendesain program
dan dapat menentukan kualitas program. PT. HM Sampoerna memerlukan waktu beberapa
tahun dalam mengumpulkan dan mengukuhkan apa yang diperlukan TI.
Menciptakan short list dari paket : dalam membangun TI pada PT. HM Sampoerna,
konsultan membantu perusahaan dalam beberapa bagian project. Perusahaan juga
menggunakan internet, yellow pages, dan brosur.
Menerapkan kriteria untuk seleksi: dalam tahap ini, baik tim bisnis dan tim TI harus
dapat bekerja bersama untuk menentukan kriteria yang relevan untuk paket dan
vendor yang terbaik untuk perusahaan.
Memilih paket
14
3. Tahap Implementasi
Keputusan perusahaan untuk menggunakan phasing strategy sangat tepat karena karakteristik
dari PT. HM Sampoerna sebagai perusahaan yang sangat besar dengan sistem yang sangat
luas dan kompleks. Karena strategi ini menggunakan waktu yang lama.
15
KESIMPULAN
Menurut Asosiasi Profesional Manajemen Proses Bisnis, BPM yaitu suatu cara
untuk mengidentifikasi, merancang, melaksanakan, mendokumentasikan, mengukur,
memantau, dan mengendalikan baik proses bisnis otomatis maupun non-otomatis,
tercapai hasil yang konsisten dan target sesuai tujuan strategis sebuah organisasi dengan
metode pendekatan disiplin, melibatkan definisi, perbaikan, inovasi, dan pengelolaan
bisnis yang disengaja, kolaboratif yang semakin didukung untuk mendorong hasil
bisnis, menciptakan nilai, dan memungkinkan sebuah organisasi memenuhi tujuan
bisnisnya dengan lebih banyak ketangkasan. Dalam penyusunan Proses Bisnis, terdapat
2 pendekatan penyusunan Proses Bisnis yang perlu diperhatikan, yaitu manajemen
Proses Bisnis dan metodologi
Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret
yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek
Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan. Perseroan
menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia.
16
Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami
mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian
lain di banyak bidang.
Tata kelola operasional perusahaan yang baik menjadi salah satu kunci
kesuksesan PT HM Sampoerna. Aturan berperilaku yang diterapkan pada seluruh
afiliasi dimunikasikan dengan baik kepada karyawan pada seluruh lapisan organisasi.
Salah satu contoh yang digunakan dalam membangun perilaku baik melalui program
pelatihan yang diselenggarakan secara berkala oleh perusahaan kepada seluruh
karyawan dan langsung di monitori oleh manajer operasional perusahaan. Pelaksanaan
tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakantanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi, dibantu oleh tim yangterdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan
Remunerasi, AuditInternal, dan Sekretaris Perusahaan.
17
Visi dari perusahaan ini tercakup pada istilah «Falsafah Tiga Tangan» yang
terdiri atas perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat.
Blue Ocean Strategy adalah stategi yang dikemukakan oleh W. Chan Kim dan
Renee Mauborgne yang menyatakan bawa strategi ini tidak meekankan perusahaan
untuk tidak emmenangkan persaingan degan cara melakukan strategi head to head
dengan pesaing lain. Blue Ocean Strategyini, memfokuskan perusahaan bagaimana bisa
melihat kondisi pasar dan mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar
sehingga fokusnya yaitu bagaimana mendapat customer. Denganmotto ini Sampoerna
seolah-olah menantang konsumen untukberpikir ulang mengenai jenis rokok yang
mereka konsumsi. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari
Sampoerna dengan penguasaan pasar sekitar 50%,.
18
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1),
10-23.
Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly
Process. Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527.
Saryanto, S., Purba, H. H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in indonesia using six sigma methods. Journal
Europeen Des Systemes Automatises, 53(3), 377–384.
https://doi.org/10.18280/jesa.530308
Saputra, H. M. J., Marviainyda, D. E., Larasatu, R. A., Addaffa, M. Z. A., & Atrinawati, L.
H. (2020). Analisis Proses Bisnis pada Dinas Perdagangan Kota XYZ dengan
Menggunakan Business Process Management Lifecycle. SPECTA Journal of
Technology, 4(1), 71–83. https://doi.org/10.35718/specta.v4i1.181
Wurm, B., Grisold, T., Mendling, J., & vom Brocke, J. (2021). Business Process
Management and Routine Dynamics. Cambridge Handbook of Routine Dynamics,
October.
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
19
20
LINK PUBLIKASI
21