Anda di halaman 1dari 21

Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis

PT. HM Sampoerna Tbk

Dosen Pengampu:

Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

Disusun oleh:

Galang Kuncoro (43218010026)

Rahmawati Dewi Salsabila (43218010055)

Olivio Tritusia Asmoro (43218010128)

Zalfa Indah Permata (42318010131)

Rita Amelia Santuri (43218010204)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
ABSTRAK............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Definisi Siklus Manajemen Proses Bisnis...............................................................................4
B. Profil Perusahaan........................................................................................................................5
LITERATUR TEORI..........................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................8
A. Manajemen Proses Bisnis HM Sampoerna...............................................................................8
B. Lingkungan Regulasi dan Fiskal HM Sampoerna................................................................9
C. Analisis SWOT PT HM Sampoerna..........................................................................................10
D. Strategi yang Digunakan PT HM Sampoerna.....................................................................11
E. Manajemen Stratejik HM Sampoerna....................................................................................12
KESIMPULAN..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
LINK PUBLIKASI............................................................................................................................20

2
ABSTRAK

Proses bisnis merupakan langkah-langkah yang tepat dalam memerankan peran


penting dalam memberikan penawaran kepada pelanggan. Manajemen Proses Bisnis adalah
bagian dari manajemen operasi yang mengkaji peningkatan kinerja perusahaan mencapai
proses bisnis yang dikelola proses bisnis yang telah dikelola dengan maksimal atau dengan
kata lain sebagai proses optimasi proses. Manajemen Proses Bisnis akan memungkinkan
organisasi dapat berjalan secara lebih efisien, efektif serta mampu berubah dan
mempengaruhi biaya dan pendapatan sebuah organisasi. Siklus bisnis adalah suatu pola
pergerakan yang menggambarkan kondisi ekonomi mengenai aspek-aspek tentang kondisi
ekspansi maupun kondisi puncak suatu pergerakan aktivitas ekonomi bisnis suatu negara
yang akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja suatu perusahaan. PT HM
Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia proses manufaktur, Salah
satu tujuan utamanya adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
Karena itulah PT HM Sampoerna Tbk. menganggap sangat serius kinerja sosial perusahaan
ini.

3
PENDAHULUAN

A. Definisi Siklus Manajemen Proses Bisnis

Manajamen Proses Bisnis (Business process Management) disingkat BPM, adalah


suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan
kebutuhan organisasi tersebut. Secara umum, Manajemen proses bisnis (BPM)
merupakan bagian manajemen operasi yang mengkaji peningkatan kinerja perusahaan
mencapai proses bisnis perusahaan yang terkelola dengan optimal. Manajemen proses
bisnis juga dapat digambarkan sebagai "proses optimasi proses". BPM memungkinkan
organisasi lebih efisien, efektif serta mampu berubah hingga dapat mempengaruhi biaya
dan pendapatan sebuah organisasi.

Menurut Asosiasi Profesional Manajemen Proses Bisnis, BPM yaitu suatu cara
untuk mengidentifikasi, merancang, melaksanakan, mendokumentasikan, mengukur,
memantau, dan mengendalikan baik proses bisnis otomatis maupun non-otomatis,
tercapai hasil yang konsisten dan target sesuai tujuan strategis sebuah organisasi dengan
metode pendekatan disiplin, melibatkan definisi, perbaikan, inovasi, dan pengelolaan
bisnis yang disengaja, kolaboratif yang semakin didukung untuk mendorong hasil bisnis,
menciptakan nilai, dan memungkinkan sebuah organisasi memenuhi tujuan bisnisnya
dengan lebih banyak ketangkasan. BPM memungkinkan perusahaan menyelaraskan
proses dengan strategi bisnisnya untuk menghasilkan kinerja perusahaan efektif secara
keseluruhan melalui peningkatan aktivitas kerja tertentu baik di departemen tertentu,
seluruh perusahaan, atau di antara organisasi.

Dalam penyusunan Proses Bisnis, terdapat 2 (dua) pendekatan penyusunan Proses


Bisnis yang perlu diperhatikan, yaitu manajemen Proses Bisnis dan metodologi.
Pendekatan yang banyak digunakan di lingkungan manajemen organisasi dan menjadi
dasar dari rangkaian penyusunan Proses Bisnis adalah manajemen Proses Bisnis
(business process management). Menurut pendekatan ini, penyusunan Proses Bisnis
merupakan suatu siklus. Siklus dimaksud adalah sebagai berikut:

4
Dalam siklus tersebut, penyusunan Proses Bisnis diawali dengan aktivitas “Analisis
Kebutuhan” yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas “Perancangan” dengan
menggunakan “Pemodelan Proses”. Apabila penyusunan dan pengembangan model telah
selesai dan telah mememuhi prinsip-prinsip penyusunan, maka Proses Bisnis harus dapat
terimplementasi dengan baik untuk dapat diketahui manfaat dan keberhasilannya. Setelah
teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, selanjutnya
dilakukan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku dan pemberlakuan di Unit Kerja.
Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai. Selanjutnya Proses Bisnis yang terbentuk dilakukan pemantauan secara
berkesinambungan dan evaluasi berdasarkan faktafakta yang ada untuk mengukur
efektivitas dan kehandalannya.

B. Profil Perusahaan

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan salah satu


produsen rokok terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok
kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta “Raja Kretek” yang
legendaris Dji Sam Soe. Kami adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian
dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia.

Misi kami adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok


dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan
konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga
atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.

5
Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok
Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012. Pada akhir
2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 28.500
orang. Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret
(“MPS”) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret
Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan.
Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh
Indonesia.

Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami
mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain
di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna,
ditandai dengan 6 HUT kami ke-99 – angka 9 memiliki makna khusus dalam sejarah
Sampoerna – dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain pembukaan dua pabrik
sigaret kretek tangan baru di Jawa Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue
di Pasuruan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna.

Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga


pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung
dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi
untuk masa depan yang lebih gemilang.

6
LITERATUR TEORI
Proses bisnis terdiri atas rangkaian aktivitas yang saling berkaitan. Proses bisnis
membantu perusahaan atau isntansi dalam mencapai tujuan bisnis tertentu. Proses bisnis
dapat dijalankan oleh manusia atau sistem. Pemetaan proses bisnis dibuthkan agar perusahaan
dapat menggambarkna proses bisnis yang ada. Pemetaan proses ini digunakan untuk
mengecaluasi dan melakukan perbaikan terhadap proses bisnis yang saat ini berjalan di
perusahaan (Saputra et al., 2020).
Kegunaan siklus manajemen bisnis proses memiliki tiga tujuan penting, yaitu pertama
digunakan sebagai instrumen untuk menggambarkan bagaimana pekerjaan atau tugas yang
terkait dengan siklus manajemen proses bisnis berkontribusi dengan perusahaan. Yang kedua
adalah siklus manajemen proses bisnis mengelompokkan dan mendeskripsikan penelitan
yang mutakhir. Dan tujuan yang terakhir adalah bagaimana siklus manajemen proses bisnis
berkaitan dengan konsep penting dalam dinamika rutin literatur. Menurut (Wurm et al.,
2021) terdapat 6 proses dalam siklus manajemen proses bisnis :
1. Proses Indentifikasi. Dalam proses ini tim manajemen proses bisnis mengidentifikasi
keseluruhan rangkaian proses bisnis organisasi atau perusahaan yang akan dikelola
dan batas-batasnya.
2. Proses Penemuan merupakan proses bisnis tertentu yang dibuat untuk mencapai
pemahaman bersama antara para pemangku kepentingan yang terlibat tentang
bagaimana pekerjaan akan dilakukan.
3. Proses Analisa. Fase ini berkaitan dengan dengan pemeriksaan proses dengan
penggunaan model proses apa adanya untuk mengidentifikasi masalah, akar
penyebab dan dampak.
4. Proses Mendesain Ulang. Tujuan dari proses ini adalah pengembangan dan desain
proses bisnis yang akan datang dan model proses yang sesuai.
5. Proses Implementasi. Pada proses ini model proses bisnis yang baru akan digunakan
dalam operasi. Impelentasi tersebut didukung oleh manajemen perubahan di satu sisi
dan pengembangan aplikasi teknologi informasi untuk mengeksekusi proses yang
akan datang disisi lain.
6. Proses Pemantauan dan Pengendalian. Tujuan dari fase ini adalah unutk memahami
bagaimana proses dijalankan dan mengambil tindakan korektif, jika diperlukan.
Proses data eksekusi deapat divisualisasikan menggunakan dasbor kinerja yang
memberikan wawasan tentnag berbagai kunci metrik dan masalah proses bisnis.

7
PEMBAHASAN

A. Manajemen Proses Bisnis HM Sampoerna


Tata kelola operasional perusahaan yang baik menjadi salah satu kunci kesuksesan PT
HM Sampoerna. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh
afiliasi dimunikasikan dengan baik kepada karyawan pada seluruh lapisan organisasi.
Salah satu contoh yang digunakan dalam membangun perilaku baik melalui program
pelatihan yang diselenggarakan secara berkala oleh perusahaan kepada seluruh karyawan
dan langsung di monitori oleh manajer operasional perusahaan.

Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakantanggung jawab Dewan


Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yangterdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi
dan Remunerasi, AuditInternal, dan Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara
rutinmemantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Perusahaan.
Adapun tugas dari masing-masing tersebut diantaranya :

1. Dewan Komisaris : bertugas melakukan pengawasan atas keputusan-keputusan


Direksi dalam mengelola jalannya Sampoerna serta memberikan nasihat kepada
Direksi. Dalam melakukan tugas-tugas pengawasannya, Dewan Komisaris berhak
melakukan audit atas pembukuan Sampoerna.
2. Direksi : bertanggung jawab mengelola Sampoerna untukmencapai maksud dan
tujuannya. Direksi berhak mewakili Sampoerna, baik di dalam maupun di luar
pengadilan, tentang segala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga berhak
mengikat Sampoerna dengan pihak lain, serta menjalankan segala tindakan, baik
yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,dengan tetap memperhatikan
Anggaran Dasar Sampoerna,Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas,
Undang-Undang tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
3. Komite Audit : bertugas untuk membantu Dewan Komisaris Sampoerna dalam
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab Komite Audit meliputi
penelaahan atas laporan keaungan Sampoerna, pekerjaan Audit Internal,
Implementasi Manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal
dan peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan Sampoerna
4. Audit Internal : bertugas untuk memantau kepatuhan terhadap prosedur dan
kebijakan Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh Dewan Direksi
dan Komisaris.

8
5. Risiko dan Manajemen Risiko : PT HM Sampoerna senantiasa melakukan
pengendalian internal yang efektif dan memadai serta menyusun rencana tak
terduga melalu asuransi sebagai usaha untuk mengurangi risikp usaha yang akan
mempengaruhi output perusahaan secara signifikan.
6. Komunikasi Karyawan : Sampoerna memanfaatkan berbagai media komunikasi,
sepertimajalah triwulan Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna,
suratelektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota Direksi
lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang disebut dengan Sersan,
kegiatan karyawan, perayaan ulang tahunSampoerna dan pertemuan-pertemuan
lainnya.
7. Sekretaris perusahaan dan Hubungan Investor : bertugas membantu direksi dalam
memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan kebijakan pasar modal
dan memastikan bahwa Direksi mendapatkan informasi megenai peruabahan
peraturan pasr modal beserta implikasinya.

B. Lingkungan Regulasi dan Fiskal HM Sampoerna


PT HM Smapoerna melakukan program modernisator sebagai upaya untuk
menaikkan tingkat kesadaran atas pengaruh merokok terhadap kesehatan di kalangan
murid sekolah menengaha tas, para pengajar, dan orang tua.

Kegiatan usaha Sampoerna mampu memberikan lapangan kerja secara keseluruhan


bagi 89.500 orang terhitung akhir 2012. Angka tersebutmeliputi sekitar 61.000 orang
yang merupakan pekerja dari 38 unit MPSyang berlokasi di 27 kabupaten di Pulau Jawa.
Pada bulan November 2012, Kementerian Keuangan RI menerbitkan kebijakan baru
tentangstruktur cukai produk tembakau yang menyederhanakan struktur tersebutuntuk
tahun 2013 dengan menggabungkan beberapa layer pada golongan-golongan SKM dan
SPM. Tidak ada perubahan terhadapsegmen SKT. Pada tahun 2012, Sampoerna
menyumbangkan cukai sejumlah Rp27,7 triliun, yang berarti Sampoerna merupakan salah
satu penyumbang cukai tembakau terbesar di Indonesia. Kontribusi kamitercatat sebesar
30,6% dari total pendapatan domestik cukai produktembakau negara sebesar Rp90,5
triliun pada tahun 2012. Industri kretek yang merupakan salah satu kekhasan Indonesia
memberikan lapangankerja bagi sekitar enam juta orang, dan merupakan salah satu
sektor penyumbang cukai dan pajak terbesar bagi Pemerintah RI.

9
C. Analisis SWOT PT HM Sampoerna
Visi dari perusahaan ini tercakup pada istilah “Falsafah Tiga Tangan” yang terdiri
atas perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat. Dengan visinya
tersebut, PT HM Sampoerna memiliki misi yaitu memeberdayakan karyawannya secara
baik dan menjadi bisnis rokok terkemuka serta memberikan kontribusi dalam
menyejahterakan masyarakat public melalui program sosialnya.

Analisis SWOT yang kita lakukan berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi
perusahaan di tengah pasar yang sangat kempetitif, diantaranya :

1) Strength (Kekuatan) adalah apa yang dilakukan perusahaan untuk berkembang


menjadi lebih baik, diantaranya :
a) Memiliki kualitas bahan baku yang bagus dan proses pengolahannya sangat
tekontrol sehingga memiliki cita rasa yang baik
b) Citra perusahaan yang baik karena kualitas yang diberikan serta pelayanan
yang diberikan memberikan efek baik kepada penggunanya
c) Memiliki nilai capital yang besar, karenanya perusahaan mampu
menjangkau pasar yang besar dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
2) Weakness (Kelemahan) yaitu apa saja yang berkemungkinan perusahaan berada
di posisi yang kurang menguntungkan, diantaranya :
a) Dengan kualitas yang diberikan PT HM Sampoerna, harga yang ditawarkan
mahal sedangkan competitor memberikan harga yang lebih rendah
b) Membutuhkan modal yang besar untuk menjangkau pasar dan memberikan
program social berkala
c) Beberapa produk seperti rokok kretek Mild kurang diminati oleh pasar
internasional
3) Opportunity (Peluang)
a) Adanya trend pasar untuk rokok ‘Low Tar Nicotine’ di Indonesia
b) Memiliki peluang untuk memasarkan produk pada event yang ada di seluruh
Indonesia
c) Masuknya Phillip Morris ke dalam mitra bisnis
4) Threats (Ancaman)
a) Banyanknya campaign anti rokok yang di sebarluaskan
b) Adanya regulasi PERDA mengenai anti rokok

10
c) Tingginya pajak rokok sehingga masyarkat harus mengeluarkan uang lebih
banyak
D. Strategi yang Digunakan PT HM Sampoerna
Adapun strategi yang dilakukan oleh manajemen PT Sampoerna dalam menguasai
pangsa pasar diantaranya :
1) Market Driven Strategy
Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategiyang diaplikasikan
dengan cara memahami pasar, customers danpesaing. PT HM Sampoerna
melakukan strategi ini dengan mayakini bahwa customer adalah raja yang
seharusnya dipenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Selain itu, setelah
mendapat pangsa pasar yang luas, perusahaan melakukan usaha bagaimana
mempunyai loyalitas dari customer. Hal tersebut dilakukan dengan cara
melakukan observvasi pasar untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar,
membuat suatu invoasi baru pada produknya yang sesuai dengan keinginan
customer dan pasar serta mempertahankan atau meningkatkan kualitas produknya.
PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market Driven Strategy sejak
kemunculan produk A mild. Produk A mild merupakan salah satu implementasi
dari market driven strategy dikarenakan produk A mild memiliki keunikan
tersendiri dengan kandungan nikotin dan tar yang rendah. Produk A mild memilki
keunikan tersendiri dilihat dari tema komunikasi pertamanya “Taste of the Future”
yang ingin mencirikan produk A mild memiliki perbedaan yang bukan rasa tetapi
juga sebuah gaya hidup masa depan.

2) Blue Ocean Strategy


Blue Ocean Strategy adalah stategi yang dikemukakan oleh W. Chan Kim dan
Renee Mauborgne yang menyatakan bawa strategi ini tidak meekankan
perusahaan untuk tidak emmenangkan persaingan degan cara melakukan strategi
head to head dengan pesaing lain. Blue Ocean Strategyini, memfokuskan
perusahaan bagaimana bisa melihat kondisi pasar dan mengetahui apa yang
dibutuhkan dan diinginkan pasar sehingga fokusnya yaitu bagaimana mendapat
customer.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of thefuture dan
menggantinya dengan How low can you go. Denganmotto ini Sampoerna seolah-
olah menantang konsumen untukberpikir ulang mengenai jenis rokok yang

11
mereka konsumsi. Caraini terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali
lipat, darisebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batangper
bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mildpun terus naik.
Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualansebanyak 9,8 miliar batang, atau
4,59% total penjualan rokoknasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah
mengambil porsi16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi
salah satu produk unggulan dari Sampoerna dengan penguasaan pasar sekitar
50%,.
3) Memberi Customer Value pada Produknya
Customer valuediimplementasikan dengan cara limited edition pada
beberapaproduk sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi
limitededition pada produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya Amild
limited edition, Sampoerna memberikan nilai tambah dengan memberikan
tampilan yang berbeda dari bungkus rokok biasa dantercantum jokes pada
bungkus rokok limited edition tersebut seperti “Kalo cinta itu buta, buat apa ada
bikini”, joke tersebut sangat memberikan nilai tambah kepada para customer
muda. Edisi terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik konsumen
muda dan juga limit edition A-mild diperuntukkan untuk meningkatkan penjualan
A-mild kemasan 12 batang yang cukup rendah dibandingkan A mild kemasan 16
batang.
4) Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kitake instrumen yang
berbeda-beda. Alasan mengapa PT. HMSAMPOERNA Tbk. melakukan
diversifikasi. Diversifikasi produka dalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk
memasarkanb eberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan
sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasiproduk ditujukan:
a. Untuk membuat produk tahan lebih lama,
b. Mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
c. Memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
d. Memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyeraptenaga kerja,
member nilai tambah, pendapatan dan lainsebagainya
E. Manajemen Stratejik HM Sampoerna
Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi merupakan
perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis. Perbedaan dari manajemen strategi

12
dengan manajemen bisnis adalah : kebijakan bisnis lebih pada kegiatan manajerial umum
yang berorientasi dan cenderung melihat pada sisi internal organisasi dengan tujuan untuk
mengintegrasikan semua aktifitas manajerial yang ada. Sedangkan manajemen strategi
merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategik memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan kebijakan bisnis. Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa
manajemen strategi mencakup empat elemen yang meliputi :

a. Pemindaian lingkungan (environmental scanning)

b. Perumusan strategi (strategy formulation)

c. Penerapan strategi (strategy implementation)

d. Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control).

PT. HM. Sampoerna juga teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang
baik dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna. Komitmen
tersebut diwujudkan dengan mengembangkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku
tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.

Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam
menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh
afiliasi Philip Morris International Inc., termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan Sampoerna. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi
karyawan diawasi dengan seksama.

Perkembangan sistem dan teknologi informasi yang sangat cepat sekarang ini, dapat
membuat dunia bisnis dan tingkat persaingan akan semakin meningkat, sehingga menjadikan

13
sistem dan teknologi informasi (SI/TI) tersebut memegang peranan penting bagi perusahaan
dalam mencapai tujuan.

Keberhasilan mengimplementasikan sistem TI tak lepas dari permasalahan. TI harus


direncanakan dengan hati-hati dan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk kesuksesan TI
dari perusahaan. Beberapa langkah dalam metode SDLC (system development life cycle)
untuk membeli paket software, antara lain:

1. Langkah pembelian dalam tahap definisi

 Analisis kelayakan

Langkah ini menentukan apakah rencana sistem ini ekonomis dan menguntungkan. PT. HM
Sampoerna menilai apakah sistem yang dirancang lebih menguntungkan membuat atau
membeli dari vendor.

 Mendefinisikan keperluan

Langkah ini sangat penting pada pendekatan SDLC. SDLC menyampaikan spesifikasi secara
detail apa yang harus dilakukan dari sistem pada waktu tertentu input harus diterima, input
harus dijual, proses harus dilakukan, dan pelaksanaan harus meyakinkan. Mendefinisikan
keperluan harus lengkap, akurat,dan detail karena akan digunakan untuk mendesain program
dan dapat menentukan kualitas program. PT. HM Sampoerna memerlukan waktu beberapa
tahun dalam mengumpulkan dan mengukuhkan apa yang diperlukan TI.

 Menciptakan short list dari paket : dalam membangun TI pada PT. HM Sampoerna,
konsultan membantu perusahaan dalam beberapa bagian project. Perusahaan juga
menggunakan internet, yellow pages, dan brosur.

 Menerapkan kriteria untuk seleksi: dalam tahap ini, baik tim bisnis dan tim TI harus
dapat bekerja bersama untuk menentukan kriteria yang relevan untuk paket dan
vendor yang terbaik untuk perusahaan.

 Memilih paket

1. HM Sampoerna memilih paket Oracle.


2. Tahap konstruksi

14
3. Tahap Implementasi

Keputusan perusahaan untuk menggunakan phasing strategy sangat tepat karena karakteristik
dari PT. HM Sampoerna sebagai perusahaan yang sangat besar dengan sistem yang sangat
luas dan kompleks. Karena strategi ini menggunakan waktu yang lama.

Langkah dari tahap ini adalah:

 Pemasangan : Tahap pemasangan pada SDLC memerlukan rencana pemasangan, data


cleanup, dan perubahan. Faktor kunci kesuksesan dari pemasangan paket sistem
adalah kualitas dari vendor selama tahap ini berlangsung.

 Pelaksanaan : HM Sampoerna mempunyai kemudahan untuk memperoleh dukungan


dari vendor ketika timbul masalah.

 Pemeliharaan : HM Sampoerna juga memikirkan faktor ini meskipun pemeliharaan


merupakan tugas dari vendor sebelum paket diganti. Untuk mempersiapkan diri
menghadapi hal yang terburuk, PT. HM Sampoerna menyusun rencana kuat yang
terpisah untuk devisi TI dengan memberikan kesempatan lebih untuk para karyawan
memperdalam pengetahuan tentang sistem dan keahlian TI yang lain, sehingga ini
akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap vendor.

15
KESIMPULAN

Manajamen Proses Bisnis disingkat BPM, adalah suatu metode penyelarasan


secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut.
BPM memungkinkan organisasi lebih efisien, efektif serta mampu berubah hingga
dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan sebuah organisasi.

Menurut Asosiasi Profesional Manajemen Proses Bisnis, BPM yaitu suatu cara
untuk mengidentifikasi, merancang, melaksanakan, mendokumentasikan, mengukur,
memantau, dan mengendalikan baik proses bisnis otomatis maupun non-otomatis,
tercapai hasil yang konsisten dan target sesuai tujuan strategis sebuah organisasi dengan
metode pendekatan disiplin, melibatkan definisi, perbaikan, inovasi, dan pengelolaan
bisnis yang disengaja, kolaboratif yang semakin didukung untuk mendorong hasil
bisnis, menciptakan nilai, dan memungkinkan sebuah organisasi memenuhi tujuan
bisnisnya dengan lebih banyak ketangkasan. Dalam penyusunan Proses Bisnis, terdapat
2 pendekatan penyusunan Proses Bisnis yang perlu diperhatikan, yaitu manajemen
Proses Bisnis dan metodologi

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. merupakan salah satu produsen rokok


terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal
luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta «Raja Kretek» yang legendaris Dji Sam
Soe. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan
memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi
yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.

Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret
yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek
Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan. Perseroan
menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia.

16
Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami
mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian
lain di banyak bidang.

Tata kelola operasional perusahaan yang baik menjadi salah satu kunci
kesuksesan PT HM Sampoerna. Aturan berperilaku yang diterapkan pada seluruh
afiliasi dimunikasikan dengan baik kepada karyawan pada seluruh lapisan organisasi.
Salah satu contoh yang digunakan dalam membangun perilaku baik melalui program
pelatihan yang diselenggarakan secara berkala oleh perusahaan kepada seluruh
karyawan dan langsung di monitori oleh manajer operasional perusahaan. Pelaksanaan
tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakantanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi, dibantu oleh tim yangterdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan
Remunerasi, AuditInternal, dan Sekretaris Perusahaan.

Tim tersebut secara rutinmemantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap


Prosedur dan Kebijakan Perusahaan. Dalam melakukan tugas-tugas pengawasannya,
Dewan Komisaris berhak melakukan audit atas pembukuan Sampoerna. Direksi berhak
mewakili Sampoerna, baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang segala hal dan
dalam segala kejadian. Direksi juga berhak mengikat Sampoerna dengan pihak lain,
serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan,dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Sampoerna,Undang-Undang
tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Pasar Modal serta ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku.

Angka tersebutmeliputi sekitar 61.000 orang yang merupakan pekerja dari 38


unit MPSyang berlokasi di 27 kabupaten di Pulau Jawa. Pada bulan November 2012,
Kementerian Keuangan RI menerbitkan kebijakan baru tentangstruktur cukai produk
tembakau yang menyederhanakan struktur tersebutuntuk tahun 2013 dengan
menggabungkan beberapa layer pada golongan-golongan SKM dan SPM. Pada tahun
2012, Sampoerna menyumbangkan cukai sejumlah Rp27,7 triliun, yang berarti
Sampoerna merupakan salah satu penyumbang cukai tembakau terbesar di Indonesia.
Industri kretek yang merupakan salah satu kekhasan Indonesia memberikan
lapangankerja bagi sekitar enam juta orang, dan merupakan salah satu sektor
penyumbang cukai dan pajak terbesar bagi Pemerintah RI.

17
Visi dari perusahaan ini tercakup pada istilah «Falsafah Tiga Tangan» yang
terdiri atas perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat.

Blue Ocean Strategy adalah stategi yang dikemukakan oleh W. Chan Kim dan
Renee Mauborgne yang menyatakan bawa strategi ini tidak meekankan perusahaan
untuk tidak emmenangkan persaingan degan cara melakukan strategi head to head
dengan pesaing lain. Blue Ocean Strategyini, memfokuskan perusahaan bagaimana bisa
melihat kondisi pasar dan mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar
sehingga fokusnya yaitu bagaimana mendapat customer. Denganmotto ini Sampoerna
seolah-olah menantang konsumen untukberpikir ulang mengenai jenis rokok yang
mereka konsumsi. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari
Sampoerna dengan penguasaan pasar sekitar 50%,.

Menurut pandangan Wheelen dan Hunger , manajemen strategi merupakan


perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis. Sedangkan manajemen strategi
merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategik memiliki cakupan yang lebih
luas dibandingkan dengan kebijakan bisnis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.

Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1),
10-23.

Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly
Process. Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527.

Saryanto, S., Purba, H. H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in indonesia using six sigma methods. Journal
Europeen Des Systemes Automatises, 53(3), 377–384.
https://doi.org/10.18280/jesa.530308

Saputra, H. M. J., Marviainyda, D. E., Larasatu, R. A., Addaffa, M. Z. A., & Atrinawati, L.
H. (2020). Analisis Proses Bisnis pada Dinas Perdagangan Kota XYZ dengan
Menggunakan Business Process Management Lifecycle. SPECTA Journal of
Technology, 4(1), 71–83. https://doi.org/10.35718/specta.v4i1.181

Wurm, B., Grisold, T., Mendling, J., & vom Brocke, J. (2021). Business Process
Management and Routine Dynamics. Cambridge Handbook of Routine Dynamics,
October.

Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana

19
20
LINK PUBLIKASI

21

Anda mungkin juga menyukai